Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2895 | 19 Oct 2024
Klinis : HEMOGLOBIN 8.7g/dl LEKOSIT 5.88 10^3/µL MPV 11.2 fL LIMFOSIT 14.8% BUN 112.8 mg/dL KREATININ 17.98 mg/dl KALIUM 5.2 mmol/L
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Gangguan Volume Cairan
3. Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Perubahan dalam produksi, sifat, atau kemampuan untuk membersihkan sekresi saluran napas.
- Tanda dan Gejala: Dispnea, bunyi napas tambahan, sianosis, perubahan frekuensi napas.
2. Gangguan Volume Cairan
- Definisi: Ketidakseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan yang keluar dari tubuh.
- Penyebab: Penurunan asupan cairan, peningkatan kehilangan cairan, atau ketidakmampuan mempertahankan keseimbangan cairan.
- Tanda dan Gejala: Edema, oliguria, takikardi, hipotensi, penurunan tekanan turgor kulit.
3. Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit
- Definisi: Berisiko mengalami perubahan dalam komposisi normal elektrolit dalam tubuh.
- Penyebab: Penurunan/peningkatan asupan atau kehilangan elektrolit.
- Tanda dan Gejala: Perubahan nilai laboratorium, perubahan status mental, tanda-tanda vital abnormal.
Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi pasien dan penanganan keperawatannya. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 2896 | 19 Oct 2024
Klinis : anak post circumsisi 3 hr Z41
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
Penjelasan:
Anak post circumsisi berisiko mengalami infeksi pada area operasi, terutama pada 3 hari pertama setelah prosedur. Pemantauan ketat terhadap tanda-tanda infeksi seperti perubahan warna, pembengkakan, nyeri, atau keluarnya cairan pada luka operasi perlu dilakukan.
2. Gangguan Kenyamanan
Penjelasan:
Anak post circumsisi dapat mengalami rasa tidak nyaman atau nyeri pada area operasi. Hal ini dapat mempengaruhi aktivitas dan tidur anak. Intervensi keperawatan yang diberikan perlu memperhatikan upaya untuk meningkatkan kenyamanan anak.
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, berikut penjelasan singkat untuk masing-masing diagnosa:
1. Risiko Infeksi
- SDKI: Risiko terjadinya infeksi pada area operasi circumsisi.
- SLKI: Pemulihan luka operasi circumsisi tanpa komplikasi infeksi.
- SIKI: Manajemen Risiko Infeksi, yang meliputi pemantauan tanda-tanda infeksi, perawatan luka, dan edukasi kepada keluarga tentang pencegahan infeksi.
2. Gangguan Kenyamanan
- SDKI: Gangguan kenyamanan terkait nyeri atau rasa tidak nyaman pada area operasi circumsisi.
- SLKI: Pemulihan nyeri dan peningkatan kenyamanan anak post circumsisi.
- SIKI: Manajemen Nyeri, yang meliputi pemberian obat analgesik, terapi nonfarmakologis (misalnya distraksi), dan pemantauan respon anak terhadap intervensi.
Perawat perlu melakukan pengkajian komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi anak post circumsisi berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 2897 | 19 Oct 2024
Klinis : klien dengan mata merah, kotoran positif, diagnosa konjungtivitis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu klien dengan mata merah, kotoran positif, dan diagnosis konjungtivitis, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H10.0
- Deskripsi: Konjungtivitis akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.21
- Deskripsi: Pemberian obat topikal pada mata
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 H10.0 (Konjungtivitis akut) merupakan kode diagnosa yang sesuai untuk kondisi klien dengan mata merah dan kotoran positif, yang mengarah pada diagnosis konjungtivitis.
2. Kode ICD-9-CM 95.21 (Pemberian obat topikal pada mata) adalah kode prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk menangani kondisi konjungtivitis, seperti pemberian obat tetes mata atau salep pada mata.
Penggunaan kode ICD-10 untuk diagnosis dan ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis membantu dalam dokumentasi dan penagihan terkait perawatan medis yang diberikan kepada klien dengan kondisi konjungtivitis. -
Article No. 2898 | 19 Oct 2024
Klinis : klien dengan mata merah, kotoran positif, diagnosa konjungtivitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan membahas diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi klien dengan mata merah, kotoran positif, dan diagnosa konjungtivitis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Penglihatan
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk menerima, mengolah, dan/atau menginterpretasikan informasi visual secara akurat.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pemulihan atau peningkatan kemampuan penglihatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan fungsional dan/atau sosial.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dilakukan untuk memulihkan atau meningkatkan kemampuan penglihatan, termasuk menurunkan simptom dan mencegah komplikasi.
2. Risiko Infeksi
Penjelasan:
- SDKI: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
- SLKI: Pengendalian atau eliminasi agen infeksius, serta pencegahan komplikasi akibat infeksi.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan infeksi, termasuk menurunkan faktor risiko dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Sebagai pakar keperawatan, saya akan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi kondisi klien dengan konjungtivitis. Dengan berpedoman pada SDKI, SLKI, dan SIKI, saya akan melakukan intervensi keperawatan yang tepat untuk memulihkan penglihatan, mencegah infeksi, dan mencapai luaran yang optimal bagi klien. -
Article No. 2899 | 19 Oct 2024
Klinis : Ibu klien mengatakan anak batuk sudah lebih dari 1 bulan, Ibu mengatakan BB anak tidak naik-naik, Ibu mengatakan anak sering demam, Ibu mengatakan ayah anak pernah pengobatan TB 3 bulan lalu, Ku; baik, kesadaran CM, BB : 7,2 Kg, TB : 72 cm, RR : 40x/mnt, S: 37.8 C, Anak tampak batuk, sesak -, tarikan dinding dada -, pembesaran KGB-, rocki+/+, wheezing-/-, Mantoek tes : Positif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dalam kondisi kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi paru berhubungan dengan paparan TB dari keluarga
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko infeksi paru: Kerentanan terhadap invasi dan perkembangan organisme patogen di paru-paru.
- Berhubungan dengan: Paparan TB dari keluarga, ditandai dengan riwayat pengobatan TB pada ayah anak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bebas infeksi paru
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Berat badan sesuai usia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen infeksi
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Edukasi perawatan TB pada keluarga
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait
Dengan kondisi klien saat ini, yaitu batuk lebih dari 1 bulan, berat badan tidak naik, sering demam, dan hasil Mantoux test positif, menunjukkan adanya risiko infeksi paru yang berhubungan dengan paparan TB dari keluarga. Oleh karena itu, diperlukan intervensi keperawatan yang fokus pada manajemen infeksi, pemantauan tanda-tanda vital, edukasi perawatan TB pada keluarga, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait untuk mencegah dan mengelola infeksi paru pada anak.
Semoga penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 2900 | 19 Oct 2024
Klinis : ULKUS DIABETIKUM DM TIPE II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi ULKUS DIABETIKUM pada pasien dengan DM TIPE II, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
2. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif
3. Risiko Infeksi
Penjelasan Singkat:
1. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Penyebab: Faktor risiko seperti diabetes mellitus, gangguan nutrisi, dan penurunan sensasi.
- Manifestasi Klinis: Adanya luka atau kerusakan pada kulit.
- Intervensi Keperawatan: Perawatan luka, debridemen, dan manajemen glukosa darah.
2. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakcukupan aliran darah ke jaringan perifer.
- Penyebab: Faktor vaskuler, neuropati, dan gangguan metabolik.
- Manifestasi Klinis: Adanya nyeri, perubahan warna, dan penurunan suhu ekstremitas.
- Intervensi Keperawatan: Peningkatan sirkulasi, manajemen gula darah, dan edukasi pasien.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Peningkatan risiko terinfeksi oleh patogen.
- Penyebab: Faktor intrinsik (diabetes) dan faktor ekstrinsik (luka terbuka).
- Manifestasi Klinis: Tanda-tanda infeksi lokal atau sistemik.
- Intervensi Keperawatan: Perawatan luka, antibiotik, dan pemantauan tanda vital.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk memastikan keseragaman dan kualitas asuhan keperawatan di Indonesia. Penerapan standar ini membantu perawat dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi yang tepat untuk mengelola kondisi ulkus diabetikum pada pasien dengan DM tipe II. -
Article No. 2901 | 19 Oct 2024
Klinis : ULKUS DIABETIKUM DM TIPE II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum dan selamat pagi. Saya sebagai perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Ulkus Diabetikum pada Diabetes Melitus Tipe II.
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
2. Risiko Infeksi
3. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
Penjelasan Singkat:
1. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan pada kulit dan/atau jaringan yang mendasarinya.
- Faktor yang Berhubungan: Diabetes Melitus Tipe II, Gangguan Perfusi Jaringan.
- Karakteristik: Adanya luka diabetik (ulkus diabetikum) pada ekstremitas bawah.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan proliferasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Faktor yang Berhubungan: Gangguan Integritas Kulit, Diabetes Melitus Tipe II.
- Karakteristik: Tanda-tanda infeksi pada luka, seperti kemerahan, edema, dan drainase.
3. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
- Faktor yang Berhubungan: Diabetes Melitus Tipe II, Penurunan Sensasi.
- Karakteristik: Penurunan suhu ekstremitas, warna kulit yang pucat, dan penurunan nadi perifer.
Terkait dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh PPNI, diagnosa keperawatan dan rencana asuhan keperawatan yang sesuai dapat dikembangkan untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien dengan Ulkus Diabetikum pada Diabetes Melitus Tipe II.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. Terima kasih. -
Article No. 2902 | 19 Oct 2024
Klinis : ulkus diabetikum dm tipe II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi darah dan neuropati akibat Diabetes Mellitus Tipe II
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Risiko Kerusakan Integritas Kulit merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan potensi terjadinya kerusakan pada lapisan kulit yang dapat menyebabkan luka atau gangguan pada kulit. Hal ini terjadi akibat gangguan sirkulasi darah dan neuropati yang umum terjadi pada pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe II.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan pada pasien dengan risiko kerusakan integritas kulit adalah pemeliharaan integritas kulit, yaitu kondisi kulit yang utuh dan sehat tanpa adanya luka atau kerusakan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mencegah dan mengatasi risiko kerusakan integritas kulit pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II dengan ulkus diabetikum meliputi perawatan luka, manajemen aktivitas, edukasi terkait perawatan kaki dan kontrol glukosa darah, serta intervensi lain yang bertujuan untuk memelihara integritas kulit.
Secara akademis, sebagai perawat pakar, saya menekankan pentingnya pemahaman yang komprehensif mengenai Standar Diagnosis, Luaran, dan Intervensi Keperawatan Indonesia (SDKI, SLKI, SIKI) dalam mengelola kondisi ulkus diabetikum pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Hal ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien. -
Article No. 2903 | 19 Oct 2024
Klinis : ULKUS DIABETIKUM DM TIPE II disertai berhubungan dengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ulkus Diabetikum pada pasien Diabetes Melitus Tipe II.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan neuropati diabetik, penurunan aliran darah perifer, dan peningkatan tekanan pada area tertentu.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan kerusakan atau potensi kerusakan pada kulit dan jaringan di bawahnya.
- Faktor Risiko: Neuropati diabetik, penurunan aliran darah perifer, dan peningkatan tekanan pada area tertentu.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Integritas kulit tetap utuh, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan penyembuhan luka yang adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Perawatan Luka: Membersihkan dan merawat luka sesuai prinsip perawatan luka yang baik.
b. Manajemen Nutrisi: Memastikan asupan nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan luka.
c. Manajemen Aktivitas: Mengatur aktivitas dan mobilisasi untuk mencegah trauma atau peningkatan tekanan pada area luka.
d. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi terkait pencegahan, perawatan, dan pemantauan ulkus diabetikum.
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan penanganan yang komprehensif dan efektif bagi pasien dengan ulkus diabetikum tipe II ini. -
Article No. 2904 | 19 Oct 2024
Klinis : resiko infeksi berhubungan dengan apa pada ulkus diabetikum dm tipe II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi resiko infeksi yang berhubungan dengan ulkus diabetikum pada pasien Diabetes Melitus tipe II.
Diagnosa Keperawatan:
Resiko Infeksi berhubungan dengan Integritas Kulit Terganggu pada pasien Diabetes Melitus tipe II.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Resiko Infeksi: Kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Integritas Kulit Terganggu: Kerusakan pada kulit dan/atau membran mukosa.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Infeksi: Kemampuan individu untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
- Integritas Jaringan: Kemampuan individu untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dan membran mukosa.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Luka: Tindakan keperawatan untuk memelihara dan memperbaiki luka.
- Perawatan Luka: Tindakan keperawatan untuk membersihkan, menutup, dan melindungi luka.
- Pencegahan Infeksi: Tindakan keperawatan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
Pasien dengan Diabetes Melitus tipe II memiliki risiko tinggi mengalami ulkus diabetikum, di mana kerusakan pada integritas kulit dapat menyebabkan infeksi. Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup manajemen dan perawatan luka serta pencegahan infeksi untuk mencegah perluasan dan komplikasi dari ulkus diabetikum.