Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18119 | 02 Jun 2025
Klinis : Ny. M adalah pasien dengan diagnosa Ca Cervix stadium IIIB yang telah menjalani tiga siklus kemoterapi. Ia dirawat kembali ke rumah sakit karena mengeluhkan lemas, mual hebat, dan sariawan sejak 4 hari setelah kemoterapi terakhir. Pasien juga mengalami kerontokan rambut, kehilangan nafsu makan, dan mengatakan merasa “semakin tak berdaya” 3 siklus kemoterapi dijalani dengan protokol cisplatin-based. Setelah siklus ke-3, pasien mengalami penurunan berat badan 3 kg. Terjadi neutropenia ringan dan anemia pasca terapi. Klien belum siap menghadapi efek samping jangka panjang dan cenderung menarik diri. Klien mengatakan, “Saya merasa semakin lemah. Makanan tidak enak, semuanya pahit.” “Rambut saya rontok terus, saya jadi malu dilihat orang.” “Saya takut mati, tapi juga takut melanjutkan kemoterapi.” “Saya sudah capek, badan saya tidak sanggup lagi.“ BB: 46 kg (sebelumnya 49 kg), TD: 98/60 mmHg, N: 108 x/menit, RR: 22 x/menit, T: 37,4°C Konjungtiva anemis, lidah kering dan merah. Rambut rontok terlihat jelas di bantal dan pakaian. Luka sariawan pada mukosa mulut Hasil lab : Hb: 9,0 g/Dl, Leukosit: 3.200/mm³, Neutrofil: 41%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan mengenai Ny. M dengan diagnosa Ca Cervix stadium IIIB yang telah menjalani tiga siklus kemoterapi, berikut adalah beberapa diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dan kodenya:
1. Diagnosa Keperawatan : Intoleransi Aktivitas (00rollback)
SDKI : Kapasitas berkurang untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik, mental, dan/atau psikososial
SLKI : Kemampuan pasien untuk melakukan dan menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan
SIKI : Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pasien agar dapat melakukan dan menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan
2. Diagnosa Keperawatan : Risiko Malnutrisi (00002)
SDKI : Berisiko mengalami status gizi yang buruk atau tidak adekuat, yang dapat dipengaruhi oleh faktor biologi, psikologi, sosial, dan ekonomi
SLKI : Kemampuan pasien untuk mempertahankan status gizi yang adekuat
SIKI : Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pasien agar dapat mempertahankan status gizi yang adekuat
3. Diagnosa Keperawatan : Kelelahan (00093)
SDKI : Perasaan yang berkelanjutan dan tidak dapat diatasi berkaitan dengan berkurangnya energi fisik dan mental untuk melakukan aktivitas
SLKI : Kemampuan pasien untuk beristirahat dan memulihkan energi
SIKI : Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pasien agar dapat beristirahat dan memulihkan energi
4. Diagnosa Keperawatan : Perubahan Citra Tubuh (00118)
SDKI : Persepsi negatif atau tidak menerima perubahan penampilan fisik
SLKI : Kemampuan pasien untuk menerima perubahan penampilan fisik
SIKI : Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pasien agar dapat menerima perubahan penampilan fisik
5. Diagnosa Keperawatan : Kecemasan (00146)
SDKI : Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya
SLKI : Kemampuan pasien untuk mengatasi rasa cemas
SIKI : Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pasien agar dapat mengatasi rasa cemas
Kode-kode diagnosa keperawatan di atas mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 18120 | 02 Jun 2025
Klinis : Gangguan perfusi jaringan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi mengenai Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Gangguan Perfusi Jaringan" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Perfusi Jaringan
Kode Diagnosa: 00204
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat membahayakan kesehatan.
Sistem Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
Kode SDKI: D.0204
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat membahayakan kesehatan.
Sistem Klasifikasi Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI):
Kode SLKI: I.0204
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan perawat untuk mengatasi penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat membahayakan kesehatan.
Sistem Klasifikasi Hasil Keperawatan Indonesia (SIKI):
Kode SIKI: H.0204
Definisi: Keadaan individu yang menunjukkan peningkatan atau pemulihan sirkulasi darah ke jaringan perifer sehingga tidak membahayakan kesehatan.
Dalam praktik keperawatan, diagnosis Gangguan Perfusi Jaringan mengindikasikan adanya penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, atau cedera. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, peningkatan aktivitas, pengaturan posisi, serta terapi oksigen dan cairan jika diperlukan. Tujuan akhirnya adalah untuk memulihkan perfusi jaringan yang optimal dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 18121 | 02 Jun 2025
Klinis : Gangguan perfusi jaringan serebral
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Gangguan perfusi jaringan serebral" dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Gangguan perfusi jaringan serebral" adalah:
1. Gangguan perfusi jaringan serebral
Kode: 10028
Definisi: Ketidakcukupan oksigen, nutrisi, dan/atau aliran darah ke otak yang dapat mengganggu fungsi neurologis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan aliran darah serebral
Kode: 10028001
Definisi: Pengurangan aliran darah ke otak yang dapat mengakibatkan perubahan neurologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi jaringan serebral membaik
Kode: 10028001
Definisi: Kondisi di mana aliran darah dan oksigenasi ke otak dapat memenuhi kebutuhan metabolik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen perfusi serebral
Kode: 10028001
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan aliran darah dan oksigenasi ke otak.
