Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1354 | 04 Oct 2024
Klinis : Hepatitis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis Hepatitis serta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K70-K77
- Deskripsi: Penyakit hati, termasuk hepatitis viral (A, B, C, D, dan E), hepatitis alkoholik, dan penyakit hati lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 47.11 - 47.19
- Deskripsi: Berbagai prosedur biopsi hati, seperti biopsi terbuka, perkutan, atau endoskopik, yang dapat digunakan untuk mendiagnosis dan mengevaluasi kondisi hepatitis.
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 untuk Hepatitis:
- K70: Penyakit hati alkoholik
- K71: Penyakit hati toksik
- K72: Kegagalan hati, tidak diklasifikasikan di tempat lain
- K73: Hepatitis kronis, tidak diklasifikasikan di tempat lain
- K74: Fibrosis dan sirosis hati
- K75: Penyakit hati lainnya
- K76: Penyakit hati lain, tidak diklasifikasikan di tempat lain
- K77: Kelainan hati dalam penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain
Kode-kode ini mencakup berbagai jenis hepatitis, baik akut maupun kronis, serta kondisi lain yang berhubungan dengan penyakit hati.
2. Kode ICD-9-CM Procedure untuk Hepatitis:
- 47.11: Biopsi hati terbuka
- 47.12: Biopsi hati perkutan
- 47.13: Biopsi hati endoskopik
- 47.14: Biopsi hati laparoskopik
- 47.19: Prosedur biopsi hati lainnya
Kode-kode ini mencakup berbagai jenis prosedur biopsi hati yang dapat digunakan untuk mendiagnosis dan mengevaluasi kondisi hepatitis. Pemilihan kode akan bergantung pada metode biopsi yang dilakukan. -
Article No. 1355 | 04 Oct 2024
Klinis : Hepatitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Hepatitis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Kulit
- Definisi: Kerusakan atau perubahan pada kulit dan jaringan yang menyertainya.
- Faktor yang berhubungan: Infeksi virus hepatitis.
- Gejala dan tanda: Perubahan warna kulit (kuning), gatal-gatal, ruam, pembengkakan.
2. Manajemen Regimen Terapeutik Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, atau memenuhi komponen penting dari regimen terapeutik yang direkomendasikan.
- Faktor yang berhubungan: Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman tentang kondisi hepatitis dan pengobatannya.
- Gejala dan tanda: Ketidakpatuhan dalam pengobatan, kurangnya pemahaman tentang pengobatan, kurangnya kemampuan untuk mengelola pengobatan.
3. Kelelahan
- Definisi: Pengalaman yang menetap dari kekurangan tenaga dan keterbatasan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang diinginkan.
- Faktor yang berhubungan: Infeksi virus hepatitis.
- Gejala dan tanda: Penurunan energi, perasaan lelah, sulit berkonsentrasi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan atau respons pasien terhadap penyakit. Dalam kasus hepatitis, diagnosa keperawatan yang muncul terkait dengan perubahan pada kulit, ketidakefektifan dalam mengelola pengobatan, dan kelelahan yang dialami pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Misalnya, untuk diagnosa gangguan integritas kulit, luaran yang diharapkan adalah integritas kulit yang membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Contohnya, untuk diagnosa manajemen regimen terapeutik tidak efektif, intervensi yang dapat dilakukan adalah edukasi dan pengawasan dalam pengobatan.
Sebagai pakar keperawatan, saya berharap penjelasan ini dapat memberikan gambaran jelas tentang diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, SIKI untuk kondisi hepatitis. Jika Anda membutuhkan informasi tambahan, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 1356 | 04 Oct 2024
Klinis : Hepatitis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut kode ICD-10 untuk diagnosis Hepatitis beserta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B15-B19
- Deskripsi: Hepatitis viral, yang mencakup berbagai jenis hepatitis viral, seperti hepatitis A (B15), hepatitis B (B16), hepatitis C (B17), dan hepatitis E (B18).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.16
- Deskripsi: Biopsi hati, yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis dan memantau progresivitas hepatitis.
- Kode: 47.01
- Deskripsi: Parasentesis abdomen, yang dapat dilakukan untuk mengambil cairan dari rongga perut jika terjadi komplikasi seperti asites pada pasien dengan hepatitis.
- Kode: 51.10-51.15
- Deskripsi: Prosedur bedah pada kandung empedu dan duktus empedu, seperti kolesistektomi (pengangkatan kandung empedu), yang mungkin diperlukan jika terjadi komplikasi batu empedu pada pasien dengan hepatitis.
Kode ICD-10 untuk hepatitis mencakup berbagai jenis hepatitis viral, yang dapat disebabkan oleh infeksi virus-virus hepatotropik seperti virus hepatitis A, B, C, dan E. Prosedur ICD-9-CM yang mungkin dilakukan meliputi biopsi hati untuk diagnosis, parasentesis abdomen untuk menangani komplikasi, serta tindakan bedah pada kandung empedu dan duktus empedu jika terjadi komplikasi terkait. -
Article No. 1357 | 04 Oct 2024
Klinis : Hepatitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi Hepatitis, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelelahan, kelemahan, dan peningkatan gejala penyakit akibat Hepatitis.
2. Nyeri Akut berhubungan dengan inflamasi dan kerusakan hati akibat infeksi Hepatitis.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan, mual, dan malabsorpsi akibat Hepatitis.
4. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan fungsi sistem imun akibat Hepatitis.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan panduan resmi yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan berdasarkan kondisi pasien. Diagnosa keperawatan yang disebutkan sebelumnya merupakan contoh diagnosis yang umum ditemukan pada pasien dengan Hepatitis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah acuan yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan. Beberapa luaran yang dapat dicapai dari pengelolaan Hepatitis antara lain peningkatan toleransi aktivitas, penurunan nyeri, perbaikan status nutrisi, dan pencegahan infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah panduan yang membantu perawat dalam menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi keperawatan pada pasien Hepatitis dapat meliputi manajemen aktivitas, manajemen nyeri, terapi nutrisi, dan pencegahan infeksi.
Dengan berpedoman pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengelola pasien dengan Hepatitis. -
Article No. 1358 | 04 Oct 2024
Klinis : Hepatitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Hepatitis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan fungsi hati.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan fungsi hati.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan fungsi imun.
4. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi hati.
5. Kecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Memberikan panduan standar untuk mengidentifikasi masalah keperawatan yang dialami pasien dengan hepatitis.
- Diagnosis keperawatan yang dirumuskan berdasarkan pengkajian komprehensif terhadap kondisi pasien.
- Diagnosis keperawatan membantu perawat dalam merencanakan intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Menetapkan indikator keberhasilan dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
- Membantu perawat dalam memantau dan mengevaluasi perkembangan kondisi pasien.
- Luaran keperawatan yang diharapkan dapat dicapai sesuai dengan diagnosis keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memberikan panduan bagi perawat dalam melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif.
- Mencakup tindakan-tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pasien.
- Intervensi keperawatan disesuaikan dengan diagnosis keperawatan dan kondisi pasien.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam penanganan pasien dengan hepatitis akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, sistematis, dan berpusat pada pasien. -
Article No. 1359 | 04 Oct 2024
Klinis : pusing tidak nafsu makan mual nafas sesak kaki kesemutan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu pusing, tidak nafsu makan, mual, nafas sesak, dan kaki kesemutan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Penjelasan: Kondisi ini ditandai dengan penurunan berat badan, tidak nafsu makan, dan mual, yang dapat disebabkan oleh faktor fisiologis, psikologis, atau lingkungan.
2. Ketidakefektifan pola napas
Penjelasan: Kondisi ini ditandai dengan nafas sesak, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan pada sistem pernapasan, kelelahan otot pernapasan, atau kondisi medis lainnya.
3. Risiko gangguan sensori persepsi: sensorik
Penjelasan: Kondisi ini ditandai dengan gejala kesemutan pada kaki, yang dapat disebabkan oleh penurunan aliran darah, gangguan saraf, atau kondisi medis lainnya.
4. Nyeri kepala
Penjelasan: Kondisi ini ditandai dengan keluhan pusing, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, dehidrasi, atau kondisi medis lainnya.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Status nutrisi: terpenuhi
2. Pola napas: efektif
3. Persepsi sensori: utuh
4. Kontrol nyeri: efektif
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan nutrisi
2. Manajemen jalan napas
3. Manajemen nyeri
4. Terapi sensori
Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan berusaha membantu Anda dalam mengatasi kondisi-kondisi tersebut dengan menggunakan pendekatan yang holistik dan berpusat pada pasien. Tujuan utama saya adalah untuk membantu Anda mencapai hasil yang optimal dalam pemulihan kesehatan Anda. -
Article No. 1360 | 04 Oct 2024
Klinis : Bayi A usia 2 hari, BB 2000 gr. Riwayat lahir spontan ibu G3P2002 Uk 37-38 minggu. Saat lahir ada sianosis, AS 5-7. setelah dilakukan resusitasi bayi dibawa ke NICU untuk pemasangan CPAP. Saat dilakukan pengkajian bayi nafas dada/retraksi berat, Spo2 90-91%, RR : 70x/menit. HR : 112x/menit, sianosis saat cpap terlepas, ada murmur, MAP : 39 mmhg, Balance cairan +115ml/24 jam, saat menyusui bayi nampak sesak, gerak tangis cukup,suhu 36,8 C. Diagnosa dari dr. anak didapatkan PDA sedang. Apakah diagnosa keperawatan yang dapat diambil? Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan apa saja ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan untuk bayi A.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan PDA (Patent Ductus Arteriosus) yang menyebabkan gangguan pertukaran gas.
