Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1250 | 03 Oct 2024
Klinis : Ny. S, seorang ibu berusia 37 tahun, datang ke rumah sakit dalam keadaan inpartu kala III. Iamerupakan seorang G5P3A1 dan baru saja melahirkan anak kelimanya pada tanggal 30 September 2024 pukul 07.15 WIB. Meskipun bayi telah lahir, Ny. S melaporkan bahwa ari-arinya belum juga keluar. Setelah melahirkan, Ny. S mengaku merasa cemas karena plasentanya belum lahir. Ia merasa letih, dengan badan terasa dingin, dan perutnya masih mules. Data vital menunjukkan bahwa tekanan darahnya 120/70 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 36,6 °C, dan pernapasan 20 x/menit. Kontraksi yang dirasakannya cukup keras, dan tinggi fundus uteri setinggi pusat. Dari pengeluaran per vaginam tercatat sebanyak 200 cc, dan pada pemeriksaan vulva terlihat tali pusat terjulur sepanjang 30 cm. Apa penjelasan dari diganosa risiko perdarahan postpartom no SDKI nya ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi yang dipaparkan untuk Ny. S.
Diagnosa Keperawatan: Risiko Perdarahan Postpartum
Penjelasan SDKI:
Risiko Perdarahan Postpartum merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi Ny. S. Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), risiko perdarahan postpartum didefinisikan sebagai "Rentan mengalami kehilangan darah yang berlebihan (>500 ml) dari alat genetalia setelah kelahiran bayi atau dalam 24 jam pertama setelah kelahiran".
Karakteristik definisi pada SDKI untuk diagnosa ini meliputi:
1. Plasenta belum lahir
2. Kontraksi uterus lemah
3. Perdarahan aktif dari jalan lahir
4. Tanda-tanda hipovolemik (nadi cepat, tekanan darah rendah, kulit dingin)
Dalam kasus Ny. S, tanda-tanda yang muncul seperti plasenta belum lahir, kontraksi uterus keras, perdarahan aktif dari jalan lahir, serta tanda-tanda hipovolemik (nadi 82x/menit, tekanan darah 120/70 mmHg, suhu 36,6°C) mengarah pada risiko perdarahan postpartum.
Penjelasan SLKI dan SIKI:
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) untuk risiko perdarahan postpartum mencakup luaran seperti perdarahan terkendali, tidak terjadi hipovolemia, serta kontraksi uterus yang baik. Sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dapat diterapkan antara lain pemantauan perdarahan, pemberian oksigen, pemberian uterotonika, serta tindakan penanganan perdarahan aktif.
Melalui penerapan standar asuhan keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI) yang terintegrasi, diharapkan perawat dapat melakukan intervensi yang tepat untuk mengatasi risiko perdarahan postpartum pada Ny. S dan mencapai luaran keperawatan yang optimal. -
Article No. 1251 | 03 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata kabur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan mata kabur.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Penglihatan
Definisi:
Gangguan dalam kemampuan individu untuk melihat dengan jelas dan nyaman.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan Ketajaman Penglihatan
2. Perubahan Lapang Pandang
3. Perubahan Sensasi Penglihatan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Ketajaman Penglihatan
2. Peningkatan Lapang Pandang
3. Peningkatan Sensasi Penglihatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Penglihatan
2. Terapi Penglihatan
3. Edukasi Penglihatan
Penjelasan singkat:
Gangguan Penglihatan adalah kondisi dimana individu mengalami penurunan kemampuan untuk melihat dengan jelas dan nyaman. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelainan refraktif, penyakit mata, atau trauma. Dalam menangani kondisi ini, perawat dapat melakukan intervensi keperawatan seperti manajemen penglihatan (misalnya penggunaan kacamata), terapi penglihatan (misalnya terapi latihan), dan edukasi penglihatan untuk meningkatkan pemahaman pasien mengenai kondisinya dan cara mengelolanya. -
Article No. 1252 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 50 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, dan keringat dingin. Pasien juga melaporkan sering merasa lelah dan mengalami peningkatan berat badan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Riwayat kesehatan menunjukkan obesitas dengan indeks massa tubuh (IMT) 32, serta hipertensi yang tidak terkontrol. Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan adanya tanda-tanda infark miokard akut. Diagnosis awal adalah serangan jantung akibat obesitas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat dengan pemahaman yang komprehensif tentang Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), saya dapat memberikan analisis dan rekomendasi yang sesuai untuk menangani kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan (SDKI):
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infark miokard akut
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
Penjelasan singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut:
- Pasien mengalami nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, merupakan gejala khas infark miokard akut.
- Perlu intervensi segera untuk mengelola nyeri, menstabilkan kondisi hemodinamik, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infark miokard akut:
- Sesak napas yang dialami pasien merupakan dampak dari infark miokard akut yang mengganggu fungsi jantung.
- Intervensi keperawatan diperlukan untuk mempertahankan oksigenasi dan mencegah komplikasi pernapasan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum:
- Pasien melaporkan sering merasa lelah, menunjukkan adanya keterbatasan fisik yang dapat menghambat mobilisasi dan aktivitas sehari-hari.
- Intervensi keperawatan diperlukan untuk memulihkan kapasitas fungsional dan meningkatkan toleransi aktivitas.
Berdasarkan SLKI dan SIKI, perawat dapat melakukan intervensi yang komprehensif untuk mengatasi diagnosa keperawatan yang teridentifikasi, seperti manajemen nyeri, manajemen jalan napas, dan peningkatan mobilitas. Hal ini bertujuan untuk memulihkan kondisi pasien, mencegah komplikasi, dan mencapai outcome yang optimal. -
Article No. 1253 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 50 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, dan keringat dingin. Pasien juga melaporkan sering merasa lelah dan mengalami peningkatan berat badan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Riwayat kesehatan menunjukkan obesitas dengan indeks massa tubuh (IMT) 32, serta hipertensi yang tidak terkontrol. Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan adanya tanda-tanda infark miokard akut. Diagnosis awal adalah serangan jantung akibat obesitas.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.9
- Deskripsi: Infark miokard akut, tidak ditetapkan
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemantauan jantung, tidak ditetapkan lebih lanjut
Penjelasan:
- Pasien laki-laki berusia 50 tahun dengan gejala nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, dan keringat dingin, serta riwayat obesitas dan hipertensi yang tidak terkontrol, mengarah pada diagnosis infark miokard akut.
- Kode ICD-10 I21.9 digunakan untuk mengkodekan infark miokard akut yang tidak ditetapkan lebih lanjut.
- Kode ICD-9-CM 93.90 digunakan untuk mengkodekan pemantauan jantung yang tidak ditetapkan lebih lanjut, yang dapat menjadi salah satu tindakan medis yang dilakukan untuk mengevaluasi dan memantau kondisi pasien. -
Article No. 1254 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 50 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, dan keringat dingin. Pasien juga melaporkan sering merasa lelah dan mengalami peningkatan berat badan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Riwayat kesehatan menunjukkan obesitas dengan indeks massa tubuh (IMT) 32, serta hipertensi yang tidak terkontrol. Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan adanya tanda-tanda infark miokard akut. Diagnosis awal adalah serangan jantung akibat obesitas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infark miokard akut dan obesitas.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung dan obesitas.
4. Risiko gangguan nutrisi: kelebihan berat badan berhubungan dengan obesitas.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
2. Ketidakefektifan Pola Napas: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
3. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk menahan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat kelelahan yang tidak tertahankan.
4. Risiko Gangguan Nutrisi: Kelebihan Berat Badan: Risiko mengalami peningkatan berat badan yang melebihi batas normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri: Kemampuan individu untuk mengendalikan rasa nyeri yang dialami.
2. Status Pernafasan: Kemampuan individu untuk mempertahankan pola napas yang efektif.
3. Toleransi Aktivitas: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas rutin tanpa mengalami kelelahan yang tidak tertahankan.
4. Status Nutrisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan berat badan dalam kisaran normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mengontrol dan mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien.
2. Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk mempertahankan dan memperbaiki fungsi pernapasan.
3. Manajemen Energi: Tindakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kapasitas aktivitas pasien.
4. Manajemen Nutrisi: Tindakan untuk mempertahankan berat badan dalam kisaran normal.
Dengan diagnostik keperawatan dan penjelasan SDKI, SLKI, SIKI yang telah saya paparkan, diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar bagi pasien dengan kondisi serangan jantung akibat obesitas. -
Article No. 1255 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 50 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada mendadak yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, dan berkeringat dingin. Pasien memiliki riwayat obesitas dan gaya hidup yang tidak aktif. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah tinggi dan denyut nadi tidak teratur. EKG menunjukkan tanda-tanda iskemia, dan hasil tes darah menunjukkan peningkatan kadar enzim jantung. Diagnosis awal adalah serangan jantung akibat aterosklerosis yang disebabkan oleh obesitas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai perawat, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard sekunder akibat aterosklerosis.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan aliran darah ke miokard.
3. Risiko ketidakstabilan hemodinamik berhubungan dengan gangguan pompa jantung.
Penjelasan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard sekunder akibat aterosklerosis:
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Manajemen nyeri, meliputi identifikasi penyebab, pengkajian nyeri, intervensi farmakologis, dan nonfarmakologis.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, teknik relaksasi, dan edukasi manajemen nyeri.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan aliran darah ke miokard:
- SDKI: Ketidakefektifan pola napas adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- SLKI: Manajemen ventilasi, meliputi pengkajian pola napas, intervensi untuk mempertahankan ventilasi adekuat, dan edukasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain oksigenasi, latihan napas, dan pengelolaan posisi tubuh.
3. Risiko ketidakstabilan hemodinamik berhubungan dengan gangguan pompa jantung:
- SDKI: Risiko ketidakstabilan hemodinamik adalah kerentanan terhadap perubahan tekanan darah, nadi, dan curah jantung yang tidak dapat dikompensasi.
- SLKI: Manajemen hemodinamik, meliputi pengkajian tanda-tanda vital, intervensi untuk mempertahankan stabilitas hemodinamik, dan pemantauan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan, dan pemberian obat-obatan kardiovaskular. -
Article No. 1256 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 50 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada mendadak yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, dan berkeringat dingin. Pasien memiliki riwayat obesitas dan gaya hidup yang tidak aktif. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah tinggi dan denyut nadi tidak teratur. EKG menunjukkan tanda-tanda iskemia, dan hasil tes darah menunjukkan peningkatan kadar enzim jantung. Diagnosis awal adalah serangan jantung akibat aterosklerosis yang disebabkan oleh obesitas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, saya memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dengan mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Curah Jantung (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Tanda dan Gejala: Nyeri dada, sesak napas, dan berkeringat dingin.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
Tanda dan Gejala: Gaya hidup tidak aktif dan obesitas.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Kardiovaskular: Mempertahankan aliran darah dan oksigen yang adekuat ke jantung.
2. Toleransi Aktivitas: Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Kardiovaskular
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemberian oksigen
- Kolaborasi pemberian terapi medis
2. Manajemen Aktivitas
- Pengaturan aktivitas dan istirahat
- Edukasi tentang manajemen aktivitas
- Kolaborasi dengan ahli gizi terkait penurunan berat badan
Perawat harus fokus pada stabilisasi kondisi kardiovaskular pasien, memantau tanda-tanda vital, dan memberikan intervensi yang tepat untuk mengatasi penurunan curah jantung serta meningkatkan toleransi aktivitas. Kolaborasi dengan tim medis lainnya, seperti dokter dan ahli gizi, juga diperlukan untuk menangani kondisi yang mendasari, yaitu aterosklerosis akibat obesitas. -
Article No. 1257 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 50 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, dan keringat dingin. Pasien juga melaporkan sering merasa lelah dan mengalami peningkatan berat badan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Riwayat kesehatan menunjukkan obesitas dengan indeks massa tubuh (IMT) 32, serta hipertensi yang tidak terkontrol. Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan adanya tanda-tanda infark miokard akut. Diagnosis awal adalah serangan jantung akibat obesitas.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan informasi yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.9
- Deskripsi: Infark miokard akut, tidak ditentukan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 00.66
- Deskripsi: Angioplasti koroner dengan pemasangan stent, tidak ditentukan
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien, yaitu nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, dan keringat dingin, serta temuan pemeriksaan EKG yang menunjukkan tanda-tanda infark miokard akut, maka diagnosis awal yang sesuai adalah infark miokard akut, tidak ditentukan (I21.9).
Pasien juga memiliki faktor risiko yang berkontribusi terhadap kondisinya, yaitu obesitas dengan IMT 32 serta hipertensi yang tidak terkontrol. Oleh karena itu, diagnosis awal dapat ditegaskan sebagai serangan jantung akibat obesitas.
