Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1567 | 08 Oct 2024
Klinis : pasien laki-laki, usia 50 tahun post-operasi hernia inguinali dengan keluhan mengalami nyeri di daerah luka operasi dan mual setelah makan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: K40.9
- Deskripsi: Hernia inguinal, tidak terspesifikasi, tanpa obstruksi atau gangguan vaskular.
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 53.00
- Deskripsi: Reparasi hernia inguinal, tidak terspesifikasi.
Penjelasan:
Pasien ini memiliki riwayat operasi hernia inguinalis dan saat ini mengalami keluhan nyeri di daerah luka operasi dan mual setelah makan. Berdasarkan informasi yang diberikan, kode ICD-10 yang sesuai adalah K40.9, yang menggambarkan hernia inguinal tanpa obstruksi atau gangguan vaskular.
Terkait dengan prosedur atau tindakan medis, pasien sebelumnya telah menjalani reparasi hernia inguinalis, yang dapat dikodekan dengan kode ICD-9-CM 53.00. Kode ini mencakup reparasi hernia inguinal yang tidak terspesifikasi secara lebih rinci.
Penting untuk dicatat bahwa keluhan nyeri di daerah luka operasi dan mual setelah makan dapat menjadi komplikasi pasca-operasi hernia inguinalis, dan memerlukan evaluasi lebih lanjut oleh tenaga kesehatan untuk menentukan penyebab dan penatalaksanaan yang sesuai. -
Article No. 1568 | 08 Oct 2024
Klinis : Klien ke IGD dengan keluhan tubuh terkena api pada bagian wajah, punggung, tangan kanan dan kiri, kulit tampak melepuh dan mengelupas, luka bakar terasa panas dan mengeluh nyeri, gelisah, tidak selera makan, klien tidak dapat beraktifitas dan dibantu oleh keluarga, dan sulit tidur. 3 jam sebelumnya klien membakar dirinya sendiri karena klien depresi tidak menerima ditinggalkan oleh pacarnya menikah dengan laki-laki lain. Klien tampak meringis kesakitan, skala 7 dan klien sering mengipas lukanya dan melindungi luka bakarnya, mengeluh tidak jknyaman dengan kondisinya dan lingkungan sekitarnya. Pemeriksaan fisik di peroleh TD 120/80 mmHg, Nadi 108x/menit, pernapasan 26x/menit, suhu 37,9℃. Klien hanya ditemani oleh ibunya saja.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan luka bakar.
2. Nyeri akut berhubungan dengan luka bakar.
3. Risiko Ketidakstabilan Emosi berhubungan dengan depresi.
4. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan luka bakar.
5. Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan luka bakar.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan luka bakar: Kerusakan pada lapisan kulit akibat terpaan api yang menyebabkan lepasnya kulit, dan mengelupas.
2. Nyeri akut berhubungan dengan luka bakar: Rasa sakit yang dirasakan akibat kerusakan pada jaringan kulit.
3. Risiko Ketidakstabilan Emosi berhubungan dengan depresi: Kondisi emosional yang tidak stabil akibat stressor psikologis seperti depresi.
4. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan luka bakar: Keterbatasan gerak dan aktivitas fisik akibat luka bakar.
5. Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan luka bakar: Potensi kehilangan cairan akibat dari luka bakar.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Integritas Kulit: Kode 00046, Definisi, Karakteristik, Faktor Berhubungan.
2. Nyeri Akut: Kode 00132, Definisi, Karakteristik, Faktor Berhubungan.
3. Risiko Ketidakstabilan Emosi: Kode 00074, Definisi, Karakteristik, Faktor Berhubungan.
4. Hambatan Mobilitas Fisik: Kode 00085, Definisi, Karakteristik, Faktor Berhubungan.
5. Risiko Kekurangan Volume Cairan: Kode 00028, Definisi, Karakteristik, Faktor Berhubungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Integritas Kulit: Kode 1101, Indikator, Kriteria Hasil.
2. Pengendalian Nyeri: Kode 1605, Indikator, Kriteria Hasil.
3. Stabilitas Emosi: Kode 1204, Indikator, Kriteria Hasil.
4. Mobilitas: Kode 0208, Indikator, Kriteria Hasil.
5. Keseimbangan Cairan: Kode 0601, Indikator, Kriteria Hasil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Luka: Kode 3660, Aktivitas Keperawatan.
2. Manajemen Nyeri: Kode 1400, Aktivitas Keperawatan.
3. Terapi Perilaku: Kode 4360, Aktivitas Keperawatan.
4. Mobilisasi: Kode 0200, Aktivitas Keperawatan.
5. Manajemen Cairan: Kode 4120, Aktivitas Keperawatan. -
Article No. 1569 | 08 Oct 2024
Klinis : mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi mual.
Diagnosa Keperawatan:
Mual (Nausea)
Definisi:
Perasaan tidak nyaman di daerah perut yang dapat disebabkan oleh rangsangan pada sistem gastrointestinal yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah.
SDKI:
Karakteristik Definisi:
1. Perasaan tidak nyaman di daerah perut
2. Keinginan untuk muntah
Faktor Berhubungan:
1. Obat-obatan
2. Infeksi gastrointestinal
3. Perubahan metabolisme
4. Cedera saraf
5. Stres psikologis
SLKI:
Luaran yang Diharapkan:
1. Pasien melaporkan penurunan frekuensi mual
2. Pasien melaporkan penurunan intensitas mual
3. Pasien melaporkan peningkatan rasa nyaman
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Mual
2. Terapi Cairan
3. Manajemen Nyeri
4. Manajemen Stres
Penjelasan Singkat:
Mual merupakan perasaan tidak nyaman di daerah perut yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti obat-obatan, infeksi gastrointestinal, perubahan metabolisme, cedera saraf, dan stres psikologis. Tujuan penanganan mual adalah untuk menurunkan frekuensi dan intensitas mual serta meningkatkan rasa nyaman pada pasien. Intervensi yang dapat dilakukan antara lain manajemen mual, terapi cairan, manajemen nyeri, dan manajemen stres. -
Article No. 1570 | 08 Oct 2024
Klinis : mual karena kemoterapi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi mual akibat kemoterapi.
Diagnosa Keperawatan:
Mual (NAUSE)
Definisi:
Sensasi tidak nyaman dan tidak menyenangkan di perut yang dapat mengarah ke keinginan untuk muntah.
SDKI:
- Faktor yang berhubungan: Efek samping kemoterapi
- Gejala dan tanda mayor: Sensasi tidak nyaman di perut, keinginan untuk muntah
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mengendalikan mual, pasien dapat mempertahankan intake nutrisi yang adekuat.
SIKI:
- Intervensi keperawatan: Manajemen mual, manajemen nutrisi, edukasi mengenai mual akibat kemoterapi.
Penjelasan Singkat:
Mual merupakan salah satu efek samping yang sering terjadi pada pasien yang menjalani kemoterapi. Hal ini disebabkan oleh efek toksik obat-obatan kemoterapi pada saluran pencernaan. Diagnosa keperawatan "Mual" ditegakkan berdasarkan adanya sensasi tidak nyaman di perut dan keinginan untuk muntah yang dialami pasien.
Tujuan keperawatan yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan mual dan mempertahankan intake nutrisi yang adekuat. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi manajemen mual, manajemen nutrisi, serta edukasi mengenai mual akibat kemoterapi agar pasien dapat mengelola keluhan mual secara efektif.
Peran perawat dalam hal ini adalah sebagai seorang profesional kesehatan yang memiliki kompetensi dan pengalaman dalam mengelola efek samping kemoterapi, khususnya mual. Perawat bertugas untuk melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi, dan mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 1571 | 08 Oct 2024
Klinis : Berdasarkan informasi mengenai gangguan menstruasi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, peningkatan rasio LH/FSH, disfungsi ovulasi, siklus menstruasi tidak teratur (amenorea, oligomenorea), dan kesulitan berovulasi, ini diagnosa nya gimana
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar keperawatan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
Pola Menstruasi Tidak Efektif
Definisi (SDKI):
Pola menstruasi yang tidak sesuai dengan pola normal atau harapan individu yang disebabkan oleh faktor fisiologis.
