Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1128 | 02 Oct 2024
Klinis : Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan penglihatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan penglihatan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Persepsi Sensori berhubungan dengan gangguan penglihatan
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Persepsi Sensori didefinisikan sebagai pengalaman sensori yang terganggu atau menyimpang dari realitas yang sebenarnya. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan penglihatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan masalah ini adalah pasien dapat mempertahankan/meningkatkan persepsi sensorik yang sesuai dengan realitas, mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi persepsi sensorik, dan mampu beradaptasi dengan gangguan persepsi sensorik yang dialami.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Manajemen Lingkungan: Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung untuk memfasilitasi persepsi sensorik yang akurat.
2. Terapi Persepsi Sensori: Memberikan stimulasi sensorik yang teratur dan terkontrol untuk memulihkan atau meningkatkan persepsi sensorik.
3. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi tentang gangguan persepsi sensorik dan strategi manajemen yang dapat dilakukan.
4. Kolaborasi Interprofesional: Melakukan kolaborasi dengan profesi lain (seperti dokter mata, terapis okupasi) untuk penanganan komprehensif.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk mengimplementasikan intervensi-intervensi ini, serta memantau dan mengevaluasi hasilnya secara berkala. Tujuannya adalah membantu pasien memulihkan persepsi sensorik yang sesuai dengan realitas dan meningkatkan kemampuan adaptasi. -
Article No. 1129 | 02 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Berhubungan dengan peningkatan produksi sekret dan obstruksi saluran napas
- Ditandai dengan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas dan sesak napas
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Berhubungan dengan anoreksia (penurunan nafsu makan)
- Ditandai dengan penurunan berat badan
3. Hipertermia
- Berhubungan dengan proses penyakit (tuberkulosis paru)
- Ditandai dengan demam
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan yang tepat berdasarkan kondisi pasien. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan yang teridentifikasi sesuai dengan SDKI adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, dan Hipertermia. Masing-masing diagnosis memiliki karakteristik spesifik yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan intervensi keperawatan yang tepat sesuai dengan SIKI, serta hasil yang diharapkan sesuai dengan SLKI.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian lebih lanjut, merencanakan intervensi keperawatan yang sesuai, dan melakukan monitoring serta evaluasi untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang optimal. -
Article No. 1130 | 02 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis atau histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.21
- Deskripsi: Bronkoskopi, tidak dispecifikasi lebih lanjut
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis atau histologis) digunakan untuk pasien pria usia 45 tahun dengan gejala batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi pada hasil rontgen paru, yang mendukung diagnosis tuberkulosis paru.
2. Kode ICD-9-CM 33.21 (Bronkoskopi, tidak dispecifikasi lebih lanjut) dapat digunakan untuk prosedur diagnostik lebih lanjut, seperti pengambilan sampel sputum atau jaringan paru untuk pemeriksaan bakteriologis atau histologis, yang diperlukan untuk konfirmasi diagnosis tuberkulosis paru.
Dalam praktik klinis, diagnosis tuberkulosis paru juga memerlukan pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA) atau kultur sputum, serta pemeriksaan radiologis yang lebih rinci. Tindakan medis lain yang mungkin dilakukan meliputi pemberian obat anti-tuberkulosis dan pemantauan respons terapi. -
Article No. 1131 | 02 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas, yang mengindikasikan adanya hambatan dalam membersihkan jalan napas secara efektif.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Pasien mengalami kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi dan kurangnya asupan kalori untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
3. Hipertermia
Pasien mengalami demam, yang merupakan salah satu tanda dan gejala infeksi seperti tuberkulosis paru.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) merupakan panduan standar dalam menentukan diagnosa keperawatan yang digunakan oleh perawat di Indonesia. SDKI membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan mengkategorikan masalah kesehatan pasien secara sistematis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SLKI membantu perawat dalam menetapkan tujuan yang realistis dan terukur untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah panduan standar yang digunakan perawat dalam memilih dan melaksanakan tindakan keperawatan yang tepat untuk mencapai hasil yang diharapkan. SIKI membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi yang efektif dan efisien.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, komprehensif, dan berpusat pada pasien untuk mencapai hasil optimal. -
Article No. 1132 | 02 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan kardiovaskular berhubungan dengan infark miokard akut.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan keletihan akibat infark miokard akut.