Dalam kondisi "Gangguan perfusi jaringan serebral", fokus utama perawatan adalah untuk memastikan bahwa aliran darah dan oksigenasi ke otak dapat memenuhi kebutuhan metabolik. Perawat akan melakukan berbagai intervensi, seperti memantau tanda-tanda vital, mengatur posisi pasien, memberikan oksigen, dan mengatur terapi medis yang sesuai, untuk membantu meningkatkan perfusi jaringan serebral dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi. -
Article No. 18122 | 02 Jun 2025
Klinis : perumpuan usia 75 tahun sempat mengalami penurunan kesadaran disertai dengan batuk 2 minggu yang lalu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien, yaitu perempuan usia 75 tahun yang sempat mengalami penurunan kesadaran disertai dengan batuk 2 minggu yang lalu, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Penurunan Perfusi Jaringan Paru
Definisi: Penurunan aliran darah ke paru-paru yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan jaringan.
Tanda dan Gejala: Sesak napas, batuk, perubahan pola napas, dan penurunan saturasi oksigen.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari saluran napas untuk menjaga jalan napas tetap bersih.
Tanda dan Gejala: Batuk tidak efektif, produksi sekret berlebih, dan perubahan bunyi napas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penurunan Perfusi Jaringan Paru:
a. Pasien menunjukkan peningkatan aliran darah ke paru-paru yang ditandai dengan perbaikan saturasi oksigen.
b. Pasien menunjukkan perbaikan pada gejala pernapasan, seperti berkurangnya sesak napas dan batuk.
c. Pasien menunjukkan stabilitas tanda-tanda vital yang terkait dengan perfusi paru-paru.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
a. Pasien dapat mengeluarkan sekret dari saluran napas secara efektif.
b. Pasien menunjukkan perbaikan pada bunyi napas, seperti berkurangnya suara napas tambahan.
c. Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk bernapas dengan lancar.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Penurunan Perfusi Jaringan Paru:
a. Pemantauan tanda-tanda vital dan saturasi oksigen secara berkala.
b. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan untuk meningkatkan suplai oksigen.
c. Pengaturan posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi paru-paru.
d. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga perfusi paru-paru.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk penanganan komprehensif.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
a. Suction (penyedotan) sekret dari saluran napas secara efektif.
b. Pemberian bronkodilator atau mukolitik untuk membantu pengeluaran sekret.
c. Latihan batuk dan napas dalam untuk meningkatkan kemampuan batuk efektif.
d. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang cara mempertahankan bersihan jalan napas.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk penanganan komprehensif.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan kondisi pasien secara holistik, melibatkan pasien dan keluarga dalam proses perawatan, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 18123 | 02 Jun 2025
Klinis : coba buatkan implementasi tentang asuhan keperawatan nyeri akut berhubungan dengan patolotig dan seratakan kerangka aciuan dan algoritmanya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, serta implementasi asuhan keperawatan nyeri akut berhubungan dengan patologi sesuai dengan permintaan Anda.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan patologi
Kode SDKI: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan yang dapat digunakan oleh perawat di Indonesia.
- Kode: 00132 (Nyeri akut berhubungan dengan patologi)
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Kode: 1410 (Kontrol Nyeri)
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan rasa nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat.
- Kode: 1400 (Manajemen Nyeri)
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri.
Implementasi Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Berhubungan dengan Patologi:
Kerangka Acuan:
1. Pengkajian nyeri meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, faktor pencetus, dan skala nyeri.
2. Identifikasi penyebab dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap nyeri.
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menentukan intervensi yang tepat.
4. Implementasi intervensi keperawatan untuk mengatasi nyeri.
5. Evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi rencana asuhan keperawatan jika diperlukan.
Algoritma:
1. Pengkajian nyeri
2. Identifikasi penyebab dan faktor-faktor yang berkontribusi
3. Perencanaan intervensi keperawatan
4. Implementasi intervensi
a. Pemberian analgesik
b. Teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi, terapi panas/dingin, dll.)
c. Edukasi dan konseling pasien/keluarga
5. Evaluasi efektivitas intervensi
6. Modifikasi rencana asuhan keperawatan jika diperlukan
Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan asuhan keperawatan nyeri akut berhubungan dengan patologi dengan menggunakan pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, penggunaan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis, serta edukasi pasien dan keluarga akan menjadi fokus utama dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal. -
Article No. 18124 | 02 Jun 2025
Klinis : Pesiko perfisi serebral jaringan tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi mengenai diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Perfusi Serebral Tidak Efektif (00051)
Definisi:
Tidak adekuatnya aliran darah ke otak untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00051
Definisi: Tidak adekuatnya aliran darah ke otak untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1911
Definisi: Individu menunjukkan perfusi serebral yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6620
Definisi: Upaya mempertahankan dan meningkatkan aliran darah ke otak untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya.
Dalam konteks akademis dan sebagai seorang pakar perawat, diagnosa keperawatan "Perfusi Serebral Tidak Efektif" menggambarkan kondisi di mana pasien mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan gangguan fungsi otak. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan aliran darah ke otak, seperti memantau tanda-tanda vital, mengatur posisi pasien, dan memberikan oksigen jika diperlukan. Luaran yang diharapkan adalah pasien menunjukkan perfusi serebral yang efektif. -
Article No. 18125 | 02 Jun 2025
Klinis : Resiko perfisi serebral jaringan tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi "Resiko perfisi serebral jaringan tidak efektif" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Kode SDKI: 00201
Definisi: Risiko terjadinya penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak, yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi otak.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00201
Definisi: Risiko terjadinya penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak, yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi otak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0208
Definisi: Pemulihan fungsi serebral yang optimal, yang ditandai dengan peningkatan atau pemeliharaan fungsi intelektual, sensorik, dan motorik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6250
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak, serta mencegah atau mengatasi penurunan fungsi serebral.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Memantau tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran pasien
- Mengatur posisi kepala untuk memfasilitasi aliran darah ke otak
- Memberikan oksigen dan cairan intravena sesuai indikasi
- Mengelola faktor-faktor yang dapat memengaruhi perfusi serebral
- Melakukan stimulasi kognitif dan sensorik untuk mempertahankan fungsi otak
- Melibatkan keluarga dalam perawatan untuk mendukung pemulihan.
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang komprehensif untuk mengatasi risiko perfusi serebral tidak efektif pada pasien. -
Article No. 18126 | 02 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit telinga
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit telinga.
1. Kode ICD-10:
- Kode: H66.9
- Deskripsi: Otitis media, tidak spesifik
Penjelasan:
Kode ICD-10 H66.9 merupakan kode untuk "Otitis media, tidak spesifik", yang mencakup kondisi umum di mana pasien mengalami inflamasi atau infeksi pada telinga tengah tanpa adanya spesifikasi lebih lanjut. Ini dapat mencakup berbagai jenis otitis media, seperti otitis media akut, otitis media kronis, atau otitis media supuratif.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 20.01
- Deskripsi: Parasentesis membran timpani
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM 20.01 merupakan kode untuk "Parasentesis membran timpani", yang adalah prosedur pembedahan untuk membuat lubang kecil pada membran timpani (gendang telinga) untuk mengeluarkan cairan atau sekret yang terkumpul di telinga tengah. Hal ini sering dilakukan sebagai tindakan untuk mengatasi otitis media dengan efusi atau untuk meningkatkan drainase.
Secara keseluruhan, kode ICD-10 H66.9 untuk otitis media tidak spesifik dan kode ICD-9-CM 20.01 untuk parasentesis membran timpani dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi dan tindakan yang sesuai dengan keluhan sakit telinga yang dialami oleh pasien. -
Article No. 18127 | 02 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit telinga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yang datang dengan keluhan sakit telinga, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pendengaran (00124)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Pengurangan kemampuan untuk mendengar yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Kode: 00124
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Pendengaran (1609)
Definisi: Kemampuan untuk mendengar dengan baik.
Kode: 1609
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Gangguan Pendengaran (6610)
Definisi: Tindakan untuk memulihkan dan/atau meningkatkan kemampuan mendengar pasien.
Kode: 6610
Penjelasan Singkat:
Pasien datang dengan keluhan sakit telinga, yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Pendengaran (00124)". Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) mendefinisikan gangguan pendengaran sebagai pengurangan kemampuan untuk mendengar yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Untuk mengatasi masalah ini, Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan "Peningkatan Pendengaran (1609)" sebagai luaran yang diharapkan, yaitu kemampuan untuk mendengar dengan baik. Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyarankan "Manajemen Gangguan Pendengaran (6610)" sebagai intervensi keperawatan untuk memulihkan dan/atau meningkatkan kemampuan mendengar pasien.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit telinga. -
Article No. 18128 | 02 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan rabun jauh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yaitu rabun jauh, maka berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat ditetapkan sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Penglihatan (00124)
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Penglihatan (00124)
Definisi: Pengalaman subyektif individu tentang perubahan kemampuan visual yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Penglihatan Membaik (1011)
Definisi: Peningkatan kemampuan visual individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Penglihatan (6540)
Definisi: Tindakan untuk meningkatkan atau mempertahankan fungsi penglihatan.
b. Perawatan Mata (3590)
Definisi: Tindakan untuk memelihara kesehatan dan kebersihan mata.
Dalam konteks ini, pasien datang dengan keluhan rabun jauh, yang merupakan gangguan penglihatan. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah Gangguan Penglihatan (00124). Tujuan keperawatan adalah Penglihatan Membaik (1011), yang dapat dicapai melalui intervensi Manajemen Penglihatan (6540) dan Perawatan Mata (3590).
Dengan persona akademis dan pakar, penjelasan ini dapat diberikan dengan nada formal dan terperinci, serta menggunakan istilah-istilah keperawatan yang sesuai.