Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1158 | 02 Oct 2024
Klinis : PASIEN MENGATAKAN CEMAS AKAN DILAKUKAN OPERASI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan hormat saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang mengatakan cemas akan dilakukan operasi.
Diagnosa Keperawatan:
Kecemasan berhubungan dengan proses pembedahan.
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang timbul karena antisipasi terhadap bahaya.
- Faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan pada pasien yang akan menjalani operasi meliputi pengetahuan yang kurang, pengalaman sebelumnya, dan persepsi terhadap prosedur operasi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan utama dari intervensi keperawatan adalah untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien sehingga dapat menghadapi operasi dengan lebih tenang dan siap.
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan penurunan tanda-tanda fisiologis kecemasan, ekspresi verbal, dan perilaku kecemasan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
a. Memberikan informasi yang jelas dan terperinci tentang prosedur operasi.
b. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
c. Memfasilitasi dukungan emosional dari keluarga.
d. Memantau tanda-tanda vital dan respons psikologis pasien.
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi farmakologis, jika diperlukan.
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk membantu mengatasi kecemasan pasien yang akan menjalani operasi, sehingga pasien dapat lebih tenang dan siap menghadapi proses pembedahan. -
Article No. 1160 | 02 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan guna mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka, memiliki frekuensi napas dalam batas normal, dan bebas dari bunyi napas abnormal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah mengatur posisi pasien, berikan oksigen, lakukan suction, latih teknik batuk efektif, dan kolaborasi pemberian terapi pernapasan. -
Article No. 1161 | 02 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan sesak napas, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan nyaman.
- Penyebab: Adanya gangguan pada sistem pernapasan, seperti penyakit paru, kelelahan, atau ketidakseimbangan elektrolit.
- Batasan Karakteristik: Sesak napas, napas cepat, napas dangkal, penggunaan otot bantu pernapasan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pola napas kembali normal, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas normal, irama napas teratur, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan, tidak ada retraksi dinding dada.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi, Manajemen Ventilasi.
- Contoh Tindakan: Mengatur posisi pasien, memberikan oksigen, memantau tanda-tanda vital, mengajarkan teknik pernapasan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar
Dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan sesak napas, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Pola Napas, yang memiliki definisi, penyebab, dan batasan karakteristik berdasarkan standar SDKI. Luaran yang diharapkan dan kriteria hasil berdasarkan SLKI, serta intervensi keperawatan dan contoh tindakan berdasarkan SIKI, dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar. -
Article No. 1162 | 02 Oct 2024
Klinis : GANGGUAN TIDUR DAN ISTIRAHAT
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Gangguan Tidur dan Istirahat" dengan nada akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Tidur Terganggu
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Tidur Terganggu adalah keadaan di mana individu mengalami perubahan kualitas dan kuantitas tidur yang menyimpang dari pola tidur normal.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah:
a. Klien menunjukkan pola tidur yang adekuat.
b. Klien melaporkan peningkatan kualitas dan kuantitas tidur.
c. Klien mendemonstrasikan strategi manajemen tidur yang efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Beberapa intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi Pola Tidur Terganggu, antara lain:
a. Manajemen Tidur: Mengkaji pola tidur klien, mengevaluasi faktor-faktor yang memengaruhi tidur, dan mengembangkan strategi untuk meningkatkan kualitas tidur.
b. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi kepada klien mengenai pentingnya tidur yang cukup dan strategi untuk meningkatkan kualitas tidur.
c. Relaksasi: Mengajarkan teknik-teknik relaksasi, seperti relaksasi otot progresif, meditasi, atau teknik pernapasan, untuk membantu klien mencapai tidur yang lebih baik.
Dalam penerapannya, perawat harus melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, dan merancang rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi klien untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 1163 | 02 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Diare Akut
Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Diare akut adalah perubahan pola defekasi dengan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali per hari, konsistensi feses cair atau lembek, dan berlangsung kurang dari 14 hari.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, menurunkan frekuensi diare, dan mempertahankan integritas kulit perianal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah manajemen diare, pemberian cairan dan elektrolit, perawatan kulit perianal, dan edukasi terkait diare.
2. Risiko Dehidrasi
Definisi: Risiko penurunan cairan dan elektrolit dalam tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi sel, jaringan, dan organ.
Penjelasan:
- SDKI: Risiko dehidrasi adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami penurunan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan status cairan dan elektrolit yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan laboratorium, pemberian cairan dan elektrolit, serta edukasi terkait pencegahan dehidrasi.
Dalam kasus ini, pasien datang dengan keluhan diare. Diagnosa keperawatan utama adalah Diare Akut, dengan risiko lanjutan yaitu Risiko Dehidrasi. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi manajemen diare, pemberian cairan dan elektrolit, perawatan kulit perianal, serta edukasi terkait diare dan pencegahan dehidrasi. -
Article No. 1164 | 02 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan pandangan mata kiri buram
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan mengenai kondisi pasien dengan keluhan pandangan mata kiri yang buram, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Penglihatan Berhubungan dengan Perubahan Struktur Mata
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan Penglihatan adalah keterbatasan atau penurunan kemampuan visual yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Faktor Berhubungan: Perubahan struktur mata, seperti katarak, glaukoma, retinopati, dan lain-lain.
- Gejala dan Tanda: Pandangan kabur, nyeri mata, fotofobia, dan lain-lain.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan fungsi penglihatan.
- Indikator: Pasien dapat mengenali objek dengan jelas, tidak ada keluhan penglihatan kabur, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Gangguan Penglihatan
- Tindakan Keperawatan: Identifikasi penyebab dan faktor risiko, berikan edukasi tentang perawatan mata, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk tatalaksana medis, dan monitor perubahan fungsi penglihatan.
Dalam konteks persona yang Anda berikan (tone = akademis, persona = pakar, nurse), saya akan menyampaikan informasi ini dengan bahasa yang formal dan terkesan ahli dalam bidang keperawatan. Saya akan menjelaskan diagnosa dan standar-standar keperawatan dengan jelas dan terperinci, sesuai dengan peran saya sebagai perawat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidangnya. -
Article No. 1165 | 02 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan pandangan mata kiri buram, pro vitrektomi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan Berhubungan dengan Perubahan Struktur Mata
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluhkan pandangan mata kiri yang buram dan menjalani tindakan pro vitrektomi, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan penglihatan yang berhubungan dengan perubahan struktur mata, dalam hal ini kemungkinan adanya perubahan pada vitreus.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan dalam kemampuan visual yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Karakteristik Mayor: Perubahan tajam penglihatan, Lapang pandang terbatas, Penglihatan kabur, Fotofobia.
- Faktor Berhubungan: Perubahan struktur mata, Penyakit mata.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat menyesuaikan diri dengan gangguan penglihatan, Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat menyebutkan strategi untuk menyesuaikan diri dengan gangguan penglihatan, Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Gangguan Penglihatan, Persiapan Prosedur Diagnostik, Edukasi Kesehatan.
