Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21971 | 07 Oct 2025
Klinis : Keluhan masuk: sesak nafas sudah seminggu, memberat tiba2 hari ini, mual muntah tidak ada.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Dispnea (Sesak Napas)
Kode ICD-10: R06.0
Deskripsi Singkat : Dispnea adalah istilah medis untuk sensasi subjektif kesulitan atau ketidaknyamanan saat bernapas, yang biasa dikenal sebagai sesak napas. Kode ICD-10 R06.0 digunakan secara spesifik untuk mengklasifikasikan gejala ini ketika diagnosis definitif yang menyebabkannya belum ditegakkan. Kode ini termasuk dalam Bab XVIII ICD-10 (Gejala, Tanda, dan Temuan Klinis dan Laboratorium Abnormal, Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain), yang menandakan bahwa ini adalah sebuah gejala, bukan penyakit akhir. Penggunaan kode ini sangat umum pada kunjungan awal atau di unit gawat darurat sebelum investigasi lengkap dilakukan. Sesak napas bisa menjadi manifestasi dari berbagai kondisi medis yang mendasari, seperti penyakit pernapasan (asma, PPOK, pneumonia), penyakit kardiovaskular (gagal jantung, serangan jantung), anemia, atau gangguan kecemasan. Berdasarkan keluhan "sesak nafas sudah seminggu, memberat tiba2", kode R06.0 adalah pilihan yang paling tepat untuk mencatat keluhan utama pasien sambil menunggu diagnosis penyebabnya.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti kodifikasi resmi oleh profesional medis.***
-
Article No. 21943 | 06 Oct 2025
Klinis : Pasien Menyatakan frustasi atau tidak mampu melaksanakan aktivitas sebelumnya Seluruh kebutuhan pasien bergantung penuh pada keluarga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Defisit Perawatan Diri
Kode SDKI: D.0109
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Defisit Perawatan Diri, dengan kode diagnosis D.0109 dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), didefinisikan sebagai kondisi di mana seorang individu tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri. Kondisi ini merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang paling fundamental karena menyentuh aspek dasar kebutuhan manusia, yaitu kemampuan untuk merawat tubuhnya sendiri. Ini mencakup berbagai aktivitas esensial sehari-hari seperti mandi, berpakaian dan berhias, makan, serta toileting (buang air besar dan kecil). Ketidakmampuan ini bukan sekadar masalah ketidaknyamanan, melainkan sebuah tantangan signifikan yang berdampak luas terhadap kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, martabat, dan kualitas hidup pasien secara keseluruhan. Pernyataan pasien yang merasa frustrasi atau tidak mampu melaksanakan aktivitas sebelumnya, ditambah dengan data objektif bahwa seluruh kebutuhannya bergantung penuh pada keluarga, adalah manifestasi klasik dari diagnosis ini. Frustrasi tersebut muncul dari hilangnya otonomi dan kemandirian, yang merupakan pukulan berat bagi harga diri seseorang.
Penyebab (etiologi) dari Defisit Perawatan Diri sangat bervariasi dan dapat dikategorikan menjadi beberapa faktor. Faktor utama sering kali berasal dari gangguan fisik, seperti gangguan muskuloskeletal (misalnya, fraktur, artritis berat) dan gangguan neuromuskular (misalnya, stroke, cedera tulang belakang, Multiple Sclerosis, penyakit Parkinson). Kondisi-kondisi ini secara langsung mengganggu kekuatan otot, koordinasi, rentang gerak, dan keseimbangan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas perawatan diri. Kelemahan umum, kelelahan kronis akibat penyakit sistemik (misalnya, gagal jantung, PPOK), atau nyeri yang tidak terkontrol juga dapat membuat aktivitas sederhana menjadi sangat sulit atau tidak mungkin dilakukan.
Selain faktor fisik, faktor kognitif dan psikologis memegang peranan penting. Gangguan kognitif seperti pada demensia, Alzheimer, atau cedera otak traumatis dapat merusak kemampuan individu untuk mengingat urutan langkah-langkah perawatan diri, mengenali isyarat tubuh (seperti rasa lapar atau kebutuhan untuk ke toilet), atau bahkan memahami pentingnya kebersihan pribadi. Dari sisi psikologis, kondisi seperti depresi berat dapat menyebabkan penurunan motivasi dan minat yang ekstrem (anhedonia), sehingga pasien tidak lagi memiliki energi atau keinginan untuk merawat diri. Ansietas atau kecemasan yang parah juga dapat melumpuhkan kemampuan seseorang untuk fokus dan melakukan aktivitas rutin.