Batasan Karakteristik (SDKI):
- Amenorea
- Oligomenorea
- Dismenorea
- Disfungsi ovulasi
- Peningkatan rasio LH/FSH
Faktor Berhubungan (SDKI):
- Ketidakseimbangan hormonal
- Penyakit kronis
- Stres
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Pola Menstruasi
2. Pengetahuan tentang Menstruasi
3. Perilaku Perawatan Diri
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Pola Menstruasi
- Kaji pola menstruasi
- Identifikasi faktor yang mempengaruhi
- Berikan edukasi tentang menstruasi dan perawatannya
2. Terapi Hormon
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait untuk pemberian terapi hormon
- Pantau efek terapi
Jadi, dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Pola Menstruasi Tidak Efektif" yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal, peningkatan rasio LH/FSH, dan disfungsi ovulasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen pola menstruasi dan terapi hormon. -
Article No. 1572 | 08 Oct 2024
Klinis : Cabang Masalah: B1: Gangguan Menstruasi Ketidakseimbangan hormon kelenjar Peningkatan rasio LH/FSH Disfungsi ovulasi Siklus menstruasi tidak teratur (amenorea, oligomenorea) Kesulitan berovulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Menstruasi
Definisi:
Gangguan dalam sirkulasi menstruasi yang normal, termasuk perubahan frekuensi, durasi, jumlah, atau karakteristik perdarahan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan hormon kelenjar
- Peningkatan rasio LH/FSH
- Disfungsi ovulasi
- Siklus menstruasi tidak teratur (amenorea, oligomenorea)
- Kesulitan berovulasi
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Siklus menstruasi kembali normal
- Kadar hormon dalam kisaran normal
- Tidak ada tanda-tanda ovulasi yang tidak normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemeriksaan laboratorium (kadar hormon)
- Intervensi farmakologis (obat-obatan untuk menyeimbangkan hormon)
- Edukasi kepada pasien mengenai gangguan pola menstruasi dan manajemen gejala
Penjelasan singkat:
Gangguan pola menstruasi dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, seperti peningkatan rasio LH/FSH dan disfungsi ovulasi, yang menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur (amenorea, oligomenorea) dan kesulitan berovulasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan laboratorium, intervensi farmakologis, serta edukasi kepada pasien untuk mengelola gejala dan menjaga kesehatan reproduksi. -
Article No. 1573 | 08 Oct 2024
Klinis : Risiko Infertilitas kode SDKI NYA APA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi risiko infertilitas.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infertilitas (SDKI kode: 00183)
Definisi:
Risiko Infertilitas adalah keadaan di mana individu/pasangan memiliki kemungkinan mengalami kesulitan untuk mencapai kehamilan/fertilisasi.
Faktor Risiko:
- Riwayat infertilitas sebelumnya
- Gangguan fungsi reproduksi
- Penyakit kronis
- Gaya hidup tidak sehat
- Usia lanjut
- Stres
Tujuan Keperawatan:
1. Pasien/pasangan dapat memahami faktor risiko infertilitas.
2. Pasien/pasangan dapat mengelola faktor risiko infertilitas.
3. Pasien/pasangan dapat menunjukkan peningkatan kemampuan untuk mencapai kehamilan.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Edukasi tentang infertilitas
2. Dukungan psikologis
3. Manajemen stres
4. Konseling gaya hidup sehat
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya spesialis reproduksi)
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Pemahaman pasien/pasangan tentang infertilitas meningkat
2. Kemampuan pasien/pasangan dalam mengelola faktor risiko infertilitas meningkat
3. Kemampuan pasien/pasangan dalam mencapai kehamilan meningkat
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien/pasangan untuk memahami kondisi risiko infertilitas dan mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Intervensi yang saya lakukan akan berfokus pada edukasi, dukungan psikologis, pengelolaan stres, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mendukung pasien/pasangan dalam mencapai kehamilan. -
Article No. 1574 | 08 Oct 2024
Klinis : b2 : Hiperandrogenisme Produksi androgen yang meningkat Pertumbuhan rambut berlebih di wajah dan tubuh (hirsutisme) Jerawat Penipisan rambut di kepala (alopecia) diagnosanya apa dan kode sdki nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi hiperandrogenisme yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Kode SDKI: b2. Hiperandrogenisme
Definisi:
Hiperandrogenisme adalah kondisi yang ditandai dengan peningkatan produksi androgen, yang dapat menyebabkan berbagai gejala seperti pertumbuhan rambut berlebih di wajah dan tubuh (hirsutisme), jerawat, dan penipisan rambut di kepala (alopecia).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Hormon: Keteraturan kadar hormon sesuai dengan normal
- Integritas Kulit: Kondisi kulit yang sehat dan tidak mengalami kerusakan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Hiperandrogenisme
- Terapi Hormonal
- Edukasi Gaya Hidup Sehat
Penjelasan Singkat:
Hiperandrogenisme dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti sindrom ovarium polikistik, tumor adrenal, atau kondisi lainnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen hiperandrogenisme melalui pengelolaan kadar hormon, terapi hormonal sesuai rekomendasi dokter, serta edukasi gaya hidup sehat untuk mengendalikan gejala-gejala yang muncul. Tujuan utamanya adalah mencapai kontrol hormon yang normal dan mempertahankan integritas kulit yang sehat.
Perawat memiliki peran penting dalam mengidentifikasi dan mengelola kondisi hiperandrogenisme, bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan penegakan diagnosis yang tepat dan pemberian intervensi yang sesuai. -
Article No. 1575 | 08 Oct 2024
Klinis : B2: Hiperandrogenisme Produksi androgen yang meningkat Pertumbuhan rambut berlebih di wajah dan tubuh (hirsutisme) Jerawat Penipisan rambut di kepala (alopecia) MK: Pertumbuhan Rambut Berlebih kode sdki nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Pola Aktivitas Tidur Terganggu
Penjelasan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00004
Definisi: Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0001 Pola Tidur yang Efektif
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola tidur yang sehat dan memulihkan fungsi tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6460 Manajemen Tidur
Definisi: Peningkatan kualitas dan kuantitas tidur untuk memenuhi kebutuhan istirahat pasien.
Sebagai perawat profesional, saya akan membantu Anda dalam mengelola kondisi Hiperandrogenisme yang Anda alami. Saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, membantu Anda mengidentifikasi masalah tidur yang mungkin terkait dengan kondisi ini, dan menyusun rencana perawatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Tujuan kami adalah membantu Anda mencapai pola tidur yang efektif dan memulihkan fungsi tubuh Anda secara optimal. -
Article No. 1576 | 08 Oct 2024
Klinis : Clinical Pathway untuk PCOS (Sindrom Ovarium Polikistik) Faktor: Faktor Intrinsik: Predisposisi genetik, ketidakseimbangan hormon. Faktor Ekstrinsik: Gaya hidup (pola makan, kurang aktivitas fisik), stres, faktor lingkungan. cabang masalah dan diagnosa sesuai kode sdki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) berdasarkan faktor intrinsik dan ekstrinsik yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Berat Badan (00001)
- Ditandai dengan peningkatan berat badan dan/atau indeks massa tubuh (IMT) di atas normal, yang diakibatkan oleh faktor ekstrinsik berupa gaya hidup seperti pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
- Ditandai dengan ketidakmampuan individu dalam mengintegrasikan perilaku sehat ke dalam gaya hidup, yang dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik seperti stres dan faktor lingkungan.
3. Aktivitas Intoleransi (00092)
- Ditandai dengan keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diakibatkan oleh faktor intrinsik berupa ketidakseimbangan hormonal.
4. Gangguan Citra Tubuh (00118)
- Ditandai dengan persepsi negatif terhadap penampilan fisik, yang dapat dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik seperas gaya hidup dan faktor lingkungan.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan mengkategorikan masalah keperawatan pasien. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi perawat di Indonesia yang berperan dalam mengembangkan dan menetapkan standar-standar tersebut. Penggunaan SDKI-SLKI-SIKI dalam praktik keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar yang digunakan dalam penanganan pasien dengan Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS). Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan.