Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1039 | 01 Oct 2024
Klinis : Cholelitiasis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis cholelitiasis (batu empedu) dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait.
1. Kode ICD-10:
- Kode: K80
- Deskripsi: Cholelitiasis (batu empedu)
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 51.2X
- Deskripsi: Kolekistektomi (pengangkatan kandung empedu), di mana X dapat menjadi kode yang lebih spesifik berdasarkan teknik operasi yang digunakan (misalnya laparoskopik, terbuka, dll.).
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 K80 untuk Cholelitiasis:
- Kode K80 mencakup berbagai kondisi yang berkaitan dengan batu empedu, termasuk batu empedu tanpa kolisistitis (radang kandung empedu), batu empedu dengan kolisistitis, dan komplikasi lainnya.
- Subkategori yang mungkin digunakan meliputi K80.0 (batu empedu dengan kolisistitis akut), K80.1 (batu empedu dengan kolisistitis kronik), K80.2 (batu empedu tanpa kolisistitis), dan lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 51.2X untuk Kolekistektomi:
- Kode 51.2X mencakup prosedur pengangkatan kandung empedu (kolekistektomi), yang merupakan salah satu tindakan utama untuk mengatasi cholelitiasis.
- Subkode yang mungkin digunakan meliputi 51.21 (kolekistektomi laparoskopik), 51.22 (kolekistektomi terbuka), dan lainnya, tergantung pada teknik operasi yang dilakukan.
- Kolekistektomi adalah prosedur umum yang dilakukan untuk mengatasi batu empedu yang menyebabkan gejala atau komplikasi.
Dalam praktik klinis, diagnosa dan prosedur yang tepat harus ditentukan berdasarkan evaluasi dan pemeriksaan menyeluruh oleh tenaga medis yang berwenang. -
Article No. 1040 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien datang dari IGD dengan keluhan pos amputatum terkena pecahan kaca kecelakaan kerja
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Primer
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi Primer adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Infeksi
2. Penyembuhan Luka
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Luka
2. Pemantauan Tanda Vital
3. Pemberian Obat
4. Edukasi Pencegahan Infeksi
Penjelasan singkat:
Pasien dengan kondisi pos amputasi akibat cedera terkena pecahan kaca memiliki risiko infeksi primer yang tinggi. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup perawatan luka, pemantauan tanda vital, pemberian obat antibiotik, dan edukasi pencegahan infeksi. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka, menjaga proses penyembuhan, dan memastikan pemulihan pasien. -
Article No. 1041 | 01 Oct 2024
Klinis : Pada keperawatan keluarga ke keluarga pasien mengeluh tidak mengetahui tentang sakit gula dan darah tinggi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga. Hal ini dikarenakan keluarga pasien mengeluh tidak mengetahui tentang penyakit yang diderita, yaitu penyakit gula (diabetes) dan darah tinggi (hipertensi).
Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI):
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga didefinisikan sebagai "Kemampuan keluarga yang tidak adekuat dalam mengidentifikasi, mencegah, dan mengelola masalah kesehatan anggota keluarga".
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah:
1. Keluarga mampu mengidentifikasi masalah kesehatan anggota keluarga.
2. Keluarga mampu mencegah masalah kesehatan anggota keluarga.
3. Keluarga mampu mengelola masalah kesehatan anggota keluarga.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga tentang penyakit gula dan darah tinggi, termasuk gejala, pencegahan, dan pengelolaan.
2. Dukungan Keluarga: Memfasilitasi keluarga untuk dapat saling mendukung dan berdiskusi dalam mengatasi masalah kesehatan.
3. Manajemen Kesehatan Keluarga: Membantu keluarga dalam mengidentifikasi, mencegah, dan mengelola masalah kesehatan anggota keluarga.
Dengan pendekatan akademis dan persona sebagai pakar/perawat, diharapkan intervensi keperawatan dapat membantu keluarga pasien meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mengelola penyakit gula dan darah tinggi. -
Article No. 1042 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal untuk pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 11.22
- Deskripsi: Bronkoskopi, diagnostik
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis) sesuai dengan diagnosis awal tuberkulosis paru yang ditemukan pada pasien.
- Kode ICD-9-CM 11.22 (Bronkoskopi, diagnostik) dapat digunakan untuk prosedur pemeriksaan bronkoskopi yang mungkin dilakukan untuk memperoleh sampel jaringan atau cairan dari paru untuk konfirmasi diagnosis.
Perlu dicatat bahwa kode ICD-9-CM hanya digunakan dalam sistem klasifikasi internasional sebelumnya, sedangkan saat ini sistem yang digunakan adalah ICD-10. Namun, kode ICD-9-CM masih digunakan dalam beberapa konteks, terutama di bidang administrasi dan penagihan layanan kesehatan. -
Article No. 1043 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Aman meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Rela karena dilaporkan adanya 10 kasus Parotitis (Gondong) pada anak dan orang dewasa. 6 kasus sudah ditangani di Puskesmas dan 1 kasus di rujuk di RS. Berdasarkan informasi dari kader Kesehatan bahwa keluarga dari masing2 klien tidak tahu harus bagaimana mencegah dan mengatasi gondok selama dirumah dan hanya diberi minum air putih saja. Waktu terjadi kasus gondok Kader Kesehatan langsung membawa klien ke puskesmas terdekat.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, kondisi yang dialami adalah Parotitis (Gondong). Berikut kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B26
- Deskripsi: Parotitis (gondong)
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 072
- Deskripsi: Parotitis (gondong)
Penjelasan:
Kode ICD-10 B26 (Parotitis) digunakan untuk mendiagnosis kondisi Parotitis atau gondong yang dialami oleh 10 kasus anak dan orang dewasa di Dusun Rela. Kasus gondong ini telah ditangani di Puskesmas Aman dan 1 kasus dirujuk ke rumah sakit.
Dalam penanganan kasus gondong ini, Kader Kesehatan telah melakukan tindakan dengan segera membawa pasien ke Puskesmas terdekat. Namun, berdasarkan informasi, keluarga dari masing-masing pasien tidak mengetahui cara pencegahan dan penanganan gondong di rumah, dan hanya memberikan air putih sebagai perawatan.
Untuk mencegah dan mengatasi gondok secara efektif di rumah, edukasi dan konseling kepada keluarga pasien mengenai manajemen gondok sangat penting. Kelompok perawat komunitas dari UGM dapat melakukan survei mawas diri di Dusun Rela untuk memberikan informasi dan panduan yang tepat kepada keluarga pasien. -
Article No. 1044 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pembersihan sekret/benda asing dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pembersihan sekret/benda asing dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pembersihan sekret/benda asing dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan pada toleransi terhadap aktivitas fisik.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pemulihan atau peningkatan toleransi terhadap aktivitas fisik.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pemulihan atau peningkatan toleransi terhadap aktivitas fisik.
3. Defisit Nutrisi
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Penjelasan singkat:
Pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru dan suara napas bronkial di paru kanan atas. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
Berdasarkan kondisi tersebut, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Terkait dengan adanya lesi di paru yang menyebabkan batuk berdahak dan sesak napas.
2. Intoleransi Aktivitas: Terkait dengan gejala sesak napas dan penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik.
3. Defisit Nutrisi: Terkait dengan kehilangan nafsu makan yang dapat menyebabkan penurunan asupan nutrisi.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI mencakup upaya untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas, pemulihan atau peningkatan toleransi aktivitas, serta pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien. -
Article No. 1045 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Aman meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Rela karena dilaporkan adanya 10 kasus Parotitis (Gondong) pada anak dan orang dewasa. 6 kasus sudah ditangani di Puskesmas dan 1 kasus dirujuk di RS. Berdasarkan informasi dari kader Kesehatan bahwa keluarga dari masing2 klien tidak tahu harus bagaimana mencegah dan mengatasi gondok selama dirumah dan hanya diberi minum air putih saja. Waktu terjadi kasus gondok Kader Kesehatan langsung membawa klien ke puskesmas terdekat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan mempertimbangkan kondisi yang anda deskripsikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Parotitis (Gondong) berhubungan dengan Ketidaktahuan Keluarga Dalam Pencegahan dan Penanganan Parotitis (Gondong).
Penjelasan singkat:
- SDKI: Risiko Infeksi Parotitis (Gondong) didefinisikan sebagai kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen pada parotis yang dapat menimbulkan peradangan, berhubungan dengan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi.
- SLKI: Tujuan luaran yang diharapkan adalah Klien/Keluarga Mampu Mencegah dan Mengatasi Parotitis (Gondong) Selama Dirumah.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Edukasi Pencegahan dan Penanganan Parotitis (Gondong) kepada Keluarga, meliputi: pengenalan tanda-tanda awal, pentingnya imunisasi, penanganan di rumah, serta kapan harus segera ke fasilitas kesehatan.
Dengan pemberian edukasi yang komprehensif kepada keluarga, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mencegah dan menangani parotitis (gondong) di rumah, sehingga dapat mencegah komplikasi yang lebih lanjut. -
Article No. 1046 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan tidak bisa bak vu terasa penuh dan mengeluh nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Retensio Urin (Urinary Retention)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Retensio Urin adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara penuh, meskipun ada dorongan untuk buang air kecil.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Retensio Urin adalah pasien dapat mempertahankan eliminasi urin yang adekuat, bebas dari distensi kandung kemih, serta bebas dari infeksi saluran kemih.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Kolaborasi pemberian kateterisasi, jika perlu.
2. Monitor input dan output cairan.
3. Berikan kenyamanan dan dukung personal hygiene pasien.
4. Kolaborasi pemberian terapi farmakologis, jika perlu.
5. Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen retensio urin.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, saya memberikan penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan Retensio Urin berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 1047 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien post nefrolitotomi mengadakan nyeri sudah mulai berkurang belum bisa bab 2 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Penjelasan singkat:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Pasien post nefrolitotomi dapat mengalami nyeri akut akibat prosedur pembedahan yang dilakukan. Nyeri ini perlu diatasi untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan memfasilitasi proses penyembuhan.
Sesuai SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), diharapkan luaran yang dapat dicapai adalah Tingkat Nyeri Terkontrol, di mana pasien dapat melaporkan nyeri dalam rentang yang dapat ditoleransi.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) antara lain Manajemen Nyeri, Terapi Komplementer, dan Edukasi Manajemen Nyeri. -
Article No. 1048 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan mempertimbangkan gejala yang dialami oleh pasien anak perempuan berusia 5 tahun, yaitu demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan kemungkinan campak, maka dapat ditegakkan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Pola Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
2. Risiko Infeksi
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Pola Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Keadaan dimana asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
- SLKI: Peningkatan status nutrisi.
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Perawatan Demam, Perawatan Campak.
2. Risiko Infeksi
- SDKI: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Pencegahan Infeksi.
- SIKI: Manajemen Infeksi, Perawatan Campak.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan.
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas.
- SIKI: Manajemen Aktivitas, Perawatan Demam, Perawatan Campak.
Sebagai perawat, kami akan melakukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan di atas, seperti:
- Memantau asupan nutrisi dan cairan pasien
- Memberikan perawatan untuk mengurangi demam dan gejala campak
- Memantau tanda-tanda infeksi dan memberikan pengobatan yang tepat
- Membantu pasien untuk beristirahat dan mengelola aktivitas sesuai kondisinya.
Kami akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan pasien mendapatkan penanganan yang komprehensif dan mendukung pemulihan pasien.