Dalam penatalaksanaan selanjutnya, kemungkinan akan dilakukan tindakan angioplasti koroner dengan pemasangan stent (kode ICD-9-CM 00.66) untuk memperbaiki aliran darah ke jantung dan mencegah komplikasi yang lebih lanjut.
Sebagai catatan, kode ICD-10 yang diberikan merupakan kode diagnosis utama, sedangkan kode ICD-9-CM prosedur digunakan untuk mengkodekan tindakan medis yang dilakukan. -
Article No. 1258 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 50 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, dan keringat dingin. Pasien juga melaporkan sering merasa lelah dan mengalami peningkatan berat badan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Riwayat kesehatan menunjukkan obesitas dengan indeks massa tubuh (IMT) 32, serta hipertensi yang tidak terkontrol. Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan adanya tanda-tanda infark miokard akut. Diagnosis awal adalah serangan jantung akibat obesitas.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, kondisi pasien tersebut dapat didiagnosis dengan kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM prosedur/tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.9
- Deskripsi: Infark miokard akut, tidak ditentukan
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Penanganan infark miokard akut, tidak ditentukan
Penjelasan:
- Kode ICD-10 I21.9 "Infark miokard akut, tidak ditentukan" digunakan untuk mendiagnosis serangan jantung akut yang dialami oleh pasien, sesuai dengan gejala-gejala yang dirasakan (nyeri dada hebat, sesak napas, dan keringat dingin) serta hasil pemeriksaan EKG yang menunjukkan tanda-tanda infark miokard akut.
- Kode ICD-9-CM 93.90 "Penanganan infark miokard akut, tidak ditentukan" mencakup berbagai tindakan atau prosedur medis yang dilakukan untuk penanganan serangan jantung akut, seperti observasi, pemberian obat-obatan, dan tindakan lainnya yang sesuai dengan kondisi pasien. Kode ini digunakan karena tidak ada informasi spesifik mengenai tindakan medis yang dilakukan.
Riwayat obesitas dan hipertensi yang tidak terkontrol pada pasien merupakan faktor risiko yang berkontribusi terhadap terjadinya serangan jantung akut. Namun, kode tersebut tidak mencakup diagnosis untuk obesitas atau hipertensi, yang perlu didokumentasikan secara terpisah menggunakan kode ICD-10 yang sesuai. -
Article No. 1259 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 50 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada mendadak yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, dan berkeringat dingin. Pasien memiliki riwayat obesitas dan gaya hidup yang tidak aktif. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah tinggi dan denyut nadi tidak teratur. EKG menunjukkan tanda-tanda iskemia, dan hasil tes darah menunjukkan peningkatan kadar enzim jantung. Diagnosis awal adalah serangan jantung akibat aterosklerosis yang disebabkan oleh obesitas. Jelaskan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) disertai nomornya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard (SDKI 10.03)
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan kemampuan fisiologis (SDKI 06.01)
3. Gangguan perfusi jaringan kardiak berhubungan dengan sumbatan arteri koroner (SDKI 11.01)
Penjelasan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard (SDKI 10.03)
- SDKI 10.03 menggambarkan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan jantung yang bersifat mendadak dan segera.
- Pasien mengalami nyeri dada mendadak yang menjalar ke lengan kiri, yang merupakan gejala khas dari serangan jantung akut.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan kemampuan fisiologis (SDKI 06.01)
- SDKI 06.01 menggambarkan ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- Pasien mengalami sesak napas, yang merupakan gejala umum pada serangan jantung akut.
3. Gangguan perfusi jaringan kardiak berhubungan dengan sumbatan arteri koroner (SDKI 11.01)
- SDKI 11.01 menggambarkan penurunan aliran darah ke jantung, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan jantung.
- Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan tanda-tanda iskemia, dan hasil tes darah menunjukkan peningkatan enzim jantung, yang mengindikasikan adanya gangguan perfusi jaringan kardiak.
SLKI dan SIKI yang sesuai:
- SLKI 10.03.01 Kontrol Nyeri
- SLKI 06.01.01 Pemulihan Pola Napas
- SLKI 11.01.01 Perbaikan Perfusi Jantung
- SIKI 10.03.01 Manajemen Nyeri
- SIKI 06.01.01 Terapi Oksigen
- SIKI 11.01.01 Terapi Antiiskemia
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai standar praktik yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan kualitas dan keselamatan pasien.