Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 987 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan mules, - Pasien mengatakan perut Keroncongan Atau Bunyi (Krucuk Krucuk), - pasien mengatakan sering buang air besar 10 kali - pasien mengatakan sifat keluhannya hilang timbul dan gejala ini sudah terjadi dari 3 hari yang lalu - pasien mengatakan mual dan muntah sebanyak10 kali - pasien mengatakan badan terasa lemas PRIORITAS MASALAH (Diagnosa Keperawatan) = Problem Etiologi Sign/symptom
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Diare akut
Etiologi: Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Sign/Symptom: Perut mules, perut keroncongan/bunyi, sering buang air besar (10 kali), mual dan muntah (10 kali), badan terasa lemas
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diare akut didefinisikan sebagai penurunan konsistensi dan peningkatan frekuensi buang air besar (lebih dari 3 kali sehari) dengan atau tanpa darah dan/atau lendir, berlangsung kurang dari 14 hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan mencakup status hidrasi yang membaik, frekuensi buang air besar normal, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, perawatan diare, manajemen cairan dan elektrolit, serta edukasi mengenai diare.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat mengatasi masalah diare akut yang dialaminya dan mencapai pemulihan yang optimal. -
Article No. 988 | 01 Oct 2024
Klinis : Klien usia 11 tahun demam 2 hari, mual, muntah, nadi 154 x/menit, suhu 40 C, lemas, trombosit 164 000/ul,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh 40°C.
SDKI:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
SLKI:
Luaran yang diharapkan:
- Suhu tubuh dalam rentang normal
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
SIKI:
Intervensi keperawatan:
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Berikan antipiretik sesuai indikasi
- Pertahankan suhu tubuh dalam batas normal dengan kompres hangat/dingin
- Identifikasi dan tangani penyebab hipertermia
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ditandai dengan nadi 154 x/menit dan lemas.
SDKI:
Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SLKI:
Luaran yang diharapkan:
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri
- Tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas
SIKI:
Intervensi keperawatan:
- Monitor tanda-tanda vital saat beraktivitas
- Berikan bantuan sesuai kebutuhan klien
- Atur aktivitas dan istirahat klien
- Berikan edukasi tentang manajemen energi
3. Risiko dehidrasi berhubungan dengan mual dan muntah.
SDKI:
Risiko dehidrasi adalah kerentanan mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
SLKI:
Luaran yang diharapkan:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Turgor kulit baik
- Intake dan output cairan seimbang
SIKI:
Intervensi keperawatan:
- Monitor intake dan output cairan
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Pantau tanda-tanda dehidrasi
- Berikan antiemetik sesuai indikasi
Tone: Akademis
Persona: Pakar -
Article No. 989 | 01 Oct 2024
Klinis : Klien usia 11 tahun demam 2 hari, mual, muntah, nadi 154 x/menit, suhu 40 C, lemas, trombosit 164 000/ul,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sesuai dengan kondisi klien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (SDKI)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
Faktor yang Berhubungan: Infeksi.
2. Risiko Dehidrasi (SDKI)
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebih.
Faktor yang Berhubungan: Mual, muntah.
3. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Faktor yang Berhubungan: Kelemahan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Hipertermia (SDKI)
- SLKI: Suhu Tubuh Dalam Rentang Normal (SLKI)
- SIKI: Manajemen Hipertermia (SIKI)
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Monitoring suhu tubuh
- Pemberian kompres dingin
- Peningkatan asupan cairan
- Pemberian antipiretik (jika diperlukan)
2. Risiko Dehidrasi (SDKI)
- SLKI: Status Cairan Seimbang (SLKI)
- SIKI: Manajemen Cairan (SIKI)
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Monitoring intake dan output cairan
- Pemberian cairan intravena
- Edukasi tentang pentingnya asupan cairan
- Pengawasan tanda-tanda dehidrasi
3. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- SLKI: Toleransi Aktivitas Meningkat (SLKI)
- SIKI: Manajemen Aktivitas (SIKI)
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Peningkatan istirahat
- Pengaturan aktivitas sesuai kemampuan
- Pemberian asupan nutrisi yang adekuat
- Edukasi tentang pemulihan tenaga
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai dengan kondisi klien yang diberikan. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang kurang jelas. -
Article No. 990 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan mules, - Pasien mengatakan perut Keroncongan Atau Bunyi (Krucuk Krucuk), - pasien mengatakan sering buang air besar 10 kali - pasien mengatakan sifat keluhannya hilang timbul dan gejala ini sudah terjadi dari 3 hari yang lalu - pasien mengatakan mual dan muntah sebanyak10 kali - pasien mengatakan badan terasa lemas PRIORITAS MASALAH (Diagnosa Keperawatan) = Problem Etiologi Sign/symptom
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan gejala yang dialami pasien, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan 1: Diare
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Diare adalah pengeluaran feses cair atau lembek dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
Etiologi:
1. Infeksi saluran pencernaan
2. Intoleransi makanan
3. Penyakit kronis (misalnya penyakit inflamasi usus, sindrom iritasi usus)
Tanda dan Gejala:
1. Pasien mengatakan sering buang air besar (≥10 kali/hari)
2. Pasien mengatakan perut sering berbunyI (krucuk-krucuk)
3. Pasien mengatakan mual dan muntah (±10 kali)
Diagnosa Keperawatan 2: Intoleransi Aktivitas
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Intoleransi Aktivitas adalah keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
Etiologi:
1. Perubahan fisiologis (misalnya mual, nyeri, kelemahan)
Tanda dan Gejala:
1. Pasien mengatakan badan terasa lemas
Berdasarkan prioritas masalah, diagnosa keperawatan yang perlu ditangani terlebih dahulu adalah Diare, karena merupakan gejala utama yang dialami oleh pasien dan dapat menyebabkan dehidrasi jika tidak segera diatasi. Diagnosa Intoleransi Aktivitas juga perlu dipertimbangkan karena berkaitan dengan kelemahan yang dirasakan pasien. -
Article No. 991 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan mules, - Pasien mengatakan perut Keroncongan Atau Bunyi (Krucuk Krucuk), - pasien mengatakan sering buang air besar 10 kali - pasien mengatakan sifat keluhannya hilang timbul dan gejala ini sudah terjadi dari 3 hari yang lalu - pasien mengatakan mual dan muntah sebanyak10 kali - pasien mengatakan badan terasa lemas PRIORITAS MASALAH (Diagnosa Keperawatan) = Problem Etiologi Sign/symptom
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R14.0
- Deskripsi: Flatulens dan kondisi terkait
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 787.3
- Deskripsi: Diare
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan pasien, seperti mules, perut bersuara, sering buang air besar, hilang timbul, mual dan muntah, serta badan terasa lemas, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kondisi gastroenteritis atau gangguan pencernaan. Kode ICD-10 yang sesuai adalah R14.0 (Flatulens dan kondisi terkait), yang mencakup gejala seperti perut kembung, perut bersuara, dan nyeri perut. Selain itu, pasien juga mengalami diare, yang dapat dikode dengan kode ICD-9-CM 787.3 (Diare).
