Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 878 | 29 Sep 2024
Klinis : saya menerima pasien wanita umur 23 tahun dengan keluhan sesak sejak 3 hari lalu dan memberat ketika tidur. apa diagnosa keperawatan yang tepat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien wanita usia 23 tahun dengan keluhan sesak sejak 3 hari yang memberat ketika tidur, dapat dirumuskan diagnosis keperawatan yang tepat adalah:
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Berhubungan dengan Peningkatan Kerja Pernapasan
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Pola Napas adalah ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal.
- Karakteristik utama: Pernapasan tidak efisien, Perubahan pola napas, Peningkatan kerja napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pola napas efektif, Tanda-tanda vital dalam batas normal, Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan: Manajemen jalan napas, Manajemen oksigenasi, Manajemen ventilasi.
Penjelasan singkat: Pasien mengalami sesak napas yang memberat ketika tidur, menunjukkan adanya gangguan pola napas yang disebabkan oleh peningkatan kerja pernapasan. Tujuan keperawatan adalah mencapai pola napas yang efektif, mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal, serta mengurangi tanda-tanda distres pernapasan. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, dan manajemen ventilasi. -
Article No. 879 | 29 Sep 2024
Klinis : klien mengatakan menstruasi tidak teratur, nyeri pada saat berhubungan, susah tidur, klien cemas karena tidak tahu dengan penyakit yang di alami
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan Pola Menstruasi
b. Nyeri Berhubungan Seksual
c. Gangguan Pola Tidur
d. Cemas
2. Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan.
- Dalam kasus ini, diagnosa yang sesuai adalah Gangguan Pola Menstruasi, Nyeri Berhubungan Seksual, Gangguan Pola Tidur, dan Cemas.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran (outcome) yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Contoh luaran yang sesuai untuk kasus ini adalah Pola Menstruasi Teratur, Bebas Nyeri Saat Berhubungan Seksual, Pola Tidur Terpenuhi, dan Tingkat Kecemasan Menurun.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan.
- Intervensi yang sesuai untuk kasus ini antara lain:
- Manajemen Gangguan Menstruasi
- Manajemen Nyeri
- Manajemen Gangguan Tidur
- Manajemen Kecemasan
Secara umum, SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan sistem standar yang digunakan dalam praktik keperawatan di Indonesia untuk memastikan perawatan yang komprehensif dan terstandar bagi pasien. -
Article No. 881 | 29 Sep 2024
Klinis : Ibu C (35 tahun) tinggal bersama dengan Bapak A (45 tahun) dengan 2 orang anak, yaitu anak Z 12 tahun dan anak F 6 tahun. Sejak 1 bulan terakhir Ibu C mengeluh batuk-batuk, keluar keringat di malam hari, dan tidak nafsu makan. Ibu C tidak mau memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dan hanya membeli obat batuk warung. Berat badan Ibu C turun drastis dari sebelumnya 60 Kg turun menjadi 45 Kg. Selain tidak nafsu makan, Ibu C juga mengeluh sering mudah lelah. Mahasiswa Horizon University Indonesia merujuk Ibu C ke Puskesmas terdekat, hasil pemeriksaan didapatkan data BTA (+) dan X-Ray pasien terdapat flek pada sepertiga bagian area paru sebelah kiri. Saat diwawancarai oleh dokter, Ibu C mengatakan sudah mengalami batuk berdahak sejak 3 minggu yang lalu, dan suka sesak nafas saat batuk. Hasil pemeriksaan respirasi 28x/menit, ronchi +/+, tampak menggunakan otot bantu pernafasan ketika inspirasi. Suami Ibu C, yaitu Bapak A mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi Ibu C mengarah pada diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas yang berhubungan dengan sekresi jalan napas yang berlebihan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Faktor yang Berhubungan: Sekresi jalan napas yang berlebihan, kelemahan otot pernapasan, trauma pada jalan napas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan jalan napas terbuka, bebas dari sekresi, dan tidak mengalami gejala sesak napas.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada suara napas tambahan, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Jalan Napas, Terapi Oksigen, Manajemen Nyeri, Edukasi Kesehatan.
- Aktivitas Keperawatan: Monitor status pernapasan, bantu batuk efektif, lakukan suction jika diperlukan, berikan oksigen, ajarkan teknik pernapasan, berikan analgesik jika ada nyeri, edukasi terkait penyakit dan perawatannya.
Dengan diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, perawat dapat memberikan intervensi yang tepat untuk membantu Ibu C dalam mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekresi, serta mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 882 | 29 Sep 2024
Klinis : diagnosis perilaku kesehatan cenderung berisiko
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi "diagnosis perilaku kesehatan cenderung berisiko":
Diagnosa Keperawatan:
Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko adalah keadaan di mana individu atau kelompok menunjukkan perilaku yang dapat menyebabkan masalah kesehatan atau cedera. Contoh perilaku berisiko seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan lain-lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk diagnosis ini adalah individu/kelompok dapat menunjukkan perilaku kesehatan yang aman dan sehat. Indikator luaran dapat meliputi: komitmen untuk berperilaku sehat, partisipasi dalam program promosi kesehatan, penggunaan strategi manajemen stres yang efektif, dan lain-lain.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Konseling Perilaku Kesehatan: membantu klien mengidentifikasi perilaku berisiko, memahami dampaknya, dan merancang rencana perubahan perilaku.
2. Edukasi Kesehatan: memberikan informasi terkait dampak perilaku berisiko dan manfaat perilaku sehat.
3. Fasilitasi Modifikasi Gaya Hidup: membantu klien mengembangkan keterampilan dan strategi untuk mengubah perilaku berisiko.
4. Dukungan Sosial: melibatkan keluarga atau kelompok sebaya untuk mendukung perubahan perilaku.
5. Manajemen Stres: mengajarkan teknik manajemen stres untuk mengurangi perilaku berisiko.
Secara umum, diagnosis ini membutuhkan pendekatan keperawatan yang komprehensif, meliputi edukasi, konseling, dan dukungan untuk memfasilitasi perubahan perilaku yang lebih sehat. -
Article No. 883 | 29 Sep 2024
Klinis : DS : - Pasien mengatakan nyeri perut dan pinggang - Nyeri saat bak dan pada kateter urine - Pasien mengeluh urine kemerahan P: gerakkan dan untuk BAK Q: ditusuk-tusuk R: Perut dan Pinggang S: 8-9 T: terus menerus DO : - Pasien tampak menahan nyeri - Urine tampak merah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif (DS) dan data objektif (DO) yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan infeksi saluran kemih (ISK)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Infeksi saluran kemih (ISK): Infeksi pada saluran kemih, termasuk kandung kemih, ginjal, dan jaringan lainnya yang terkait dengan sistem saluran kemih.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Upaya untuk mengontrol, mengurangi, dan/atau menghilangkan rasa sakit.
- Penurunan risiko infeksi: Pengurangan risiko infeksi atau penyakit yang disebabkan oleh organisme patogen.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Intervensi untuk membantu pasien memperoleh kelegaan dari pengalaman nyeri.
- Perawatan saluran kemih: Intervensi untuk memfasilitasi fungsi saluran kemih yang optimal dan mencegah komplikasi.
Jadi, berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami nyeri akut yang berhubungan dengan infeksi saluran kemih (ISK). Perawat perlu melakukan manajemen nyeri dan perawatan saluran kemih untuk membantu pasien mengatasi kondisi tersebut. -
Article No. 884 | 29 Sep 2024
Klinis : DS : - Pasien mengatakan nyeri perut dan pinggang - Nyeri saat bak dan pada kateter urine - Pasien mengeluh urine kemerahan P: gerakkan dan untuk BAK Q: ditusuk-tusuk R: Perut dan Pinggang S: 8-9 T: terus menerus DO : - pasien dengan ca colon metastasis vesica urinaria post kemoterapi 2x - Pasien tampak menahan nyeri - Urine tampak merah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Nyeri akut
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Karakteristik Definisi: Durasi singkat (kurang dari 3 bulan), tiba-tiba atau lambat dalam onset, intensitas bervariasi, lokasi dapat terbatas atau tersebar.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hasil yang diharapkan: Pasien melaporkan penurunan nyeri.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mengenali penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, dan menunjukkan ekspresi wajah yang rileks.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, Administrasi analgesik, Terapi komplementer, Edukasi manajemen nyeri.
2. Inkontinensia urin (Urine merah)
SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan menahan urin yang tidak disengaja, yang dianggap sebagai masalah oleh individu, dengan atau tanpa perubahan frekuensi dan volume urin.
- Karakteristik Definisi: Urin bocor atau keluar tanpa disengaja, perubahan frekuensi, urgensi, disuria, nokturia, dan volume urin yang tidak normal.
SLKI:
- Hasil yang diharapkan: Pasien dapat mengendalikan kebocoran urin.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mengidentifikasi faktor pencetus inkontinensia, mendemonstrasikan teknik menahan urin, dan melaporkan penurunan frekuensi kebocoran urin.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen inkontinensia urin, Terapi latihan, Terapi komplementer, Edukasi manajemen inkontinensia urin.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah Nyeri akut dan Inkontinensia urin. Nyeri akut disebabkan oleh metastasis kanker kolon ke kandung kemih, yang menyebabkan nyeri pada perut, pinggang, dan saat berkemih. Inkontinensia urin terjadi karena adanya perubahan warna urin menjadi merah, yang mungkin disebabkan oleh perdarahan dari kandung kemih akibat metastasis.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengelola nyeri melalui pemberian analgesik, terapi komplementer, dan edukasi pasien. Untuk mengatasi inkontinensia urin, dapat dilakukan manajemen inkontinensia, terapi latihan, dan edukasi pasien mengenai cara mengendalikan kebocoran urin. -
Article No. 885 | 29 Sep 2024
Klinis : Pasien a.n Sdr. F berusia 26 tahun dating ke rumah sakit dengan keluhan lemas, nyeri pada perut dan pinggang skala 8-9, dan nafsu makan berkurang, jika untuk makan merasa mual dan muntah. Pasien didiagnosis ca colon metastasis vesica urinaria dan sudah menjalani kemoterapi 2x. Pasien mengeluh urine kemerahan, nyeri saat BAK dan pada kateter DC. Hasil Lab: Leukosit 12.9, Hemoglobin 8.1, Trombosit 310, natrium 128, Kalium 4.8, Chloride 94, SGOT 17, SGPT 3, GDS 127, Ureum 125.9, Kreatinin 8.79, Riwayat hasil kultur urin ESBL, Tanda Vital TD 132/81 mmHg, N 102 x/menit, S 36.0, RR 20x/menit, SpO2 98%, BB 37.4 kg, TB 173 cm. Saat ini pasien akan dilakukan cuci darah dan operasi nefrostomy bilateral dari dokter urologi, curiga anker sudah menyebar lebih lanjut dan untuk mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut. Keluarga belum setuju untuk dilakukan nefrostomy dan merasa sedih jika harus cuci darah terus menerus. Pasien tampak murung dan tidak banyak bicara, namun setelah dilakukan assesmen dari psikolog pasien mengatakan sudah menerima kondisi sakit saat ini namun merasa terganggu dengan kondisi nyeri pada perutnya yang terus menerus.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit neoplasma (ca colon metastasis vesica urinaria)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan malnutrisi dan kelelahan
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun, prosedur invasif, dan riwayat kultur urin ESBL
4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
2. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau yang diperlukan.
3. Risiko Infeksi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
4. Kecemasan: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Terkontrol: Tingkat nyeri yang dapat diterima oleh pasien.
2. Toleransi Aktivitas: Kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan.
3. Bebas Infeksi: Tidak ada tanda-tanda atau gejala infeksi.
4. Kecemasan Terkendali: Kemampuan pasien untuk mengenali, mengelola, dan mengungkapkan rasa cemas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Intervensi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor yang menyebabkan atau memperburuk nyeri.
2. Peningkatan Aktivitas: Intervensi untuk memfasilitasi pasien dalam melakukan aktivitas yang diinginkan atau diperlukan.
3. Pencegahan Infeksi: Intervensi untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi.
4. Manajemen Kecemasan: Intervensi untuk membantu pasien mengenali, mengelola, dan mengungkapkan rasa cemas.
Penjelasan singkat intervensi keperawatan:
1. Manajemen Nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri, memberikan analgesik, teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin), dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
2. Peningkatan Aktivitas: Mempertahankan/meningkatkan kemampuan fisik, memfasilitasi aktivitas sesuai toleransi, dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
3. Pencegahan Infeksi: Memantau tanda infeksi, menjaga kebersihan dan aseptik, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
4. Manajemen Kecemasan: Melakukan asesmen kecemasan, memberikan dukungan emosional, dan kolaborasi dengan psikolog/psikiater. -
Article No. 886 | 29 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 58 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada yang hebat dan sesak napas. Dia merasa lelah dan pusing. Suatu malam, dia terbangun dari tidur karena merasakan detak jantung yang sangat cepat dan tidak teratur. diagnosis awal entrikel takikardia sebagai akibat dari penyakit jantung iskemik, kemungkinan terkait dengan riwayat hipertensi dan diabetes
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang tepat untuk pasien adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I47.2
- Deskripsi: Ventrikuler takikardia
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 427.1
- Deskripsi: Ventrikuler takikardia
Penjelasan:
Pasien pria, usia 58 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada hebat, sesak napas, dan rasa lelah serta pusing. Gejala-gejala ini menunjukkan adanya gangguan jantung yang mungkin disebabkan oleh penyakit jantung iskemik. Selain itu, pasien juga mengalami episode detak jantung yang sangat cepat dan tidak teratur, yang dikenal sebagai ventrikuler takikardia.
Kode ICD-10 untuk ventrikuler takikardia adalah I47.2, sedangkan kode ICD-9-CM untuk ventrikuler takikardia adalah 427.1. Kondisi ventrikuler takikardia ini kemungkinan terkait dengan riwayat hipertensi dan diabetes yang dimiliki oleh pasien, yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung iskemik.
Pemeriksaan dan tindakan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menentukan penyebab pasti dari ventrikuler takikardia pada pasien ini, serta untuk mengevaluasi dan menangani kondisi jantung iskemik yang mungkin mendasarinya. -
Article No. 887 | 29 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 58 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada yang hebat dan sesak napas. Dia merasa lelah dan pusing. Suatu malam, dia terbangun dari tidur karena merasakan detak jantung yang sangat cepat dan tidak teratur. diagnosis awal entrikel takikardia sebagai akibat dari penyakit jantung iskemik, kemungkinan terkait dengan riwayat hipertensi dan diabetes
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat diidentifikasi:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Curah Jantung
- SDKI: Penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- SLKI: Peningkatan kecepatan nadi, penurunan tekanan darah, peningkatan rasa lelah, dan peningkatan sesak napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, mengatur aktivitas, memberikan oksigen, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SLKI: Keluhan nyeri dada yang hebat, ekspresi wajah mengernyit, dan peningkatan denyut nadi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan analgesik, memonitor tanda-tanda vital, dan mengajarkan teknik relaksasi.
3. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Pasien terbangun di malam hari karena detak jantung yang cepat dan tidak teratur.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau pola tidur, memberikan lingkungan yang nyaman, dan mengajarkan teknik relaksasi.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah daftar diagnosis keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah daftar luaran keperawatan yang diharapkan terjadi setelah intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Dalam kasus ini, penurunan curah jantung, nyeri akut, dan gangguan pola tidur merupakan diagnosis keperawatan yang mungkin muncul berdasarkan kondisi pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, pengaturan aktivitas, pemberian analgesik, dan teknik relaksasi. -
Article No. 888 | 29 Sep 2024
Klinis : Tuberkulosis, defisit oengetahuan, berat badna turun, nafas terganggu sekret, penggunaan otot bantu nafas, cemas, keletihan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang disebutkan, yaitu Tuberkulosis, defisit pengetahuan, berat badan turun, nafas terganggu sekret, penggunaan otot bantu nafas, cemas, dan keletihan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
2. Defisit Pengetahuan
3. Risiko Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
4. Ansietas
5. Fatigue
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk memelihara kebersihan jalan napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dengan bersihan jalan napas yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Jalan Napas, Manajemen Ventilasi, Manajemen Sputum.
2. Defisit Pengetahuan
SDKI: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
SLKI: Pasien dengan pengetahuan yang adekuat.
SIKI: Peningkatan Pengetahuan, Edukasi Kesehatan.
3. Risiko Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SDKI: Berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Pasien dengan status gizi yang optimal.
SIKI: Manajemen Nutrisi, Konseling Gizi.
4. Ansietas
SDKI: Respon gelisah, tegang, takut yang tidak sesuai dengan sumber ancaman.
SLKI: Pasien dengan tingkat kecemasan yang terkontrol.
SIKI: Manajemen Ansietas, Terapi Relaksasi.
5. Fatigue
SDKI: Keadaan subjektif yang berkaitan dengan perasaan lelah, tidak mampu untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
SLKI: Pasien dengan tingkat kelelahan yang terkendali.
SIKI: Manajemen Energi, Terapi Aktivitas.
Diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI di atas dapat menjadi acuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien dengan kondisi Tuberkulosis, defisit pengetahuan, berat badan turun, nafas terganggu sekret, penggunaan otot bantu napas, cemas, dan keletihan.