Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1502 | 08 Oct 2024
Klinis : Risiko perilaku kekerasan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam menangani kondisi Risiko perilaku kekerasan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis serta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z91.83
- Deskripsi: Risiko perilaku kekerasan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.24
- Deskripsi: Manajemen perilaku, intervensi terapeutik, pengamanan pasien
Penjelasan:
- Kode ICD-10 Z91.83 digunakan untuk mengidentifikasi adanya risiko perilaku kekerasan pada pasien. Hal ini dapat mencakup riwayat perilaku agresif, potensi untuk melukai diri sendiri atau orang lain, atau kecenderungan untuk berperilaku secara berbahaya.
- Kode ICD-9-CM 94.24 merujuk pada tindakan manajemen perilaku, intervensi terapeutik, dan langkah-langkah pengamanan yang dapat dilakukan untuk mengelola dan mengurangi risiko perilaku kekerasan pada pasien. Tindakan ini dapat mencakup penggunaan obat-obatan, terapi psikologis, atau prosedur keamanan seperti pemberian isolasi atau penggunaan alat pengekangan.
- Penanganan yang komprehensif terhadap risiko perilaku kekerasan melibatkan kolaborasi antara dokter, perawat, dan tim kesehatan mental untuk mengevaluasi, memonitor, dan mengelola kondisi pasien secara proaktif demi menjamin keselamatan pasien serta orang-orang di sekitarnya. -
Article No. 1503 | 08 Oct 2024
Klinis : halusinasi pendengaran
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medik, berikut adalah kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM untuk kondisi halusinasi pendengaran:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R44.0
- Deskripsi: Halusinasi pendengaran
Penjelasan:
Kode ICD-10 R44.0 digunakan untuk diagnosis halusinasi pendengaran. Halusinasi pendengaran merupakan salah satu gejala psikotik yang dapat muncul dalam berbagai kondisi, seperti skizofrenia, gangguan bipolar, delirium, atau intoksikasi zat. Pasien yang mengalami halusinasi pendengaran melaporkan mendengar suara-suara atau bunyi-bunyian yang sebenarnya tidak ada.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.11
- Deskripsi: Anamnesis dan evaluasi mental
Penjelasan:
Dalam kasus halusinasi pendengaran, penting untuk melakukan anamnesis dan evaluasi mental yang komprehensif untuk menentukan penyebab dan rencana penanganan yang sesuai. Kode ICD-9-CM 94.11 mencakup tindakan pengambilan riwayat kesehatan mental pasien dan pemeriksaan mental, yang dapat mencakup asesmen status kognitif, fungsi psikologis, dan gejala psikiatrik.
Pemeriksaan ini akan membantu dokter atau petugas kesehatan mental untuk mengidentifikasi penyebab halusinasi, mengevaluasi tingkat keparahan, dan merencanakan intervensi yang tepat, seperti pemberian obat-obatan, terapi psikologis, atau tindakan lainnya. -
Article No. 1504 | 08 Oct 2024
Klinis : halusinasi pendengaran
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi halusinasi pendengaran.
Diagnosa Keperawatan:
Halusinasi Pendengaran
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Halusinasi pendengaran didefinisikan sebagai persepsi sensorik palsu yang dialami oleh klien tanpa adanya stimulus eksternal yang sesuai. Klien dapat mendengar suara-suara, musik, atau percakapan yang tidak berasal dari lingkungan sekitar.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama dalam penanganan halusinasi pendengaran adalah membantu klien untuk dapat mengendalikan dan mengatasi halusinasi yang dialaminya. Luaran yang diharapkan antara lain klien mampu mengenali tanda-tanda munculnya halusinasi, klien dapat menggunakan teknik mengontrol halusinasi, dan klien menunjukkan perilaku yang sesuai realita.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi halusinasi pendengaran meliputi:
1. Identifikasi tanda dan gejala halusinasi
2. Monitoring tanda-tanda vital dan status mental
3. Pemberian obat-obatan sesuai resep dokter
4. Mengajarkan teknik mengontrol halusinasi (misalnya distraksi, realitas orientasi, dan relaksasi)
5. Melibatkan keluarga dalam perawatan
6. Memberikan dukungan emosional dan psikososial kepada klien
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai standar, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk mengatasi masalah halusinasi pendengaran pada klien. -
Article No. 1505 | 08 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien dengan keluhan batuk:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, hipersekresi, dan kelemahan batuk.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Tujuan: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
2. Kriteria Hasil:
- Frekuensi batuk berkurang
- Irama napas kembali normal