Dalam praktik klinik, diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi ini adalah "Diare" (00013), dengan etiologi (penyebab) seperti infeksi dan gangguan pencernaan. Tanda dan gejala yang muncul pada pasien, seperti mules, perut bersuara, sering buang air besar, mual dan muntah, serta badan terasa lemas, merupakan manifestasi dari diare. -
Article No. 992 | 01 Oct 2024
Klinis : Nona A usia 26 tahun dirawat di rumah sakit setelah mengalami kecelakaan lalu lintas saat mengendarai motor bersama pacarnya. Nona A merupakan anak tertua dari lima bersaudara yang kesemua saudaranya laki-laki dan adik ke tiganya meninggal karena kecelakaan lalu lintas pada usia 10 tahun. Selain itu nona A tinggal bersama ibunya, nenek, kakek, om dan tantenya. Ayah nona A sudah bercerai dengan ibunya dan sdh menikah dengan perempuan lain. Om dan tante nona A belum menikah. Saat pengkajian diperoleh data Nona A mengalami fraktur femur 1/3 distal sinistra 2 hari yang lalu. Keluhan pasien saat ini adalah merasa nyeri pada kakinya dan merasa sulit untuk bergerak. Nyeri pada kakinya dikeluhkan sepanjang hari, dan hanya sedikit mereda ketika baru di berikan obat suntik oleh perawat, ketika merasa tidak terlalu sakit baru bisa beristirahat. Saat pengkajian nona A tampak meringis dan selalu berusaha sedikit menggerakan kakinya, Pasien merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas di tempat tidur sehingga semua aktivitas pasien dibantu oleh perawat dan selalu tampak banyak berkeringat dan sulit tidur. Hasil pengkajian skala nyeri 8, suhu 36,80C, RR 22x/menit, nadi 108x/menit, TD 130/90 mmHg. Saat ini pasien hanya terbaring saja di tempat tidur dan tampak gelisah tanpa terpasang pengaman di sisinya. pasien juga mengeluhkan mual, merasa ingin muntah, tidak tertarik dengan makanan yang didapatkan dari rumah dakit dan mulutnya terasa asam. Keluhan ini mulai dirasakan pasien ketika sering menggunakan obat penghilang rasa sakit. Pasien lebih sering sendiri di kamarnya karena keluarga Nona A cukup sibuk dengan kegiatan mereka tampak selalu menangis, pola tidurnya berubah dan selalu bermimpi buruk selama di RS serta tidak mampu berkonsentrasi. Nona A merasa sangat bersedih, marah dan tidak menerima keadaan kakinya atas kejadian kecelakaannya, dan menyalahkan pacarny karena mengendarai motor terlalu kencang, nona A merasa dirinya tidak ada harapan untuk sembuh karena teringay kejadian adeknya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat untuk kondisi Nona A berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan cedera fraktur femur 1/3 distal sinistra berdasarkan SDKI.
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan cedera fraktur femur 1/3 distal sinistra berdasarkan SDKI.
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian, perubahan status kesehatan, dan kehilangan berdasarkan SDKI.
4. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan nyeri dan kecemasan berdasarkan SDKI.
5. Mual berhubungan dengan efek samping penggunaan obat penghilang rasa sakit berdasarkan SDKI.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan cedera fraktur femur 1/3 distal sinistra:
- Menurut SDKI, nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Pasien mengeluhkan nyeri pada kaki sepanjang hari yang hanya sedikit mereda setelah diberikan obat penghilang rasa sakit.
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan cedera fraktur femur 1/3 distal sinistra:
- Menurut SDKI, gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik dari satu tempat ke tempat lain.
- Pasien mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas di tempat tidur sehingga memerlukan bantuan perawat.
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian, perubahan status kesehatan, dan kehilangan:
- Menurut SDKI, ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
- Pasien tampak selalu menangis, merasa bersedih, marah, dan tidak menerima keadaan kakinya akibat kecelakaan. Pasien juga mengalami perubahan pola tidur dan mimpi buruk.
4. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan nyeri dan kecemasan:
- Menurut SDKI, gangguan pola tidur adalah perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Pasien sulit tidur dan selalu bermimpi buruk selama di rumah sakit.
5. Mual berhubungan dengan efek samping penggunaan obat penghilang rasa sakit:
- Menurut SDKI, mual adalah sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
- Pasien mengeluhkan mual, ingin muntah, dan merasa mulutnya terasa asam, yang timbul setelah ia sering menggunakan obat penghilang rasa sakit.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 993 | 01 Oct 2024
Klinis : gatal-gatal ditangan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, berikut adalah analisis saya mengenai kondisi gatal-gatal di tangan berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas (PPNI, 2017)
Definisi: Keterbatasan pada kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan.
Penjelasan singkat:
- Gejala utama adalah rasa gatal-gatal di tangan yang dapat mengganggu kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Penyebab dapat berupa reaksi alergi, iritasi kulit, atau kondisi dermatologis lainnya.
- Masalah ini dapat berdampak pada kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri, pekerjaan, dan aktivitas lainnya.
Standar Diagnostik:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Intoleransi Aktivitas
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan Toleransi Aktivitas
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Aktivitas, Manajemen Nyeri, Terapi Topikal
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengatasi gejala gatal-gatal dan meningkatkan kemampuannya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 994 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami sesak napas dan suara napas bronkial di paru kanan atas, menunjukkan adanya hambatan dalam bersihan jalan napas. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya lesi di paru yang diduga tuberkulosis paru.
Standar SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pembersihan sekret saluran napas untuk memfasilitasi pertukaran gas.
Faktor Berhubungan: Penyakit pernapasan (tuberkulosis paru), sekresi berlebih.
Gejala dan Tanda: Batuk tidak efektif, suara napas bronkial, sesak napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, suara napas normal, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan: Manajemen jalan napas, Manajemen batuk, Terapi oksigen, Pemantauan pernapasan.
Tujuan Intervensi: Memfasilitasi bersihan jalan napas, menurunkan sesak napas, mencegah komplikasi.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang disesuaikan dengan kondisi pasien akan menjadi panduan bagi perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang optimal. -
Article No. 995 | 01 Oct 2024
Klinis : mual, muntah, demam, diare, bab 10 kali sehari, lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare dan muntah, ditandai dengan mual, muntah, diare, lemas, dan bab 10 kali sehari.
Penjelasan Singkat:
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit adalah kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti diare, muntah, demam, dan lain-lain. Dalam kasus ini, pasien mengalami mual, muntah, diare dengan frekuensi bab 10 kali sehari, serta lemas, yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memantau input dan output cairan, memantau tanda-tanda vital, memberikan cairan intravena atau oral untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang, serta memberikan terapi antiemetik atau antidiare jika diperlukan.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Diagnosa keperawatan ini sesuai dengan SDKI, di mana Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang termasuk dalam domain Nutrisi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang diharapkan untuk diagnosa ini antara lain Keseimbangan Cairan, Keseimbangan Elektrolit, dan Pemulihan Status Kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SIKI antara lain Manajemen Cairan, Manajemen Elektrolit, Manajemen Mual, Manajemen Diare, dan Manajemen Kelelahan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 996 | 01 Oct 2024
Klinis : pasien anak gagal ginjal akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien anak dengan gagal ginjal akut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal pada anak dengan gagal ginjal akut.
Penjelasan:
Pasien anak dengan gagal ginjal akut memiliki risiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Fungsi ginjal yang terganggu menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, seperti sodium, kalium, klorida, dan sebagainya. Hal ini dapat menimbulkan gejala seperti edema, hipertensi, mual, muntah, dan kelelahan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Fisiologis Kompleks
- Kelas: Keseimbangan Cairan
- Kode Diagnosis: 00195
- Diagnosa Keperawatan: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Domain: Fisiologis Kompleks
- Kelas: Keseimbangan Cairan
- Luaran Keperawatan:
1. Keseimbangan Cairan
2. Keseimbangan Elektrolit
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Domain: Fisiologis Kompleks
- Kelas: Keseimbangan Cairan
- Intervensi Keperawatan:
1. Pemantauan cairan
2. Manajemen cairan
3. Manajemen elektrolit
Dengan melakukan pemantauan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta manajemen yang tepat, perawat dapat membantu pasien anak dengan gagal ginjal akut untuk mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.