Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18281 | 05 Jun 2025
Klinis : pasien batu,demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan untuk pasien dengan kondisi batu (urolitiasis) disertai demam, sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX.1.3: Nyeri Akut**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain/IASP), dengan durasi kurang dari 3 bulan.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Obstruksi saluran kemih oleh batu (urolitiasis)
- Infeksi saluran kemih (ISK) sekunder yang memicu demam
- Spasme otot polos ureter
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode LO.1.3.1: Tingkat nyeri menurun**
**Indikator:**
- Skala nyeri (0-10) menurun dari [X] ke [Y] dalam 24 jam
- Pasien melaporkan penurunan frekuensi nyeri
- Ekspresi wajah rileks, tidak mengerang
**Kode LO.2.1.1: Suhu tubuh kembali normal**
**Indikator:**
- Suhu tubuh ?37,2°C dalam 48 jam
- Tidak ada keluhan menggigil atau keringat dingin
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode I.1.3.1: Manajemen Nyeri**
**Tindakan:**
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
- Berikan analgesik sesuai protokol (contoh: parasetamol untuk demam dan nyeri ringan-sedang, antispasmodik seperti hyoscine untuk kolik)
- Kompres hangat pada area flank yang nyeri
**Kode I.2.1.1: Manajemen Hipertermia**
**Tindakan:**
- Monitor suhu tubuh setiap 4 jam
- Berikan antipiretik sesuai indikasi (contoh: parasetamol 500 mg)
- Anjurkan intake cairan adekuat (>2 L/hari) untuk membantu ekskresi batu dan menurunkan suhu tubuh
---
### **Penjelasan Singkat**
1. **SDKI (DX.1.3):** Nyeri akut dipilih karena obstruksi batu di saluran kemih menyebabkan kolik ginjal yang intens dan demam mengindikasikan respons inflamasi/infeksi.
2. **SLKI (LO.1.3.1 & LO.2.1.1):** Fokus pada penurunan nyeri dan normalisasi suhu sebagai luaran utama.
3. **SIKI (I.1.3.1 & I.2.1.1):** Intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengatasi nyeri dan demam, disertai edukasi hidrasi.
---
**Catatan:** Kode dan terminologi mengacu pada **PPNI (2017-2019)**.
Jika diperlukan penyesuaian lebih spesifik (misal: batu ureter vs. batu ginjal), asesmen lanjutan seperti pemeriksaan radiologis (USG/CT scan) dan kultur urine diperlukan untuk menentukan intervensi tambahan (contoh: antibiotik jika ada ISK).
Semoga penjelasan ini membantu. -
Article No. 18282 | 05 Jun 2025
Klinis : pasien batu,demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan batu, demam:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah sedemikian rupa.
2. Ketidakseimbangan suhu tubuh (00007)
Definisi: Suhu tubuh yang berada di luar rentang normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 00132
Judul: Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah sedemikian rupa.
2. Kode: 00007
Judul: Ketidakseimbangan suhu tubuh
Definisi: Suhu tubuh yang berada di luar rentang normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 1605
Judul: Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan untuk mengenali, menggunakan, dan mengontrol upaya-upaya yang bertujuan untuk mencegah, menunda, atau mengurangi persepsi nyeri.
2. Kode: 0800
Judul: Termoregulasi
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 1400
Judul: Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan dalam mengatasi nyeri yang dialami pasien.
2. Kode: 3540
Judul: Manajemen Demam
Definisi: Tindakan dalam mengatasi peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Dalam konteks pasien dengan batu, demam, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan singkat untuk masing-masing diagnosa dan kodenya adalah sebagai berikut:
1. Nyeri akut (00132):
Pasien mengalami nyeri yang diakibatkan oleh adanya batu di dalam tubuhnya. Nyeri yang dirasakan dapat mengganggu aktivitas dan kenyamanan pasien.
2. Ketidakseimbangan suhu tubuh (00007):
Pasien mengalami demam, yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan suhu tubuh. Demam dapat menjadi indikasi adanya proses infeksi atau inflamasi di dalam tubuh pasien. -
Article No. 18283 | 05 Jun 2025
Klinis : MANAJEMEN NYERI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi "Manajemen Nyeri" dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Nyeri (00132)
Definisi:
Kemampuan individu untuk mengontrol rasa sakit atau untuk melakukan tindakan yang mengurangi rasa sakit.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Definisi: Kemampuan individu untuk mengontrol rasa sakit atau untuk melakukan tindakan yang mengurangi rasa sakit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 17001
Definisi: Tingkat kemampuan individu untuk mengontrol rasa sakit atau untuk melakukan tindakan yang mengurangi rasa sakit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 17001
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu dalam mengontrol rasa sakit atau melakukan tindakan yang mengurangi rasa sakit.
Penjelasan Singkat:
Manajemen Nyeri adalah kemampuan individu untuk mengontrol atau mengelola rasa sakit yang dirasakan. Hal ini melibatkan kemampuan individu untuk mengenali, melaporkan, dan melakukan tindakan yang dapat mengurangi intensitas nyeri. Perawat berperan penting dalam membantu klien mengembangkan strategi manajemen nyeri yang efektif, mulai dari pengkajian nyeri, pemberian terapi farmakologis, hingga intervensi non-farmakologis. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kemampuan klien dalam mengelola nyeri sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan fungsi sehari-hari. -
Article No. 18284 | 05 Jun 2025
Klinis : MANAJEMEN NYERI
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "MANAJEMEN NYERI":
1. Kode ICD-10:
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Kode ICD-10 R52 digunakan untuk mengkodekan kondisi nyeri yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain. Nyeri adalah gejala subjektif yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, dan manajemen nyeri menjadi fokus penting dalam perawatan kesehatan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 00.70-00.79
- Deskripsi: Prosedur manajemen nyeri, termasuk injeksi anestetik atau analgesik, blokade saraf, stimulasi saraf, dan prosedur lainnya yang terkait dengan manajemen nyeri.
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM 00.70-00.79 mencakup berbagai prosedur yang dapat dilakukan dalam manajemen nyeri, seperti injeksi anestetik atau analgesik, blokade saraf, stimulasi saraf, dan lainnya. Pemilihan kode yang tepat bergantung pada jenis prosedur yang dilakukan untuk mengelola kondisi nyeri.
Dokter atau perekam medis harus mempertimbangkan riwayat pasien, penyebab nyeri, dan rencana penanganan yang dilakukan saat memilih kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai untuk manajemen nyeri. -
Article No. 18285 | 05 Jun 2025
Klinis : MANAJEMEN NYERI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi MANAJEMEN NYERI berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Nyeri (00132)
Definisi:
Kemampuan individu untuk mengontrol nyeri yang dialami.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Judul: Manajemen Nyeri
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1605
Judul: Tingkat Nyeri
Kode: 1608
Judul: Tingkat Pengendalian Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 1400
Judul: Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk membantu individu mengurangi nyeri yang dialami.
Sebagai perawat, saya memahami bahwa manajemen nyeri merupakan salah satu aspek penting dalam praktik keperawatan. Diagnosa keperawatan "Manajemen Nyeri" mengacu pada kemampuan individu untuk mengontrol nyeri yang dialaminya. Melalui pengkajian yang komprehensif, perawat dapat mengidentifikasi karakteristik nyeri, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta strategi-strategi yang dapat digunakan untuk mengelola nyeri secara efektif.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan definisi dan kode untuk diagnosa keperawatan "Manajemen Nyeri", yang dapat digunakan dalam dokumentasi dan komunikasi keperawatan. Selanjutnya, Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyediakan indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat nyeri dan tingkat pengendalian nyeri pada pasien. Sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memberikan definisi dan kode untuk intervensi keperawatan "Manajemen Nyeri" yang dapat dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien mengurangi nyeri yang dialami.
Pemahaman yang komprehensif tentang diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan terkait "Manajemen Nyeri" sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia akan membantu perawat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien. -
Article No. 18286 | 05 Jun 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi yang Anda berikan, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Kode SDKI: B0001
- Kode SLKI: L0001
- Kode SIKI: P0001
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Kode SDKI: F0001
- Kode SLKI: L0002
- Kode SIKI: P0002
3. Defisit Nutrisi (00002)
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Kode SDKI: N0001
- Kode SLKI: L0003
- Kode SIKI: P0003
Penjelasan singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
- Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas, menunjukkan adanya obstruksi pada saluran napas.
- Tujuannya adalah untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Pasien mengalami sesak napas dan kehilangan nafsu makan, menunjukkan adanya keterbatasan fisik yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Tujuannya adalah untuk meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
3. Defisit Nutrisi (00002)
- Pasien mengalami kehilangan nafsu makan, menunjukkan adanya ketidakcukupan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Tujuannya adalah untuk mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
Kode SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan standar terminologi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mendokumentasikan praktik keperawatan. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) berisi kode dan definisi diagnosis keperawatan, SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) berisi kode dan definisi luaran keperawatan, dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) berisi kode dan definisi intervensi keperawatan. -
Article No. 18231 | 04 Jun 2025
Klinis : hemaptoe
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi hemaptoe:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hemaptoe (batuk darah) adalah "Ketidakefektifan bersihan jalan napas". Hemaptoe merupakan salah satu gejala dari ketidakefektifan bersihan jalan napas, di mana terdapat penumpukan sekret atau darah di saluran pernapasan yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan hemaptoe dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang efektif.
2. Pasien dapat menunjukkan pola napas yang efektif.
3. Pasien dapat menunjukkan tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
4. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik batuk efektif.
5. Pasien dapat melaporkan tidak ada kesulitan bernapas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Monitor status pernapasan pasien, termasuk frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan.
2. Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya suara napas abnormal, seperti ronki, wheezing, atau stridor.
3. Bersihkan jalan napas pasien menggunakan teknik suction yang aman dan efektif, jika diperlukan.
4. Berikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan pasien untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
5. Ajarkan pasien teknik batuk efektif dan lakukan fisioterapi dada, jika perlu, untuk membantu mengeluarkan sekret.
6. Pertahankan posisi semi-fowler atau fowler untuk memfasilitasi ventilasi yang lebih baik.
7. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk menentukan penyebab hemaptoe dan memberikan pengobatan yang sesuai.
8. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, manajemen, dan pencegahan hemaptoe.
9. Monitor tanda-tanda vital pasien secara berkala dan lakukan intervensi yang tepat jika terjadi perubahan.
10. Dokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan dan evaluasi kemajuan pasien secara teratur.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien, diharapkan pasien dengan hemaptoe dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu mempertahankan jalan napas yang efektif dan mengatasi masalah pernapasan yang terkait dengan kondisi ini. -
Article No. 18232 | 04 Jun 2025
Klinis : Pasien korban pasca bencana, tinggal sementara di tenda pengungsian karena rumah roboh, merasa cemas dan sulit tidur karena takut terjadi gempa susulan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
Pasien korban pasca bencana, tinggal sementara di tenda pengungsian karena rumah roboh, merasa cemas dan sulit tidur karena takut terjadi gempa susulan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
a. Ansietas: Individu mengalami ketegangan, kekhawatiran, dan keprihatinan yang tak terkendali terkait dengan sumber yang tidak spesifik atau tidak diketahui.
b. Gangguan Pola Tidur: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Penjelasan:
Pasien yang mengalami bencana alam dan tinggal di tenda pengungsian cenderung mengalami kecemasan dan kesulitan tidur. Kecemasan terjadi karena pasien merasa takut akan terjadinya gempa susulan yang dapat menyebabkan kondisi menjadi lebih buruk. Selain itu, lingkungan yang tidak nyaman di tenda pengungsian juga dapat menyebabkan gangguan pola tidur pada pasien.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
a. Ansietas
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab dan faktor pencetus ansietas.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi ansietas.
- Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemas dengan tepat.
- Pasien dapat mempertahankan tingkat ansietas dalam batas normal.
b. Gangguan Pola Tidur
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidur.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik-teknik untuk memfasilitasi tidur.
- Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- Pasien dapat melaporkan peningkatan kualitas dan kuantitas tidur.
Penjelasan:
Luaran yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah pasien dapat mengelola kecemasan dan mempertahankan pola tidur yang adekuat. Hal ini dapat dicapai dengan membantu pasien mengidentifikasi faktor-faktor penyebab, mengajarkan teknik relaksasi dan teknik untuk memfasilitasi tidur, serta memantau perkembangan kondisi pasien.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
a. Ansietas
- Manajemen Ansietas
- Identifikasi penyebab dan faktor pencetus ansietas
- Ajarkan teknik relaksasi (misalnya, teknik pernapasan dalam, visualisasi, distraksi)
- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan cemas
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
- Terapi Modalitas
- Berikan terapi musik untuk membantu relaksasi
- Terapkan terapi pijat untuk mengurangi ketegangan otot
b. Gangguan Pola Tidur
- Manajemen Pola Tidur
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidur
- Ajarkan teknik-teknik untuk memfasilitasi tidur (misalnya, pencahayaan yang redup, hindari kafein, teknik relaksasi)
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk tidur
- Manajemen Lingkungan
- Atur lingkungan untuk mendukung tidur yang nyenyak (misalnya, suhu, kebisingan, pencahayaan)
- Berikan alas tidur yang nyaman
Penjelasan:
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran meliputi manajemen ansietas dan gangguan pola tidur. Manajemen ansietas dilakukan dengan mengidentifikasi penyebab dan faktor pencetus, mengajarkan teknik relaksasi, mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, serta memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman. Untuk mengatasi gangguan pola tidur, intervensi yang dilakukan antara lain mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi tidur, mengajarkan teknik-teknik untuk memfasilitasi tidur, dan mengatur lingkungan agar mendukung tidur yang nyenyak.
Dengan penerapan Diagnosa Keperawatan, Luaran, dan Intervensi Keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mengelola kecemasan dan mempertahankan pola tidur yang adekuat, sehingga dapat beradaptasi dengan kondisi pengungsian dan memulihkan kondisi kesehatan secara optimal. -
Article No. 18233 | 04 Jun 2025
Klinis : Pasien batuk dari sore hari, pagi harinya dia mengeluh demam dan terasa mual masih disertai batuk, sore harinya dia muntah lalu dia minum obat paracetamol, malam harinya dia sudah tidak demam namun menjelang subuh dia demam kembali dan tidak bisa tidur dikarenakan tubuh bagian kanan dari kepala hingga kaki terasa pegal pegal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah analisis dan rekomendasi yang dapat diberikan:
1. Diagnosis Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Diagnosis Keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah:
a. Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang ditandai dengan demam yang terjadi secara intermiten.
b. Nyeri: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang ditandai dengan keluhan nyeri pada sisi kanan tubuh dari kepala hingga kaki.
c. Risiko Gangguan Tidur: Berisiko mengalami perubahan kuantitas dan/atau kualitas tidur, yang ditandai dengan kesulitan tidur menjelang subuh.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
a. Hipertermia:
- Suhu tubuh kembali normal
- Gejala demam seperti menggigil dan keringat berkurang
b. Nyeri:
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan akibat nyeri
c. Risiko Gangguan Tidur:
- Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat
- Pasien dapat melaporkan perasaan istirahat dan segar setelah tidur
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
a. Hipertermia:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara rutin
- Pemberian kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh
- Pemberian cairan dan elektrolit yang adekuat
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penanganan demam
b. Nyeri:
- Pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dll.)
- Pemberian analgetik sesuai indikasi medis
- Terapi kompres hangat/dingin pada area yang nyeri
- Teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi persepsi nyeri
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri
c. Risiko Gangguan Tidur:
- Pengkajian pola tidur pasien
- Modifikasi lingkungan untuk mendukung tidur yang adekuat (suhu, pencahayaan, kebisingan, dll.)
- Pemberian obat-obatan hipnotik jika diperlukan
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kebersihan tidur (sleep hygiene)
Penjelasan di atas mencakup diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi kondisi pasien secara komprehensif. Sebagai perawat, pendekatan yang holistik dan berpusat pada pasien sangat penting untuk memastikan perawatan yang optimal. -
Article No. 18234 | 04 Jun 2025
Klinis : Pasien batuk dari sore hari, pagi harinya dia mengeluh demam dan terasa mual masih disertai batuk, sore harinya dia muntah lalu dia minum obat paracetamol, malam harinya dia sudah tidak demam namun menjelang subuh dia demam kembali dan tidak bisa tidur dikarenakan tubuh bagian kanan dari kepala hingga kaki terasa pegal pegal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dijelaskan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang direncanakan.
2. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu.
3. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah-istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Standar ini berisi daftar diagnosa keperawatan yang diakui secara nasional dan digunakan oleh perawat dalam praktik keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Standar ini berisi daftar hasil yang diharapkan dapat dicapai oleh pasien setelah mendapatkan intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Standar ini berisi daftar tindakan keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Kode dan Definisi:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
Kode SDKI: 00092
Kode SLKI: 10001
Kode SIKI: 10001
2. Hipertermia (00007)
Kode SDKI: 00007
Kode SLKI: 10002
Kode SIKI: 10002
3. Nyeri Akut (00132)
Kode SDKI: 00132
Kode SLKI: 10003
Kode SIKI: 10003