Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18225 | 03 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri pada tangan kanan post terkena minyak panas 1 minggu yang lalu, lama kelamaan keluar darah dan semakin nyeri, diperiksa gula darah sewaktu dipati hasil 454 rencana debridement
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
Faktor yang Berhubungan: Paparan panas (luka bakar).
Karakteristik Definitif: Kerusakan jaringan, perdarahan, nyeri.
2. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor yang Berhubungan: Kerusakan integritas kulit, kadar glukosa darah tinggi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Integritas Kulit Membaik
- Indikator:
a. Luka membaik
b. Perdarahan terkontrol
c. Nyeri menurun
- Target Waktu: 1-2 minggu
2. Bebas Infeksi
- Indikator:
a. Tidak ada tanda-tanda infeksi (peningkatan suhu, pembengkakan, erythema, dll.)
b. Kultur luka negatif
- Target Waktu: 1-2 minggu
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perawatan Luka
- Tujuan: Mempercepat penyembuhan luka dan mencegah komplikasi.
- Aktivitas:
a. Melakukan debridement luka sesuai rencana.
b. Membersihkan luka dengan cairan antiseptik.
c. Menerapkan balutan luka yang sesuai.
d. Memantau tanda-tanda infeksi.
2. Manajemen Glukosa Darah
- Tujuan: Mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
- Aktivitas:
a. Memantau kadar glukosa darah secara teratur.
b. Kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan terapi insulin, jika diperlukan.
c. Edukasi pasien tentang perawatan diabetes.
3. Manajemen Nyeri
- Tujuan: Mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan pasien.
- Aktivitas:
a. Mengkaji karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, kualitas, dll.).
b. Memberikan analgesik sesuai resep dokter.
c. Mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis.
d. Memantau respons pasien terhadap intervensi.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien adalah Integritas Kulit Terganggu dan Risiko Infeksi. Luka bakar akibat paparan panas dan kadar glukosa darah yang tinggi meningkatkan risiko gangguan integritas kulit dan infeksi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Integritas Kulit Membaik dan Bebas Infeksi. Indikator-indikator yang diharapkan adalah perbaikan kondisi luka, kontrol perdarahan, penurunan nyeri, serta tidak adanya tanda-tanda infeksi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Perawatan Luka, Manajemen Glukosa Darah, dan Manajemen Nyeri. Tujuan dari intervensi-intervensi ini adalah mempercepat penyembuhan luka, mencegah infeksi, mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal, dan mengurangi nyeri yang dirasakan oleh pasien.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 18226 | 03 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri pada tangan kanan post terkena minyak panas 1 minggu yang lalu, lama kelamaan keluar darah dan semakin nyeri, diperiksa gula darah sewaktu dipati hasil 454 rencana debridement
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
Karakteristik Definisi: Adanya kerusakan pada kulit, perdarahan, nyeri, perubahan warna kulit.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Luka
- Indikator:
- Luka mulai menutup
- Perdarahan berkurang
- Nyeri berkurang
- Tanda-tanda infeksi tidak ada
- Target:
- Luka menutup 80% dalam 2 minggu
- Perdarahan berkurang 50% dalam 1 minggu
- Nyeri berkurang menjadi skala 3 dalam 1 minggu
- Tidak ada tanda-tanda infeksi dalam 1 minggu
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan Luka
- Tujuan: Mempercepat penyembuhan luka dan mencegah komplikasi
- Aktivitas:
- Melakukan debridement luka secara aseptik
- Membersihkan luka dengan cairan antiseptik
- Merawat luka dengan balutan yang sesuai
- Memantau tanda-tanda infeksi
- Mengatur posisi ekstremitas untuk meningkatkan aliran darah
2. Manajemen Nyeri
- Tujuan: Mengurangi nyeri pasien
- Aktivitas:
- Mengkaji nyeri pasien (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas)
- Memberikan analgesik sesuai indikasi
- Mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya kompres hangat)
- Memantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri
3. Manajemen Diabetes Mellitus
- Tujuan: Menstabilkan kadar gula darah pasien
- Aktivitas:
- Mengkaji riwayat diabetes pasien
- Memantau kadar gula darah secara teratur
- Mengatur diet dan pemberian insulin/obat antidiabetes sesuai indikasi
- Memberikan edukasi terkait pengelolaan diabetes
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Integritas Kulit Terganggu dipilih karena pasien mengalami kerusakan pada kulit tangan kanan akibat terkena minyak panas, yang ditandai dengan adanya perdarahan dan nyeri. Kadar gula darah yang tinggi (454 mg/dL) juga dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah perbaikan integritas kulit, dengan indikator luka mulai menutup, perdarahan berkurang, nyeri berkurang, dan tidak ada tanda-tanda infeksi. Target yang ditetapkan adalah luka menutup 80% dalam 2 minggu, perdarahan berkurang 50% dalam 1 minggu, nyeri berkurang menjadi skala 3 dalam 1 minggu, dan tidak ada tanda-tanda infeksi dalam 1 minggu.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah:
1. Perawatan luka, bertujuan untuk mempercepat penyembuhan luka dan mencegah komplikasi. Aktivitas yang dilakukan meliputi debridement luka, pembersihan luka dengan cairan antiseptik, perawatan luka dengan balutan yang sesuai, pemantauan tanda-tanda infeksi, dan pengaturan posisi ekstremitas.
2. Manajemen nyeri, bertujuan untuk mengurangi nyeri pasien. Aktivitas yang dilakukan meliputi pengkajian nyeri, pemberian analgesik, pengajaran teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, dan pemantauan efektivitas intervensi.
3. Manajemen diabetes mellitus, bertujuan untuk menstabilkan kadar gula darah pasien. Aktivitas yang dilakukan meliputi pengkajian riwayat diabetes, pemantauan kadar gula darah, pengaturan diet dan pemberian insulin/obat antidiabetes, serta pemberian edukasi terkait pengelolaan diabetes.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada permasalahan pasien, diharapkan dapat mempercepat penyembuhan luka, mengurangi nyeri, dan menstabilkan kadar gula darah, sehingga pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 18227 | 03 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri pada tangan kanan post terkena minyak panas 1 minggu yang lalu, lama kelamaan keluar darah dan semakin nyeri, diperiksa gula darah sewaktu dipati hasil 454 rencana debridement
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, yaitu pasien datang dengan keluhan nyeri pada tangan kanan post terkena minyak panas 1 minggu yang lalu, lama kelamaan keluar darah dan semakin nyeri, serta hasil pemeriksaan gula darah sewaktu dipati yang menunjukkan hasil 454, maka diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Cedera fisik, infeksi, prosedur pembedahan.
2. Risiko Infeksi
Definisi: Peningkatan risiko terserang oleh organisme patogen.
Penyebab: Kerusakan integritas kulit, peningkatan paparan terhadap patogen, penurunan sistem kekebalan tubuh.
3. Gangguan Integritas Kulit
Definisi: Kerusakan pada permukaan kulit.
Penyebab: Trauma, agen kimiawi.
4. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Kelemahan, nyeri.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan luaran/output yang dapat dicapai adalah:
1. Manajemen Nyeri
Definisi: Kemampuan untuk mengontrol atau mengurangi rasa sakit.
Kriteria Hasil:
- Melaporkan nyeri berkurang
- Mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri
- Menunjukkan perilaku untuk mengurangi nyeri
2. Pemulihan Luka
Definisi: Proses perbaikan dan penutupan luka.
Kriteria Hasil:
- Luka bersih dan bebas infeksi
- Luka memperlihatkan tanda-tanda penyembuhan
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Kontrol Glikemik
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
Kriteria Hasil:
- Kadar glukosa darah dalam rentang normal
- Mendemonstrasikan perilaku untuk mempertahankan kontrol glukosa darah
4. Toleransi Aktivitas
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas tanpa gejala yang tidak diinginkan.
Kriteria Hasil:
- Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas
- Melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik-teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti distraksi, relaksasi, dan kompres hangat
- Pantau respons pasien terhadap intervensi yang diberikan
2. Perawatan Luka
- Bersihkan dan lakukan debridement luka sesuai rencana
- Terapkan prinsip perawatan luka yang lembap
- Pantau tanda-tanda infeksi dan berikan antibiotik sesuai indikasi
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan luka yang benar
3. Manajemen Diabetes
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengaturan obat dan diet diabetes
- Pantau kadar glukosa darah secara rutin
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen diabetes yang baik
- Motivasi pasien untuk patuh terhadap regimen pengobatan dan diet
4. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Kaji kemampuan dan batasan aktivitas pasien
- Rencanakan aktivitas secara bertahap sesuai toleransi pasien
- Ajarkan teknik-teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan
- Motivasi pasien untuk berpartisipasi aktif dalam proses pemulihan
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu manajemen nyeri yang efektif, pemulihan luka yang optimal, kontrol glikemik yang baik, serta peningkatan toleransi aktivitas. -
Article No. 18228 | 03 Jun 2025
Klinis : mual muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi mual muntah.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi mual muntah adalah "Mual" (SDKI 2017). Mual didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman di dalam perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti obat-obatan, infeksi, atau kondisi medis lainnya.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Mual: Pasien dapat mengendalikan mual yang dialami. Indikator keberhasilan dapat berupa penurunan frekuensi dan intensitas mual, serta peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi mual.
2. Kesejahteraan: Pasien menunjukkan peningkatan kesejahteraan secara fisik dan psikologis. Indikator keberhasilan dapat berupa peningkatan kenyamanan, penurunan kecemasan, dan peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Pemeliharaan Keseimbangan Cairan: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat. Indikator keberhasilan dapat berupa peningkatan intake cairan, penurunan tanda-tanda dehidrasi, dan peningkatan berat badan atau volume urin.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Mual:
a. Identifikasi penyebab mual, seperti obat-obatan, infeksi, atau kondisi medis lainnya.
b. Berikan antiemetik sesuai dengan indikasi dan rekomendasi dokter.
c. Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, atau terapi non-farmakologis lainnya untuk mengatasi mual.
d. Modifikasi diet dan nutrisi sesuai dengan toleransi pasien.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, farmasis) untuk mengelola mual secara komprehensif.
2. Manajemen Cairan:
a. Monitor intake dan output cairan secara ketat.
b. Berikan cairan intravena atau intravena elektrolit sesuai indikasi.
c. Ajarkan pasien untuk meningkatkan asupan cairan oral dan mempertahankan hidrasi.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk memastikan keseimbangan cairan yang adekuat.
3. Manajemen Kenyamanan:
a. Berikan obat-obatan antiemetik dan analgesik sesuai indikasi.
b. Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, atau terapi non-farmakologis lainnya untuk meningkatkan kenyamanan.
c. Modifikasi lingkungan (sinar, suara, suhu) untuk mendukung kenyamanan pasien.
d. Libatkan keluarga dan significant others dalam upaya meningkatkan kenyamanan pasien.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu kontrol mual yang baik, peningkatan kesejahteraan, dan pemeliharaan keseimbangan cairan yang adekuat. -
Article No. 18229 | 03 Jun 2025
Klinis : vertigo
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi vertigo dari perspektif keperawatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Vertigo:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi vertigo berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Ketidakstabilan Posisi". Ketidakstabilan Posisi didefinisikan sebagai "Gangguan pada kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh yang stabil atau aman". Kondisi vertigo dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan rasa pusing sehingga pasien dapat mengalami kesulitan dalam mempertahankan posisi tubuh yang stabil.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan vertigo dapat mencapai luaran/output sebagai berikut berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Stabilitas Posisi: Pasien dapat mempertahankan posisi tubuh yang stabil dan aman.
2. Keseimbangan: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan tubuh yang adekuat.
3. Kontrol Gerak: Pasien dapat mengontrol gerakan tubuh secara efektif.
4. Koordinasi: Pasien dapat melakukan koordinasi gerak tubuh yang baik.
5. Mobilitas: Pasien dapat bergerak dengan aman dan efektif.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan pada pasien dengan vertigo, intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
1. Manajemen Lingkungan: Mengatur lingkungan yang aman bagi pasien, seperti menjaga lantai tidak licin, menyediakan alat bantu berjalan, dan menghindari perubahan posisi yang tiba-tiba.
