Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1484 | 07 Oct 2024
Klinis : Mual, muntah, anoreksia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu mual, muntah, dan anoreksia, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan kurangnya intake makanan.
Penjelasan:
- Definisi: Keadaan ketika asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Faktor fisiologis (mual, muntah), psikologis (anoreksia), dan keterbatasan akses terhadap makanan.
- Gejala: Penurunan berat badan, kelemahan, letih, nafsu makan menurun.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Status nutrisi: Capaian status nutrisi yang optimal sesuai kebutuhan.
2. Kontrol mual dan muntah: Kemampuan pasien dalam mengontrol mual dan muntah.
3. Intake nutrisi: Jumlah dan jenis nutrisi yang dikonsumsi pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nutrisi: Intervensi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
2. Manajemen mual dan muntah: Intervensi untuk mencegah dan mengatasi mual dan muntah.
3. Konseling gizi: Intervensi untuk memberikan edukasi dan konseling terkait asupan nutrisi yang adekuat.
Sebagai pakar dalam bidang keperawatan, saya menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam menangani kondisi ini. Evaluasi dan intervensi keperawatan yang tepat, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti ahli gizi, dapat membantu pasien mencapai status nutrisi yang optimal dan mengatasi mual, muntah, serta anoreksia. -
Article No. 1485 | 07 Oct 2024
Klinis : Mual, muntah, anoreksia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi mual, muntah, dan anoreksia yang Anda sampaikan. Penjelasan akan diberikan dengan nada akademis dan persona sebagai dokter atau perekam medis.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual dan muntah tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.0
- Deskripsi: Terapi cairan intravena, tidak spesifik
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R11.2 (Mual dan muntah tidak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan kondisi mual dan muntah yang tidak memiliki penyebab yang jelas atau tidak terkait dengan kondisi medis lainnya. Kode ini mencakup gejala mual dan muntah secara umum.
2. Dalam kasus mual dan muntah, sering kali diberikan terapi cairan intravena (ICD-9-CM 94.0) sebagai tindakan medis untuk mengatasi dehidrasi dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh pasien. Tindakan ini dapat dilakukan di ruang perawatan darurat atau rawat inap, tergantung pada keparahan kondisi pasien.
Secara umum, kode ICD-10 R11.2 dan ICD-9-CM 94.0 dapat digunakan untuk mendokumentasikan dan melakukan kodefikasi diagnosis dan prosedur medis yang sesuai dengan kasus mual, muntah, dan anoreksia yang Anda sampaikan. Penggunaan kode yang tepat sangat penting dalam proses dokumentasi medis dan penagihan layanan kesehatan. -
Article No. 1486 | 07 Oct 2024
Klinis : Mual, muntah, anoreksia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda berikan, yaitu mual, muntah, dan anoreksia, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. Mual
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
3. Gangguan Pola Makan
Definisi: Pola makan yang tidak adekuat atau tidak seimbang.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- SDKI: Faktor penyebab dapat meliputi intake nutrisi yang tidak adekuat, gangguan neurologis, psikologis, atau fisiologis.
- SLKI: Tujuan keperawatan dapat mencakup peningkatan asupan nutrisi, perbaikan status nutrisi, dan pemeliharaan berat badan yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat meliputi edukasi nutrisi, pemantauan asupan dan output, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
2. Mual:
- SDKI: Faktor penyebab dapat meliputi perubahan fisiologis, psikologis, atau pengobatan.
- SLKI: Tujuan keperawatan dapat mencakup penurunan frekuensi dan intensitas mual, serta peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi mual.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat meliputi manajemen farmakologis, teknik relaksasi, dan pengalihan perhatian.
3. Gangguan Pola Makan:
- SDKI: Faktor penyebab dapat meliputi masalah psikologis, sosial, budaya, atau fisiologis.
- SLKI: Tujuan keperawatan dapat mencakup pemulihan pola makan yang sehat, peningkatan berat badan, dan pengembangan strategi koping yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat meliputi edukasi gizi, konseling, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Dengan pendekatan akademis dan persona pakar/perawat, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat di atas dapat membantu Anda memahami kondisi dan intervensi yang diperlukan dalam menangani kasus mual, muntah, dan anoreksia. -
Article No. 1487 | 07 Oct 2024
Klinis : Peningkatan asam lambung Mual, muntah, anoreksia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan kondisi yang Anda sampaikan, sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Nutrisi (00002)
Penjelasan: Kondisi di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk menyerap dan/atau mentoleransi nutrisi melalui saluran pencernaan.
2. Mual (00134)
Penjelasan: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan dorongan untuk muntah.
3. Risiko Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Penjelasan: Kondisi di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Nutrisi (00002)
- Luaran: Asupan Nutrisi
- Kriteria Hasil: Jumlah nutrisi yang dapat ditoleransi, Frekuensi episode mual/muntah, Indeks massa tubuh.
2. Mual (00134)
- Luaran: Kontrol Mual
- Kriteria Hasil: Frekuensi, Intensitas, dan Durasi mual.
