Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 451 | 23 Sep 2024
Klinis : CKD 2024-09-20 09:06:45 Leukosit 2024-09-20 13:44:34 28.20 10^3/uL 4.00-10.00 2024-09-20 09:06:45 Eritrosit 2024-09-20 13:44:34 2.36 10^6/uL 4.70-6.10 3 2024-09-20 09:06:45 Hemoglobin 2024-09-20 13:44:34 6.7 g/dL 13.0-16.5 4 2024-09-20 09:06:45 Hematokrit 2024-09-20 13:44:34 19.0 % 39.0-51.0 5 2024-09-20 09:06:45 Trombosit 2024-09-20 13:44:34 211 10^3/uL 150-450 6 2024-09-20 09:06:45 MCH 2024-09-20 13:44:34 28.6 pg 27.0-35.0 7 2024-09-20 09:06:45 MCHC 2024-09-20 13:44:34 35.3 g/dL 30.0-40.0 8 2024-09-20 09:06:45 MCV 2024-09-20 13:44:34 80.8 fL 80.0-100.0 9 2024-09-20 09:06:45 EGFR (CKD-EPI) 2024-09-20 13:44:34 7 ml/min/1.73m2 >=90 10 2024-09-20 09:06:45 Ureum Serum 2024-09-20 13:44:34 120 mg/dL 10-40 11 -2024-09-20 09:06:45 Creatinine Serum 2024-09-20 13:44:34 7.6 mg/dL / 2024-09-20 09:06:45 Leukosit 2024-09-20 13:44:34 28.20 10^3/uL 4.00-10.00 2024-09-20 09:06:45 Eritrosit 2024-09-20 13:44:34 2.36 10^6/uL 4.70-6.10 3 2024-09-20 09:06:45 Hemoglobin 2024-09-20 13:44:34 6.7 g/dL 13.0-16.5 4 2024-09-20 09:06:45 Hematokrit 2024-09-20 13:44:34 19.0 % 39.0-51.0 5 2024-09-20 09:06:45 Trombosit 2024-09-20 13:44:34 211 10^3/uL 150-450 6 2024-09-20 09:06:45 MCH 2024-09-20 13:44:34 28.6 pg 27.0-35.0 7 2024-09-20 09:06:45 MCHC 2024-09-20 13:44:34 35.3 g/dL 30.0-40.0 8 2024-09-20 09:06:45 MCV 2024-09-20 13:44:34 80.8 fL 80.0-100.0 9 2024-09-20 09:06:45 EGFR (CKD-EPI) 2024-09-20 13:44:34 7 ml/min/1.73m2 >=90 10 2024-09-20 09:06:45 Ureum Serum 2024-09-20 13:44:34 120 mg/dL 10-40 11 -2024-09-20 09:06:45 Creatinine Serum 2024-09-20 13:44:34 7.6 mg/dL 0.5-1.5
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data laboratorium yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki kondisi Chronic Kidney Disease (CKD). Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang dapat diaplikasikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal ditandai dengan peningkatan ureum dan kreatinin serum.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia dan gangguan hemodinamik.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan peningkatan leukosit.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit:
- Definisi: Kondisi di mana individu mengalami ketidakseimbangan antara asupan dan kehilangan cairan dan/atau elektrolit.
- Karakteristik Utama: Peningkatan ureum dan kreatinin serum.
2. Intoleransi aktivitas:
- Definisi: Kondisi di mana individu mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau yang dibutuhkan.
- Karakteristik Utama: Anemia, gangguan hemodinamik.
3. Risiko infeksi:
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Risiko: Peningkatan leukosit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan cairan:
- Indikator: Kadar elektrolit, fungsi ginjal dalam rentang normal.
2. Toleransi aktivitas:
- Indikator: Tingkat kelelahan berkurang, aktivitas sehari-hari dapat dilakukan.