Gejala dan tanda yang menjadi dasar penegakan diagnosis ini dibagi menjadi mayor dan minor. Tanda mayor objektif adalah yang paling jelas, yaitu observasi langsung bahwa pasien tidak mampu mandi, mengenakan pakaian, makan, atau ke toilet secara mandiri. Tanda mayor subjektif adalah ketika pasien secara verbal menolak untuk melakukan perawatan diri. Penolakan ini bisa jadi merupakan mekanisme koping terhadap rasa frustrasi, ketidakberdayaan, atau depresi. Sementara itu, tanda minor yang sering menyertai adalah kurangnya minat dalam melakukan perawatan diri, yang menunjukkan adanya komponen psikologis yang mendasari.
Dampak dari DefisitArticle No. 21945 | 06 Oct 2025
Klinis : Ansietas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Ansietas
Kode SDKI: D.0080
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Ansietas, dalam konteks Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), didefinisikan sebagai kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman. Berbeda dengan rasa takut yang merupakan respons terhadap ancaman nyata dan spesifik, ansietas adalah respons terhadap ancaman yang tidak jelas, bersifat internal, dan seringkali tidak dapat diidentifikasi secara langsung. Ini adalah perasaan khawatir, gelisah, atau tidak nyaman yang disertai dengan respons otonom. Ansietas merupakan pengalaman manusia yang universal dan dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan yang waspada terhadap potensi bahaya. Namun, ketika respons ini menjadi berlebihan, tidak proporsional dengan situasi, atau berlangsung dalam jangka waktu yang lama sehingga mengganggu fungsi sehari-hari, maka ia dianggap sebagai masalah keperawatan yang memerlukan intervensi.
Penyebab atau faktor risiko yang dapat memicu ansietas sangat beragam dan multifaktorial, dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori. Pertama, faktor krisis situasional, seperti perubahan besar dalam hidup (pernikahan, perceraian, kehilangan pekerjaan), menghadapi penyakit berat, atau prosedur medis invasif. Kedua, faktor psikologis, termasuk ancaman terhadap konsep diri, integritas diri, atau harga diri. Individu dengan riwayat trauma, kepribadian yang cenderung cemas, atau mekanisme koping yang tidak efektif lebih rentan mengalami ansietas. Ketiga, kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi, seperti kurangnya dukungan sosial, masalah finansial, atau ketidakamanan lingkungan. Keempat, faktor biologis, seperti penyalahgunaan zat (alkohol, kafein, narkotika), paparan toksin, atau adanya kondisi medis yang mendasari seperti gangguan tiroid, penyakit kardiovaskular, atau gangguan neurologis. Kelima, ancaman terhadap kematian, baik yang dialami sendiri (misalnya pada pasien terminal) maupun yang dialami orang terdekat. Terakhir, faktor interpersonal, seperti konflik dalam hubungan atau kurangnya kepuasan dalam interaksi sosial.
Manifestasi klinis ansietas dibagi menjadi gejala dan tanda mayor serta minor. Gejala dan tanda mayor adalah indikator utama yang sangat mungkin menunjukkan adanya ansietas. Secara subjektif, pasien akan melaporkan perasaan bingung, sulit berkonsentrasi, dan merasa sangat khawatir dengan akibat dari kondisi yang sedang dihadapinya. Secara objektif, perawat dapat mengobservasi pasien yang tampak gelisah (misalnya, tidak bisa duduk diam, mondar-mandir), tampak tegang (otot kaku, wajah tegang), dan melaporkan kesulitan untuk tidur (insomnia).
Sementara itu, gejala dan tanda minor memberikan data pendukung yang memperkuat diagnosis. Secara subjektif, pasien mungkin mengeluh pusing, anoreksia (kehilangan nafsu makan), palpitasi (jantung berdebar-debar), dan perasaan tidak berdaya. Secara objektif, perawat dapat mengukur adanya peningkatan frekuensi napas (takipnea), peningkatan frekuensi nadi (takikardia), dan peningkatan tekanan darah (hipertensi) sebagai akibat dari aktivasi sistem saraf simpatis. Tanda lain yang dapat diamati adalah diaforesis (berkeringat berlebihan), tremor (gemetar), kulit pucat, suara yang bergetar saat berbicara, dan kontak mata yang buruk.