- Aktivitas Keperawatan: Mengkaji tingkat perubahan penglihatan, Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi gangguan penglihatan, Mengajarkan teknik kompensasi, Memberikan edukasi terkait prosedur diagnostik dan perawatan. -
Article No. 1166 | 02 Oct 2024
Klinis : Tn.R usia 47 tahun di rawat di ruang HCU penyakit dalam dengan masalah hipertensi. Pasien masuk dengan keluhan kepala terasa pusing, terasa mual dan ingin muntah. Pasien pernah dirawat sebelumnya dengan masalah hipertensi. Pasien memiliki riwayat perokok berat, sehari menghabiskan 2 bungkus rokok. Pasien jarang berolah raga dan tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran. Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit hipertensi mau pun penyakit jantung. Hasil pengkajian keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis, TD: 158/91 mmHg, HR: 104x/menit, RR: 26x/menit, T:36,6 C, SpO2: 98%, pasien terpasang oksigen nasal kanul 3 liter/ menit. Hasil pemeriksaan fisik pada kepala tidak ditemukan kelainan, pasien mengeluh tengkuk terasa berat, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pasien lebih sering memejamkan mata, wajah tampak memerah, distensi vena jungularis (-), ekspansi dada simetris kiri kanan, auskultasi paru: bronkovesikuler, pemeriksaan jantung iktus kordis tidak terlihat, teraba 2 jari lateral ICS V midclavikula sinistra, auskultasi jantung:bunyi S1 dan S2 reguler, murmur (-), gallop (-). Pemeriksaan abdomen: tidak ada distensi, bising usus normal. Ektremitas bawah teraba hangat, edema kaki (-), CRT 3 detik. Hasil pemeriksaan penunjang ditemukan Hb: 14,1 g/dl, leukosit: 10.400 103/mm3, Ht: 38%, ureum: 31 mg/dl, Na: 144 mmol/L, K: 4,9 mg/dl. Pasien terpasang IVFD RL 40 cc/jam, amlodipine 1x 5mg, simvastatin 1 x 10mg, HCT 1x25mg (1/2 tablet). Dalam keseharian pasien telah mengetahui penyakit yang ia derita, namun tidak patuh dalam pengobatan dan tidak mau melakukan perilaku hidup sehat. Pasien juga tidak menerapkan diet hipertensi, BB pasien 85 kg, TB 162 cm. Pasien terpasang kateter. Aktivitas sehari-hari di rumah pasien dapat melakukan dengan baik, namun saat ini aktivitas pasien di rumah sakit dibantu keluarga dan perawat. Pasien lebih banyak tidur, karena merasa pusing. Pasien mengatakan kepala terasa berat, lebih nyaman saat mata tertutup, sekali pasien mengerang dan meringis. Pasien merupakan kepala keluarga, saat ini ia tidak dapat bekerja karena sakit. Ia berharap dapat segera pulang ke rumah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data yang diberikan, diagnosis keperawatan yang dapat diidentifikasi untuk Tn. R adalah sebagai berikut:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik akibat hipertensi.
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, seperti yang dirasakan individu.
Faktor yang berhubungan: Gejala penyakit, gangguan fisiologis.
2. Kelelahan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan energi.
Definisi: Suatu perasaan fisik, emosi, dan mental yang tak tertahankan dan berkepanjangan serta menurunnya kapasitas untuk melakukan pekerjaan mental dan fisik pada tingkat biasa.
Faktor yang berhubungan: Penyakit kronis, kurang istirahat.
3. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan gangguan mekanik pernapasan akibat hipertensi.
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Faktor yang berhubungan: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
4. Risiko Perubahan Perfusi Serebral berhubungan dengan hipertensi.
Definisi: Rentan mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengganggu fungsi serebral.
Faktor Risiko: Hipertensi, perubahan hemodinamik.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang memuat definisi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang memuat kriteria hasil yang dapat diukur untuk mengevaluasi efektivitas intervensi keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang memuat aktivitas keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Standar-standar ini ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. -
Article No. 1167 | 02 Oct 2024
Klinis : Tn.R usia 47 tahun di rawat di ruang HCU penyakit dalam dengan masalah hipertensi. Pasien masuk dengan keluhan kepala terasa pusing, terasa mual dan ingin muntah. Pasien pernah dirawat sebelumnya dengan masalah hipertensi. Pasien memiliki riwayat perokok berat, sehari menghabiskan 2 bungkus rokok. Pasien jarang berolah raga dan tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran. Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit hipertensi mau pun penyakit jantung. Hasil pengkajian keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis, TD: 158/91 mmHg, HR: 104x/menit, RR: 26x/menit, T:36,6 C, SpO2: 98%, pasien terpasang oksigen nasal kanul 3 liter/ menit. Hasil pemeriksaan fisik pada kepala tidak ditemukan kelainan, pasien mengeluh tengkuk terasa berat, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pasien lebih sering memejamkan mata, wajah tampak memerah, distensi vena jungularis (-), ekspansi dada simetris kiri kanan, auskultasi paru: bronkovesikuler, pemeriksaan jantung iktus kordis tidak terlihat, teraba 2 jari lateral ICS V midclavikula sinistra, auskultasi jantung:bunyi S1 dan S2 reguler, murmur (-), gallop (-). Pemeriksaan abdomen: tidak ada distensi, bising usus normal. Ektremitas bawah teraba hangat, edema kaki (-), CRT 3 detik. Hasil pemeriksaan penunjang ditemukan Hb: 14,1 g/dl, leukosit: 10.400 103/mm3, Ht: 38%, ureum: 31 mg/dl, Na: 144 mmol/L, K: 4,9 mg/dl. Pasien terpasang IVFD RL 40 cc/jam, amlodipine 1x 5mg, simvastatin 1 x 10mg, HCT 1x25mg (1/2 tablet). Dalam keseharian pasien telah mengetahui penyakit yang ia derita, namun tidak patuh dalam pengobatan dan tidak mau melakukan perilaku hidup sehat. Pasien juga tidak menerapkan diet hipertensi, BB pasien 85 kg, TB 162 cm. Pasien terpasang kateter. Aktivitas sehari-hari di rumah pasien dapat melakukan dengan baik, namun saat ini aktivitas pasien di rumah sakit dibantu keluarga dan perawat. Pasien lebih banyak tidur, karena merasa pusing. Pasien mengatakan kepala terasa berat, lebih nyaman saat mata tertutup, sekali pasien mengerang dan meringis. Pasien merupakan kepala keluarga, saat ini ia tidak dapat bekerja karena sakit. Ia berharap dapat segera pulang ke rumah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan penurunan energi yang ditandai dengan pasien lebih banyak tidur dan memerlukan bantuan dalam beraktivitas.
2. Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik yang ditandai dengan pasien terlihat lemah, lebih banyak istirahat, dan mengeluh pusing.
3. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan darah yang ditandai dengan pasien mengeluh tengkuk terasa berat, kepala pusing, dan lebih nyaman saat mata tertutup.
4. Ketidakpatuhan berhubungan dengan kurangnya pemahaman mengenai penyakit dan manfaat pengobatan yang ditandai dengan pasien tidak mematuhi pengobatan, tidak menerapkan diet hipertensi, dan tidak melakukan perilaku hidup sehat.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah suatu sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang disusun berdasarkan penelitian dan pengalaman klinis perawat di Indonesia. Diagnosa keperawatan di atas mengacu pada SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi luaran/hasil keperawatan yang digunakan untuk mengukur efektivitas intervensi keperawatan. Luaran yang diharapkan dari diagnosa keperawatan di atas antara lain: peningkatan toleransi aktivitas, penurunan kelelahan, penurunan nyeri kepala, dan peningkatan kepatuhan pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang digunakan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi yang dapat diberikan antara lain: manajemen aktivitas, manajemen kelelahan, manajemen nyeri, edukasi kesehatan, dan konseling. -
Article No. 1168 | 02 Oct 2024
Klinis : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan keracunan karbon monoksida, inhalasi asap, dan obstruksi jalan napas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sebutkan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Keracunan Karbon Monoksida, Inhalasi Asap, dan Obstruksi Jalan Napas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pertukaran Gas adalah ketidakmampuan paru-paru untuk melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida secara efektif, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti keracunan, inhalasi asap, dan obstruksi jalan napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dalam kondisi ini adalah pasien dapat mempertahankan pertukaran gas yang adekuat, ditandai dengan peningkatan saturasi oksigen, perbaikan nilai gas darah, dan kemampuan bernapas yang lebih baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup:
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan status pernapasan
2. Pemberian oksigen supplemental sesuai kebutuhan
3. Manajemen jalan napas, termasuk suction dan pengaturan posisi pasien
4. Penanganan komplikasi yang mungkin timbul, seperti edema paru atau gagal napas
5. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi dan manajemen perawatannya
Secara umum, diagnosa keperawatan ini menggambarkan adanya gangguan pertukaran gas yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, dan membutuhkan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah tersebut serta mencapai luaran yang diharapkan.