3. Pencegahan infeksi:
- Indikator: Tidak terjadi infeksi, tanda-tanda infeksi tidak ada.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen cairan:
- Intervensi: Pemantauan intake dan output cairan, pemberian cairan/elektrolit sesuai kebutuhan.
2. Manajemen aktivitas:
- Intervensi: Pengaturan aktivitas, pemberian terapi anemia.
3. Pencegahan infeksi:
- Intervensi: Perawatan luka, pemberian antibiotik, pemantauan tanda-tanda infeksi.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan CKD memiliki penurunan fungsi ginjal yang ditandai dengan peningkatan ureum dan kreatinin serum. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Selain itu, anemia dan gangguan hemodinamik dapat menyebabkan intoleransi aktivitas. Peningkatan leukosit juga menunjukkan adanya risiko infeksi. Intervensi keperawatan difokuskan pada manajemen cairan, aktivitas, dan pencegahan infeksi untuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pasien. -
Article No. 452 | 23 Sep 2024
Klinis : rasional dari Hindari pemberian antipiretik atau aspirin adalah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Hipertermi (Hyperthermia)
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh di atas nilai normal, biasanya disebabkan oleh respons tubuh terhadap infeksi, peradangan, atau cedera.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan dari penanganan hipertermi adalah untuk menurunkan suhu tubuh ke dalam batas normal dan menjaga agar suhu tubuh tetap stabil dalam rentang normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Rasional untuk tidak memberikan antipiretik atau aspirin pada kondisi hipertermi adalah:
- Antipiretik dan aspirin dapat menghambat mekanisme alami tubuh dalam menurunkan suhu tubuh melalui vasodilasi perifer dan peningkatan penguapan.
- Penggunaan antipiretik atau aspirin dapat menyembunyikan tanda-tanda infeksi atau peradangan yang mendasari hipertermi, sehingga dapat menunda penanganan penyebab yang sebenarnya.
- Aspirin dapat meningkatkan risiko Sindrom Reye pada anak-anak, yang merupakan kondisi yang mengancam jiwa.
- Penggunaan antipiretik atau aspirin dapat menyebabkan efek samping, seperti gangguan gastrointestinal, hepatotoksisitas, atau reaksi alergi.
Oleh karena itu, pada kondisi hipertermi, intervensi keperawatan yang lebih direkomendasikan adalah dengan menggunakan metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh, seperti kompres hangat, pemberian cairan, dan pengaturan suhu lingkungan. -
Article No. 453 | 23 Sep 2024
Klinis : siki penurunan curah jantung
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi "penurunan curah jantung", berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.2
- Deskripsi: Gagal jantung kongestif
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 428.0
- Deskripsi: Gagal jantung kongestif, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
- Kode ICD-10 I50.2 menunjukkan diagnosis "gagal jantung kongestif", yang merupakan kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah dengan baik, menyebabkan akumulasi cairan di dalam tubuh dan penurunan curah jantung.
- Kode ICD-9-CM 428.0 juga menunjukkan diagnosis yang sama, yaitu "gagal jantung kongestif, tidak terspesifikasi".
- Dalam beberapa kasus, kode ICD-9-CM yang lebih spesifik untuk prosedur atau tindakan medis terkait dengan penurunan curah jantung mungkin juga diperlukan, namun tidak disediakan dalam pertanyaan ini. -
Article No. 454 | 23 Sep 2024
Klinis : penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi penurunan curah jantung, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Curah Jantung: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Perfusi Jaringan Efektif: Keadaan dimana individu mempertahankan suplai oksigen dan nutrisi yang adekuat ke jaringan.
- Toleransi Aktivitas: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Perfusi: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan aliran darah ke jaringan.
- Manajemen Aktivitas: Intervensi untuk membantu individu dalam merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi aktivitas.
- Manajemen Jantung: Intervensi untuk membantu individu dalam mempertahankan fungsi jantung yang optimal.