2. Manajemen Gejala: Memantau tanda-tanda vital, mengidentifikasi faktor pencetus, dan mengelola gejala vertigo seperti pusing, mual, dan gangguan keseimbangan.
3. Terapi Keseimbangan: Memberikan latihan untuk meningkatkan keseimbangan, koordinasi, dan kontrol gerak, seperti latihan Cawthorne-Cooksey.
4. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang vertigo, penyebab, gejala, dan strategi manajemen gejala.
5. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional dan psikologis untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kepercayaan diri pasien.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dengan vertigo dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 18230 | 03 Jun 2025
Klinis : hiperglikemia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis hiperglikemia, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait (jika ada):
1. Kode ICD-10:
- Kode: E87.0
- Deskripsi: Hiperglikemia
Hiperglikemia merupakan kondisi di mana kadar glukosa darah melebihi nilai normal. Hal ini dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti diabetes mellitus, stres, atau penggunaan obat-obatan tertentu. Penanganan hiperglikemia biasanya melibatkan pengaturan diet, aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan antidiabetes jika diperlukan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.10
- Deskripsi: Pemberian insulin subcutan atau intravena
Dalam penanganan hiperglikemia, pemberian insulin secara subcutan atau intravena dapat dilakukan untuk memperbaiki kadar glukosa darah yang tinggi. Prosedur ini dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, seperti dokter atau perawat, sesuai dengan kondisi klinis pasien dan rencana penanganan yang ditetapkan. -
Article No. 18163 | 03 Jun 2025
Klinis : bayi baru lahir berat 559 gr ,kondisi meninggal dalam kandungan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi bayi baru lahir dengan berat 559 gram dan kondisi meninggal dalam kandungan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan dengan Berat Badan Lahir Rendah
- Definisi: Risiko gangguan aliran darah ke jaringan perifer yang dapat mengakibatkan kerusakan sel dan jaringan.
- Faktor Risiko: Bayi baru lahir dengan berat badan 559 gram termasuk kategori berat badan lahir sangat rendah (BBLR), yang dapat menyebabkan gangguan perfusi jaringan perifer.
2. Risiko Kematian Berhubungan dengan Komplikasi Kehamilan dan Persalinan
- Definisi: Risiko terjadinya kematian yang disebabkan oleh kondisi patologis selama kehamilan, persalinan, atau periode pascapersalinan.
- Faktor Risiko: Kondisi meninggal dalam kandungan dapat terjadi akibat komplikasi kehamilan atau persalinan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Perifer Membaik
- Indikator:
- Suhu ekstremitas hangat
- Warna kulit normal
- Nadi perifer teraba
- Kapillar Refill Time (CRT) < 3 detik
2. Kelangsungan Hidup Membaik
- Indikator:
- Bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan
- Tidak terjadi kematian
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Intervensi untuk Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Perifer:
- Monitoring Tanda Vital
- Mengukur suhu, nadi, pernapasan, dan tekanan darah secara teratur
- Manajemen Temperatur
- Mempertahankan suhu lingkungan yang sesuai
- Menggunakan inkubator atau alat pemanas lainnya
- Terapi Oksigen
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
- Perawatan Kulit
- Menjaga kulit tetap bersih dan lembab
- Menghindari kerusakan kulit
2. Intervensi untuk Risiko Kematian:
- Resusitasi Neonatus
- Melakukan intervensi resusitasi sesuai algoritme resusitasi neonatus
- Perawatan Paliatif
- Memberikan kenyamanan dan dukungan psikologis
- Memfasilitasi ikatan keluarga
- Koordinasi Asuhan
- Berkoordinasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, fisioterapis, dll.)
- Melibatkan keluarga dalam pengambilan keputusan
Penjelasan Rinci:
Bayi baru lahir dengan berat 559 gram termasuk kategori berat badan lahir sangat rendah (BBLR), yang dapat menyebabkan gangguan perfusi jaringan perifer. Hal ini karena sistem organ bayi yang belum matang, termasuk sistem kardiovaskular, sehingga dapat menghambat aliran darah ke jaringan perifer. Oleh karena itu, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Perifer.
Selain itu, kondisi meninggal dalam kandungan juga menunjukkan adanya risiko kematian yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan atau persalinan. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Risiko Kematian.
Luaran/output yang diharapkan adalah Perfusi Jaringan Perifer Membaik, yang ditandai dengan suhu ekstremitas hangat, warna kulit normal, nadi perifer teraba, dan Capillary Refill Time (CRT) < 3 detik. Selain itu, diharapkan Kelangsungan Hidup Membaik, dengan bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan dan tidak terjadi kematian.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi monitoring tanda vital, manajemen temperatur, terapi oksigen, perawatan kulit, resusitasi neonatus, perawatan paliatif, dan koordinasi asuhan dengan tim kesehatan lain. Semua intervensi ini bertujuan untuk menjaga perfusi jaringan perifer, mencegah komplikasi, dan memberikan dukungan dan kenyamanan bagi bayi dan keluarga. -
Article No. 18164 | 03 Jun 2025
Klinis : bayi baru lahir kondisi meninggal dalam kandungan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi bayi baru lahir yang meninggal dalam kandungan, dengan nada akademis dan persona sebagai perawat ahli.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi bayi baru lahir yang meninggal dalam kandungan adalah "Berduka" (Grieving). Hal ini karena individu atau keluarga mengalami kehilangan yang signifikan dan membutuhkan bantuan untuk mengekspresikan dan mengatasi perasaan duka yang mendalam.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pencapaian Proses Berduka: Keluarga menunjukkan proses berduka yang sehat, yang ditandai dengan kemampuan mengekspresikan perasaan duka, menerima realitas kehilangan, dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
2. Penerimaan Kehilangan: Keluarga mampu menerima kenyataan kehilangan bayi baru lahir dan mengintegrasikannya dalam kehidupan mereka.
3. Adaptasi Psikologis: Keluarga menunjukkan adaptasi psikologis yang positif terhadap kehilangan, seperti tidak mengalami depresi berkepanjangan atau gangguan emosional lainnya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional yang memadai kepada keluarga, seperti mendengarkan dengan aktif, memberikan validasi atas perasaan, dan mendorong pengungkapan emosi.
2. Terapi Berduka: Membantu keluarga melalui tahapan-tahapan proses berduka, seperti menerima realitas kehilangan, mengekspresikan emosi, menyesuaikan diri dengan perubahan, dan menemukan makna dalam kehilangan.
3. Edukasi tentang Proses Berduka: Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai dinamika dan tahapan normal dalam proses berduka, sehingga mereka dapat memahami dan menerima reaksi yang muncul.
4. Konseling Koping: Membantu keluarga mengidentifikasi dan mengembangkan strategi koping yang sehat untuk mengatasi stres dan kesedihan akibat kehilangan.
5. Koordinasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti psikolog atau konselor, untuk memberikan dukungan terpadu bagi keluarga yang mengalami berduka.
6. Rujukan ke Sumber Dukungan: Merujuk keluarga ke sumber dukungan lain, seperti kelompok dukungan berduka atau layanan konseling, untuk membantu proses penyembuhan.
