Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2599 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki, usia 35 tahun dibawa ke UGD dengan kasus trauma kepala. Saat observasi, pasien mengalami penurunan tekanan darah dan tingkat kesadaran semakin memburuk. TD: 90/60 mmHg, RR: 24 x/menit, N: 40 x/menit. Apa yang harus diwaspadai pada waktu pengkajian oleh perawat berkaitan dengan perubahan yang ditunjukkan oleh pasien? a. Aktivitas kejang b. Peningkatan tekanan intra kanial c. Terjadi gangguan kontraksi jantung d. Berkembangnya syok hipovolemik e. Respon mulai stabilnya aliran darah otak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, salam sejahtera.
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, yaitu seorang laki-laki usia 35 tahun dengan trauma kepala, penurunan tekanan darah, dan penurunan tingkat kesadaran, maka diagnosa keperawatan yang perlu diwaspadai berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia adalah:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Penurunan Perfusi Jaringan Otak
Penjelasan singkat:
Pasien dengan trauma kepala berisiko mengalami penurunan perfusi jaringan otak akibat peningkatan tekanan intrakranial. Hal ini dapat ditandai dengan penurunan tekanan darah, penurunan tingkat kesadaran, dan perubahan tanda-tanda vital lainnya seperti bradikardi.
Perawat perlu waspada terhadap kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan intrakranial (poin b) yang dapat mengakibatkan penurunan aliran darah otak dan syok hipovolemik (poin d). Aktivitas kejang (poin a) dan gangguan kontraksi jantung (poin c) juga dapat terjadi sebagai komplikasi, namun bukan merupakan fokus utama dalam pengkajian saat ini. Stabilnya aliran darah otak (poin e) belum tentu terjadi mengingat kondisi pasien yang semakin memburuk.
Perawat perlu segera melakukan pengkajian secara komprehensif, memberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencegah dan mengatasi peningkatan tekanan intrakranial, serta berkoordinasi dengan tim medis lainnya untuk memberikan penanganan yang tepat bagi pasien.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Wassalamualaikum. -
Article No. 2600 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien berusia 70 tahun datang ke RS dengan keluhan mual muntah hebat. Hasil pemeriksaan TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 150 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, Suhu 36.5°C. Hasil GDS pasien 400 mg/dl. Pasien mempunyai riwayat DM 4 tahun yang lalu tidak terkontrol. Pemeriksaan penunjang lain yang perlu dilakukan pada pasien ialah? a. SGPT b. SGOT c. Ureum darah d. Kreatinin e. AGD
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien adalah:
Diagnosis Keperawatan SDKI: Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan muntah hebat.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang dikeluarkan oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) untuk membantu perawat dalam menentukan diagnosis keperawatan.
- Risiko Kekurangan Volume Cairan merupakan diagnosis keperawatan yang sesuai karena pasien mengalami muntah hebat, yang dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang signifikan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Pasien akan mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- Luaran yang diharapkan: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, dan kadar glukosa darah dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitor tanda-tanda vital, monitor intake dan output cairan, berikan cairan intravena, bantu pasien mengatasi mual dan muntah, monitor kadar glukosa darah, dan edukasi pasien tentang perawatan diabetes.
Pemeriksaan penunjang lain yang perlu dilakukan pada pasien adalah:
c. Ureum darah
d. Kreatinin
e. Analisis Gas Darah (AGD)
Pemeriksaan tersebut diperlukan untuk mengetahui fungsi ginjal dan status elektrolit pasien, yang dapat terpengaruh akibat muntah hebat dan diabetes yang tidak terkontrol. -
Article No. 2601 | 17 Oct 2024
Klinis : Indikasi pasien yang memerlukan ventilasi mekanik adalah? a. Pernapasan 24 x/menit b. Hilangnya reflek muntah dan batuk c. Kapasitas vital lebih dari 10 ml/kg d. PaCo2 lebih dari 50 mmHg e. Pa O2 lebih dari 60 mmHg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, indikasi pasien yang memerlukan ventilasi mekanik adalah:
d. PaCO2 lebih dari 50 mmHg
Penjelasan singkat:
1. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pertukaran Gas
2. Penjelasan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pertukaran Gas adalah ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dan/atau mengeluarkan karbon dioksida yang adekuat.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari Gangguan Pertukaran Gas adalah pertukaran gas yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Pertukaran Gas adalah ventilasi mekanik, oksigenasi, dan manajemen ventilasi.
Penjelasan singkat:
Peningkatan PaCO2 lebih dari 50 mmHg menandakan adanya gangguan ventilasi dan pertukaran gas, yang merupakan indikasi utama pasien memerlukan ventilasi mekanik. Hal ini untuk membantu pasien mempertahankan oksigenasi dan mengeluarkan karbon dioksida secara adekuat. -
Article No. 2602 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 25 tahun di rujuk ke ruang IGD pasca kecelakaan. Pada pemeriksaan TD: 120/70 mmHg, Nadi 90 x/menit, P: 28 /menit. Pasien tidak sadar, terdapat luka fraktur terbuka pada kaki kanan. Tindakan stabilisasi apa yang bisa dilakukan pada kasus.. a. Pasang infus b. Balut bidai c. Perawatan luka d. Neckoller e. Bebaskan jaln nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Berhubungan dengan Kerusakan Struktur Vaskuler Sekunder Akibat Trauma.
2. Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Fraktur Terbuka pada Kaki Kanan.
3. Risiko Cedera Berhubungan dengan Penurunan Kesadaran.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Berhubungan dengan Kerusakan Struktur Vaskuler Sekunder Akibat Trauma:
- SDKI: Gangguan Perfusi Jaringan
- SLKI: Pemulihan Perfusi Jaringan
- SIKI: Pemasangan Infus, Balut Bidai, Manajemen Fraktur
2. Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Fraktur Terbuka pada Kaki Kanan:
- SDKI: Risiko Perdarahan
- SLKI: Pengendalian Perdarahan
- SIKI: Pemasangan Infus, Balut Bidai, Perawatan Luka
3. Risiko Cedera Berhubungan dengan Penurunan Kesadaran:
- SDKI: Risiko Cedera
- SLKI: Pencegahan Cedera
- SIKI: Pembebasan Jalan Napas, Penggunaan Neck Collar
Tindakan stabilisasi yang dapat dilakukan:
a. Pasang infus untuk mempertahankan volume cairan dan terapeutik.
b. Balut bidai untuk menstabilkan fraktur terbuka pada kaki kanan.
c. Perawatan luka untuk mencegah infeksi dan perdarahan.
d. Pasang neck collar untuk stabilisasi tulang leher dan kepala.
e. Bebaskan jalan napas untuk memastikan pasien dapat bernapas dengan baik.
Dalam melakukan tindakan ini, penting untuk menerapkan praktik keperawatan yang berpusat pada pasien, memperhatikan keselamatan pasien, dan bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya. -
Article No. 2603 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 25 tahun di rujuk ke ruang IGD pasca kecelakaan. Pada pemeriksaan TD: 120/70 mmHg, Nadi 90 x/menit, P: 28 /menit. Pasien tidak sadar, terdapat luka fraktur terbuka pada kaki kanan. Tindakan stabilisasi apa yang bisa dilakukan pada kasus.. a. Pasang infus b. Balut bidai c. Perawatan luka d. Neckoller e. Bebaskan jaln nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
2. Resiko Syok Hipovolemik
3. Intoleransi Aktivitas
4. Risiko Infeksi
Penjelasan singkat:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- SDKI: Penurunan kemampuan pertukaran gas di alveoli-kapiler
- SLKI: Intervensi untuk memulihkan pertukaran gas
- SIKI: Manajemen Jalan Napas, Oksigenasi, Ventilasi
2. Resiko Syok Hipovolemik
- SDKI: Penurunan volume cairan intravaskuler yang dapat mengancam kehidupan
- SLKI: Intervensi untuk mencegah syok hipovolemik
- SIKI: Manajemen Cairan, Terapi Cairan Intravena
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin
- SLKI: Intervensi untuk mengembalikan toleransi terhadap aktivitas
- SIKI: Perawatan Diri, Manajemen Aktivitas
4. Risiko Infeksi
- SDKI: Peningkatan risiko infeksi
- SLKI: Intervensi untuk mencegah infeksi
- SIKI: Manajemen Luka, Pemberian Obat, Pencegahan Infeksi
Tindakan stabilisasi yang dapat dilakukan:
a. Pasang infus
b. Balut bidai
c. Perawatan luka
d. Neckoller
e. Bebaskan jalan napas
Tindakan-tindakan tersebut sesuai dengan intervensi keperawatan yang terkait dengan diagnosa yang telah disebutkan. Tujuannya adalah untuk memulihkan pertukaran gas, mencegah syok hipovolemik, memulihkan toleransi aktivitas, dan mencegah infeksi. -
Article No. 2604 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien berusia 55 tahun dan didiagnosa ketoasidosis. Infus pasien sudah terpasang, posisi sudah di atur dan dilakukan TTV. Tindakan lain yang perlu pada pasien tersebut adalah? a. Pemeriksaan AGD setiap 2 jam b. Pemeriksaan darah lengkap setiap 1 jam c. Pemeriksaan elektrolit setiap 4 jam d. Pemeriksaan TTV setiap 4 jam e. Pemeriksaan glukosa darah per jam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan ketoasidosis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit akibat ketoasidosis.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Keadaan dimana individu mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang ditandai dengan adanya perubahan nilai parameter laboratorium.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, kadar elektrolit dalam batas normal, dan mengatakan rasa nyaman.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan laboratorium (termasuk AGD, darah lengkap, dan elektrolit), dan pemberian cairan infus yang sesuai.
Tindakan lain yang perlu pada pasien tersebut adalah:
e. Pemeriksaan glukosa darah per jam
Penjelasan:
Pemantauan glukosa darah secara ketat (per jam) diperlukan pada pasien dengan ketoasidosis untuk memantau kestabilan kadar glukosa darah dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Jadi, tindakan yang paling sesuai adalah pemeriksaan glukosa darah per jam, karena monitoring glukosa darah yang ketat sangat penting dalam penanganan ketoasidosis. -
Article No. 2605 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki 56 tahun IGD dengan keluhan nyeri dada tembus punggung sejak 1 jam yang lalu. Klien memegangi dadanya, ekspresi wajah kesakitan, keluar keringat dingin, gelisah. Hasil pemeriksaan ST elevasi, RR 26x/mnt, TD 100/70 mmHg, N 88x/mnt, akral dingin. Apa masalah keperawatan utama yang terjadi pada klien? a. Gangguan pertukaran gas b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) c. Penurunan curah jantung d. Kecemasan e. Gangguan perfusi jaringan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala dan tanda klinis yang disebutkan, masalah keperawatan utama yang terjadi pada klien adalah:
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri)
Penjelasan:
Pasien mengalami nyeri dada yang tembus ke punggung, ekspresi wajah kesakitan, serta gelisah. Gejala-gejala ini menunjukkan adanya gangguan rasa nyaman berupa nyeri pada pasien.
Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Ekspresi verbal nyeri menurun
2. Perilaku nyeri menurun
3. Toleransi aktivitas meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri
2. Peningkatan kenyamanan
3. Terapi relaksasi
Jadi, masalah keperawatan utama yang terjadi pada klien adalah gangguan rasa nyaman (nyeri), dengan penatalaksanaan keperawatan yang sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 2606 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 29 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian: didapatkan data-data dari tingkat kesadaran pasien AVPU, ukuran pupil, bentuk, kesamaan & reaksi terhadap cahaya. Data pengkajian tersebut menggambarkan tentang pengkajian dari aspek? a. Breathing b. Circulation c. Disability d. Eksposure/Environmental e. Airway
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan fungsi otak (Impaired Brain Function)
Penjelasan singkat:
Berdasarkan data pengkajian yang Anda berikan, kondisi pasien laki-laki usia 29 tahun yang mengalami kecelakaan menggambarkan adanya gangguan fungsi otak (Impaired Brain Function).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan fungsi otak adalah keadaan di mana individu mengalami penurunan atau perubahan dalam fungsi neurologis, yang ditandai dengan penurunan tingkat kesadaran, perubahan ukuran pupil, bentuk, kesamaan, dan reaksi terhadap cahaya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada kondisi ini adalah pasien dapat mempertahankan fungsi otak yang optimal, mencegah komplikasi, dan mencapai tingkat kesadaran yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pengkajian neurologis, manajemen jalan napas, pemberian oksigen, dan intervensi lain yang sesuai dengan kondisi pasien.
Jadi, berdasarkan data pengkajian yang Anda berikan, kondisi pasien tersebut menggambarkan adanya gangguan fungsi otak (Impaired Brain Function) yang perlu ditangani dengan intervensi keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 2607 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien berusia 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan mual muntah. Gula darah 350 mg/dl. Pasien mempunyai riwayat DM sejak 1 tahun lalu. TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi napas 22x/menit, nafas berbau keton. Apakah tindakan perawat utama di IGD? a. Mempercepat lipolisis b. Mempercepat glikoneogenesis c. Memberikan cairan parenteral d. Menghindari stress e. Mempercepat glikolisis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Diabetes Melitus (DM) yang tidak terkontrol.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh adalah kondisi di mana asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan perawatan yang ingin dicapai adalah pasien dapat mempertahankan berat badan dalam rentang normal, pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi utama yang perlu dilakukan adalah memberikan cairan parenteral (intravena) untuk mengatasi dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit akibat DM yang tidak terkontrol.
Jadi, tindakan keperawatan utama di IGD adalah memberikan cairan parenteral (C) untuk mengatasi dehidrasi dan mengembalikan keseimbangan elektrolit pada pasien. -
Article No. 2608 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien dirawat dengan DM, masuk RS dengan keluhan luka yang tidak sembuh-sembuh. Didapatkan data TD 120/70 mmHg, suhu 39°C, frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi napas 24/menit. Nilai laboratorium apakah yang harus dikaji perawat supaya tidak terjadi shock septik? a. Entrosit b. SGOT c. Trombosit d. Lekosit e. Hb
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI, SLKI, SIKI berdasarkan kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Akut
- Definisi: Keadaan rentan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Risiko: Luka yang tidak sembuh-sembuh, riwayat diabetes melitus.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Keterbatasan dalam toleransi melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan.
- Faktor Terkait: Peningkatan suhu tubuh, peningkatan frekuensi nadi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi Akut
- Definisi: Keadaan rentan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Risiko: Diabetes Melitus, Luka Kronis.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Keterbatasan dalam toleransi melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan.
- Faktor Terkait: Peningkatan Suhu Tubuh, Peningkatan Frekuensi Nadi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi Akut
- Luaran: Tingkat Infeksi, Kontrol Infeksi.
2. Intoleransi Aktivitas
- Luaran: Toleransi Aktivitas, Kelelahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi Akut
- Intervensi: Manajemen Infeksi, Perawatan Luka.
2. Intoleransi Aktivitas
- Intervensi: Manajemen Aktivitas, Manajemen Kelelahan.
Nilai laboratorium yang perlu dikaji untuk menghindari sepsis/shock septik adalah Leukosit (lekosit). Peningkatan jumlah leukosit dapat menjadi tanda awal infeksi yang dapat berkembang menjadi sepsis. Selain itu, pemeriksaan lain yang perlu dilakukan adalah kultur darah untuk mendeteksi organisme penyebab infeksi.