Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 889 | 29 Sep 2024
Klinis : diagnosa dari kasus dibawah Riwayat Keperawatan Sekarang Keluhan Utama BBLR (Berat Badan Lahir Bayi) Riwayat Penyakit Sekarang By, Ny. J lahir prematur pada tanggal 30-02-2024 pukul 06.41 di RS Kandou. Pasien lahir secara pervaginam bersama dengan kembarnya, dengan berat lahir 1300 gram, menangis spontan, dan selanjutnya menjalani perawatan di NICU. Sampai saat dikaji, berat pasien 1700 gram. Dari riwayat pasien, pasien didiagnosis mengalami mengalami pneumonia dan ASD, namun ASD sudah tertutup dan tidak ada masalah di pernapasannya. Sampai saat dikaji, pasien masih berada di dalam inkubator, tidak terpasang infus, tidak menggunakan oksigen, dan tidak terpasang OGT.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan riwayat kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Suhu Tubuh Berhubungan dengan Berat Badan Lahir Rendah
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Definisi: Rentan mengalami perubahan suhu tubuh yang dapat mengancam kehidupan akibat ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
Karakteristik Definisi: Suhu tubuh di luar rentang normal, tidak mampu mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal, perubahan suhu tubuh yang tidak terkendali, kulit kemerahan atau pucat, ekstremitas dingin, menggigil.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu Tubuh Dalam Rentang Normal
2. Stabilitas Suhu Tubuh
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Suhu Tubuh
2. Perawatan Inkubator
Penjelasan Singkat:
Bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) rentan mengalami perubahan suhu tubuh yang dapat mengancam kehidupan akibat ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal. Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen suhu tubuh dengan menggunakan inkubator untuk menjaga suhu tubuh bayi tetap stabil dan berada dalam rentang normal. -
Article No. 890 | 29 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pada pasien tersebut adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 11.21
- Deskripsi: Bronkoskopi dengan biopsi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif) digunakan karena pasien menunjukkan gejala-gejala yang khas untuk tuberkulosis paru, seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan rontgen menunjukkan adanya lesi di paru.
2. Kode ICD-9-CM 11.21 (Bronkoskopi dengan biopsi) dapat digunakan jika prosedur ini dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru, misalnya dengan pengambilan sampel jaringan paru melalui bronkoskopi untuk pemeriksaan bakteriologis atau histologis.
Catatan: Kode ICD-9-CM hanya akan digunakan jika prosedur atau tindakan medis spesifik dilakukan pada pasien. Jika tidak ada tindakan medis yang dilakukan, maka tidak ada kode ICD-9-CM yang perlu dicantumkan. -
Article No. 891 | 29 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan lancarnya ventilasi.
- Faktor Terkait: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Terkait: Penurunan nafsu makan, malabsorpsi.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Faktor Terkait: Penyakit, malnutrisi, kelemahan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Karakteristik Definisi: Adanya suara napas bronkial, produksi sekret yang berlebihan, batuk tidak efektif.
- Faktor Terkait: Penyakit paru, seperti tuberkulosis.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Karakteristik Definisi: Penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, malabsorpsi.
- Faktor Terkait: Penyakit kronis, seperti tuberkulosis.
3. Intoleransi Aktivitas
- Karakteristik Definisi: Kelelahan, sesak napas, perubahan tanda-tanda vital saat aktivitas.
- Faktor Terkait: Penyakit paru, malnutrisi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas
2. Status Nutrisi
3. Toleransi Aktivitas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Nutrisi
3. Manajemen Aktivitas
Penjelasan singkat:
Pasien dengan tuberkulosis paru dapat mengalami masalah keperawatan terkait bersihan jalan napas yang tidak efektif, ketidakseimbangan nutrisi, dan intoleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen jalan napas (seperti terapi inhalasi dan suction), manajemen nutrisi (seperti pemberian nutrisi enteral atau parenteral), serta manajemen aktivitas (seperti program latihan aktivitas yang bertahap). Tujuan dari intervensi ini adalah untuk mempertahankan jalan napas yang efektif, status nutrisi yang adekuat, dan toleransi aktivitas yang baik pada pasien. -
Article No. 892 | 29 Sep 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut
Penjelasan:
Nyeri dada yang hebat dan menjalar ke lengan kiri merupakan gejala khas dari infark miokard akut. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri akut yang memerlukan penanganan segera.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infark miokard akut
Penjelasan:
Sesak napas yang dialami pasien dapat disebabkan oleh gangguan respirasi akibat infark miokard akut. Hal ini dapat menyebabkan ketidakefektifan pola napas.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung sekunder infark miokard akut
Penjelasan:
Infark miokard akut dapat menyebabkan penurunan fungsi jantung, sehingga menurunkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar baku dalam menentukan diagnosis keperawatan yang mencakup definisi, karakteristik definisi, faktor berhubungan, dan gejala klinik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SLKI mencakup definisi, kriteria hasil, dan intervensi keperawatan yang terkait.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah panduan praktik tindakan keperawatan yang berfokus pada permasalahan kesehatan pasien. SIKI mencakup definisi, aktivitas, dan rasional dari setiap tindakan keperawatan. -
Article No. 773 | 28 Sep 2024
Klinis : intoleransi aktifitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi intoleransi aktivitas:
1. Diagnosis Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intoleransi aktivitas adalah:
1) Toleransi aktivitas meningkat
2) Kelelahan berkurang
3) Pemulihan aktivitas membaik
4) Kemampuan melakukan aktivitas meningkat
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk intoleransi aktivitas meliputi:
1) Pengkajian aktivitas dan toleransi pasien
2) Manajemen aktivitas untuk meningkatkan toleransi
3) Pemberian edukasi tentang manajemen energi
4) Penggunaan alat bantu aktivitas
5) Evaluasi kemajuan pasien dalam meningkatkan toleransi aktivitas
Tujuan utama intervensi keperawatan adalah untuk membantu pasien mencapai peningkatan toleransi aktivitas, penurunan kelelahan, dan peningkatan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 775 | 28 Sep 2024
Klinis : 1. Anak sesak 2. Kadang batuk 3. Bunyi napas grog-grog 4. Tidak dapat mengeluarkan dahak 1. Suhu 38, RR 56x/mnt,N :128x/mnt 2. Terdapat Rochi 3. Retraksi dada 4. Napas cuping hidung 5. Sianosis 6. Hasil Rontgen : Tampak bercak lunak yang sebagian berkonfluent di suprahiler kanan dan suprahiler. Perihiler dan parakardial kiri. Kesan bronkopneumonia bilateral 7. Hasil Lab: Leukosit : 20.000, LED: 30, PH :7,2 8. SpO2 : 96% 9. Inhalasi combivent 2 cc + NaCl 1 cc 2x/hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SLKI: Pemulihan Bersihan Jalan Napas
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
Penjelasan: Pasien mengalami gangguan dalam membersihkan jalan nafas, ditandai dengan adanya sesak nafas, bunyi nafas grog-grog, dan tidak dapat mengeluarkan dahak. Hal ini dapat disebabkan oleh bronkopneumonia bilateral yang menyebabkan penyempitan jalan nafas dan akumulasi sekret.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- SDKI: Ketidakefektifan Pola Napas
- SLKI: Pemulihan Pola Napas
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
Penjelasan: Pasien mengalami gangguan dalam pola pernapasan, ditandai dengan peningkatan frekuensi napas (RR 56x/menit), retraksi dada, dan napas cuping hidung. Hal ini dapat disebabkan oleh penyempitan jalan napas akibat bronkopneumonia.
3. Risiko Perburukan Perfusi Jaringan
- SDKI: Risiko Perburukan Perfusi Jaringan
- SLKI: Stabilisasi Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Sirkulasi
Penjelasan: Pasien berisiko mengalami perburukan perfusi jaringan, ditandai dengan adanya sianosis. Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan oksigenasi akibat bronkopneumonia yang menyebabkan penurunan oksigenasi ke jaringan.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas: memantau jalan napas, lakukan suction jika perlu, pemberian terapi oksigen, dan terapi inhalasi.
2. Manajemen Ventilasi: monitor pola napas, bantu ventilasi jika perlu.
3. Manajemen Sirkulasi: monitor tanda-tanda vital, identifikasi dan atasi penyebab sianosis. -
Article No. 776 | 28 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, serta SIKI untuk pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret/obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
- Faktor Terkait: Peningkatan produksi sekret, penyakit pernapasan (tuberkulosis paru).
- Gejala/Tanda: Batuk produktif, suara napas bronkial, sesak napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Terkait: Kehilangan nafsu makan, penyakit kronis (tuberkulosis paru).
- Gejala/Tanda: Penurunan berat badan.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Faktor Terkait: Penyakit pernapasan (tuberkulosis paru), disfungsi neuromuskular.
- Gejala/Tanda: Sesak napas saat beraktivitas.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Bersih Jalan Napas
- Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Intoleransi Aktivitas
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Jalan Napas Efektif
- Status Nutrisi Membaik
- Toleransi Aktivitas Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Nutrisi
- Manajemen Aktivitas
Penjelasan singkat:
- Pasien mengalami masalah bersihan jalan napas, nutrisi kurang dari kebutuhan, dan intoleransi aktivitas terkait dengan diagnosis tuberkulosis paru.
- Intervensi keperawatan akan fokus pada manajemen jalan napas (misalnya pengisapan sekret), manajemen nutrisi (misalnya pemberian nutrisi yang adekuat), dan manajemen aktivitas (misalnya latihan aktivitas bertahap).
- Tujuan luaran keperawatan adalah untuk memastikan jalan napas efektif, status nutrisi membaik, dan toleransi aktivitas meningkat. -
Article No. 777 | 28 Sep 2024
Klinis : Seorang ibu membawa bayi yang berusia 26 hari ke UGD dikarenakan mengalami panas, batuk-batuk sudah 2 minggu dan bibir pecah-pecah, Riwayat kesehatan keluarga Ibu dan Suami menderita HIV/AIDS sejak 4 tahun yang lalu. Selama ini melakukan pemeriksaan rutin di puskesmas Ibu mengatakan usia kehamilan saat persalinan cukup bulan/aterm, proses persalinannya normal, keadaan bayi saat lahir sehat, berat badan saat lahir 3000 gram, langsung mendapatkan imunisasi HBO, persalinan di Puskesmas. Bayi diberikan susu Formula. Pada pemeriksaan umum diperoleh keadaan umum lemah, kesadaran composmentis. Tanda-tanda vital bayi suhu 380C, nadi 96x/menit, pernapasan 52x/menit. Berat badan sebelum sakit 3,8 kg, dan berat badan saat ini 3,5 kg. Pada konjungtifa pucat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat ditegakkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Neonatus Berhubungan dengan Riwayat Kesehatan Orang Tua yang Menderita HIV/AIDS
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel dan jaringan.
- Faktor Risiko: Riwayat Penyakit Infeksi pada Orang Tua
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Tidak terjadi infeksi, Tanda-tanda vital dalam batas normal, Berat badan meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan Tanda-tanda Infeksi, Pemberian Imunisasi, Konseling Perawatan Bayi, Manajemen Nutrisi
2. Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan Penurunan Berat Badan
SDKI:
- Definisi: Intake nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
- Faktor Risiko: Peningkatan Kebutuhan Nutrisi, Ketidakmampuan Makan
SLKI:
- Luaran yang Diharapkan: Berat Badan Meningkat, Tidak Ada Tanda-tanda Kekurangan Gizi
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nutrisi, Pemberian Suplemen, Konseling Perawatan Bayi
Penjelasan Singkat:
Kasus ini menggambarkan seorang bayi berusia 26 hari yang mengalami gejala panas, batuk-batuk, dan bibir pecah-pecah. Riwayat kesehatan keluarga menunjukkan bahwa orang tua bayi menderita HIV/AIDS sejak 4 tahun lalu. Bayi diberikan susu formula dan mengalami penurunan berat badan. Berdasarkan kondisi tersebut, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah Risiko Infeksi Neonatus Berhubungan dengan Riwayat Kesehatan Orang Tua yang Menderita HIV/AIDS dan Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan Penurunan Berat Badan. -
Article No. 778 | 28 Sep 2024
Klinis : BENGKAK DI JARI TANGAN
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi "Bengkak di Jari Tangan":
Diagnosa Keperawatan:
1. Edema Jari Tangan
Definisi: Akumulasi cairan yang berlebih di jaringan lunak, yang menyebabkan pembengkakan pada jari-jari tangan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Akumulasi cairan yang berlebih di jaringan lunak, yang menyebabkan pembengkakan pada jari-jari tangan.
- Penyebab: Infeksi, trauma, kelainan sirkulasi, alergi, dan kondisi medis lainnya.
- Tanda dan Gejala: Jari-jari tangan bengkak, nyeri, perubahan warna kulit, dan penurunan fungsi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan penurunan edema jari tangan, perbaikan tanda-tanda inflamasi, dan peningkatan fungsi jari-jari tangan.
- Indikator: Penurunan ukuran jari tangan, penurunan nyeri, perbaikan warna kulit, dan peningkatan rentang gerak jari-jari tangan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Edema, Manajemen Nyeri, Perawatan Luka, dan Mobilisasi Sendi.
- Contoh Tindakan: Elevasi jari tangan, aplikasi kompres dingin, pemberian analgesik, perawatan luka, dan latihan rentang gerak jari tangan.
Dalam menangani kondisi "Bengkak di Jari Tangan", perawat harus melakukan penilaian komprehensif, menentukan diagnosa keperawatan yang tepat, dan merencanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 779 | 28 Sep 2024
Klinis : BISUL DI JARI TANGAN
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi BISUL DI JARI TANGAN:
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pemulihan integritas kulit.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Perawatan luka, manajemen nyeri, pencegahan infeksi.
Bisul merupakan bentuk gangguan integritas kulit yang ditandai dengan adanya lesi kulit berisi nanah. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa nyeri, peradangan, dan risiko infeksi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi perawatan luka, manajemen nyeri, dan pencegahan infeksi.
Tujuan utama perawatan adalah mencegah komplikasi, mengurangi nyeri, dan mempercepat penyembuhan luka. Intervensi dapat mencakup aspek seperti aplikasi kompres hangat, pemberian analgesik, serta perawatan luka yang meliputi debridemen, irigasi, dan aplikasi salep antibiotik.
Selain itu, edukasi kepada pasien mengenai perawatan luka, tanda-tanda infeksi, dan pentingnya menjaga kebersihan juga merupakan bagian penting dalam penanganan bisul di jari tangan.