- Ditandai dengan napas dada/retraksi berat, SpO2 rendah, dan sesak saat menyusu.
2. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kebutuhan cairan yang meningkat.
- Ditandai dengan balance cairan positif dan MAP rendah.
3. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan PDA.
- Ditandai dengan sianosis saat CPAP terlepas dan adanya murmur.
Intervensi Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas:
- Pantau tanda-tanda vital (RR, SpO2, HR) secara rutin.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan SpO2 dalam kisaran normal.
- Pertahankan CPAP sesuai dengan instruksi dokter.
- Observasi tanda-tanda distres pernapasan dan kelelahan.
- Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan PDA.
2. Kekurangan Volume Cairan:
- Pantau intake dan output cairan secara akurat.
- Berikan cairan sesuai kebutuhan dan instruksi dokter.
- Pantau tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
- Kolaborasi dengan dokter untuk penyesuaian pemberian cairan.
3. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer:
- Pantau tanda-tanda sirkulasi perifer (warna kulit, suhu, CRT).
- Observasi kemunculan sianosis dan murmur.
- Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan PDA.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat.
Dengan menggunakan kerangka SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia untuk menangani kondisi bayi A. -
Article No. 1361 | 04 Oct 2024
Klinis : Meriang, pilek, nyeri menelan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Nafas Berhubungan Dengan Infeksi Saluran Pernapasan Atas
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dialami, pasien mengalami meriang, pilek, dan nyeri menelan, yang menunjukkan adanya infeksi saluran pernapasan atas. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pada pola napas pasien, seperti napas dangkal, sesak, atau sulit bernapas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang efektif.
- Faktor Risiko: Infeksi saluran pernapasan atas.
- Karakteristik Mayor: Frekuensi napas meningkat atau menurun, napas dangkal, dan retraksi otot bantu pernapasan.
SLKI (Standar luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan Keperawatan: Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas normal, kedalaman napas normal, dan tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan respirasi, manajemen jalan napas, dan edukasi tentang teknik pernapasan yang efektif. -
Article No. 1362 | 04 Oct 2024
Klinis : Meriang, nyeri menelan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi meriang dan nyeri menelan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
2. Gangguan menelan
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Intervensi yang diperlukan untuk mengatasi nyeri akut meliputi pengkajian nyeri, pemberian analgesik, terapi non-farmakologis, dan pemantauan respons nyeri.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, terapi farmakologis, dan edukasi pasien mengenai nyeri.
2. Gangguan Menelan
- SDKI: Gangguan menelan adalah ketidakmampuan untuk menelan makanan, cairan, atau obat-obatan dengan aman dan efektif.
- SLKI: Intervensi yang diperlukan untuk mengatasi gangguan menelan meliputi pengkajian fungsi menelan, pemberian diet yang sesuai, terapi swaleam, dan edukasi pasien serta keluarga.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen disfagia, pemberian nutrisi enteral, dan edukasi pasien mengenai teknik menelan yang aman.
Dalam kondisi meriang dan nyeri menelan, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, memberikan intervensi yang tepat, serta melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkelanjutan untuk memastikan pemulihan pasien. -
Article No. 1363 | 04 Oct 2024
Klinis : Meriang, pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi meriang dan pilek dengan tone akademis dan persona pakar.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C.
Penyebab: Infeksi, peradangan, dehidrasi, dll.
Gejala: Meriang, tubuh terasa panas, nadi cepat, dll.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret/cairan/benda asing dari saluran pernapasan.
Penyebab: Edema, mukus berlebih, dll.
Gejala: Pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dll.
Penjelasan Singkat Standar SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan penilaian klinis perawat terhadap status kesehatan pasien.
- Diagnosa keperawatan memberikan fokus asuhan keperawatan yang diperlukan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran keperawatan adalah kondisi pasien yang diharapkan dapat dicapai setelah intervensi keperawatan dilakukan.
- Luaran keperawatan yang terkait dengan diagnosa di atas antara lain penurunan suhu tubuh, peningkatan bersihan jalan napas, dll.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan perawat untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan yang terkait dengan diagnosa di atas antara lain pemberian antipiretik, nebulisasi, dll.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar PPNI terkait kondisi meriang dan pilek. Silakan tanyakan jika ada hal lain yang perlu dijelaskan lebih lanjut.