Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1099 | 01 Oct 2024
Klinis : 1. Identitas pasien Nama : Bayi H Umur : 1 hari Jenis kelamin : laki laki Berat badan lahir : 2.800 gram Panjang badan : 48 cm Tempat lahir : Rs kusuma husada 2. Keluhan Utama Sesak nafas 3. Riwayat penyakit sekarang Bayi HI setelah lahir bayi tidak langsung menangis dan memerlukan bantuan untuk memulai pernafasan , ibu melaporkan bahwa bayi terlihat kesulitan bernafas dan tampak sesak 4. riwayat penyakit dahulu - 5. Riwayat penyakit keluarga - 6.Riwayat sosial dan kesehatan - 7. pemeriksaan fisik - Tanda vital : Suhu : 36.8 derajat c Nadi : 170x/menit Rr: 70x/menit ( takipnea) - Kulit : kebiruan di daerah sekitar bibir dan ekstremitas - refleks : refleks menggeram ada tetapi refleks menghisap lemah - tonus otot : hipotonus
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: P22.0
- Deskripsi: Sindrom gawat napas bayi baru lahir (Respiratory distress syndrome of newborn)
Penjelasan:
Bayi H mengalami sesak napas segera setelah lahir, dengan tanda-tanda klinis seperti takipnea (frekuensi napas 70x/menit), sianosis di sekitar bibir dan ekstremitas, serta hipotonisitas. Kondisi ini sesuai dengan diagnosis sindrom gawat napas bayi baru lahir (RDS), yang merupakan salah satu bentuk gangguan pernapasan yang umum terjadi pada bayi prematur atau bayi dengan kelahiran aterm.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemberian oksigen terapeutik, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Pada kasus ini, bayi H membutuhkan bantuan untuk memulai pernapasan dan kemungkinan memerlukan pemberian oksigen terapeutik untuk mengatasi kesulitan bernapas. Kode ICD-9-CM 93.90 mencakup pemberian oksigen terapeutik tanpa spesifikasi lebih lanjut.
Dalam penatalaksanaan kasus ini, selain pemberian oksigen, mungkin diperlukan tindakan-tindakan lain seperti stabilisasi kondisi bayi, pemantauan ketat, dan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penyebab dan penatalaksanaan yang tepat. -
Article No. 1100 | 01 Oct 2024
Klinis : stunting
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi stunting.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Keterlambatan Pertumbuhan Anak
Definisi:
Keadaan di mana anak berisiko mengalami hambatan dalam pencapaian potensi pertumbuhan dan perkembangannya yang optimal, yang dapat disebabkan oleh faktor-faktor internal maupun eksternal.
Faktor Risiko:
1. Asupan nutrisi inadekuat
2. Penyakit kronis
3. Pola asuh yang tidak sesuai
4. Kemiskinan
5. Sanitasi dan kebersihan lingkungan yang buruk
Gejala dan Tanda:
1. Berat badan dan tinggi badan di bawah standar pertumbuhan normal
2. Perkembangan fisik, kognitif, dan motorik yang lambat
3. Daya tahan tubuh rendah
4. Penurunan fungsi imun
5. Peningkatan risiko infeksi dan penyakit kronis
Rencana Intervensi Keperawatan:
1. Evaluasi status gizi dan pola makan anak
2. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan medis yang tepat
3. Edukasi kepada orangtua atau pengasuh tentang pola asuh yang sesuai
4. Upaya peningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang baik
5. Pemantauan perkembangan anak secara berkala
Dengan penerapan rencana keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan dapat mencegah dan menangani kondisi stunting pada anak sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. -
Article No. 1101 | 01 Oct 2024
Klinis : stunting
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi stunting:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E45
- Deskripsi: Retardasi pertumbuhan akibat malnutrisi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.2
- Deskripsi: Pemberian nutrisi parenteral total
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 E45 (Retardasi pertumbuhan akibat malnutrisi):
- Kode ini digunakan untuk mendiagnosis stunting, yang merupakan kondisi gagal pertumbuhan linier anak akibat malnutrisi kronis.
- Stunting ditandai dengan tinggi badan yang terlalu rendah untuk usia, yang umumnya disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak memadai dalam jangka waktu lama.
- Kondisi ini dapat berdampak pada perkembangan fisik, mental, dan kognitif anak.
2. Kode ICD-9-CM 99.2 (Pemberian nutrisi parenteral total):
- Kode ini digunakan untuk prosedur pemberian nutrisi parenteral total, yang dapat menjadi salah satu intervensi untuk menangani kasus stunting.
- Pemberian nutrisi parenteral total dilakukan dengan memasukkan cairan nutrisi secara langsung ke dalam aliran darah, biasanya melalui kateter intravena.