4. Risiko perubahan perfusi serebral berhubungan dengan penurunan curah jantung.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut:
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Pasien dapat melaporkan tingkat nyeri dan mendemonstrasikan respons fisiologis terhadap nyeri.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat mencakup pemberian obat analgesik, teknik relaksasi, dan edukasi terkait manajemen nyeri.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan kardiovaskular berhubungan dengan infark miokard akut:
- SDKI: Ketidakefektifan perfusi jaringan kardiovaskular adalah ketidakcukupan oksigen dan nutrisi pada tingkat sel di sistem kardiovaskular.
- SLKI: Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil dan tidak ada tanda-tanda penurunan perfusi.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan pemberian obat-obatan yang dapat meningkatkan perfusi.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan keletihan akibat infark miokard akut:
- SDKI: Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Pasien dapat menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas dengan gejala yang minimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat mencakup penjadwalan aktivitas, pemberian bantuan dalam melakukan aktivitas, dan edukasi terkait manajemen energi.
4. Risiko perubahan perfusi serebral berhubungan dengan penurunan curah jantung:
- SDKI: Risiko perubahan perfusi serebral adalah kerentanan terhadap penurunan aliran darah dan oksigen ke otak.
- SLKI: Pasien dapat menunjukkan tidak ada tanda-tanda penurunan perfusi serebral.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan pemberian obat-obatan yang dapat meningkatkan perfusi.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 1133 | 02 Oct 2024
Klinis : Resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum, selamat siang. Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Risiko Infeksi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi berhubungan dengan faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya proses infeksi, seperti prosedur invasif, penurunan sistem imun, paparan terhadap agen infeksi, dan kurangnya pengetahuan tentang pencegahan infeksi.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Risiko: Prosedur invasif, penurunan sistem imun, paparan terhadap agen infeksi, dan kurangnya pengetahuan tentang pencegahan infeksi.
- Tanda dan Gejala: Demam, peradangan, deskuamasi kulit, dan peningkatan jumlah leukosit.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien bebas dari infeksi atau komplikasi infeksi.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada peningkatan jumlah leukosit, dan pengetahuan klien tentang pencegahan infeksi meningkat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Memonitor tanda-tanda vital, menjaga kebersihan diri klien, melakukan tindakan aseptik saat melakukan prosedur invasif, memantau hasil pemeriksaan laboratorium, dan memberikan edukasi tentang pencegahan infeksi.
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Risiko Infeksi. Semoga informasi ini bermanfaat. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 1134 | 02 Oct 2024
Klinis : klien engalami kekerasan dari pasangan, tangan memar, perut nyeri hebat diduga akibat kekerasan, klien ketakutan, cemas, depresi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Fisik Berhubungan dengan Kekerasan dari Pasangan
2. Risiko Trauma Psikologis Berhubungan dengan Kekerasan dari Pasangan
3. Kecemasan Berhubungan dengan Trauma Psikologis
4. Depresi Berhubungan dengan Trauma Psikologis
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Cedera Fisik Berhubungan dengan Kekerasan dari Pasangan
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Definisi, karakteristik definisi, faktor risiko, dan gejala/tanda klinik yang terkait dengan risiko terjadinya cedera fisik akibat kekerasan dari pasangan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kriteria hasil yang diharapkan, misalnya tingkat keparahan cedera, kemampuan pasien dalam mencegah cedera, dan dukungan sosial yang diterima.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti manajemen nyeri, perawatan luka, edukasi tentang keselamatan, dan kolaborasi dengan pihak terkait.
2. Risiko Trauma Psikologis Berhubungan dengan Kekerasan dari Pasangan
- SDKI: Definisi, karakteristik definisi, faktor risiko, dan gejala/tanda klinik yang terkait dengan risiko terjadinya trauma psikologis akibat kekerasan dari pasangan.
- SLKI: Kriteria hasil yang diharapkan, misalnya tingkat kecemasan, depresi, dan kemampuan pasien dalam mengelola trauma.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti terapi kognitif-perilaku, dukungan emosional, edukasi tentang coping yang sehat, dan kolaborasi dengan profesional kesehatan mental.
3. Kecemasan Berhubungan dengan Trauma Psikologis
- SDKI: Definisi, karakteristik definisi, faktor penyebab, dan gejala/tanda klinik yang terkait dengan kecemasan akibat trauma psikologis.
- SLKI: Kriteria hasil yang diharapkan, misalnya penurunan tingkat kecemasan, peningkatan kemampuan dalam mengelola kecemasan, dan peningkatan kualitas hidup.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti teknik relaksasi, terapi kognitif-perilaku, dan kolaborasi dengan profesional kesehatan mental.
4. Depresi Berhubungan dengan Trauma Psikologis
- SDKI: Definisi, karakteristik definisi, faktor penyebab, dan gejala/tanda klinik yang terkait dengan depresi akibat trauma psikologis.
- SLKI: Kriteria hasil yang diharapkan, misalnya penurunan tingkat depresi, peningkatan aktivitas sehari-hari, dan peningkatan kualitas hidup.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti terapi kognitif-perilaku, pemberian obat antidepresan, dan kolaborasi dengan profesional kesehatan mental.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan standar-standar ini untuk memastikan intervensi yang tepat dan hasil yang optimal bagi klien. -
Article No. 1135 | 02 Oct 2024
Klinis : pecegahan konstipasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pencegahan konstipasi.
Diagnosis Keperawatan:
Risiko Konstipasi
Penjelasan:
Risiko Konstipasi merupakan diagnosis keperawatan yang menggambarkan keadaan di mana individu berisiko mengalami kesulitan buang air besar yang tidak normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pola makan yang tidak adekuat, kurang asupan cairan, aktivitas fisik yang terbatas, serta penggunaan obat-obatan tertentu.
SDKI:
Risiko Konstipasi didefinisikan sebagai "Rentan untuk mengalami penurunan frekuensi, kesulitan, atau ketidaknyamanan dalam buang air besar".
SLKI:
Luaran yang diharapkan dari penanganan Risiko Konstipasi adalah Eliminasi Gastrointestinal Lancar, yang didefinisikan sebagai "Kemampuan untuk buang air besar secara teratur dan lancar tanpa hambatan".
SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencegah konstipasi meliputi:
1. Manajemen Asupan Nutrisi: Memastikan asupan serat, cairan, dan aktivitas fisik yang adekuat.
2. Edukasi Manajemen Konstipasi: Memberikan informasi tentang penyebab, pencegahan, dan penanganan konstipasi.
3. Perawatan Fisik: Memfasilitasi aktivitas fisik dan buang air besar secara teratur.
4. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan dan motivasi untuk mengelola kondisi konstipasi.
Dengan mengidentifikasi diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mencegah dan mengatasi masalah konstipasi pada pasien. -
Article No. 1136 | 02 Oct 2024
Klinis : demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi demam.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 38°C (100,4°F) yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi, peradangan, atau gangguan lainnya.
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- Karakteristik Mayor: Suhu tubuh di atas 38°C, kulit terasa panas, dan wajah tampak kemerahan.
- Faktor Terkait: Infeksi, peradangan, dehidrasi, gangguan sistem saraf pusat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Suhu tubuh kembali normal.
- Kriteria Hasil: Suhu tubuh antara 36,5-37,5°C, kulit terasa hangat, dan wajah tidak kemerahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Demam
- Tindakan Keperawatan: Mengukur suhu tubuh secara berkala, memberikan kompres hangat, memberikan cairan dan elektrolit, serta memantau tanda-tanda vital.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien untuk mengelola kondisi demam ini dengan tujuan mengembalikan suhu tubuh ke level normal dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 1137 | 02 Oct 2024
Klinis : Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang di yakini
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidakpatuhan dalam Pengobatan
Definisi:
Ketidakpatuhan dalam Pengobatan adalah perilaku individu yang tidak sejalan dengan rekomendasi pemberi layanan kesehatan, yang dapat memengaruhi hasil kesehatan yang diinginkan.
Faktor-faktor Yang Berhubungan:
- Sistem nilai yang diyakini: Keyakinan, sikap, dan praktik individu yang tidak sejalan dengan rekomendasi pengobatan.
Tanda dan Gejala:
- Gagal mengikuti rencana pengobatan
- Tidak mengambil obat sesuai jadwal
- Menolak atau menghentikan pengobatan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakpatuhan dalam pengobatan adalah perilaku individu yang tidak sejalan dengan rekomendasi pemberi layanan kesehatan, yang dapat memengaruhi hasil kesehatan yang diinginkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kepatuhan terhadap pengobatan
- Pengetahuan tentang pengobatan
- Motivasi untuk mengikuti pengobatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Edukasi tentang pengobatan
- Manajemen motivasi
- Dukungan sosial
- Konseling kepatuhan pengobatan
Penjelasan Singkat:
Ketidakpatuhan dalam pengobatan dapat disebabkan oleh sistem nilai yang diyakini oleh individu, seperti kepercayaan, sikap, dan praktik yang tidak sejalan dengan rekomendasi pengobatan. Perawat perlu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab ketidakpatuhan, memberikan edukasi tentang pengobatan, membangun motivasi, dan memberikan dukungan sosial untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan.