Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20135 | 28 Jul 2025
Klinis : bab cair, tidak makan minum
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi: bab cair, tidak makan minum
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu bab cair dan tidak makan minum, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Diare
Definisi: Perubahan frekuensi, konsistensi, dan volume tinja yang tidak normal.
Karakteristik Utama:
- Frekuensi buang air besar meningkat (> 3 kali per hari)
- Konsistensi tinja cair
- Volume tinja meningkat
2. Kurang Volume Cairan
Definisi: Penurunan total cairan tubuh yang disebabkan oleh kehilangan cairan dan/atau asupan cairan yang tidak adekuat.
Karakteristik Utama:
- Berat badan menurun
- Mukosa mulut kering
- Turgor kulit menurun
- Produksi urin menurun
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pemulihan Diare
- Frekuensi buang air besar menurun menjadi normal (< 3 kali per hari)
- Konsistensi tinja kembali normal
- Volume tinja menurun
- Tidak terjadi dehidrasi
2. Keseimbangan Cairan
- Berat badan stabil
- Mukosa mulut lembab
- Turgor kulit normal
- Produksi urin kembali normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Intervensi untuk Pemulihan Diare:
- Kaji pola buang air besar, konsistensi, dan volume tinja
- Identifikasi penyebab diare (misalnya infeksi, obat-obatan, diet)
- Berikan diet makanan yang mudah dicerna dan kaya serat
- Anjurkan pasien untuk minum banyak cairan (air putih, oralit, dll)
- Monitor tanda-tanda vital, berat badan, dan status hidrasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk penanganan yang komprehensif
2. Intervensi untuk Keseimbangan Cairan:
- Kaji intake dan output cairan pasien
- Monitor tanda-tanda dehidrasi (berat badan, turgor kulit, mukosa mulut)
- Berikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
- Pantau tanda-tanda vital dan status hidrasi secara berkala
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk memastikan kecukupan cairan dan elektrolit
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat pulih dari diare dan mencapai keseimbangan cairan yang baik, sehingga tercapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 20136 | 28 Jul 2025
Klinis : bab cair, tidak makan minum
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat sesuai Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan BAB cair, tidak makan/minum, disajikan dalam format akademis dengan persona pakar keperawatan:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode: D.0016** – **Gangguan Eliminasi Feses: Diare**
**Definisi:**
Kondisi di mana individu mengalami peningkatan frekuensi defekasi dengan konsistensi feses cair atau lembek, disertai atau tanpa gejala tambahan (nyeri abdomen, mual, dehidrasi).
**Faktor yang Berhubungan:**
- Intoleransi makanan/minuman
- Infeksi saluran cerna
- Malabsorpsi nutrisi
- Efek samping obat/terapi
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode: L.14016** – **Eliminasi Feses Membaik**
**Kriteria Evaluasi:**
- Frekuensi BAB normal (1–3x/hari)
- Konsistensi feses padat/lembut
- Tidak ada nyeri abdomen
- Tanda dehidrasi teratasi (turgor kulit normal, mukosa lembab)
**Indikator Tambahan:**
- **L.03001** – Status Hidrasi Memadai
- **L.01001** – Asupan Nutrisi dan Cairan Meningkat
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**a. Manajemen Diare (Kode: I.14016)**
- Pantau frekuensi, volume, dan karakteristik feses.
- Berikan terapi rehidrasi oral (cairan elektrolit) sesuai protokol.
- Kolaborasi pemberian obat antidiare/antibiotik jika diperlukan.
**b. Manajemen Nutrisi (Kode: I.11004)**
- Anjurkan diet BRAT (Banana, Rice, Applesauce, Toast) atau rendah serat sementara.
- Tingkatkan asupan cairan bertahap (oral/IV jika diperlukan).
- Pantau tanda malnutrisi (berat badan, albumin serum).
**c. Edukasi Kesehatan (Kode: I.09004)**
- Ajarkan teknik cuci tangan dan higiene makanan.
- Jelaskan tanda dehidrasi (lemas, mata cekung, oliguria).
- Rekomendasikan konsultasi gizi jika diperlukan.
---
### **Catatan Akademis**
- **Dasar Teori:** Diare akut dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan-elektrolit (Henderson & NANDA-I). Intervensi prioritas adalah rehidrasi dan pemantauan status hidrasi (WHO, 2023).
- **Evidence-Based Practice:** Rehidrasi oral dengan cairan mengandung elektrolit lebih efektif daripada air biasa (Cochrane Review, 2022).
---
Format ini memenuhi standar PPNI dengan pendekatan sistematis (SDKI-SLKI-SIKI) dan mengintegrasikan prinsip klinis serta literatur terkini. -
Article No. 20137 | 28 Jul 2025
Klinis : Bayi dimandikan, di cek shk dan bayi baru lahir bab encer dan hitam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi (R-INF)
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
2. Risiko konstipasi (R-KST)
Definisi: Rentan mengalami penurunan frekuensi, pengeluaran, atau kesulitan dalam pengeluaran feses.
Penjelasan singkat:
1. Risiko infeksi (R-INF):
- Bayi baru lahir rentan terhadap infeksi karena sistem imun yang belum matang.
- Pemandian dan pemeriksaan bayi dapat meningkatkan risiko infeksi jika tidak dilakukan dengan prosedur yang benar.
2. Risiko konstipasi (R-KST):
- Bayi baru lahir sering mengalami perubahan pola defekasi, termasuk feses encer dan hitam (mekonium).
- Hal ini dapat meningkatkan risiko konstipasi jika tidak dikelola dengan baik.
Kode dan Definisi:
1. Risiko infeksi (R-INF)
Kode: 00004
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
2. Risiko konstipasi (R-KST)
Kode: 00011
Definisi: Rentan mengalami penurunan frekuensi, pengeluaran, atau kesulitan dalam pengeluaran feses. -
Article No. 20138 | 28 Jul 2025
Klinis : Bayi dimandikan, di cek shk dan bayi baru lahir bab encer dan hitam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI untuk Bayi Baru Lahir**
Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait kondisi bayi baru lahir yang dimandikan, dilakukan pemeriksaan skor APGAR (SHK), serta mengalami BAB encer dan hitam (mekonium), sesuai standar **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: 0003** – **Risiko Ketidakstabilan Suhu Tubuh** *(Risk for Thermoregulation Instability)*
**Penjelasan:**
- Bayi baru lahir rentan mengalami hipotermia setelah dimandikan karena kemampuan termoregulasi yang belum matang.
- **Faktor Risiko:** Kehilangan panas melalui evaporasi (setelah mandi), lingkungan dingin, atau ketidaksiapan perawatan termal.
**Kode SLKI: 0801** – **Suhu Tubuh dalam Rentang Normal**
**Luaran yang Diharapkan:**
- Suhu aksila bayi stabil (36,5–37,5°C).
- Tidak terdapat tanda hipotermia (kulit dingin, lethargi).
**Kode SIKI: 2610** – **Perlindungan Termal**
**Intervensi:**
- Keringkan bayi segera setelah mandi.
- Gunakan metode *kangaroo mother care* (KMC) atau penghangat radian jika diperlukan.
- Hindari paparan angin/AC langsung.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: 0015** – **Risiko Infeksi** *(Risk for Infection)*
**Penjelasan:**
- Pemeriksaan SHK (skor APGAR) dan kontak dengan lingkungan luar meningkatkan risiko infeksi.
- **Faktor Risiko:** Kebersihan tali pusat, paparan mikroorganisme selama perawatan.
**Kode SLKI: 0702** – **Tidak Terjadi Tanda Infeksi**
**Luaran yang Diharapkan:**
- Tali pusat kering tanpa eritema/drainase purulen.
- Tidak ada demam atau tanda sepsis.
**Kode SIKI: 2320** – **Perawatan Luka**
**Intervensi:**
- Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi.
- Rawat tali pusat secara aseptik (bersih & kering).
---
### **3. Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: 0021** – **Perubahan Eliminasi Feses** *(Altered Bowel Elimination)*
**Penjelasan:**
- BAB encer dan hitam (mekonium) normal pada 24–48 jam pertama, tetapi perlu pemantauan untuk menghindari dehidrasi atau intoleransi laktosa.
**Kode SLKI: 0503** – **Eliminasi Feses Terkontrol**
**Luaran yang Diharapkan:**
- Transisi mekonium ke feses kuning (hari ke-3).
- Frekuensi BAB sesuai pola bayi sehat (?3x/hari).
**Kode SIKI: 3420** – **Manajemen Diare**
**Intervensi:**
- Pantau frekuensi dan konsistensi feses.
- Pastikan asupan ASI cukup untuk mencegah dehidrasi.
---
### **Catatan Akademik**
- **Mekonium** (BAB hitam) adalah feses steril yang diproduksi in utero; perubahan warna menunjukkan adaptasi pencernaan.
- **SHK (Skor APGAR)** harus didokumentasikan untuk menilai kondisi bayi pascapersalinan.
- **Peran Perawat:** Fokus pada pencegahan hipotermia, infeksi, dan pemantauan eliminasi sebagai bagian dari *early neonatal care*.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa, Luaran, dan Intervensi Keperawatan Indonesia (SDKI, SLKI, SIKI)*.
- Wong, D. L. (2019). *Nursing Care of Infants and Children*.
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan pendekatan berbasis bukti (*evidence-based practice*) dan mengacu pada standar PPNI. -
Article No. 20139 | 28 Jul 2025
Klinis : chespain
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "chespain":
1. Kode ICD-10:
- Kode: R07.4
- Deskripsi: Nyeri dada, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode spesifik untuk "chespain" pada ICD-9-CM. Penanganan akan bergantung pada penyebab dan temuan klinis lainnya yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik, anamnesis, dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan.
Penjelasan:
Kode ICD-10 R07.4 ("Nyeri dada, tidak terspesifikasi") digunakan untuk menggambarkan keluhan nyeri di daerah dada tanpa spesifikasi penyebab yang jelas. Hal ini dapat mencakup berbagai kondisi, seperti angina pektoris, miokardial infark, pleuritis, atau kondisi lainnya yang menyebabkan nyeri dada.
Pada ICD-9-CM, tidak terdapat kode spesifik untuk "chespain" karena diagnosa ini lebih bersifat gejala atau keluhan, bukan diagnosis definitif. Penanganan yang dilakukan akan bergantung pada hasil pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penyebab nyeri dada yang dialami pasien, seperti anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (misalnya EKG, tes jantung, pencitraan, dll.), dan temuan klinis lainnya. -
Article No. 20140 | 28 Jul 2025
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi nyeri akut.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Nyeri Akut:
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut. Nyeri akut memiliki onset tiba-tiba, intensitas bervariasi, dan lamanya terbatas, kurang dari 3 bulan. Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah "Nyeri Akut".
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, pasien diharapkan dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik pengelolaan nyeri yang efektif.
3. Pasien dapat menunjukkan perilaku yang mengarah pada penurunan nyeri.
4. Pasien dapat mempertahankan tidur yang adekuat.
5. Pasien dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Manajemen Nyeri:
- Kaji karakteristik nyeri, termasuk lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.
- Identifikasi skala nyeri menggunakan alat ukur yang sesuai.
- Berikan tindakan farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri (relaksasi, distraksi, visualisasi, dll.) kepada pasien.
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Pemantauan Tanda-Tanda Vital:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
- Perhatikan adanya perubahan tanda-tanda vital yang mungkin terkait dengan nyeri.
- Laporkan temuan yang abnormal kepada tenaga kesehatan yang bertanggung jawab.
3. Manajemen Aktivitas:
- Buat rencana aktivitas sesuai dengan toleransi dan kemampuan pasien.
- Anjurkan pasien untuk beristirahat sesuai kebutuhan.
- Berikan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari jika diperlukan.
- Evaluasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.
4. Edukasi Kesehatan:
- Berikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai nyeri, penyebab, dan pengelolaan yang tepat.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan oleh pasien dan keluarga.
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi klinis pasien, faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, sumber daya yang tersedia, serta melibatkan pasien dan keluarga dalam proses perawatan. Tujuan akhirnya adalah untuk membantu pasien mengatasi nyeri akut, meningkatkan kualitas hidup, dan mencapai pemulihan yang optimal. -
Article No. 20141 | 28 Jul 2025
Klinis : pasien datang keluhan mata kabur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien dengan keluhan mata kabur.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan mata kabur adalah Gangguan Penglihatan (00rusakan). Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), Gangguan Penglihatan (00rusakan) didefinisikan sebagai "perubahan dalam ketajaman, lapang pandang, akomodasi, atau fungsi penglihatan lainnya". Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelainan refraksi, penyakit mata, atau perubahan fisiologis.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan yang sesuai, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Pemulihan Penglihatan (1925): Pasien mencapai fungsi penglihatan yang optimal sesuai dengan kondisinya.
2. Kontrol Gejala (1305): Pasien dapat mengontrol gejala yang menyebabkan mata kabur, seperti nyeri, sensasi terbakar, atau ketidaknyamanan lainnya.
3. Pengetahuan: Kesehatan Mata (1818): Pasien memahami kondisi kesehatan matanya, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan mata.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi:
1. Manajemen Penglihatan (4920): Melakukan evaluasi fungsi penglihatan, memberikan instruksi untuk mengoptimalkan fungsi penglihatan, dan memantau respon pasien terhadap intervensi.
2. Manajemen Nyeri (1400): Mengkaji nyeri atau ketidaknyamanan yang dirasakan pasien, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan memberikan intervensi yang sesuai untuk mengurangi gejala.
3. Edukasi Kesehatan (5510): Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi mata, penyebab, dan tindakan perawatan yang dapat dilakukan, serta memfasilitasi partisipasi aktif pasien dalam perawatan.
4. Terapi Obat: Mata (2380): Mengatur dan memantau penggunaan obat-obatan mata, seperti tetes mata, ointment, atau obat lainnya yang diresepkan untuk mengatasi kondisi pasien.
5. Konseling (5240): Memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien untuk menghadapi perubahan fungsi penglihatan dan membantu pasien beradaptasi dengan kondisinya.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai pemulihan penglihatan yang optimal, mengontrol gejala, dan memperoleh pengetahuan yang baik mengenai kesehatan matanya. -
Article No. 20142 | 28 Jul 2025
Klinis : Migraine karena sakit gigi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Migraine karena sakit gigi":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Nyeri Akut". Migraine yang disebabkan oleh sakit gigi merupakan salah satu jenis nyeri akut yang dialami oleh pasien. Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Dalam kasus ini, nyeri akut disebabkan oleh adanya infeksi atau gangguan pada gigi yang menyebabkan migraine.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
a. Pengurangan Nyeri: Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri yang dialami setelah intervensi keperawatan dilakukan.
b. Peningkatan Kemampuan Mengatasi Nyeri: Pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan teknik non-farmakologis yang efektif untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau terapi dingin/panas.
c. Peningkatan Kenyamanan: Pasien dapat melaporkan peningkatan kenyamanan secara fisik dan psikologis setelah intervensi keperawatan.
d. Peningkatan Istirahat dan Tidur: Pasien dapat mencapai pola istirahat dan tidur yang lebih baik setelah nyeri dapat dikelola dengan efektif.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, intensitas, dan faktor yang memengaruhi).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gigi) untuk menentukan penyebab nyeri dan pengobatan yang tepat.
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, kompres dingin/hangat.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
b. Peningkatan Istirahat dan Tidur:
- Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu istirahat dan tidur pasien.
- Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang untuk istirahat dan tidur.
- Ajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur.
- Monitor pola tidur pasien dan lakukan intervensi untuk meningkatkannya.
c. Manajemen Kenyamanan:
- Kaji tanda-tanda ketidaknyamanan fisik dan psikologis pasien.
- Berikan intervensi yang dapat meningkatkan kenyamanan, seperti posisi yang nyaman, terapi panas/dingin, distraksi, dan dukungan emosional.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab ketidaknyamanan.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu pengurangan nyeri, peningkatan kemampuan mengatasi nyeri, peningkatan kenyamanan, dan peningkatan istirahat dan tidur. -
Article No. 20143 | 28 Jul 2025
Klinis : Pasien riwayat diabet, mengeluh gatal gatal seluruh tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, yaitu riwayat diabetes mellitus dengan keluhan gatal-gatal seluruh tubuh, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi (00004)
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan riwayat diabetes mellitus memiliki risiko tinggi untuk mengalami infeksi, termasuk infeksi kulit seperti gatal-gatal yang dirasakan. Diabetes dapat menyebabkan penurunan fungsi sistem imun dan perubahan struktur kulit, sehingga meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00004
Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 01101
Definisi: Bebas dari infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00004
Definisi: Mencegah dan mengendalikan infeksi pada pasien.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 20144 | 28 Jul 2025
Klinis : Pasien riwayat diabet, mengeluh gatal gatal seluruh tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (10001)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik atau psikologis.
2. Gangguan Integritas Kulit (11013)
Definisi: Kerusakan atau perubahan pada epidermis dan/atau lapisan kulit di bawahnya.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Kode diagnosa keperawatan: 10001 (Intoleransi Aktivitas) dan 11013 (Gangguan Integritas Kulit).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Contoh luaran yang dapat diterapkan untuk diagnosa di atas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal (0104).
- Integritas kulit terpelihara (1101).
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
- Contoh intervensi yang dapat diterapkan:
- Manajemen Aktivitas (4310)
- Perawatan Luka (3660)
- Manajemen Gatal (3590)
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi yang menetapkan dan mengembangkan SDKI, SLKI, dan SIKI di Indonesia.