Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 670 | 26 Sep 2024
Klinis : anemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Anemia:
1. Kekurangan Volume Cairan
- Penjelasan Singkat:
Kekurangan volume cairan dapat terjadi pada pasien dengan anemia karena anemia dapat menyebabkan hipovolemia (penurunan volume cairan dalam tubuh) akibat berkurangnya kadar hemoglobin yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dan cairan.
2. Intoleransi Aktivitas
- Penjelasan Singkat:
Pasien dengan anemia dapat mengalami intoleransi aktivitas karena rendahnya kadar hemoglobin yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, sehingga pasien dapat merasa cepat lelah dan lemah saat beraktivitas.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- SDKI adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- Setiap diagnosis keperawatan dalam SDKI memiliki definisi, batasan karakteristik, faktor yang berhubungan, dan intervensi keperawatan yang spesifik.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- SLKI adalah sistem klasifikasi luaran (outcome) keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- SLKI memberikan panduan terhadap hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- SIKI adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- SIKI menyediakan panduan terhadap tindakan-tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 671 | 26 Sep 2024
Klinis : anemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi anemia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Terkait dengan diagnosa Intoleransi Aktivitas, luaran keperawatan yang diharapkan adalah:
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
2. Kemampuan Melakukan Aktivitas Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Intoleransi Aktivitas pada pasien anemia antara lain:
1. Manajemen Energi
2. Pemantauan Aktivitas dan Istirahat
3. Peningkatan Mobilitas
Penjelasan Singkat:
Anemia dapat menyebabkan pasien mengalami kelelahan, lemah, dan mudah lelah saat beraktivitas. Hal ini dapat menimbulkan Intoleransi Aktivitas, dimana pasien tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan. Intervensi keperawatan diarahkan untuk membantu pasien mengelola energinya, memantau aktivitas dan istirahat, serta meningkatkan mobilitas sehingga dapat meningkatkan toleransi dan kemampuan melakukan aktivitas. -
Article No. 672 | 26 Sep 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dialami pasien anak perempuan usia 5 tahun, yaitu demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, dengan kemungkinan diagnosis campak, maka kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05.9
- Deskripsi: Campak, tidak ditentukan
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 055.9
- Deskripsi: Campak tanpa komplikasi
Penjelasan:
- Kode ICD-10 B05.9 (Campak, tidak ditentukan) digunakan karena gejala yang dialami pasien seperti demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah sesuai dengan sindrom klinis campak, meskipun tidak disebutkan secara spesifik bahwa ini adalah kasus campak.
- Kode ICD-9-CM 055.9 (Campak tanpa komplikasi) juga sesuai dengan kondisi pasien yang tidak menunjukkan adanya komplikasi dari campak. -
Article No. 673 | 26 Sep 2024
Klinis : hipovolemia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi hipovolemia, kode ICD-10 dan ICD-9-CM adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E86.0
- Deskripsi: Hipovolemia
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 276.5
- Deskripsi: Hipovolemia
Penjelasan:
- Kode ICD-10 E86.0 digunakan untuk mendiagnosis hipovolemia, yang merupakan kondisi kekurangan cairan dalam tubuh.
- Kode ICD-9-CM 276.5 juga digunakan untuk mengkodekan hipovolemia.
- Hipovolemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kehilangan cairan yang berlebihan (misalnya karena diare, muntah, perdarahan, atau dehidrasi), asupan cairan yang tidak memadai, atau kerusakan pada sistem regulasi cairan tubuh.
- Tanda dan gejala hipovolemia dapat mencakup tekanan darah rendah, denyut nadi cepat, mulut kering, kulit keriput, dan berkurangnya volume urine.
- Penanganan hipovolemia biasanya melibatkan pemberian cairan intravena untuk mengembalikan keseimbangan cairan dalam tubuh. -
Article No. 674 | 26 Sep 2024
Klinis : hipovolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi hipovolemia:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan volume cairan
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan antara input dan output cairan yang menyebabkan penurunan volume cairan di dalam tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hidrasi yang adekuat
2. Tanda-tanda vital normal
3. Tidak ada tanda-tanda kekurangan cairan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pantau intake dan output cairan
2. Berikan cairan sesuai kebutuhan
3. Pantau tanda-tanda vital
4. Pantau tanda-tanda kekurangan cairan
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian cairan parenteral jika diindikasikan
Jadi, pasien dengan hipovolemia akan mengalami diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan volume cairan" yang ditandai dengan penurunan volume cairan dalam tubuh. Perawat harus memantau intake dan output cairan, memberikan cairan sesuai kebutuhan, serta memantau tanda-tanda vital dan tanda-tanda kekurangan cairan. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain juga diperlukan jika diindikasikan pemberian cairan parenteral. -
Article No. 675 | 26 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan deskripsi kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi pemeriksaan mikrobiologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Rontgen toraks, dua proyeksi atau lebih
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi pemeriksaan mikrobiologis dan histologis) dipilih karena pasien memiliki gejala-gejala yang mengarah pada tuberkulosis paru, seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Kode ini digunakan untuk diagnosis tuberkulosis paru yang dikonfirmasi melalui pemeriksaan mikrobiologis (misalnya pemeriksaan sputum) dan/atau histologis (misalnya biopsi paru).
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Rontgen toraks, dua proyeksi atau lebih) digunakan untuk prosedur/tindakan medis berupa pemeriksaan rontgen toraks yang dilakukan untuk mendeteksi adanya lesi di paru, yang merupakan salah satu pemeriksaan penunjang untuk mendukung diagnosis tuberkulosis paru. -
Article No. 676 | 26 Sep 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai, beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Karakteristik Utama: Keluhan nyeri, perubahan ekspresi wajah, dan perilaku protektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hasil yang Diharapkan: Pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, menunjukkan tanda-tanda vital stabil, dan dapat beraktivitas sesuai kemampuan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, termasuk pemberian analgesik sesuai indikasi, terapi non-farmakologis, dan pemantauan tanda-tanda vital.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan infark miokard akut
SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
- Karakteristik Utama: Sesak napas, perubahan frekuensi napas, dan sianosis.
SLKI:
- Hasil yang Diharapkan: Pasien dapat bernapas dengan mudah, menunjukkan status oksigenasi yang adekuat, dan dapat beraktivitas sesuai kemampuan.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen oksigenasi, termasuk pemberian oksigen, pemantauan status pernapasan, dan manajemen cairan.
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan infark miokard akut
SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- Karakteristik Utama: Tekanan darah rendah, nadi lemah, dan perubahan perfusi jaringan.
SLKI:
- Hasil yang Diharapkan: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, perfusi jaringan yang adekuat, dan dapat beraktivitas sesuai kemampuan.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen kardiovaskular, termasuk pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan intravena, dan pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Dalam menentukan diagnosa keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara komprehensif, termasuk riwayat penyakit, gejala, dan hasil pemeriksaan. Intervensi keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan tujuan yang ingin dicapai. -
Article No. 677 | 26 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 11.21
- Deskripsi: Pemberian sputum untuk pemeriksaan mikrobiologis
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 merupakan kode untuk tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Hal ini sesuai dengan gejala yang dialami pasien, yaitu batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru.
2. Kode ICD-9-CM 11.21 adalah kode untuk prosedur pengambilan sampel sputum untuk pemeriksaan mikrobiologis, yang mungkin dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru pada pasien.
Selain itu, beberapa tindakan lain yang mungkin dilakukan antara lain:
- Rontgen thoraks untuk mendiagnosis dan memantau perkembangan penyakit
- Pemeriksaan laboratorium darah
- Pemberian obat anti-tuberkulosis sesuai protokol pengobatan -
Article No. 678 | 26 Sep 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.0
- Deskripsi: Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 410.01
- Deskripsi: Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST, anteroseptal
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien wanita berusia 60 tahun mengalami gejala nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin. Hasil EKG menunjukkan adanya infark miokard akut. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
Kode ICD-10 I21.0 (Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST) sesuai dengan diagnosis infark miokard akut yang dialami pasien. Kode ICD-9-CM 410.01 (Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST, anteroseptal) juga dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi infark miokard akut dengan lokasi anteroseptal.
Pasien memiliki faktor risiko seperti hipertensi dan diabetes melitus tipe 2, yang dapat berkontribusi pada terjadinya infark miokard akut. -
Article No. 679 | 26 Sep 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien anak perempuan berusia 5 tahun, yaitu demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, maka diagnosis yang mungkin adalah campak (measles).
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05
- Deskripsi: Campak (Measles)
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 055
- Deskripsi: Campak (Measles)
Penjelasan:
- Kode ICD-10 B05 merupakan kode untuk diagnosis campak (measles), yang sesuai dengan gejala yang dialami oleh pasien.
- Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak (Measles virus) dan ditandai dengan demam tinggi, ruam merah pada kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, dan gejala pernapasan lainnya seperti batuk kering dan mata merah.
- Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk tindakan medis yang diperlukan, karena umumnya pengobatan campak bersifat suportif, seperti pemberian cairan, antipiretik, dan perawatan simptomatik lainnya.