3. Risiko Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- Luaran: Keseimbangan Nutrisi
- Kriteria Hasil: Berat badan, Indeks massa tubuh, Kadar serum albumin.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Nutrisi (00002)
- Intervensi: Manajemen Nutrisi, Intervensi Gastrointestinal
- Aktivitas: Identifikasi penyebab intoleransi nutrisi, Atur pola makan, Monitor asupan nutrisi.
2. Mual (00134)
- Intervensi: Manajemen Mual, Terapi Komplementer
- Aktivitas: Identifikasi faktor penyebab mual, Kolaborasi pemberian antiemetik, Berikan distraksi.
3. Risiko Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- Intervensi: Manajemen Nutrisi, Peningkatan Berat Badan
- Aktivitas: Tinjau kebutuhan kalori dan nutrisi, Kolaborasi pemberian nutrisi enteral/parenteral, Monitor status nutrisi.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi yang Anda alami dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 1488 | 07 Oct 2024
Klinis : Tekanan pd VU meningkat Peningkatan frekuensi BAK
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Retensi Urin
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Retensi urin adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pengosongan kandung kemih yang adekuat
- Pola eliminasi urin yang normal
- Tidak ada komplikasi akibat retensi urin
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Monitoring intake dan output cairan
- Kateterisasi kandung kemih
- Pemberian terapi farmakologis (misal: alfa-blocker)
- Edukasi kepada pasien dan keluarga
Berdasarkan standar PPNI, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah retensi urin, dengan luaran yang diharapkan adalah pengosongan kandung kemih yang adekuat, pola eliminasi urin yang normal, dan tidak ada komplikasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan intake dan output cairan, kateterisasi kandung kemih, pemberian terapi farmakologis, serta edukasi kepada pasien dan keluarga. -
Article No. 1489 | 07 Oct 2024
Klinis : Peningkatan frekuensi BAK
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Inkontinensia Urin
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Inkontinensia Urin didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengendalikan pengeluaran urin. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kelemahan otot dasar panggul, gangguan saraf, penyakit kronik, atau efek samping pengobatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Inkontinensia Urin antara lain:
1. Klien dapat mengendalikan buang air kecil
2. Klien mendemonstrasikan perilaku untuk mencegah inkontinensia urin
3. Klien melaporkan peningkatan kontrol buang air kecil
4. Klien melaporkan penurunan frekuensi BAK yang tidak terkendali
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola Inkontinensia Urin mencakup:
1. Asesmen faktor risiko inkontinensia urin
2. Latihan otot dasar panggul (Kegel)
3. Manajemen intake cairan dan eliminasi
4. Edukasi tentang manajemen inkontinensia urin
5. Penggunaan alat bantu seperti kateter atau inkontinensia pad jika diperlukan
Penerapan standar ini secara komprehensif akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas untuk mengatasi masalah Inkontinensia Urin pada pasien. -
Article No. 1490 | 07 Oct 2024
Klinis : penurunan kesadaran 2 hari, diare 4 sampai 5 kali sehari, mual, makan sedikit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu penurunan kesadaran 2 hari, diare 4 sampai 5 kali sehari, mual, dan makan sedikit, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
- Risiko perfusi jaringan tidak efektif
- Defisit volume cairan
- Mual
2. Penjelasan Singkat (SDKI - SLKI - SIKI):
a. Risiko perfusi jaringan tidak efektif:
- SDKI: Perubahan sirkulasi darah ke jaringan yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan laboratorium, dan pemberian cairan intravena jika perlu.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang fokus pada peningkatan perfusi jaringan, seperti pemberian oksigen, pemantauan tanda-tanda vital, dan manajemen cairan.
b. Defisit volume cairan:
- SDKI: Kehilangan cairan yang berlebihan dan tidak dapat dipertahankan.
- SLKI: Pemantauan intake dan output cairan, pemeriksaan laboratorium, dan pemberian cairan intravena.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang fokus pada manajemen cairan, seperti pemberian cairan intravena, pemantauan tanda-tanda vital, dan edukasi pasien.
c. Mual:
- SDKI: Perasaan tidak nyaman dan keinginan untuk muntah.
- SLKI: Penggunaan antiemetik, manajemen lingkungan, dan teknik relaksasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang fokus pada manajemen mual, seperti pemberian antiemetik, pengaturan lingkungan yang nyaman, dan teknik relaksasi.
Penjelasan tersebut disajikan dengan nada akademis dan dalam persona pakar/perawat, sesuai dengan permintaan Anda. -
Article No. 1418 | 06 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan patensi jalan napas.
- Faktor yang Berhubungan: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, dan adanya lesi di paru.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Perubahan irama pernapasan yang menyebabkan pertukaran gas tidak adekuat.
- Faktor yang Berhubungan: Sesak napas, adanya lesi di paru, dan tuberkulosis paru.
3. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan nafsu makan dan adanya penyakit kronis (tuberkulosis paru).