Secara singkat, penurunan curah jantung adalah kondisi ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan perfusi jaringan yang efektif dan meningkatkan toleransi aktivitas melalui intervensi-intervensi seperti manajemen perfusi, manajemen aktivitas, dan manajemen jantung. -
Article No. 455 | 23 Sep 2024
Klinis : siki penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi penurunan curah jantung:
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Penurunan curah jantung adalah kondisi di mana volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu berkurang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, pasien dapat menunjukkan peningkatan curah jantung yang ditandai dengan peningkatan kekuatan, frekuensi, dan/atau volume nadi, peningkatan tekanan darah, dan/atau peningkatan perfusi jaringan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan curah jantung mencakup:
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan curah jantung
2. Pemberian terapi oksigen
3. Manajemen cairan
4. Pemberian terapi obat-obatan sesuai indikasi
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit dan penatalaksanaannya
Tujuan utama dari intervensi keperawatan adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan curah jantung sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi pada jaringan tubuh. -
Article No. 456 | 23 Sep 2024
Klinis : ASAM BASA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi asam basa:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Asam Basa
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan Asam Basa adalah keadaan di mana terjadi perubahan dalam konsentrasi ion hidrogen (pH) di cairan tubuh, di luar batas normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Stabilitas pH Cairan Tubuh
2. Keseimbangan Asam Basa
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Asam Basa
2. Manajemen Asam Basa
3. Manajemen Ventilasi
Penjelasan Singkat:
- Ketidakseimbangan asam basa dapat terjadi akibat berbagai kondisi, seperti gangguan pada sistem pernafasan, gangguan fungsi ginjal, atau kondisi lain yang menyebabkan tubuh tidak dapat mempertahankan pH darah dalam batas normal.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan parameter asam basa, manajemen asam basa melalui pemberian obat atau tindakan lain, serta manajemen ventilasi untuk membantu pemulihan keseimbangan asam basa.
- Tujuan utama adalah membantu menjaga stabilitas pH cairan tubuh dan memulihkan keseimbangan asam basa. -
Article No. 457 | 23 Sep 2024
Klinis : rasional intervensi manajemen nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat tentang SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi rasional intervensi manajemen nutrisi.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk menyediakan nutrisi yang adekuat.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kondisi di mana individu mengalami ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan.
- Karakteristik Utama: Berat badan di bawah ideal, penurunan berat badan yang tidak disengaja, asupan nutrisi yang tidak adekuat, dan/atau keterbatasan dalam mempersiapkan dan/atau mengonsumsi makanan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien mencapai status nutrisi yang seimbang, seperti nilai IMT yang normal, tidak ada penurunan berat badan yang tidak disengaja, dan asupan nutrisi yang adekuat.
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nutrisi, edukasi tentang gizi, dukungan nutrisi, dan monitoring status nutrisi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nutrisi
- Definisi: Membantu pasien untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi yang optimal.
- Rasional: Memberikan nutrisi yang adekuat dapat membantu pasien mencapai status nutrisi yang seimbang, mencegah komplikasi terkait nutrisi, dan mempercepat proses pemulihan.
- Aktivitas Keperawatan: Menilai status nutrisi, menetapkan tujuan nutrisi, merencanakan intervensi nutrisi, memberikan intervensi nutrisi yang sesuai, dan mengevaluasi efektivitas intervensi.
Dalam kasus ini, rasional intervensi manajemen nutrisi adalah untuk membantu pasien mencapai status nutrisi yang seimbang, mencegah komplikasi terkait nutrisi, dan mempercepat proses pemulihan. Kegiatan yang dapat dilakukan mencakup penilaian status nutrisi, perencanaan intervensi nutrisi yang sesuai, pemberian intervensi nutrisi, dan evaluasi efektivitas intervensi tersebut. -
Article No. 458 | 23 Sep 2024
Klinis : perubahan ritual keagamaan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi perubahan ritual keagamaan:
Diagnosa Keperawatan:
Perubahan Pola Praktek Keagamaan
Definisi:
Gangguan dalam melakukan praktik keagamaan yang biasanya dilakukan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Perubahan pola praktik keagamaan yang biasanya dilakukan oleh individu atau kelompok.
- Karakteristik Definisi: Perubahan dalam rutinitas ibadah, upacara keagamaan, atau peringatan hari-hari suci.
- Faktor Terkait: Penyakit, perkembangan, perubahan peran, kondisi lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat kembali ke pola praktik keagamaan yang biasa dilakukan.
- Indikator:
1. Klien melakukan praktik keagamaan sesuai dengan keyakinan.
2. Klien merasa nyaman dalam melakukan praktik keagamaan.
3. Klien melaporkan tidak ada hambatan dalam melakukan praktik keagamaan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Kaji praktik keagamaan klien.
2. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perubahan praktik keagamaan.
3. Fasilitasi klien untuk melakukan praktik keagamaan yang sesuai dengan keyakinan.
4. Kolaborasi dengan pemuka agama/rohaniwan untuk memfasilitasi praktik keagamaan klien.
5. Berikan dukungan emosional dan spiritual kepada klien.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Perubahan Pola Praktek Keagamaan" menggambarkan adanya gangguan atau perubahan dalam melakukan praktik keagamaan yang biasanya dilakukan oleh individu atau kelompok. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit, perubahan perkembangan, perubahan peran, atau kondisi lingkungan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengkajian praktik keagamaan, identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perubahan, fasilitasi klien untuk melakukan praktik keagamaan sesuai keyakinan, kolaborasi dengan pemuka agama/rohaniwan, serta pemberian dukungan emosional dan spiritual. -
Article No. 459 | 23 Sep 2024
Klinis : perubahan ritual keagamaan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi perubahan ritual keagamaan:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Perilaku Spiritual
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Perilaku Spiritual adalah perubahan dalam praktik/ekspresi keagamaan/spiritual individu yang dapat mengganggu kesejahteraan spiritual.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kesejahteraan Spiritual Membaik
2. Praktik Spiritual Membaik
3. Kemampuan Beribadah Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Asesmen Spiritual
2. Fasilitasi Praktik Spiritual
3. Bimbingan Spiritual
4. Dukungan Spiritual
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan ini menggambarkan perubahan atau gangguan dalam praktik/ekspresi keagamaan/spiritual individu yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesejahteraan spiritual. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi asesmen spiritual, fasilitasi praktik spiritual, bimbingan spiritual, dan dukungan spiritual untuk membantu pasien mencapai kesejahteraan spiritual yang optimal. -
Article No. 460 | 23 Sep 2024
Klinis : perubahan ritual keagamaan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi "perubahan ritual keagamaan", tidak terdapat kode ICD-10 yang spesifik untuk diagnosis tersebut. Ini adalah suatu kondisi yang bukan merupakan gangguan kesehatan medis. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Tidak ada kode ICD-10 yang sesuai
- Deskripsi: Perubahan ritual keagamaan bukan merupakan suatu diagnosis medis yang dapat dikodekan menggunakan sistem ICD-10. Hal ini lebih terkait dengan aspek budaya, spiritual, atau psikologis seseorang, dan tidak masuk dalam cakupan diagnosa klinis.
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang sesuai
- Deskripsi: Sama seperti pada kode ICD-10, perubahan ritual keagamaan tidak memiliki kode prosedur atau tindakan medis dalam sistem ICD-9-CM. Ini bukan merupakan suatu tindakan medis yang dapat dikodekan.
Perubahan ritual keagamaan adalah suatu fenomena yang lebih terkait dengan perubahan dalam keyakinan, praktik, atau ekspresi spiritual seseorang. Hal ini tidak dapat diklasifikasikan dalam sistem klasifikasi penyakit atau tindakan medis, dan lebih sesuai untuk didiskusikan dalam konteks ilmu-ilmu sosial, antropologi, atau psikologi agama.