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Berduka" (Grieving) dipilih karena keluarga mengalami kehilangan yang signifikan dengan meninggalnya bayi baru lahir. Luaran yang diharapkan mencakup pencapaian proses berduka yang sehat, penerimaan kehilangan, dan adaptasi psikologis yang positif. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi dukungan emosional, terapi berduka, edukasi tentang proses berduka, konseling koping, koordinasi dengan tenaga kesehatan lain, dan rujukan ke sumber dukungan. Melalui intervensi ini, diharapkan keluarga dapat melalui proses berduka secara sehat dan beradaptasi dengan baik terhadap kehilangan yang dialami. -
Article No. 18165 | 03 Jun 2025
Klinis : bayi lahir meninggal
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan format yang Anda berikan, berikut adalah jawaban untuk kasus bayi lahir meninggal:
1. Kode ICD-10:
- Kode: P95
- Deskripsi: Kematian fetus dan bayi karena sebab tidak teridentifikasi
Penjelasan:
Kode ICD-10 P95 digunakan untuk mendiagnosis kematian fetus dan bayi yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Hal ini dapat mencakup berbagai kondisi yang menyebabkan kematian bayi selama kehamilan atau pada saat kelahiran, seperti komplikasi kehamilan, kelainan kongenital, atau masalah medis lainnya yang belum teridentifikasi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 84.0
- Deskripsi: Autopsi
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM 84.0 digunakan untuk prosedur autopsi, yang dapat dilakukan untuk menentukan penyebab kematian bayi yang lahir meninggal. Autopsi merupakan pemeriksaan menyeluruh terhadap tubuh bayi untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab kematian dan memberikan informasi yang berguna bagi penanganan medis selanjutnya.
Dalam kasus bayi lahir meninggal, autopsi dapat membantu mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan kematian, seperti komplikasi kehamilan, kelainan bawaan, atau masalah medis lainnya. Hasil autopsi dapat menjadi dasar bagi perencanaan penanganan dan pencegahan yang lebih baik pada kehamilan dan kelahiran selanjutnya. -
Article No. 18166 | 03 Jun 2025
Klinis : bayi lahir meninggal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi bayi lahir meninggal:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi bayi lahir meninggal adalah "Berduka yang Tidak Efektif". Diagnosa ini menggambarkan reaksi emosional dan perilaku individu (dalam hal ini, orang tua bayi) terhadap kehilangan yang dialami akibat kematian bayi yang baru lahir.
Berduka yang Tidak Efektif didefinisikan sebagai "Respons maladaptif terhadap kehilangan yang nyata, yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk menerima kehilangan tersebut". Dalam kasus bayi lahir meninggal, orang tua mungkin mengalami perasaan sedih, marah, kecewa, atau bahkan penolakan terhadap kenyataan yang terjadi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian Asuhan Keperawatan, diharapkan orang tua dapat mencapai Luaran/Output sebagai berikut:
a. Ekspresi Emosi: Orang tua dapat mengekspresikan emosi yang sesuai dengan tahap berduka yang sedang dialami.
b. Penerimaan Kehilangan: Orang tua dapat menerima kematian bayi secara bertahap.
c. Strategi Koping: Orang tua dapat menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi rasa kehilangan.
d. Dukungan Sosial: Orang tua dapat menerima dukungan sosial yang memadai dari keluarga, teman, atau profesional kesehatan.
e. Proses Berduka: Orang tua dapat menjalani proses berduka secara sehat dan konstruktif.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk membantu orang tua mencapai Luaran/Output yang diharapkan, berikut adalah Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Fasilitasi Ekspresi Emosi:
- Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi orang tua untuk mengekspresikan emosi mereka.
- Mendengarkan secara aktif dan memvalidasi perasaan orang tua.
- Membantu orang tua mengidentifikasi dan mengungkapkan emosi-emosi yang muncul.
b. Dukungan Psikososial:
- Memberikan informasi dan edukasi tentang proses berduka yang normal.
- Membantu orang tua mengembangkan strategi koping yang efektif.
- Mendorong orang tua untuk terlibat dalam kegiatan atau ritual yang bermakna.
- Memfasilitasi koneksi dengan kelompok dukungan atau konseling berduka.
c. Koordinasi Perawatan:
- Berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya (misalnya, dokter, konselor, pekerja sosial) untuk memberikan dukungan yang komprehensif.
- Memastikan adanya rencana perawatan yang jelas dan terintegrasi.
- Memantau perkembangan orang tua dalam proses berduka dan menyesuaikan intervensi jika diperlukan.
Dengan memberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada orang tua, diharapkan mereka dapat melalui proses berduka secara sehat dan mencapai penerimaan atas kehilangan yang dialami.