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang menggambarkan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 1419 | 06 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 19 Tahun BB 65 Kg, masuk IGD karena mengalami luka bakar. Pasien masuk dengan keluhan luka bakar di badan dan sesak nafas. Hasil pengkajian didapatkan GCS M6,V5,E4, tampak luka bakar yang luas pada wajah, lengan, badan bagian depan dan belakang sertai tungkai kaki (luas 70%) derajat IIb, nyeri hebat yang disertai bulla, terdengar suara nafas stridor. Keluarga yang mengantar mengatakan pasien terkena ledakan kompor gas. Tampak bulu hidung dan alis terbakar beserta badan disertai bulla, dyspnea, RR 30 x/menit, Spo2 85%, TD 100/70 mmHg, S 36O , N 90x/menit teraba lemah, turgo kulit menurun, akral teraba dingin. Terpasang cateter urin 170cc warna kuning pekat, terpasang infus cairan RL 500 cc, terapi yang diberikan katerolac 10 mg/8jam/IV, Ranitidine/8 jam/IV, Ceftriaxone/12 jam/IV
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Resiko Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan luas luka bakar.
b. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
c. Nyeri Akut berhubungan dengan luka bakar.
d. Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif berhubungan dengan luas luka bakar.
e. Risiko Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan luas luka bakar.
f. Risiko Infeksi berhubungan dengan luas luka bakar.
g. Gangguan Pola Napas berhubungan dengan luka bakar pada jalan napas.
2. Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Memuat definisi, batasan karakteristik, faktor berhubungan, dan faktor resiko dari setiap diagnosa keperawatan.
- Contoh: Resiko Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan luas luka bakar.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Memuat definisi, kriteria hasil, dan indikator hasil dari setiap luaran keperawatan.
- Contoh: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memuat definisi, tujuan, aktivitas, dan rasional dari setiap intervensi keperawatan.
- Contoh: Manajemen Nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri, memberikan analgesik, dan melakukan manajemen lingkungan untuk mengurangi nyeri.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menetapkan standar-standar tersebut sebagai panduan dalam praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 1420 | 06 Oct 2024
Klinis : Seorang wanita berusia 71 tahun (60 kg, 1,2 m) mengunjungi Departemen Rawat Jalan Fisioterapi, melaporkan komplikasi luka bakar di tangan kanannya, dengan gerakan terbatas pada jari keempat dan kelima selama dua bulan terakhir. Pembengkakan dan kontraktur luka juga ada. Dua bulan yang lalu, ia mengalami luka bakar di tangan kanannya akibat kompor gas dan membutuhkan perawatan medis segera. Dia pertama kali dirawat di rumah sakit terdekat, di mana jaringan yang mati dibuang dan luka bakarnya ditutup dengan perban. Karena parahnya luka bakar yang dideritanya, ia kemudian meminta perawatan lebih lanjut di rumah sakit swasta, di mana ia menjalani prosedur pencangkokan kulit untuk mengobati kerusakan luka bakar. Selain luka bakarnya, ia juga mengalami keterbatasan mobilitas pada jari keempat dan kelima, yang dapat mempengaruhi fungsi tangan dan kualitas hidupnya secara keseluruhan. Selama lima tahun terakhir, ia juga telah dirawat karena hipertensi dengan dosis harian 5 mg amlodipine. Selain itu, riwayat medisnya meliputi nefrektomi parsial yang dilakukan tiga tahun lalu, yang mengindikasikan adanya masalah kesehatan penting sebelumnya yang dapat memengaruhi pilihan pengobatannya saat ini dan pemulihannya dari luka bakar. Setelah melepas perban dan jahitan di tangan kanannya, pasien dikirim ke Departemen Rawat Jalan Fisioterapi (OPD) untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Pasien tersebut baru saja pulih dari BI yang serius, dengan tantangan yang sedang berlangsung terkait pembengkakan, mobilitas jari yang terbatas, dan kontraktur luka. Dia pindah ke fisioterapi rehabilitasi untuk mengatasi masalah ini dan meningkatkan kemampuan fungsionalnya (Zoting et al., 2024).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah beberapa diagnosa keperawatan yang relevan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Hambatan Mobilitas Fisik
- SDKI: Hambatan Mobilitas Fisik adalah kemampuan terbatas untuk melakukan gerakan tubuh yang disengaja secara mandiri.
- SLKI: Tujuan yang dapat diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan rentang gerak sendi yang optimal.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Perawatan Luka, Mobilisasi, dan Terapi Latihan.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan.
- SLKI: Tujuan yang dapat diharapkan adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi, dan Terapi Latihan.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Citra Tubuh
- SDKI: Gangguan Citra Tubuh adalah persepsi negatif tentang penampilan fisik atau fungsi tubuh.
- SLKI: Tujuan yang dapat diharapkan adalah pasien dapat menerima perubahan citra tubuhnya.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Dukungan Emosional, Konseling, dan Terapi Aktifitas.
Pada kasus ini, pasien mengalami komplikasi luka bakar di tangan kanannya dengan gerakan terbatas pada jari keempat dan kelima, serta pembengkakan dan kontraktur luka. Hal ini dapat menyebabkan hambatan mobilitas fisik, intoleransi aktivitas, dan gangguan citra tubuh. Perawat dapat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif dan tepat bagi pasien.