Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1572 | 08 Oct 2024
Klinis : Cabang Masalah: B1: Gangguan Menstruasi Ketidakseimbangan hormon kelenjar Peningkatan rasio LH/FSH Disfungsi ovulasi Siklus menstruasi tidak teratur (amenorea, oligomenorea) Kesulitan berovulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Menstruasi
Definisi:
Gangguan dalam sirkulasi menstruasi yang normal, termasuk perubahan frekuensi, durasi, jumlah, atau karakteristik perdarahan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan hormon kelenjar
- Peningkatan rasio LH/FSH
- Disfungsi ovulasi
- Siklus menstruasi tidak teratur (amenorea, oligomenorea)
- Kesulitan berovulasi
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Siklus menstruasi kembali normal
- Kadar hormon dalam kisaran normal
- Tidak ada tanda-tanda ovulasi yang tidak normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemeriksaan laboratorium (kadar hormon)
- Intervensi farmakologis (obat-obatan untuk menyeimbangkan hormon)
- Edukasi kepada pasien mengenai gangguan pola menstruasi dan manajemen gejala
Penjelasan singkat:
Gangguan pola menstruasi dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, seperti peningkatan rasio LH/FSH dan disfungsi ovulasi, yang menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur (amenorea, oligomenorea) dan kesulitan berovulasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan laboratorium, intervensi farmakologis, serta edukasi kepada pasien untuk mengelola gejala dan menjaga kesehatan reproduksi. -
Article No. 1573 | 08 Oct 2024
Klinis : Risiko Infertilitas kode SDKI NYA APA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi risiko infertilitas.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infertilitas (SDKI kode: 00183)
Definisi:
Risiko Infertilitas adalah keadaan di mana individu/pasangan memiliki kemungkinan mengalami kesulitan untuk mencapai kehamilan/fertilisasi.
Faktor Risiko:
- Riwayat infertilitas sebelumnya
- Gangguan fungsi reproduksi
- Penyakit kronis
- Gaya hidup tidak sehat
- Usia lanjut
- Stres
Tujuan Keperawatan:
1. Pasien/pasangan dapat memahami faktor risiko infertilitas.
2. Pasien/pasangan dapat mengelola faktor risiko infertilitas.
3. Pasien/pasangan dapat menunjukkan peningkatan kemampuan untuk mencapai kehamilan.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Edukasi tentang infertilitas
2. Dukungan psikologis
3. Manajemen stres
4. Konseling gaya hidup sehat
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya spesialis reproduksi)
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Pemahaman pasien/pasangan tentang infertilitas meningkat
2. Kemampuan pasien/pasangan dalam mengelola faktor risiko infertilitas meningkat
3. Kemampuan pasien/pasangan dalam mencapai kehamilan meningkat
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien/pasangan untuk memahami kondisi risiko infertilitas dan mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Intervensi yang saya lakukan akan berfokus pada edukasi, dukungan psikologis, pengelolaan stres, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mendukung pasien/pasangan dalam mencapai kehamilan. -
Article No. 1574 | 08 Oct 2024
Klinis : b2 : Hiperandrogenisme Produksi androgen yang meningkat Pertumbuhan rambut berlebih di wajah dan tubuh (hirsutisme) Jerawat Penipisan rambut di kepala (alopecia) diagnosanya apa dan kode sdki nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi hiperandrogenisme yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Kode SDKI: b2. Hiperandrogenisme
Definisi:
Hiperandrogenisme adalah kondisi yang ditandai dengan peningkatan produksi androgen, yang dapat menyebabkan berbagai gejala seperti pertumbuhan rambut berlebih di wajah dan tubuh (hirsutisme), jerawat, dan penipisan rambut di kepala (alopecia).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Hormon: Keteraturan kadar hormon sesuai dengan normal
- Integritas Kulit: Kondisi kulit yang sehat dan tidak mengalami kerusakan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Hiperandrogenisme
- Terapi Hormonal
- Edukasi Gaya Hidup Sehat
Penjelasan Singkat:
Hiperandrogenisme dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti sindrom ovarium polikistik, tumor adrenal, atau kondisi lainnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen hiperandrogenisme melalui pengelolaan kadar hormon, terapi hormonal sesuai rekomendasi dokter, serta edukasi gaya hidup sehat untuk mengendalikan gejala-gejala yang muncul. Tujuan utamanya adalah mencapai kontrol hormon yang normal dan mempertahankan integritas kulit yang sehat.
Perawat memiliki peran penting dalam mengidentifikasi dan mengelola kondisi hiperandrogenisme, bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan penegakan diagnosis yang tepat dan pemberian intervensi yang sesuai. -
Article No. 1575 | 08 Oct 2024
Klinis : B2: Hiperandrogenisme Produksi androgen yang meningkat Pertumbuhan rambut berlebih di wajah dan tubuh (hirsutisme) Jerawat Penipisan rambut di kepala (alopecia) MK: Pertumbuhan Rambut Berlebih kode sdki nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Pola Aktivitas Tidur Terganggu
Penjelasan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00004
Definisi: Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0001 Pola Tidur yang Efektif
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola tidur yang sehat dan memulihkan fungsi tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6460 Manajemen Tidur
Definisi: Peningkatan kualitas dan kuantitas tidur untuk memenuhi kebutuhan istirahat pasien.
Sebagai perawat profesional, saya akan membantu Anda dalam mengelola kondisi Hiperandrogenisme yang Anda alami. Saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, membantu Anda mengidentifikasi masalah tidur yang mungkin terkait dengan kondisi ini, dan menyusun rencana perawatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Tujuan kami adalah membantu Anda mencapai pola tidur yang efektif dan memulihkan fungsi tubuh Anda secara optimal. -
Article No. 1576 | 08 Oct 2024
Klinis : Clinical Pathway untuk PCOS (Sindrom Ovarium Polikistik) Faktor: Faktor Intrinsik: Predisposisi genetik, ketidakseimbangan hormon. Faktor Ekstrinsik: Gaya hidup (pola makan, kurang aktivitas fisik), stres, faktor lingkungan. cabang masalah dan diagnosa sesuai kode sdki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) berdasarkan faktor intrinsik dan ekstrinsik yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Berat Badan (00001)
- Ditandai dengan peningkatan berat badan dan/atau indeks massa tubuh (IMT) di atas normal, yang diakibatkan oleh faktor ekstrinsik berupa gaya hidup seperti pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
- Ditandai dengan ketidakmampuan individu dalam mengintegrasikan perilaku sehat ke dalam gaya hidup, yang dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik seperti stres dan faktor lingkungan.
3. Aktivitas Intoleransi (00092)
- Ditandai dengan keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diakibatkan oleh faktor intrinsik berupa ketidakseimbangan hormonal.
4. Gangguan Citra Tubuh (00118)
- Ditandai dengan persepsi negatif terhadap penampilan fisik, yang dapat dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik seperas gaya hidup dan faktor lingkungan.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan mengkategorikan masalah keperawatan pasien. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi perawat di Indonesia yang berperan dalam mengembangkan dan menetapkan standar-standar tersebut. Penggunaan SDKI-SLKI-SIKI dalam praktik keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar yang digunakan dalam penanganan pasien dengan Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS). Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 1577 | 08 Oct 2024
Klinis : B2: Hiperandrogenisme Produksi androgen yang meningkat Pertumbuhan rambut berlebih di wajah dan tubuh (hirsutisme) Jerawat Penipisan rambut di kepala (alopecia) MK: Pertumbuhan Rambut Berlebih kode sdkinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Eliminasi Urine
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu hiperandrogenisme dengan gejala seperti produksi androgen yang meningkat, pertumbuhan rambut berlebih di wajah dan tubuh (hirsutisme), jerawat, serta penipisan rambut di kepala (alopesia), maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Pola Eliminasi Urine.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode MK: Pertumbuhan Rambut Berlebih
Definisi: Peningkatan pertumbuhan rambut yang melebihi normal atau yang biasa terjadi pada seseorang.
Karakteristik Mayor: Pertumbuhan rambut yang berlebih di wajah, tubuh, atau kepala.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Klien menunjukkan penurunan jumlah rambut yang berlebih.
2. Klien menunjukkan peningkatan kepercayaan diri.
3. Klien menunjukkan peningkatan kemampuan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Hirsutisme
2. Terapi Farmakologis
3. Edukasi Kesehatan
4. Dukungan Emosional
Sebagai perawat, saya akan membantu klien mengelola kondisi hiperandrogenismenya melalui intervensi-intervensi yang sesuai dan memberikan dukungan emosional agar klien dapat meningkatkan kepercayaan diri serta kualitas hidup. -
Article No. 1578 | 08 Oct 2024
Klinis : kode Gangguan Pola Eliminasi Urine
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kode Gangguan Pola Eliminasi Urine.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Eliminasi Urine
Definisi:
Gangguan pola eliminasi urine adalah ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan eliminasi urine secara efektif, yang ditandai dengan perubahan frekuensi, volume, atau pengeluaran urine.
Faktor Terkait:
1. Penyakit ginjal atau sistem urinaria
2. Obstruksi saluran urinaria
3. Infeksi saluran urinaria
4. Perubahan fisiologis akibat usia
5. Penurunan mobilitas
6. Penggunaan obat-obatan
Karakteristik Definisi:
1. Perubahan frekuensi berkemih
2. Perubahan volume urine
3. Nyeri atau rasa tidak nyaman saat berkemih
4. Inkontinensia urine
5. Retensi urine
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola eliminasi urine kembali normal
2. Tingkat kenyamanan terkait eliminasi urine meningkat
3. Tidak terjadi komplikasi terkait gangguan eliminasi urine
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Eliminasi Urine
2. Perawatan Inkontinensia Urine
3. Manajemen Retensi Urine
4. Edukasi Eliminasi Urine
Dengan demikian, diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kode Gangguan Pola Eliminasi Urine telah saya paparkan. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 1579 | 08 Oct 2024
Klinis : keterbatasan pergerakkan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang Anda minta mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi keterbatasan pergerakan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: M62.81
- Deskripsi: Kelainan otot yang mengakibatkan keterbatasan pergerakan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.84
- Deskripsi: Terapi fisik dan rehabilitasi lainnya, termasuk terapi latihan untuk meningkatkan rentang gerak sendi dan kekuatan otot.
Penjelasan:
Kondisi keterbatasan pergerakan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera otot, kondisi neurologis, atau kelainan muskuloskeletal lainnya. Kode ICD-10 M62.81 menggambarkan kelainan otot yang menghambat pergerakan normal. Pada kasus ini, penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah terapi fisik dan rehabilitasi (kode ICD-9-CM 93.84) untuk meningkatkan rentang gerak sendi dan kekuatan otot, sehingga dapat memperbaiki fungsi pergerakan pasien.
Dalam praktik klinis, pemilihan kode diagnosis dan prosedur medis yang tepat sangat penting untuk dokumentasi yang akurat, penagihan yang sesuai, serta perencanaan dan pemantauan perawatan pasien yang efektif. -
Article No. 1580 | 08 Oct 2024
Klinis : keterbatasan pergerakkan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi keterbatasan pergerakan.
Diagnosa Keperawatan:
Keterbatasan Mobilitas Fisik
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Keterbatasan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai kemampuan yang terbatas untuk melakukan gerakan yang bebas dan mandiri dalam lingkungan. Karakteristik definisi ini mencakup adanya hambatan dalam rentang gerak sendi, kekuatan otot, dan koordinasi yang menghambat aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Keterbatasan Mobilitas Fisik adalah peningkatan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, baik dalam hal pergerakan, rentang gerak sendi, dan koordinasi otot.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi Keterbatasan Mobilitas Fisik meliputi:
1. Manajemen Aktivitas: Membantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan menyediakan alat bantu, memfasilitasi latihan, dan mengoptimalkan lingkungan.
2. Terapi Latihan: Melakukan latihan fisik untuk meningkatkan kekuatan otot, rentang gerak, dan koordinasi.
3. Manajemen Nyeri: Mengelola nyeri yang mungkin muncul sebagai faktor penghambat mobilitas.
4. Edukasi: Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga mengenai pentingnya mobilitas dan strategi untuk meningkatkannya.
Dengan pendekatan holistik berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi Keterbatasan Mobilitas Fisik pada klien. -
Article No. 1581 | 08 Oct 2024
Klinis : mual karena kemoterapi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi mual karena kemoterapi.
Diagnosa Keperawatan:
Mual (SDKI)
Definisi:
Sensasi tidak nyaman di perut yang mengarah pada dorongan untuk muntah.
Penyebab:
Kemoterapi
Gejala dan Tanda:
- Sensasi ingin muntah
- Mual
- Salivasi berlebih
- Anoreksia
Tujuan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien melaporkan mual berkurang.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital stabil.
3. Pasien dapat mempertahankan intake nutrisi dan cairan yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen mual:
- Berikan obat antiemetik sesuai resep.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
- Atur lingkungan yang nyaman.
- Batasi asupan makanan dan minuman yang dapat memicu mual.
2. Manajemen nutrisi:
- Identifikasi faktor yang memengaruhi nafsu makan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang sesuai.
- Pantau intake nutrisi dan cairan pasien.
3. Manajemen hidrasi:
- Pantau tanda-tanda dehidrasi.
- Berikan cairan sesuai kebutuhan pasien.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk terapi cairan jika diperlukan.
Evaluasi (SLKI):
1. Pasien melaporkan mual berkurang.
2. Tanda-tanda vital pasien stabil.
3. Pasien dapat mempertahankan intake nutrisi dan cairan yang adekuat.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan.