Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2951 | 20 Oct 2024
Klinis : Seorang mahasiswa FIK UI sedang melakukan praktik keperawatan jiwa di suatu RT dan berkunjung ke rumah Ibu Lina yang memiliki anak perempuan bernama D berusia 5 tahun. Ibu Lina mengemukakan kepada mahasiswa bahwa D sangat senang bermain boneka atau masak-masakan dengan teman-teman sebayanya, kadang susah untuk diajak tidur siang. Anak D juga sering berlari-larian, bermain prosotan, ayunan bersama teman-temannya sehingga lupa mandi sore. Ibu Lina menanyakan apakah anaknya berkembang normal dan mengatakan bahwa ia belum mengetahui apa kemampuan yang harus dicapai oleh anak umur 5 tahun.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Perkembangan anak tidak sesuai usia (PATI)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Perkembangan anak tidak sesuai usia (PATI) adalah kondisi ketika fungsi perkembangan anak tidak sesuai dengan tahapan perkembangan normal untuk usia tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah anak mencapai perkembangan sesuai tahapan normal untuk usia 5 tahun.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1) Kaji perkembangan anak menggunakan instrumen perkembangan yang sesuai.
2) Edukasi orang tua tentang tahapan perkembangan anak normal usia 5 tahun.
3) Berikan stimulasi perkembangan sesuai usia anak.
4) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (psikolog anak, dokter anak) jika diperlukan.
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, anak D tampaknya memiliki perkembangan yang sesuai dengan tahapan normal anak usia 5 tahun, seperti bermain boneka, masak-masakan, berlari, bermain prosotan dan ayunan. Namun, orang tua masih perlu mendapatkan informasi tentang kemampuan yang seharusnya dimiliki anak usia 5 tahun agar dapat memantau perkembangan anaknya dengan lebih baik. -
Article No. 2952 | 20 Oct 2024
Klinis : manajemen stres
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi manajemen stres, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Stres Tidak Efektif
Definisi:
Kegagalan individu untuk dapat mengendalikan atau menghadapi sumber stres psikologis, fisik, sosial, dan/atau spiritual.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Tanda dan Gejala:
- Mengeluh merasa tegang dan cemas
- Mengeluh tidur tidak nyenyak
- Mengeluh kemampuan konsentrasi menurun
- Mengeluh mudah marah atau iritabilitas
2. Faktor Risiko:
- Perubahan gaya hidup
- Beban kerja berlebihan
- Masalah finansial
- Masalah hubungan interpersonal
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tujuan Keperawatan:
- Klien dapat mengenali sumber stres
- Klien dapat menggunakan strategi koping yang efektif
- Klien dapat mempertahankan kesejahteraan psikologis
2. Kriteria Hasil:
- Tingkat stres menurun
- Kemampuan koping meningkat
- Tanda-tanda fisik stres menurun
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi Keperawatan:
- Identifikasi sumber stres
- Ajarkan teknik relaksasi
- Beri dukungan emosional
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan
2. Aktivitas Keperawatan:
- Diskusikan dengan klien tentang sumber stres
- Ajarkan teknik relaksasi seperti napas dalam, visualisasi, atau meditasi
- Dengarkan keluhan klien dan berikan empati
- Koordinasi dengan psikolog atau konselor jika diperlukan intervensi tambahan
Dengan pemahaman dan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk membantu klien mengatasi masalah manajemen stres yang tidak efektif. -
Article No. 2953 | 20 Oct 2024
Klinis : stres
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi stres, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Koping (00069)
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan upaya kognitif dan/atau perilaku untuk mengelola tuntutan internal dan/atau eksternal yang dipersepsikan sebagai beban yang melebihi sumber daya individu.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Stressor individu, situasi, lingkungan, atau masyarakat yang melebihi kemampuan koping individu.
- Gejala dan Tanda: Perasaan tidak berdaya, cemas, depresi, marah, kelelahan, gangguan pola tidur, penurunan konsentrasi, dan perilaku yang tidak efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Individu dapat mengidentifikasi stressor, menggunakan strategi koping yang efektif, dan menunjukkan penurunan gejala stres.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen stres, terapi relaksasi, konseling, dan edukasi terkait strategi koping yang efektif.
Dengan menggunakan kerangka SDKI - SLKI - SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, serta merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu individu mengatasi stres secara efektif. -
Article No. 2954 | 20 Oct 2024
Klinis : Nyeri mata, buram
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Nyeri mata, buram.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Sensori Persepsi: Penglihatan Terganggu
- Definisi: Perubahan dalam kemampuan menerima, mengorganisasi, dan menginterpretasi stimulus visual.
- Penyebab: Peradangan, trauma, kelainan struktur mata, dan/atau gangguan neurologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Persepsi Sensori: Penglihatan
- Indikator:
a. Mampu melihat objek dengan jelas
b. Mampu membedakan warna
c. Mampu melihat objek dengan kontras yang baik
d. Mampu melihat objek dengan jarak yang tepat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
- Tindakan:
a. Mengkaji intensitas, karakteristik, lokasi, dan durasi nyeri
b. Mengobservasi tanda-tanda vital
c. Memberikan analgesik sesuai instruksi medis
d. Mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
2. Manajemen Penglihatan
- Tindakan:
a. Mengkaji kemampuan penglihatan
b. Mengajarkan latihan untuk memperbaiki penglihatan
c. Memberikan alat bantu penglihatan sesuai kebutuhan
d. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter mata)
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami Gangguan Sensori Persepsi: Penglihatan Terganggu, yang ditandai dengan adanya nyeri mata dan penglihatan kabur. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti peradangan, trauma, kelainan struktur mata, atau gangguan neurologis. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah melakukan pengkajian nyeri dan penglihatan, memberikan analgesik sesuai instruksi medis, mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, serta mengajarkan latihan untuk memperbaiki penglihatan dan memberikan alat bantu penglihatan sesuai kebutuhan. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter mata, juga diperlukan untuk mengatasi kondisi ini. -
Article No. 2955 | 20 Oct 2024
Klinis : - Mual, muntah, lemas Batuk Pilek - Infus syringe pump - Td : 96/68 - N : 114x/menit - S : 36 C - RR: 19x/menit - Gula darah sewaktu: 130
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Mual, Muntah, dan Lemas
- SDKI: Mual (00134)
- Definisi: Perasaan tidak nyaman di ulu hati yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
- SLKI: Manajemen Mual dan Muntah (P-1701)
- SIKI: Manajemen Mual dan Muntah (I-1701)
2. Batuk dan Pilek
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00030)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang bebas.
- SLKI: Manajemen Bersihan Jalan Napas (P-1704)
- SIKI: Manajemen Bersihan Jalan Napas (I-1704)
3. Infus Syringe Pump
- SDKI: Risiko Infeksi (00004)
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Manajemen Infus (P-1501)
- SIKI: Manajemen Infus (I-1501)
4. Tanda-Tanda Vital
- Tekanan Darah (TD): 96/68 mmHg
- SDKI: Perfusi Perifer Tidak Efektif (00204)
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah perifer yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Manajemen Perfusi Perifer (P-1501)
- SIKI: Manajemen Perfusi Perifer (I-1501)
- Nadi (N): 114 x/menit
- SDKI: Intoleransi Aktivitas (00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- SLKI: Manajemen Intoleransi Aktivitas (P-1701)
- SIKI: Manajemen Intoleransi Aktivitas (I-1701)
- Suhu (S): 36°C
- SDKI: Hipotermi (00006)
- Definisi: Penurunan suhu tubuh di bawah kisaran normal.
- SLKI: Manajemen Suhu Tubuh (P-1703)
- SIKI: Manajemen Suhu Tubuh (I-1703)
- Respirasi (RR): 19 x/menit
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00030)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang bebas.
- SLKI: Manajemen Bersihan Jalan Napas (P-1704)
- SIKI: Manajemen Bersihan Jalan Napas (I-1704)
5. Gula Darah Sewaktu: 130 mg/dL
- SDKI: Risiko Hiperglikemia (00179)
- Definisi: Rentan terhadap peningkatan kadar glukosa darah di atas rentang normal.
- SLKI: Manajemen Glukosa Darah (P-1702)
- SIKI: Manajemen Glukosa Darah (I-1702)
Dalam penjelasan singkat, SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk membantu perawat dalam melakukan pengkajian, perencanaan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) memberikan definisi dan klasifikasi diagnosis keperawatan, SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menetapkan luaran yang diharapkan, dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) memberikan intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 2956 | 20 Oct 2024
Klinis : diagnosa neusea biasanya etiologinya apa atau ditandai dengan apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Mual (Nausea)
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), mual (nausea) adalah sensasi tidak nyaman di daerah perut yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah.
Etiologi (Faktor Penyebab) Mual:
Mual dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
- Gangguan gastrointestinal (misalnya gastritis, ulkus peptikum)
- Efek samping obat-obatan
- Perubahan kadar hormon (misalnya kehamilan)
- Infeksi (misalnya gastroenteritis)
- Pengobatan (misalnya kemoterapi)
- Kinetosis (mabuk perjalanan)
- Stres psikologis
- Gangguan metabolik (misalnya uremia)
- Gangguan neurologi (misalnya tumor otak, migren)
Tanda dan Gejala Mual:
- Perasaan tidak nyaman di perut
- Keinginan untuk muntah
- Produksi saliva yang berlebihan
- Peningkatan sensitivitas terhadap bau-bauan
- Perubahan warna kulit (pucat)
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual antara lain:
- Manajemen mual
- Manajemen obat anti-mual
- Terapi relaksasi
- Terapi distraksi
- Edukasi pasien dan keluarga
Sebagai perawat, saya akan berupaya mengidentifikasi penyebab mual, memantau tanda dan gejala, serta menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah mual yang dialami oleh pasien. -
Article No. 2957 | 20 Oct 2024
Klinis : contoh diagnosa neusea
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, untuk kondisi nausea.
Diagnosa Keperawatan:
Nausea
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nausea didefinisikan sebagai sensasi ketidaknyamanan di dalam tenggorokan atau perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah. Nausea dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti obat-obatan, prosedur medis, infeksi, atau kondisi medis lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari masalah nausea adalah pasien dapat mengatasi atau mengendalikan nausea dengan cara yang efektif. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari pasien yang mampu mengidentifikasi faktor penyebab nausea, menggunakan teknik manajemen nausea yang efektif, dan melaporkan penurunan frekuensi serta tingkat keparahan nausea.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nausea antara lain pemberian antiemetik, pengaturan diet, terapi non-farmakologis (seperti akupresur, aromaterapi, dan relaksasi), serta edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen nausea. Perawat juga dapat memantau tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi yang diberikan.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa, luaran, dan intervensi yang disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien akan menjadi panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 2959 | 20 Oct 2024
Klinis : Etiologi Kelestrol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Hiperkolesterolemia
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Hiperkolesterolemia didefinisikan sebagai peningkatan kadar kolesterol total dalam darah melebihi batas normal, yang dapat disebabkan oleh etiologi seperti pola makan tidak sehat, riwayat keluarga, obesitas, dan gaya hidup tidak aktif. Diagnosis ini berfokus pada upaya pemantauan, pengaturan, dan modifikasi pola makan serta aktivitas fisik untuk mencapai kadar kolesterol yang optimal.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hiperkolesterolemia meliputi penurunan kadar kolesterol total, perbaikan pola makan, peningkatan aktivitas fisik, dan pencegahan komplikasi kardiovaskular. Pasien diharapkan dapat mengelola faktor risiko, menerapkan gaya hidup sehat, dan mencapai kadar kolesterol yang berada dalam rentang normal.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan untuk hiperkolesterolemia mencakup edukasi mengenai diet rendah kolesterol, peningkatan aktivitas fisik, pemantauan kadar kolesterol, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan yang komprehensif. Tujuannya adalah membantu pasien mencapai kadar kolesterol yang sehat dan mencegah komplikasi penyakit kardiovaskular.
Sebagai seorang perawat, saya memahami bahwa penanganan hiperkolesterolemia membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan perubahan gaya hidup dan kolaborasi multidisipliner. Melalui penggunaan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI, saya dapat memberikan intervensi yang terstruktur dan berpusat pada pasien untuk mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 2960 | 20 Oct 2024
Klinis : Penyebab kolestrol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) untuk kondisi penyebab kolesterol.
Diagnosa Keperawatan:
Hiperkolesterolemia
Penjelasan Singkat:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Peningkatan kadar kolesterol total, LDL, dan/atau trigliserida dalam darah.
- Karakteristik Definisi: Gejala dan tanda yang mungkin muncul, seperti nyeri dada, sesak napas, dan xantoma.
- Faktor Berhubungan: Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hiperkolesterolemia, seperti pola makan tinggi lemak, aktivitas fisik kurang, riwayat keluarga, dan penyakit penyerta (diabetes, hipertensi, dll).
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida dalam batas normal, serta tidak ada komplikasi terkait hiperkolesterolemia.
- Kriteria Hasil: Pemantauan kadar lipid, manajemen diet dan aktivitas fisik, serta pencegahan komplikasi.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi Keperawatan: Edukasi tentang hiperkolesterolemia, pengaturan pola makan, aktivitas fisik, dan pemantauan kadar lipid.
- Aktivitas Keperawatan: Memberikan informasi tentang kolesterol, mengevaluasi pola makan dan aktivitas fisik, mengajarkan teknik mengelola diet dan aktivitas, serta memantau kadar lipid secara berkala.
Dengan pendekatan ini, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengelola kondisi hiperkolesterolemia pada pasien. -
Article No. 2961 | 20 Oct 2024
Klinis : Penyebab kolestrol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hiperkolesterolemia atau peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Diagnosa ini mengindikasikan bahwa klien memiliki ketidakmampuan dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mempertahankan perilaku sehat untuk mencapai tujuan kesehatan yang optimal.
Penyebab Hiperkolesterolemia:
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), beberapa faktor yang dapat menyebabkan hiperkolesterolemia antara lain:
1. Pola makan tidak sehat: Konsumsi makanan tinggi lemak, kolesterol, dan karbohidrat.
2. Gaya hidup tidak aktif: Kurangnya aktivitas fisik dan olahraga.
3. Riwayat keluarga: Faktor genetik yang memengaruhi metabolisme kolesterol.
4. Usia: Peningkatan usia dapat meningkatkan risiko hiperkolesterolemia.
5. Kondisi medis: Penyakit seperti diabetes, hipotiroidisme, dan sindrom metabolik dapat menyebabkan hiperkolesterolemia.
Intervensi Keperawatan:
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Gaya Hidup: Edukasi mengenai pola makan sehat, aktivitas fisik, dan pengelolaan stres.
2. Manajemen Obat: Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam memberikan obat-obatan penurun kolesterol.
3. Pemantauan Kadar Kolesterol: Memantau kadar kolesterol secara berkala dan mengevaluasi kemajuan.
4. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan dan motivasi kepada klien dalam mencapai tujuan pengontrolan kolesterol.
Tujuan akhir dari intervensi keperawatan ini adalah untuk membantu klien meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dalam mengelola faktor-faktor risiko hiperkolesterolemia sehingga dapat mencapai kadar kolesterol yang optimal dan menjaga kesehatan kardiovaskular.