Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2651 | 17 Oct 2024
Klinis : An AR berusia 2 tahun dibawa ke rumah sakit pada tanggal 21 Mei 2013 dengan keluhan bengkak pada wajah sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Awalnya anak mengalami bengkak pada wajah kemudian diikuti dengan pembengkakan pada kaki dan kemudian sedikit buncit pada perut. Jumlah urin berkurang dan berwarna lebih pekat. Sebelumnya anak tidak pernah menderita penyakit serius. Saat ini anak mengalami penurunan nafsu makan, tapi tidak ada mual dan muntah. Tanda-tanda vital anak tekanan darah 130/100 mmHg, nadi 88x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu 36,5 C. pemeriksaan laboratorium didapatkan proteinuria 3+, albumin menurun (2,10gr/dL). Berdasarkan kasus diatas intervensi keperawatan utma untuk anak tersebut yaitu kecuali... Select one: O a. Memantau derajat edema O b. Monitor berat badan harian O c. Memantau balance cairan (input dan output cairan) O d. Meningkatkan intake cairan O e. Membatasi pengunjung saat anak rawat inap
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus An AR yang berusia 2 tahun dengan keluhan bengkak pada wajah, kaki, dan perut serta penurunan nafsu makan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Edema berhubungan dengan retensi cairan/garam yang ditandai dengan adanya pembengkakan pada wajah, kaki, dan perut.
2. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan.
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Edema berhubungan dengan retensi cairan/garam:
- SDKI: Edema
- SLKI: Manajemen Cairan
- SIKI: Pemantauan Cairan, Manajemen Edema
2. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan:
- SDKI: Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Manajemen Nutrisi
- SIKI: Asuhan Gizi, Pemantauan Nutrisi
Intervensi keperawatan utama yang TIDAK perlu dilakukan adalah:
e. Membatasi pengunjung saat anak rawat inap
Alasannya, intervensi yang penting untuk dilakukan pada kasus ini adalah:
a. Memantau derajat edema
b. Monitor berat badan harian
c. Memantau balance cairan (input dan output cairan)
d. Meningkatkan intake cairan
Membatasi pengunjung bukan merupakan intervensi utama yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah yang dialami oleh An AR. -
Article No. 2652 | 17 Oct 2024
Klinis : Kasus B :Seorang laki-laki berusia 46 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosis peritonitis dan mengeluh nyeri peut skala 6.Hasil pengkajian, tampak wajah menyeringai, TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, suhu 38C.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut terkait proses penyakit (peritonitis)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien dengan nyeri akut akan menunjukkan penurunan nyeri, kemampuan mengontrol nyeri, dan kemampuan beradaptasi dengan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: manajemen nyeri, terapi relaksasi, pemberian analgetik, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
Kondisi Pasien:
- Pasien laki-laki berusia 46 tahun dengan diagnosis peritonitis dan mengeluh nyeri perut skala 6.
- Hasil pengkajian: tampak wajah menyeringai, TD 140/90 mmHg, nadi 100x/menit, napas 24x/menit, suhu 38°C.
- Persona perawat: akademis dan pakar.
Berdasarkan kondisi pasien, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri akut terkait proses penyakit (peritonitis)". Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai SIKI adalah manajemen nyeri, terapi relaksasi, pemberian analgetik, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain. -
Article No. 2653 | 17 Oct 2024
Klinis : Kasus B :Seorang laki-laki berusia 46 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosis peritonitis dan mengeluh nyeri peut skala 6.Hasil pengkajian, tampak wajah menyeringai, TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, suhu 38C.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: K65.0
- Deskripsi: Peritonitis akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 54.0
- Deskripsi: Laparotomi
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien laki-laki berusia 46 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis peritonitis dan mengeluh nyeri perut skala 6. Hasil pengkajian menunjukkan tanda-tanda vital yang tidak normal, seperti tekanan darah 140/90 mmHg, frekuensi nadi 100 kali per menit, frekuensi napas 24 kali per menit, dan suhu 38°C.
Peritonitis adalah inflamasi pada membran peritoneum, yang merupakan lapisan yang melapisi rongga perut dan organ-organ di dalamnya. Kode ICD-10 yang sesuai untuk kondisi ini adalah K65.0, yang merupakan peritonitis akut. Gejala khas peritonitis akut termasuk nyeri perut yang hebat, kaku abdomen, dan tanda-tanda infeksi sistemik seperti demam dan takikardia.
Dalam penanganan kasus ini, mungkin diperlukan tindakan diagnostik atau terapeutik, seperti laparotomi. Kode ICD-9-CM untuk prosedur laparotomi adalah 54.0. Laparotomi adalah pembedahan untuk membuka rongga perut, yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis atau mengobati kondisi peritonitis.
Penatalaksanaan peritonitis akut biasanya meliputi pemberian terapi antibiotik, pengendalian nyeri, dan manajemen cairan dan elektrolit. Jika diperlukan, tindakan operatif seperti laparotomi dapat dilakukan untuk mengevaluasi dan menangani penyebab peritonitis. -
Article No. 2654 | 17 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan hormat, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memantau, mengendalikan, dan mengurangi nyeri pasien.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan akibat keterbatasan fisik.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memantau, mengevaluasi, dan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
Diharapkan penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI dalam menangani kondisi pasien yang Anda sampaikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ditanyakan. -
Article No. 2655 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang anak laki-laki lahir berusia 10 tahun dirawat di ruang perawatan RS.B dengan keluhan saat ini sesak napas, jantung berdebar-debar, nyeri dada, mengeluh cepat lelah saat beraktivitas dan batuk tidak berdahak sejak seminggu sebelum masuk rumah sakit. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/60 mmHg, RR 43x/menit, nadi 143x/menit, SaO2 90%, terdapat pernapasan cuping hidung dan hasil pemeriksaan EKG didapatkan pemanjangan interval PR. Hasil pengkajian pada orang tua didapatkan anak beberapa kali mengalami demam disertai nyeri tenggorokan dan terakhir 2 minggu yang lalu. Selain itu pada kulit ditemukan benjolan dibawah kulit dan ruam kemerahan di batang tubuh dan ekstremitas 13, dapat ditegakkan diagnosis keperawatan intoleransi aktivitas. Intervensi utama pada diagnosis keperawatan tersebut yaitu... Select one: O a. Memulai activity daily living fisik (ADL) secara bertahap O b. Memberikan latihan fisik sedang O c. Menganjurkan anak untuk bed rest O d. Memberikan latihan fisik sederhana O e. Mengurangi aktivitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan adalah Intoleransi Aktivitas. Berikut penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan tersebut berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh perasaan tidak mampu, kelelahan, atau kelemahan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi aktivitas meningkat
2. Nyeri berkurang
3. Tingkat kelelahan menurun
4. Kemampuan fungsional meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi utama yang dapat diberikan adalah:
b. Memberikan latihan fisik sedang
Tujuannya adalah untuk meningkatkan toleransi aktivitas dengan memulai latihan fisik yang sesuai dengan kondisi anak. Latihan fisik sedang dapat berupa senam ringan, berjalan, atau aktivitas sederhana lainnya yang dapat membantu meningkatkan kapasitas fungsional anak. -
Article No. 2656 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang anak laki-laki lahir berusia 10 tahun dirawat di ruang perawatan RS.B dengan keluhan saat ini sesak napas, jantung berdebar-debar, nyeri dada, mengeluh cepat lelah saat beraktivitas dan batuk tidak berdahak sejak seminggu sebelum masuk rumah sakit. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/60 mmHg, RR 43x/menit, nadi 143x/menit, SaO2 90%, terdapat pernapasan cuping hidung dan hasil pemeriksaan EKG didapatkan pemanjangan interval PR. Hasil pengkajian pada orang tua didapatkan anak beberapa kali mengalami demam disertai nyeri tenggorokan dan terakhir 2 minggu yang lalu. Selain itu pada kulit ditemukan benjolan dibawah kulit dan ruam kemerahan di batang tubuh dan ekstremitas 13, dapat ditegakkan diagnosis keperawatan intoleransi aktivitas. Intervensi utama pada diagnosis keperawatan tersebut yaitu... Select one: O a. Memulai activity daily living fisik (ADL) secara bertahap O b. Memberikan latihan fisik sedang O c. Menganjurkan anak untuk bed rest O d. Memberikan latihan fisik sederhana O e. Mengurangi aktivitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan adalah Intoleransi Aktivitas. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai diagnosis keperawatan tersebut berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gejala: Sesak napas, jantung berdebar-debar, nyeri dada, cepat lelah saat beraktivitas, dan batuk tidak berdahak.
- Penyebab: Gangguan sistem kardiovaskuler (hasil pemeriksaan EKG: pemanjangan interval PR) dan kemungkinan infeksi (riwayat demam, nyeri tenggorokan).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Meningkatnya toleransi aktivitas
- Meningkatnya kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari
- Meningkatnya kemampuan beradaptasi dengan aktivitas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi utama yang dapat diberikan adalah:
O b. Memberikan latihan fisik sedang
Tujuannya adalah untuk membantu anak meningkatkan toleransi aktivitas secara bertahap. Intervensi ini meliputi pemberian latihan fisik yang disesuaikan dengan kondisi anak, seperti latihan pernapasan dan latihan untuk meningkatkan kekuatan otot. -
Article No. 2554 | 17 Oct 2024
Klinis : Diagnosa keperawatan emergensi yang menjadi prioritas muncul pada kasus ACS dengan NSTEME yaitu: a. Intoleransi Aktivitas c. Nyeri b. Risiko penurunan curah jantung d. Gangguan pertukaran gas e. Risiko kelebihan cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Acute Coronary Syndrome (ACS) dengan NSTEMI yang anda sebutkan.
1. Diagnosa Keperawatan Prioritas:
a. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik.
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Intoleransi Aktivitas
b. Risiko Penurunan Curah Jantung
- Definisi: Berisiko mengalami penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per unit waktu.
- SDKI: Risiko Penurunan Curah Jantung
- SLKI: Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Risiko Penurunan Curah Jantung
2. Diagnosa Keperawatan Sekunder:
a. Nyeri
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SDKI: Nyeri
- SLKI: Kontrol Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
b. Gangguan Pertukaran Gas
- Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dan/atau ventilasi yang adekuat.
- SDKI: Gangguan Pertukaran Gas
- SLKI: Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Pertukaran Gas
c. Risiko Kelebihan Cairan
- Definisi: Berisiko mengalami kelebihan cairan dalam satu atau lebih kompartemen tubuh.
- SDKI: Risiko Kelebihan Cairan
- SLKI: Keseimbangan Cairan
- SIKI: Manajemen Risiko Kelebihan Cairan
Dalam kondisi ACS dengan NSTEMI, diagnosa keperawatan prioritas yang muncul adalah Intoleransi Aktivitas dan Risiko Penurunan Curah Jantung. Sedangkan diagnosa keperawatan sekunder lainnya adalah Nyeri, Gangguan Pertukaran Gas, dan Risiko Kelebihan Cairan. Penanganan keperawatan yang tepat sangat diperlukan untuk memantau dan mengatasi kondisi pasien secara komprehensif. -
Article No. 2555 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 55 tahun dirawat di RS dengan keluhan ketoasidosis diabetikum. Har" pengkajian TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi napas 29 x/menit, suhu 37,5°C, mual muntah, turgor kulit tidak elastis. Intake 1500 cc, output 2000 cc, nafas cepat dan dalam, terdapat keton dalam urine, GDS 400 mg/dl. Masalah utama pasien tersebut ialah:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit akibat ketoasidosis diabetikum.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan volume cairan tubuh yang mengakibatkan ketidakseimbangan antara intake dan output cairan.
- Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
- Mengatasi gejala dehidrasi dan tidak adekuatnya perfusi jaringan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan tanda-tanda vital dan input-output.
- Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
- Edukasi tentang pentingnya keseimbangan cairan dan elektrolit.
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, masalah utama yang perlu ditangani adalah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit akibat ketoasidosis diabetikum. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, penggantian cairan dan elektrolit yang hilang, serta edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. -
Article No. 2556 | 17 Oct 2024
Klinis : Pasien datang dengan kontraksi teratur sejak 6 jam yang lalu disertai dengan nyeri kepala hebat dan pembengkakan pada kaki dan tangan. Pasien juga mengeluhkan penglihatan buram serta merasa lemas. Ny. D mulai merasakan kontraksi setiap 10 menit, yang menjadi semakin intens dalam 4 jam terakhir. Disertai dengan keluhan pusing, nyeri kepala, dan bengkak pada kaki dan tangan. Pasien menyatakan penglihatan buram dan terkadang melihat kilatan cahaya (scotoma). Pasien juga merasa mual dan sulit tidur akibat sakit kepala yang terus menerus. Tidak ada perdarahan pervaginam atau cairan ketuban yang pecah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Preeklampsia/Eklampsia berhubungan dengan perubahan fungsi fisiologis selama kehamilan.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Preeklampsia/Eklampsia: Kondisi di mana terjadi peningkatan tekanan darah, proteinuria, dan edema yang terjadi setelah 20 minggu kehamilan.
- Faktor yang berhubungan: Perubahan fungsi fisiologis selama kehamilan, seperti peningkatan volume darah, perubahan hormonal, dan perubahan pada plasenta.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Tekanan Darah
- Kontrol Edema
- Kontrol Nyeri
- Manajemen Mual dan Muntah
- Manajemen Tidur
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Manajemen Hipertensi
- Manajemen Edema
- Manajemen Nyeri
- Manajemen Mual dan Muntah
- Manajemen Masalah Tidur
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Preeklampsia/Eklampsia berhubungan dengan perubahan fungsi fisiologis selama kehamilan, dengan intervensi keperawatan yang berfokus pada pemantauan, manajemen, dan kontrol terhadap tanda-tanda vital, edema, nyeri, mual dan muntah, serta masalah tidur. -
Article No. 2557 | 17 Oct 2024
Klinis : DS :pasien mengatakan pusing, nyeri kepala, dan bengkak pada kaki dan tangan. Pasien menyatakan penglihatan buram dan terkadang melihat kilatan cahaya (scotoma). DO; Tekanan darah: 170/110 mmHg, Nadi: 92x/menit, Suhu: 36,8°C, RR: 24x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hipertensi Tidak Terkontrol
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Hipertensi Tidak Terkontrol
- Definisi: Tekanan darah sistolik dan/atau tekanan darah diastolik lebih tinggi dari nilai normal yang tidak dapat dikendalikan.
- Ciri-ciri: Pasien mengeluhkan pusing, nyeri kepala, dan edema pada ekstremitas. Tekanan darah tinggi (170/110 mmHg).
2. Gangguan Penglihatan
- SDKI: Gangguan Penglihatan
- Definisi: Persepsi visual yang terganggu atau berubah dari normal.
- Ciri-ciri: Pasien mengeluhkan penglihatan buram dan melihat kilatan cahaya (scotoma).
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI mencakup definisi, ciri-ciri, faktor yang berhubungan, dan faktor risiko dari suatu diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar outcome atau hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar tindakan keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI untuk mencapai luaran yang diharapkan berdasarkan diagnosis keperawatan.
Dengan tone akademis dan persona pakar perawat, saya telah memberikan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI.