Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 588 | 25 Sep 2024
Klinis : Seorang klien perempuan berusia 76 tahun datang ke IRD diantar oleh anaknya setelah jatuh saat mengendarai sepeda motor. Dari hasil pengkajian didapatkan keluhan utama nyeri yang sangat didaerah kaki bagian bawah, tidak dapat digerakkan. Tampak oedema, kemerahan di area tibia fibula kanan, dan terdapat krepitasi. Dari hasil rontgen A/P dibaca adanya fraktur inkomplit pada tibia dekstra.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disusun Diagnosa Keperawatan serta penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan fraktur inkomplit pada tibia dekstra, ditandai dengan keluhan nyeri yang sangat di daerah kaki bagian bawah, tidak dapat digerakkan, tampak oedema, kemerahan, dan krepitasi.
SDKI:
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain, 1979).
SLKI:
1. Terkendalinya nyeri akut
2. Pemulihan fungsi sendi dan ekstremitas
SIKI:
1. Manajemen nyeri
2. Manajemen fraktur
3. Mobilisasi ekstremitas
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Diagnosa keperawatan ini mengacu pada SDKI karena terdapat kondisi nyeri akut yang berhubungan dengan fraktur inkomplit pada tibia dekstra.
- SDKI memberikan definisi dan karakteristik dari diagnosa keperawatan "Nyeri akut" yang sesuai dengan kondisi klien.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI menyediakan luaran yang diharapkan dapat dicapai melalui intervensi keperawatan, yaitu terkendalinya nyeri akut dan pemulihan fungsi sendi dan ekstremitas.
- Luaran ini sesuai dengan kondisi klien yang mengalami fraktur inkomplit dan membutuhkan penanganan nyeri serta pemulihan fungsi ekstremitas.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI menyediakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu manajemen nyeri, manajemen fraktur, dan mobilisasi ekstremitas.
- Intervensi ini sesuai dengan kondisi klien yang mengalami fraktur inkomplit dan membutuhkan penanganan nyeri serta pemulihan fungsi ekstremitas.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan luaran yang diharapkan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien. -
Article No. 589 | 25 Sep 2024
Klinis : Diagnosa risiko cedera
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, berikut adalah penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan, SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi risiko cedera:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Cedera
- Definisi: Rentan mengalami luka fisik akibat interaksi dengan lingkungan atau situasi yang tidak dapat dikendalikan oleh individu.
2. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Risiko Cedera adalah kondisi rentan mengalami luka fisik akibat interaksi dengan lingkungan atau situasi yang tidak dapat dikendalikan oleh individu.
- Karakteristik Definisi: Riwayat cedera, Penggunaan obat-obatan, Riwayat penyakit kronis, Penurunan fungsi kognitif, Penurunan fungsi mobilitas, Lingkungan berbahaya.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi cedera, Pengetahuan tentang pencegahan cedera meningkat, Keterampilan dalam mencegah cedera meningkat, Lingkungan yang aman.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Identifikasi Risiko Cedera: Kaji riwayat cedera, Kaji penggunaan obat-obatan, Kaji riwayat penyakit kronis, Kaji fungsi kognitif dan mobilitas, Kaji lingkungan berbahaya.
b. Edukasi Pencegahan Cedera: Ajarkan pencegahan cedera, Ajarkan penggunaan alat bantu yang aman, Ajarkan modifikasi lingkungan untuk mencegah cedera.
c. Pemantauan dan Tindakan Pencegahan Cedera: Pantau tanda-tanda vital, Pantau perubahan status kesehatan, Lakukan tindakan pencegahan cedera, Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Dalam praktiknya, perawat akan melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi yang sesuai, dan melakukan evaluasi terhadap luaran yang diharapkan untuk memastikan risiko cedera dapat dicegah dan diminimalkan. -
Article No. 590 | 25 Sep 2024
Klinis : pasien post SC
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk pasien post operasi Sectio Caesarea (SC):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan (post SC)
2. Risiko infeksi berhubungan dengan pembedahan (post SC)
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan luka operasi (post SC)
4. Risiko ketidakstabilan hemodinamik berhubungan dengan prosedur pembedahan (post SC)
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan prosedur pembedahan (post SC)
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Risiko infeksi: Kerentanan terhadap invasi dan perbanyakan organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Gangguan integritas kulit: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Risiko ketidakstabilan hemodinamik: Rentan terhadap perubahan status hemodinamik yang dapat mengancam kehidupan.
- Gangguan pola tidur: Gangguan dalam kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol nyeri, Pemulihan luka, Pencegahan infeksi, Stabilitas hemodinamik, Pola tidur yang efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri, Perawatan luka, Pencegahan infeksi, Pemantauan hemodinamik, Manajemen tidur.
Secara singkat, diagnosa keperawatan dan penjelasan SDKI, SLKI, serta SIKI di atas menggambarkan kondisi pasien post SC yang perlu mendapatkan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin timbul, seperti nyeri, risiko infeksi, gangguan integritas kulit, risiko ketidakstabilan hemodinamik, dan gangguan pola tidur. -
Article No. 591 | 25 Sep 2024
Klinis : Diagnosa Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan pada lengan dan tungkai kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan pada lengan dan tungkai kanan.
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Mobilitas Fisik: Keterbatasan dalam gerakan yang disengaja dan terkoordinasi dari satu atau lebih ekstremitas.
- Penyebab: Berbagai kondisi seperti kelemahan otot, nyeri, cedera, atau penyakit neurologis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Mobilitas Fisik: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan terkoordinasi.
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat melakukan pergerakan bebas dan terkoordinasi sesuai dengan kondisi fisiknya.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Peningkatan Mobilitas Fisik:
- Latihan gerak aktif dan pasif pada ekstremitas yang terkena.
- Penggunaan alat bantu mobilisasi (misalnya walker, kursi roda) sesuai kebutuhan.
- Edukasi dan latihan bagi pasien dan keluarga tentang teknik mobilisasi yang aman.
- Evaluasi dan modifikasi lingkungan untuk memfasilitasi mobilisasi pasien.
Secara singkat, Diagnosa Keperawatan ini berkaitan dengan keterbatasan gerakan yang disengaja dan terkoordinasi pada lengan dan tungkai kanan akibat kelemahan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi latihan gerak, penggunaan alat bantu, edukasi, dan modifikasi lingkungan untuk meningkatkan mobilitas fisik pasien. -
Article No. 592 | 25 Sep 2024
Klinis : Diagnosa risiko cedera
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi risiko cedera:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Cedera
- Definisi: Kondisi individu dengan potensi untuk mengalami cedera fisik atau psikologis yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Definisi: Risiko Cedera adalah kondisi individu dengan potensi untuk mengalami cedera fisik atau psikologis yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Faktor Risiko: Lingkungan yang tidak aman, keterbatasan kemampuan fisik, keterbatasan kemampuan kognitif, dan riwayat cedera sebelumnya.
- Gejala dan Tanda: Kecemasan, penurunan kemampuan fisik, dan perilaku berisiko.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran yang diharapkan: Individu bebas dari cedera fisik dan psikologis.
- Kriteria hasil: Tidak terjadi cedera, kemampuan fisik dan kognitif meningkat, dan perilaku aman.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen lingkungan: Mengidentifikasi dan menghilangkan faktor risiko lingkungan yang dapat menyebabkan cedera.
2. Peningkatan kemampuan fisik: Mengembangkan dan mempertahankan kemampuan fisik individu.
3. Peningkatan kemampuan kognitif: Mengembangkan dan mempertahankan kemampuan kognitif individu.
4. Edukasi kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi tentang risiko cedera dan strategi pencegahannya.
5. Konseling: Memberikan dukungan dan bimbingan untuk mengelola kecemasan dan perilaku berisiko.
Dengan menerapkan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai, perawat dapat membantu individu dengan risiko cedera untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya cedera fisik atau psikologis, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan keselamatan individu. -
Article No. 593 | 25 Sep 2024
Klinis : Diagnosa risiko ketidakseimbangan glukosa darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Risiko Ketidakseimbangan Glukosa Darah
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kondisi di mana individu berisiko mengalami tingkat glukosa darah yang lebih tinggi atau lebih rendah dari normal.
- Faktor Risiko: Pola makan yang tidak seimbang, aktivitas fisik yang tidak adekuat, stres, penyakit tertentu, penggunaan obat-obatan tertentu.
- Gejala dan Tanda: Polidipsia, poliuria, penurunan berat badan, fatigue, perubahan mood, kesemutan, dan lain-lain.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Individu dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
- Kriteria Hasil: Individu dapat mengontrol pola makan, aktivitas fisik, dan mengelola stres dengan baik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Pemantauan Kadar Glukosa Darah: Mengkaji dan memantau kadar glukosa darah secara rutin.
2. Edukasi Gizi dan Diet: Memberikan edukasi tentang pola makan sehat dan pemilihan makanan yang tepat.
3. Peningkatan Aktivitas Fisik: Menganjurkan dan memfasilitasi aktivitas fisik yang sesuai.
4. Manajemen Stres: Mengajarkan teknik-teknik relaksasi dan manajemen stres.
5. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi, atau ahli lainnya untuk penatalaksanaan kondisi.
Melalui diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan individu dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 594 | 25 Sep 2024
Klinis : Pasien mengatakan akhir-akhir ini mudah mengalami kelelahan Pasien mengatakan selama demam juga merasakan nyeri sendi dan otot Tekanan darah: 90/60 mmHg Suhu tubuh: 39.5°C Hemoglobin (Hb): 11.0 g/dL Sel darah merah (eritrosit): 4.0 juta/μL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi aktivitas
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan akibat adanya keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa intoleransi aktivitas adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan energi yang cukup, tidak ada keluhan kelelahan, dan tidak ada penurunan kemampuan fungsional.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen energi: mengidentifikasi kebutuhan energi, mengatur jadwal aktivitas, dan mengajarkan teknik konservasi energi.
2. Manajemen nyeri: menilai intensitas nyeri, mengidentifikasi faktor yang memengaruhi nyeri, dan memberikan intervensi penanganan nyeri yang sesuai.
3. Peningkatan sirkulasi: memberikan posisi yang meningkatkan aliran balik vena, dan menganjurkan aktivitas fisik yang tepat.
4. Peningkatan status nutrisi: mengevaluasi status nutrisi, dan memberikan dukungan nutrisi yang adekuat.
Penjelasan singkat:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluhkan mudah kelelahan, nyeri sendi dan otot, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan hipotensi dan demam, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah intoleransi aktivitas. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan kapasitas fisiologis akibat kondisi medis yang dialami pasien, seperti anemia dan infeksi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen energi, manajemen nyeri, peningkatan sirkulasi, dan peningkatan status nutrisi untuk membantu pasien mencapai kemandirian dalam aktivitas sehari-hari. -
Article No. 595 | 25 Sep 2024
Klinis : Pasien mengatakan akhir-akhir ini mudah mengalami kelelahan Pasien mengatakan selama demam juga merasakan nyeri sendi dan otot Tekanan darah: 90/60 mmHg Suhu tubuh: 39.5°C Hemoglobin (Hb): 11.0 g/dL Sel darah merah (eritrosit): 4.0 juta/μL
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R53.83
- Deskripsi: Kelelahan kronis
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 780.79
- Deskripsi: Demam, tidak terkategorisasi lainnya
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R53.83 (Kelelahan kronis):
- Pasien mengeluhkan mudah mengalami kelelahan, yang merupakan gejala utama dari kelelahan kronis.
2. Kode ICD-9-CM 780.79 (Demam, tidak terkategorisasi lainnya):
- Pasien memiliki suhu tubuh yang tinggi (39.5°C), yang menunjukkan adanya demam.
- Selain kelelahan, pasien juga mengalami nyeri sendi dan otot selama demam, yang dapat menjadi gejala penyerta dari kondisi ini.
Catatan:
- Perlu dilakukan pemeriksaan dan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan diagnosis yang lebih spesifik dan tindakan medis yang diperlukan.
- Kode ICD-9-CM hanya digunakan jika terdapat prosedur atau tindakan medis yang dilakukan pada pasien. -
Article No. 596 | 25 Sep 2024
Klinis : Pasien mengatakan akhir-akhir ini mudah mengalami kelelahan Pasien mengatakan selama demam juga merasakan nyeri sendi dan otot Tekanan darah: 90/60 mmHg Suhu tubuh: 39.5°C Hemoglobin (Hb): 11.0 g/dL Sel darah merah (eritrosit): 4.0 juta/μL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala dan data yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai, beserta penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Diagnosa Keperawatan: Kelelahan (Fatigue)
SDKI: Kelelahan adalah sensasi subjektif yang mengganggu, yang dikaitkan dengan penurunan kapasitas fisik dan mental untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari.
SLKI: Pasien dapat mempertahankan energi yang cukup untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen energi, manajemen aktivitas, dan pemberian terapi suplemen (misalnya vitamin).
2. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia (Hyperthermia)
SDKI: Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal, yang disebabkan oleh peningkatan produksi atau penurunan hilangnya panas tubuh.
SLKI: Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen demam, pemberian antipiretik, dan terapi pendinginan.
3. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut (Acute Pain)
SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI: Pasien dapat mengelola nyeri dengan efektif.
SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, terapi analgesik, dan terapi modalitas fisik (misalnya kompres hangat/dingin).
Berdasarkan data yang diberikan, sepertinya pasien mengalami kondisi infeksi atau penyakit sistemik yang menyebabkan demam, nyeri sendi/otot, dan penurunan hemoglobin. Pemeriksaan lebih lanjut oleh tenaga kesehatan profesional akan diperlukan untuk menentukan diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat. -
Article No. 597 | 25 Sep 2024
Klinis : Ny. S berusia 32 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan demam tinggi yang sudah berlangsung selama 5 hari, disertai nyeri sendi dan otot, mual, muntah, serta ruam kulit. Pasien juga mengalami nyeri perut yang semakin memburuk, serta kelelahan. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah: 90/60 mmHg Denyut nadi: 110 kali per menit Respirasi: 20 kali per menit Suhu tubuh: 39.5°C Kulit: Ruam makulopapular di punggung dan ekstremitas Pemeriksaan jantung: Regular, tidak ada murmur Pemeriksaan paru: Bersih, tidak ada ronki atau wheezing Pemeriksaan abdomen: Nyeri tekan di kuadran kanan atas, tidak ada hepatomegali yang jelas Pemeriksaan Penunjang: Hematologi: Hemoglobin (Hb): 11.0 g/dL Hematokrit (Hct): 45% Sel darah merah (eritrosit): 4.0 juta/μL o Sel darah putih (leukosit): 3.800/μL Trombosit: 70.000/μL Biokimia Darah: Fungsi hati: Alanineaminotransferase(ALT):80U/L Aspartateaminotransferase(AST):90U/L Fungsi ginjal: Kreatinin:0.9mg/dL Urea: 20 mg/dL Pemeriksaan Virologi: Dengue NS1 Antigen: Positif Dengue IgM Antibodi: Positif Dengue IgG Antibodi: Positif Pemeriksaan Radiologi: USG Abdomen: Menunjukkan efusi peritoneal kecil di sekitar hati dan usus Tidak ada tanda-tanda hepatomegali signifikan atau splenomegali Rontgen Dada: Tidak ada infiltrat paru atau efusi pleura Struktur paru-paru dan jantung tampak normal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien Ny. S diduga mengalami Demam Berdarah Dengue (DBD). Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit
2. Risiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
2. Risiko perdarahan: Rentan terhadap kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat membahayakan kesehatan.
3. Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau dibutuhkan akibat kelelahan yang tidak sebanding dengan aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol nyeri: Kemampuan individu untuk mengontrol rasa nyeri.
2. Pencegahan perdarahan: Kemampuan individu untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan.
3. Toleransi aktivitas: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri: Tindakan untuk memfasilitasi kenyamanan pasien dan mengurangi rasa nyeri yang dialami.
2. Pencegahan perdarahan: Tindakan untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan.
3. Manajemen energi: Tindakan untuk memfasilitasi kemampuan individu dalam mengatur energi untuk beraktivitas.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan yang muncul terkait dengan kondisi Ny. S adalah nyeri akut, risiko perdarahan, dan intoleransi aktivitas. Hal ini disebabkan oleh proses penyakit Demam Berdarah Dengue yang menyebabkan demam tinggi, nyeri sendi dan otot, serta trombositopenia yang meningkatkan risiko perdarahan. Kelelahan juga menjadi masalah akibat proses penyakit. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah manajemen nyeri, pencegahan perdarahan, dan manajemen energi untuk memfasilitasi pemulihan pasien.