- Tujuan utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak dengan stunting yang tidak dapat terpenuhi melalui asupan oral.
Kode-kode ini merupakan bagian penting dalam dokumentasi medis dan dapat membantu dalam proses perawatan, pengkodean, dan penagihan terkait kondisi stunting. -
Article No. 1102 | 01 Oct 2024
Klinis : stunting slki dan siki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi stunting.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan Dengan Asupan Nutrisi Yang Tidak Adekuat
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh adalah diagnosa keperawatan yang termasuk dalam domain Nutrisi. Diagnosa ini menggambarkan adanya risiko asupan nutrisi yang tidak memenuhi kebutuhan tubuh, yang dapat menyebabkan defisit nutrisi.
- Faktor yang berhubungan dengan diagnosa ini adalah asupan nutrisi yang tidak adekuat, yang dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti kemiskinan, kurangnya pengetahuan tentang gizi, atau kendala akses terhadap makanan yang bergizi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran yang terkait dengan diagnosa ini adalah Pertumbuhan dan Perkembangan, yang mencakup indikator seperti Berat Badan, Tinggi Badan, dan Indeks Massa Tubuh.
- Selain itu, luaran lain yang relevan adalah Manajemen Nutrisi, yang menilai kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini antara lain Manajemen Nutrisi, Edukasi Gizi, dan Pemantauan Pertumbuhan.
- Manajemen Nutrisi meliputi upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien, seperti pemberian makanan bergizi, penyediaan suplemen, dan konsultasi dengan ahli gizi.
- Edukasi Gizi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran klien atau keluarga mengenai pentingnya asupan nutrisi yang seimbang.
- Pemantauan Pertumbuhan dilakukan untuk memantau perkembangan fisik klien, seperti pengukuran berat badan, tinggi badan, dan perhitungan indeks massa tubuh.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi, untuk mengelola kondisi stunting ini secara komprehensif dan memberikan intervensi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien. -
Article No. 1103 | 01 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 42 tahun, menikah dan hamil 3 bulan G2P1A0 datang ke puskesmas karena panas 4 hari disertai batuk dan pilek. Pasien mengeluhkan gusinya membesar di bagian kiri bawah walaupun tidak terasa sakit. Oleh petugas disana diberikan pengobatan tetrasiklin 500mgx4 dan obat flu. Saat pemeriksaan kehamilan 4 bulan hasil USG menunjukkan adanya kecacatan dalam janin yang dikandungnya. Suami menginginkan janin digugurkan sementara istri ingin mempertahankan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, selamat siang. Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas akibat kehamilan.
2. Gangguan integritas jaringan oral berhubungan dengan hiperplasia gingiva.
3. Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan perbedaan keinginan antara suami dan istri terkait keputusan penanganan janin cacat.
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Infeksi
SDKI: Risiko Infeksi
SLKI: Pemantauan Tanda-Tanda Vital, Pemantauan Infeksi
SIKI: Pemberian Obat, Edukasi Manajemen Infeksi
Penjelasan: Pasien sedang dalam masa kehamilan yang merupakan kondisi yang dapat menurunkan sistem imunitas. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya infeksi, sehingga perlu dilakukan pemantauan tanda-tanda vital, tanda-tanda infeksi, pemberian obat sesuai indikasi, serta edukasi mengenai manajemen infeksi.
2. Gangguan Integritas Jaringan Oral
SDKI: Gangguan Integritas Jaringan Oral
SLKI: Perawatan Mulut, Pemantauan Kondisi Mulut
SIKI: Terapi Topikal, Edukasi Perawatan Mulut
Penjelasan: Pasien mengeluhkan gusinya membesar di bagian kiri bawah, yang merupakan tanda adanya hiperplasia gingiva. Perawatan mulut dan pemantauan kondisi mulut perlu dilakukan, serta dapat diberikan terapi topikal dan edukasi perawatan mulut yang tepat.
3. Konflik Pengambilan Keputusan
SDKI: Konflik Pengambilan Keputusan
SLKI: Fasilitasi Pengambilan Keputusan, Dukungan Emosional
SIKI: Konseling, Mediasi
Penjelasan: Terdapat perbedaan keinginan antara suami dan istri terkait penanganan janin cacat yang dikandung. Ini dapat menimbulkan konflik dalam pengambilan keputusan. Peran perawat adalah memfasilitasi pengambilan keputusan, memberikan dukungan emosional, konseling, dan mediasi agar kedua pihak dapat mencapai keputusan yang disepakati bersama.
Semoga informasi ini bermanfaat. Apabila ada pertanyaan lebih lanjut, saya akan berusaha untuk menjawabnya. Terima kasih. -
Article No. 1104 | 01 Oct 2024
Klinis : Batuk, ada dahak, efusi pleura, nephrotic syndrome
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
2. Intoleransi aktivitas
3. Kelebihan volume cairan
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
SDKI: Keadaan di mana individu mengalami hambatan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi pada saluran napas.
SLKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan bersihan jalan napas yang efektif.
SIKI: Tindakan perawat untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas dan meningkatkan ventilasi.
2. Intoleransi aktivitas
SDKI: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari.
SLKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
SIKI: Tindakan perawat untuk memfasilitasi dan meningkatkan toleransi aktivitas.
3. Kelebihan volume cairan
SDKI: Keadaan di mana individu mengalami peningkatan cairan baik intravaskular, interstisial, atau intrakaviter.
SLKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau mengendalikan volume cairan yang sesuai.
SIKI: Tindakan perawat untuk memfasilitasi pengaturan dan keseimbangan cairan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat
Kondisi: Batuk, ada dahak, efusi pleura, nephrotic syndrome -
Article No. 1105 | 01 Oct 2024
Klinis : Klien mengatakan nyeri pada luka operasi terasa tertusuk tusuk dan muntal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Klien melaporkan nyeri terkontrol
2. Klien menunjukkan perilaku yang dapat mengurangi nyeri
3. Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Relaksasi
3. Perawatan Luka
Berdasarkan informasi yang diberikan, klien mengeluhkan nyeri pada luka operasi dengan karakteristik "tertusuk-tusuk dan muntal". Hal ini menunjukkan adanya nyeri akut yang memerlukan intervensi keperawatan yang sesuai, seperti manajemen nyeri, terapi relaksasi, dan perawatan luka. Tujuan utamanya adalah untuk membantu klien mencapai kontrol yang memadai terhadap nyeri, sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan memfasilitasi proses penyembuhan luka. -
Article No. 1106 | 01 Oct 2024
Klinis : Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan ini mengalami peningkatan kasus sakit kepala, kelelahan, dan gangguan pernapasan ringan di antara para pekerja Melalui wawancara, diperoleh informasi bahwa banyak pekerja mengeluhkan lingkungan kerja yang panas, bising, dan kurang ventilasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan lingkungan kerja yang tidak kondusif (panas, bising, dan kurang ventilasi) ditandai dengan keluhan kelelahan, sesak napas, dan sakit kepala.
Penjelasan singkat:
SDKI: Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
SLKI: Hasil yang diharapkan adalah pasien dapat melakukan aktivitas rutin dengan toleransi yang meningkat.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengatur lingkungan kerja yang lebih kondusif, memberikan edukasi terkait manajemen energi, dan memfasilitasi istirahat yang cukup.
Dengan penanganan yang tepat, diharapkan para pekerja dapat bekerja dengan lebih nyaman dan produktif, serta menurunkan risiko terjadinya gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja yang tidak kondusif. -
Article No. 975 | 01 Oct 2024
Klinis : Klinis 1 : suhu 37,8
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) sebagai akibat dari peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas.
- Faktor yang Berhubungan: Proses infeksi (pada kasus ini tidak dijelaskan adanya infeksi).
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas ambang batas normal.
- Definisi, Karakteristik, Faktor yang Berhubungan, Intervensi Keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Termoregulasi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- Kriteria Hasil: Suhu tubuh dalam rentang normal, Tidak ada tanda-tanda peningkatan suhu tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Hipertermia: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas normal.
- Tujuan, Aktivitas Keperawatan, Rasional.
Catatan:
- Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi klinis 1 dengan suhu 37,8°C, tone akademis, dan persona pakar tidak menunjukkan adanya gejala atau tanda-tanda infeksi yang dapat menyebabkan hipertermia. Perlu dikaji lebih lanjut faktor-faktor lain yang mungkin menyebabkan peningkatan suhu tubuh tersebut. -
Article No. 976 | 01 Oct 2024
Klinis : Klinis 1 : suhu 37,8 Klinis 2 : leukosit 13.000
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klinis yang Anda berikan, yaitu:
Klinis 1: Suhu 37,8°C
Klinis 2: Leukosit 13.000, dengan tone = akademis, persona = pakar
Berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas suhu normal, yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kemampuan tubuh untuk mengatur suhu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh dalam batas normal
2. Tanda-tanda vital stabil
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Pemberian cairan dan elektrolit yang adekuat
3. Pengaturan lingkungan yang nyaman
4. Pemberian obat penurun demam, jika perlu
Berdasarkan kondisi klinis yang diberikan, yaitu suhu tubuh yang meningkat (37,8°C) dan leukosit yang meningkat (13.000), maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan dan elektrolit yang adekuat, pengaturan lingkungan yang nyaman, dan pemberian obat penurun demam jika diperlukan.