- Suara napas bersih
- Tidak ada sianosis
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Identifikasi penyebab bersihan jalan napas tidak efektif
2. Berikan posisi yang nyaman untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas
3. Berikan pengisapan lendir jika diperlukan
4. Ajarkan teknik batuk efektif
5. Berikan bronkodilator atau mukolitik sesuai indikasi
6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lanjut
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dipilih karena pasien datang dengan keluhan batuk, yang menandakan adanya masalah dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas. Rencana keperawatan dan intervensi yang diberikan bertujuan untuk membantu pasien mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, mengurangi frekuensi batuk, dan memastikan pernafasan yang normal. -
Article No. 1506 | 08 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan bab cair disertai darah dan terasa nyeri seperti panas, frekuensi 3 dalam sehari, nafsu makan pasien juga berkurang namun tidak ada rasa mual dan muntah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Diare Akut
Penjelasan:
Diare Akut adalah kondisi dimana pasien mengalami frekuensi buang air besar yang meningkat (lebih dari 3 kali sehari) dengan konsistensi tinja yang cair dan dapat disertai dengan adanya darah. Pasien juga dapat merasakan nyeri atau sensasi panas pada saat buang air besar. Selain itu, pasien juga dapat mengalami penurunan nafsu makan, tetapi tidak disertai dengan mual atau muntah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00013
Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal, dengan peningkatan frekuensi, volume, dan kelonggaran konsistensi, yang dapat mengganggu fungsi dan kenyamanan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1608
Judul: Kontrol Diare
Definisi: Kemampuan untuk mengontrol atau mengendalikan kejadian diare.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6120
Judul: Manajemen Diare
Definisi: Tindakan untuk mengidentifikasi penyebab dan mengendalikan gejala diare.
Peran Perawat:
Perawat akan melakukan assessment, memberikan edukasi, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi diare akut pada pasien, seperti memantau tanda-tanda vital, mencatat jumlah dan konsistensi feses, memberikan terapi cairan, dan memantau asupan nutrisi pasien. -
Article No. 1507 | 08 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 65 tahun dirawat di ruang interna karena merasa lemas. Pasien mengatakan sering BAK pada malam hari, sering merasa haus dan lapar. Turgor kulit lama Kembali. Dari hasil pengkajian pasien mengatakan beberapa bulan ini pola tidurnya berubah dan sering terjaga saat tidur. Hasil pemeriksaan GDS: 350 mg/dl, HbAlc 7,4%, TD: 110/70 mmHg, frekuensi nadi: 104 x/menit, frekuensi nafas 24x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kondisi yang sesuai dengan diagnosis keperawatan Intoleransi Aktivitas. Berikut penjelasan singkat mengenai diagnosis keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosis Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Karakteristik Definisi: Kelelahan, Kelemahan, Sesak napas, Cemas, Pusing, Nyeri.
- Faktor Berhubungan: Perubahan fisiologis, Perubahan psikologis, Penyakit kronis, Usia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Toleransi Aktivitas
- Kriteria Hasil: Kemampuan melakukan aktivitas, Kemampuan beradaptasi dengan keterbatasan, Kestabilan tanda-tanda vital, Motivasi untuk aktivitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Energi, Peningkatan Mobilitas, Perawatan Pernafasan, Manajemen Kelelahan.
- Aktivitas Keperawatan: Anjurkan istirahat yang cukup, Pantau tanda-tanda vital, Bantu dalam aktivitas sehari-hari, Ajarkan teknik pernapasan.
Dengan demikian, berdasarkan kondisi pasien, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas, dengan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sebagaimana diuraikan di atas. -
Article No. 1508 | 08 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 65 tahun dirawat di ruang interna karena merasa lemas. Pasien mengatakan sering BAK pada malam hari, sering merasa haus dan lapar. Turgor kulit lama Kembali. Dari hasil pengkajian pasien mengatakan beberapa bulan ini pola tidurnya berubah dan sering terjaga saat tidur. Hasil pemeriksaan GDS: 350 mg/dl, HbAlc 7,4%, TD: 110/70 mmHg, frekuensi nadi: 104 x/menit, frekuensi nafas 24x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme akibat diabetes mellitus.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan dimana asupan nutrisi melebihi kebutuhan metabolik tubuh.
- Karakteristik mayor: Peningkatan berat badan, peningkatan kadar gula darah, polifagia, polidipsia.
- Faktor yang berhubungan: Peningkatan metabolisme.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Keseimbangan Nutrisi.
- Indikator: Berat badan dalam rentang normal, kadar gula darah terkontrol, tidak ada tanda-tanda polifagia dan polidipsia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Diabetes Mellitus.
- Aktivitas: Monitoring kadar gula darah, pemberian obat antidiabetes, edukasi diet diabetes, aktivitas fisik.
2. Pola Tidur Terganggu berhubungan dengan perubahan pola tidur akibat diabetes mellitus.
SDKI:
- Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi seseorang.
- Karakteristik mayor: Perubahan pola tidur, kesulitan memulai atau mempertahankan tidur.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit kronis.
SLKI:
- Luaran: Pola Tidur.
- Indikator: Tidur yang adekuat, tidak ada keluhan gangguan tidur.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen Pola Tidur.
- Aktivitas: Atur lingkungan tidur yang nyaman, edukasi tentang pola tidur yang sehat, terapi relaksasi.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh dan Pola Tidur Terganggu, dengan pengelolaan utama melalui Manajemen Diabetes Mellitus dan Manajemen Pola Tidur. -
Article No. 1509 | 08 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan bab cair disertai darah dan terasa nyeri seperti panas, frekuensi 3 dalam sehari, nafsu makan pasien juga berkurang namun tidak ada rasa mual dan muntah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak pasien yang terhormat. Sebagai perawat profesional dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi yang Ibu/Bapak sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan gejala yang Ibu/Bapak sampaikan, yaitu bab cair disertai darah dan rasa nyeri seperti panas, frekuensi 3 kali dalam sehari, serta nafsu makan yang berkurang, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diare
Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek dengan frekuensi yang meningkat (>3 kali per hari).
Penyebab: Infeksi saluran pencernaan, malabsorpsi, iritasi usus, dan sebagainya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan cairan dan elektrolit terpelihara
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Frekuensi dan konsistensi feses kembali normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Monitor intake dan output cairan
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Anjurkan diet sesuai toleransi gastrointestinal
- Kolaborasi pemberian obat antidiare jika perlu
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Ibu/Bapak. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. Saya siap membantu Ibu/Bapak. Terima kasih.
Wassalamualaikum. -
Article No. 1510 | 08 Oct 2024
Klinis : pasien memngelukan nyeri di axila dextra dan terdapat benjolan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang mengeluhkan nyeri di aksila dekstra dan terdapat benjolan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan Proses Penyakit.
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- Faktor yang berhubungan: Proses Penyakit, ditandai dengan adanya benjolan di aksila dekstra yang dapat menjadi sumber nyeri.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Nyeri: Kemampuan individu untuk memprediksi, mencegah, mengurangi, dan menoleransi pengalaman nyeri.
- Indikator yang dapat digunakan: Intensitas Nyeri, Durasi Nyeri, dan Frekuensi Nyeri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi pengurangan rasa nyeri yang dialami individu.
- Intervensi yang dapat dilakukan: Mengkaji nyeri, Memberikan analgesik, Mengajarkan teknik nonfarmakologis, dan Memantau respons terhadap intervensi.
Dalam kondisi ini, perawat perlu melakukan pengkajian nyeri yang komprehensif, memberikan analgesik sesuai dengan hasil kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, serta mengajarkan teknik nonfarmakologis seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat/dingin untuk membantu mengurangi nyeri yang dialami oleh pasien. -
Article No. 1511 | 08 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit perut menstruasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit perut menstruasi.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut Berhubungan dengan Dismenorea
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan seperti itu.
- Dismenorea: Nyeri atau ketidaknyamanan yang dialami selama menstruasi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pengurangan Nyeri: Tingkat pengurangan dari keluhan nyeri yang dirasakan pasien.
- Kontrol Nyeri: Kemampuan pasien dalam mengontrol dan mengelola nyeri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor yang menyebabkan atau memperburuk nyeri, serta meningkatkan toleransi pasien terhadap nyeri.
- Terapi Relaksasi: Tindakan untuk mencapai kondisi rileks fisik dan mental melalui teknik-teknik relaksasi.
Dalam kasus ini, perawat akan melakukan penilaian nyeri, mengidentifikasi penyebab nyeri, dan mengembangkan rencana perawatan yang berfokus pada pengurangan nyeri dan peningkatan kontrol nyeri pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup manajemen nyeri, terapi relaksasi, dan edukasi mengenai pengelolaan dismenorea.