Ansietas seringkali terkait dengan berbagai kondisi klinis. Pasien dengan penyakit kronis (misalnya, diabetes, gagal ginjal), penyakit terminal (kanker stadium akhir), atau penyakit autoimun (lupus, rheumatoid arthritis) sering mengalami ansietas terkait ketidakpastian prognosis dan beban pengobatan. Kondisi neurologis seperti stroke atau penyakit Parkinson juga dapat disertai ansietas. Prosedur pembedahan, baik sebelum maupun sesudah, merupakan pemicu umum. Selain itu, ansietas adalah komponen inti dari berbagai gangguan mental seperti gangguan stres pasca-trauma (PTSD), fobia spesifik, gangguan panik, dan gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder/GAD). Oleh karena itu, pengkajian yang komprehensif sangat penting untuk membedakan ansietas sebagai respons normal terhadap stresor atau sebagai bagian dari kondisi patologis yang lebih besar.Kode SLKI: L.09093
Luaran yang Diharapkan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan Tingkat Ansietas menurun dengan kriteria hasil sebagai berikut:
- Verbalisasi kebingungan menurun.
- Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun.
- Perilaku gelisah menurun.
- Perilaku tegang menurun.
- Keluhan pusing menurun.
- Frekuensi pernapasan membaik.
- Frekuensi nadi membaik.
- Tekanan darah membaik.
- Konsentrasi membaik.
- Pola tidur membaik.
- Kontak mata membaik.
- Pola berkemih membaik.
- Orientasi membaik.
Kode SIKI: I.09314
Intervensi Utama: Reduksi Ansietas
Tindakan:
Observasi
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (misalnya: kondisi, waktu, stresor).
- Identifikasi kemampuan pasien dalam mengambil keputusan.
- Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal).
Terapeutik
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan.
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan.
- Pahami situasi yang membuat ansietas dan dengarkan dengan penuh perhatian.
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
- Motivasi pasien untuk meng
-
Article No. 21946 | 06 Oct 2025
Klinis : Seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun datang dengan keluhan mengalami penurunan kesadaran kurang lebih 1 jam SMRS. Pasien datang ke IGD setelah mengalami kecelakaan motor (tunggal), terjatuh sendiri dan masuk kedalam lubang irigasi jalan. Pasien ditemukan sudah tidak sadarkan diri kurang lebih 1 jam SMRS. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran Somnolen, GCS 9 (E3V3M3), tanda vital tekanan darah 130/60mmHg, nadi100x/menit, kuat reguler, respirasi 28x/menit, pernafasan dangkal, suhu 35,8 o C, SPO2 82%. Pupil isokor (3mm), reflek pupil langsung dan tidak langsung mata kanan dan kiri (+), pada leher terdapat jejas bagian kiri (+), pada dinding dada didapati hasil Inspeksi pergerakan dada asimetris (pergerakan dada kiri tertinggal), retraksi dinding dada bagian bawah kanan dan kiri (+), pada regio anterior toraks sinistra di atas processus xypoideus terdapat jejas, ukuran ± 1x5 cm, ictus cordis tidak terlihat dan tidak teraba, perkusi redup pada thoraks sinistra, suara nafas kiri menjauh, vesikular (-/+), ronki basah (+/-), murmur (-), gallop (-). Pada ekstremitas bawah terdapat vulnus eksoriasum pada regio cruris 1/3 proksimal kearah medial dengan diameter kurang lebih 5 cm. Status lokalis regio anterior toraks sinistra terdapat jejas (+) ukuran ± 1x5 cm. pemeriksaan hematologi didapatkan hasil leukosit 27,50 ribu/µL (5– 10ribu/µL), Eritrosit 4,55 juta/ µL (4,37 – 5,63 juta/ µL), Hemoglobin 11,1 g/dL (14 – 18 g/dL), Hematokrit 35,4 % (41 – 54 %), MCV 77,7 Fl (80 – 92 FI), MCH 24,4 Pg (27 – 31 Pg), MCHC 31,4 g/dL(32 – 36 g/dl), Trombosit 319 ribu/µL (150 – 450 ribu/µL). Gambaran foto rontgen thorak AP pada pasien didapatkan gambaran opak pada sisi paru kiri dan sudut costophrenicus yang tumpul. Gambaran opaq menggambarkan terdapatnya cairan pada dinding dada sebelah kiri sehingga menyebabkan tumpulnya sudut costophrenicus dan corakan bronkovaskular tidak terlihat dikarenakan tertutupi oleh cairan tersebut (darah).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Gagal mendapatkan konten dari API. Cek log server atau API Key.
-
Article No. 21947 | 06 Oct 2025
Klinis : Seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun datang dengan keluhan mengalami penurunan kesadaran kurang lebih 1 jam SMRS. Pasien datang ke IGD setelah mengalami kecelakaan motor (tunggal), terjatuh sendiri dan masuk kedalam lubang irigasi jalan. Pasien ditemukan sudah tidak sadarkan diri kurang lebih 1 jam SMRS. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran Somnolen, GCS 9 (E3V3M3), tanda vital tekanan darah 130/60mmHg, nadi100x/menit, kuat reguler, respirasi 28x/menit, pernafasan dangkal, suhu 35,8 o C, SPO2 82%. Pupil isokor (3mm), reflek pupil langsung dan tidak langsung mata kanan dan kiri (+), pada leher terdapat jejas bagian kiri (+), pada dinding dada didapati hasil Inspeksi pergerakan dada asimetris (pergerakan dada kiri tertinggal), retraksi dinding dada bagian bawah kanan dan kiri (+), pada regio anterior toraks sinistra di atas processus xypoideus terdapat jejas, ukuran ± 1x5 cm, ictus cordis tidak terlihat dan tidak teraba, perkusi redup pada thoraks sinistra, suara nafas kiri menjauh, vesikular (-/+), ronki basah (+/-), murmur (-), gallop (-). Pada ekstremitas bawah terdapat vulnus eksoriasum pada regio cruris 1/3 proksimal kearah medial dengan diameter kurang lebih 5 cm. Status lokalis regio anterior toraks sinistra terdapat jejas (+) ukuran ± 1x5 cm. pemeriksaan hematologi didapatkan hasil leukosit 27,50 ribu/µL (5– 10ribu/µL), Eritrosit 4,55 juta/ µL (4,37 – 5,63 juta/ µL), Hemoglobin 11,1 g/dL (14 – 18 g/dL), Hematokrit 35,4 % (41 – 54 %), MCV 77,7 Fl (80 – 92 FI), MCH 24,4 Pg (27 – 31 Pg), MCHC 31,4 g/dL(32 – 36 g/dl), Trombosit 319 ribu/µL (150 – 450 ribu/µL). Gambaran foto rontgen thorak AP pada pasien didapatkan gambaran opak pada sisi paru kiri dan sudut costophrenicus yang tumpul. Gambaran opaq menggambarkan terdapatnya cairan pada dinding dada sebelah kiri sehingga menyebabkan tumpulnya sudut costophrenicus dan corakan bronkovaskular tidak terlihat dikarenakan tertutupi oleh cairan tersebut (darah).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Pola Napas Tidak Efektif b.d. Hambatan Upaya Napas (Trauma Toraks dengan Hemotoraks Sinistra)
Kode SDKI: D.0005
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Pola Napas Tidak Efektif adalah kondisi inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat. Diagnosis ini ditegakkan ketika fungsi pernapasan individu terganggu, mengakibatkan pertukaran udara yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Kondisi ini merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang paling krusial, terutama dalam setting gawat darurat, karena dapat dengan cepat mengancam jiwa jika tidak ditangani secara efektif. Penyebabnya sangat bervariasi, mulai dari depresi pusat pernapasan, hambatan upaya napas, deformitas dinding dada, hingga gangguan neuromuskular.
Pada kasus remaja laki-laki berusia 17 tahun ini, Pola Napas Tidak Efektif disebabkan secara langsung oleh hambatan upaya napas akibat trauma tumpul pada toraks yang mengakibatkan hemotoraks. Hemotoraks adalah akumulasi darah di dalam rongga pleura, yaitu ruang potensial antara pleura viseralis (yang melapisi paru-paru) dan pleura parietalis (yang melapisi dinding dada). Akibat kecelakaan motor, pasien mengalami cedera yang menyebabkan perdarahan ke dalam rongga pleura kiri. Hal ini dibuktikan oleh serangkaian temuan klinis dan radiologis yang saling mendukung.
Secara patofisiologis, darah yang terkumpul di rongga pleura akan menekan parenkim paru di sisi yang terkena (dalam kasus ini, paru kiri). Tekanan ekstrinsik ini menyebabkan paru-paru tidak dapat mengembang (ekspansi) secara penuh saat inspirasi, suatu kondisi yang dikenal sebagai atelektasis kompresif. Akibatnya, volume tidal (jumlah udara yang masuk dan keluar dalam satu kali napas) menurun secara signifikan. Tubuh merespons penurunan volume tidal ini dengan meningkatkan frekuensi pernapasan (takipnea) sebagai mekanisme kompensasi untuk mempertahankan ventilasi semenit (minute ventilation). Hal ini terlihat pada pasien dengan frekuensi napas 28x/menit, yang berada di atas rentang normal. Namun, pernapasan yang cepat ini seringkali dangkal, sehingga tidak efisien dalam pertukaran gas.
Manifestasi klinis pada pasien ini sangat khas untuk Pola Napas Tidak Efektif akibat hemotoraks. Tanda dan gejala mayor yang teridentifikasi meliputi dispnea (meskipun sulit dinilai secara subjektif karena penurunan kesadaran, takipnea dan penggunaan otot bantu napas secara objektif menunjukkan adanya kesulitan bernapas), penggunaan otot bantu pernapasan (terlihat dari adanya retraksi dinding dada bagian bawah), dan pola napas abnormal (pernapasan dangkal). Tanda dan gejala minor yang mendukung diagnosis ini adalah penurunan kapasitas vital yang tercermin dari saturasi oksigen yang sangat rendah (SpO2 82%), menunjukkan hipoksemia berat.
Pemeriksaan fisik lebih lanjut menguatkan diagnosis. Inspeksi menunjukkan pergerakan dada asimetris, di mana dada kiri tertinggal saat bernapas. Ini adalah tanda patognomonik dari adanya patologi unilateral yang menghambat ekspansi paru, seperti pneumotoraks atau hemotoraks. Perkusi yang menghasilkan suara redup (dullness) pada toraks sinistra mengindikasikan adanya medium non-udara (cairan atau massa padat) di bawah area yang diperkusi, yang dalam konteks trauma ini sangat sugestif akan adanya darah. Auskultasi yang menemukan suara napas kiri menjauh atau melemah (vesikular -/+) adalah konsekuensi logis dari paru yang kolaps dan terhalang oleh lapisan cairan, sehingga transmisi suara napas terganggu. Gambaran rontgen toraks menjadi konfirmasi definitif, menunjukkan gambaran opak pada sisi paru kiri dengan sudut costophrenicus yang tumpul, yang merupakan gambaran klasik dari efusi pleura (dalam hal ini, hemotoraks).
Kondisi ini diperparah oleh adanya penurunan kesadaran (GCS 9) yang dapat mengganggu kemampuan pasien untuk mempertahankan jalan napas yang paten dan mengkoordinasikan upaya napas secara efektif. Selain itu, anemia yang ditunjukkan oleh kadar Hemoglobin 11,1 g/dL dan Hematokrit 35,4 % mengurangi kapasitas darah untuk membawa oksigen, sehingga memperburuk hipoksia jaringan yang sudah terjadi akibatArticle No. 21948 | 06 Oct 2025
Klinis : Ny. N usia 24 tahun G2P10001 UK 29 minggu, datang ke BPM X ingin memeriksakan kehamilannya dengan keluhan nyeri pada punggung, sehingga pasien sulit tidur. Hasil pengkajian data subjektif yaitu HPHT ibu tanggal 19-08-2022, HPL tanggal 26-05-2023. Ny. N mengatakan selama hamil telah melakukan kunjungan ANC sebanyak 9 kali di praktik bidan, puskesmas dan RS X. Ny. N mengatakan Gerakan janin aktif dengan frekuensi gerakan kurang lebih dalam 24 jam bergerak sebanyak 23 gerakan serta ibu mendapatkan tablet Fe dan Kalk. Ny. N mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 4 kali yaitu saat SD dua kali, ketiga saat catin dan keempat saat hamil anak pertama. Ny. N mengatakan semua anggota keluarga tidak memiliki Riwayat penyakit menular, menahun, maupun menurun dan tidak memiliki riwayat keturunan kembar. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari Ny.N mengatakan ada perubahan pada pola makan sebelum hamil dan sesudah hamil yaitu pada saat hamil pola makan bertambah menjadi sering. Ny.N mengatakan sulit tidur dan sering terbangun karena nyeri punggung, dan jarang tidur siang karena bekerja. Pengkajian eliminasi Ny. N mengatakan tidak terdapat perubahan pada pola BAB dan terdapat perubahan pada pola BAK. Pada pengkajian pola seksualitas Ny. N mengatakan bahwa selama hamil berhubungan dengan suami jarang yaitu 1 kali. Pengkajian personal hygiene dan aktivitas Ny. N mengatakan mandi 2 kali/hari, ganti celana dalam setelah mandi atau saat sudah lembab, membersihkan alat kelamin saat mandi, setelah BAK dan BAB, Ny.N selama hamil ini melakukan pekerjaan berjualan dan pekerjaan rumah. Ny. N mengatakan kehamilan ini merupakan kehamilan yang diinginkan dan direncanakan. Suami dan seluruh keluarga mendukung atas kehamilannya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: ```html
Diagnosa Keperawatan dan Rencana Asuhan Berdasarkan SDKI-SLKI-SIKI
Sebagai seorang perawat profesional, penegakan diagnosa keperawatan dan perencanaan asuhan yang sistematis adalah krusial untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah menetapkan standar baku melalui tiga pilar utama: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Ketiga standar ini menjadi panduan komprehensif bagi perawat dalam proses asuhan keperawatan.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SDKI adalah klasifikasi diagnosis keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI. Tujuannya adalah untuk menyeragamkan penegakan diagnosis keperawatan di seluruh Indonesia, memastikan konsistensi, dan memfasilitasi komunikasi antarprofesi. Diagnosis keperawatan berfokus pada respons manusia terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SLKI adalah klasifikasi luaran keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI. Luaran keperawatan adalah hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan, yang dapat diukur dan dievaluasi. SLKI membantu perawat dalam menetapkan tujuan asuhan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu (SMART), serta memantau kemajuan pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
SIKI adalah klasifikasi intervensi keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI. Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dilakukan perawat untuk mencapai luaran yang diharapkan. SIKI menyediakan daftar tindakan keperawatan yang terstruktur, berbasis bukti, dan dapat diaplikasikan untuk mengatasi diagnosis keperawatan tertentu.
Analisis Kasus Ny. N dan Perencanaan Asuhan Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
Berdasarkan data pengkajian pada Ny. N, keluhan utama "nyeri pada punggung" yang menyebabkan "pasien sulit tidur" dan "sering terbangun", serta "jarang tidur siang karena bekerja" mengindikasikan adanya gangguan pada pola tidur yang signifikan. Nyeri punggung pada kehamilan trimester ketiga adalah keluhan umum akibat perubahan fisiologis seperti peningkatan berat badan, perubahan pusat gravitasi, dan relaksasi ligamen panggul.
Komponen
Deskripsi
Article No. 21929 | 05 Oct 2025 Klinis : Pasien mengeluh pusing sejak 3 bulan yang lalu, pusing skala 4 pusing bertambah bila aktivitas pusing menjalar sampai ke belakang kepala nyeri kepala dirasa 3-5 menit nyeri kepala berkurang bila istirahat, nyeri kepala dirasa cekot-cekot dan holang timbul, tidak mual tidak muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Nyeri Kronis
Kode SDKI: D.0078
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Nyeri kronis didefinisikan sebagai pengalaman sensorik atau emosional yang tidak menyenangkan, berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut, dengan onset yang bisa mendadak atau lambat, berintensitas ringan hingga berat, dan berlangsung secara persisten atau berulang selama periode lebih dari 3 bulan. Berbeda dengan nyeri akut yang merupakan sinyal peringatan adanya cedera atau penyakit dan akan mereda seiring
Article No. 21930 | 05 Oct 2025
Klinis : Hipovolemia b.d. kekurangan intake cairan d.d. merasa lemah, mukosa kering, nadi teraba lemah (D.0023)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Hipovolemia
Kode SDKI: D.0023
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Hipovolemia, dengan kode diagnosis D.0023 dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), didefinisikan sebagai kondisi penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular. Secara sederhana, ini adalah kondisi dehidrasi atau kekurangan volume cairan di dalam tubuh. Cairan tubuh merupakan komponen esensial yang menyusun sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa dan terdistribusi dalam dua kompartemen utama: intraselular (di dalam sel) dan ekstraselular (di luar sel). Kompartemen ekstraselular selanjutnya dibagi menjadi cairan interstisial (di antara sel) dan cairan intravaskular (plasma darah). Keseimbangan cairan di antara kompartemen ini sangat penting untuk fungsi fisiologis normal, termasuk transportasi nutrisi dan oksigen, regulasi suhu tubuh, pembuangan produk sisa metabolisme, dan pemeliharaan tekanan darah.
Hipovolemia terjadi ketika kehilangan cairan melebihi asupan cairan. Kondisi ini dapat berkembang secara akut maupun kronis, tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Penyebab utama hipovolemia sangat bervariasi, namun secara umum dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok. Pertama adalah kehilangan cairan aktif, yang merupakan penyebab paling umum. Ini bisa terjadi melalui saluran gastrointestinal (seperti muntah berat, diare berkepanjangan, atau drainase nasogastrik), melalui ginjal (diuresis osmotik pada diabetes melitus tidak terkontrol, penggunaan diuretik berlebihan, atau penyakit ginjal), melalui kulit (keringat berlebih akibat demam tinggi atau paparan panas ekstrem, serta kehilangan cairan masif pada luka bakar luas), atau akibat perdarahan (trauma, pembedahan, atau perdarahan internal).
Penyebab kedua adalah kekurangan asupan (intake) cairan, seperti yang disebutkan dalam kasus ini. Ini bisa terjadi pada individu yang tidak dapat minum secara mandiri (misalnya, pasien dengan penurunan kesadaran, disfagia, atau kelemahan ekstrem), tidak memiliki akses terhadap air minum, atau mengalami mual yang menghambat keinginan untuk minum. Kelompok lansia seringkali berisiko tinggi karena penurunan sensasi haus dan penurunan fungsi ginjal.
Penyebab lainnya termasuk kegagalan mekanisme regulasi tubuh, seperti pada insufisiensi adrenal (penyakit Addison) di mana tubuh tidak dapat menahan natrium dan air secara efektif. Selain itu, kondisi yang menyebabkan perpindahan cairan dari ruang intravaskular ke ruang ketiga (third-spacing), seperti pada sepsis, pankreatitis, atau sirosis hati, juga dapat menyebabkan hipovolemia intravaskular meskipun total cairan tubuh mungkin normal atau bahkan meningkat.
Secara klinis, manifestasi hipovolemia bergantung pada tingkat keparahan defisit cairan. Gejala dan tanda mayor yang menjadi indikator utama meliputi peningkatan frekuensi nadi (takikardia) sebagai mekanisme kompensasi jantung untuk mempertahankan curah jantung, nadi teraba lemah karena penurunan volume sirkulasi, penurunan tekanan darah (hipotensi) dan tekanan nadi yang menyempit (perbedaan tipis antara tekanan sistolik dan diastolik), penurunan turgor kulit (kulit lambat kembali setelah dicubit), membran mukosa yang kering (bibir, lidah, dan mulut terasa kering), serta penurunan volume urin (oliguria) karena ginjal berusaha menghemat cairan. Hasil laboratorium juga akan menunjukkan peningkatan kadar hematokrit karena hemokonsentrasi.
Gejala dan tanda minor yang dapat menyertai antara lain perasaan lemah atau lemas akibat penurunan perfusi ke otot dan otak, keluhan haus yang merupakan mekanisme pertahanan awal tubuh, perlambatan waktu pengisian kapiler (capillary refill time > 2 detik), perubahan status mental (kebingungan, agitasi, atau letargi) akibat penurunan perfusi serebral, peningkatan suhu tubuh, dan peningkatan konsentrasi urin. Penurunan berat badan secara tiba-tiba juga merupakan indikator yang andal untuk kehilangan cairan akut. Jika tidak ditangani, hipovolemia berat dapat berlanjut menjadi syok hipovolemik, suatu kondisi darurat medis yang ditandai dengan kegagalan sirkulasi dan perfusi organ yang tidak adekuat, yang dapat menyebabkan kerusakan organ multipel dan kematian.Kode SLKI: L.03028
Luaran yang Diharapkan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan Status Cairan membaik dengan kriteria hasil:
- Kekuatan nadi meningkat
- Turgor kulit meningkat
- Output urine meningkat
- Membran mukosa membaik (menjadi lembab)
- Perasaan lemah menurun
- Keluhan haus menurun
- Frekuensi nadi membaik (kembali ke rentang normal)
- Tekanan darah membaik (kembali ke rentang normal)
- Status mental membaik
Kode SIKI: I.03118
Intervensi Utama: Manajemen Hipovolemia
Observasi
- Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah).
- Monitor intake dan output cairan secara akurat.
Terapeutik
- Hitung kebutuhan cairan harian pasien.
- Berikan posisi modified Trendelenburg jika terjadi hipotensi.
- Berikan asupan cairan oral sesuai kebutuhan dan toleransi pasien.
Edukasi
- Anjurkan untuk memperbanyak asupan cairan oral.
- Anjurkan untuk menghindari perubahan posisi secara mendadak untuk mencegah hipotensi ortostatik.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan intravena (IV) isotonis (mis. NaCl 0,9%, Ringer Laktat).
- Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCl 0,45%) jika diperlukan.
- Kolaborasi pemberian produk darah jika hipovolemia disebabkan oleh perdarahan.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti diagnosis atau kodifikasi resmi.***
Article No. 21931 | 05 Oct 2025
Klinis : Klien bernama Tn. M, umur 32 tahun, dengan nomor rekam medik 0140568, jenis kelamin laki-laki, beragama islam, belum menikah, pekerjaan pegawai swasta, pendidikan terakhir SMA dan bertempat tinggal di Jl. Karamat No. 20 RT 02/04 Kec. Gunung Puyuh Kota Sukabumi, sumber informasi dari klien, keluarga dan status rekam medik. Klien masuk RS pada tanggal 08 September 2024. Keluhan utama klien saat dilakukan pengkajian tanggal 09 September 2024, nyeri di daerah perut kuadran kanan atas dan dibelakang tengah, faktor pencetur berubah posisi dan melakukan aktivitas sedang seperti berjalan, karakterristik nyeri panas dengan skala nyeri 8, intensitas 30 menit, timbul keluhan mendadak. Nyeri semakin berat bila klien beraktivitas sedang seperti berjalan dan berkurang saat klien tiduran dengan posisi semi fowler dan setelah diberikan obat Parasetamol 2 x 500 mg via oral. Klien mual, tidak selera makan, merasa ingin muntah, perut terasa begah, berat badan turun 2 kg, makanan habis ½ porsi. Klien mengatakan minum dalam sehari kurang lebih 1½ liter. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data: keadaan umum: sedang, kesadaran composmentis, GCS: 15 (E: 4, M: 6, V: 5), klien meringis sambil memegang bagian yang nyeri perut kanan atas. Tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 128 x/menit teraba lemah, pernapasan 22 x/menit, suhu 36,3oC. BB saat ini 57 kg, BB sebelum sakit 59 kg, TB 164 cm, Berat Badan Ideal 57,6-70,4 kg. Makanan yang di sajikan habis ½ porsi, konjungtiva anemis, warna kulit pucat, mukosa kering, akral dingin, turgor kulit >2 detik, sklera ikterik, CRT 4 detik. Pemeriksaan inspeksi permukaan abdomen asites, auskultasi: bising usus 8 x/menit, palpasi: perut distensi, nyeri tekan di rasakan pada kuadran kanan atas, terdapat pembesaran hepar/hepar teraba, perkusi: dullness pada daerah kanan atas, timpani pada kuadran yang lain. Pemeriksaan penunjang tanggal 08 September 2024 : Hematologi 7,8 g/dl (13,2 – 17,3 g/dl), Hematokrit 35% (33 – 45%), Leukosit 2,7 ribu/uL (5,0 – 10.,0 ribu/uL), Trombosit 150 ribu/uL (150 – 440 ribu/uL), Eritrosit ,40 juta/uL (4,40 – 5,90 juta/uL), VER 80,5 fl (80,0 – 100,0 fL), HER 23,1 pg (26,0 – 34,0 pg), KHER 28,7 g/dL (32,0 – 36,0 g/dL), RDW 17,8% (11,5 – 14,5%). Pemeriksaan Rontgen thorax tanggal 08 September 2024 kesan: Cor dan pulmo dalam batas normal. Pemeriksaan ultrasonografi tanggal 30 September 2024 hasil: Sirosis hepatis, splenomegaly dan asites. Terapi obat tanggal 08 September 2024: Ciprofloxacin 2 x 400 mg (jam 06.00 dan jam 18.00) via drip, Cefotaxime 3 x 1 gr (jam 10.00, 18.00 dan 21.00) via IV, Omeprazole 2 x 40 mg (jam 10.00 dan 18.00) via oral, Laktulak 2 x 60 ml (jam 06.00 dan jam 18.00) via oral, Vit K 2 x 10 mg (jam 06.00 dan 18.00) via drip. Tanggal 09 September 2020: Furosemide 1 x 40 mg (jam 10.00) via oral, Spironolakton 1 x 100 mg (jam 10.00) via oral. Klien mendapat diet TKTP 2100 kkal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Nyeri Akut
Kode SDKI: D.0077
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Pada kasus Tn. M, diagnosis Nyeri Akut menjadi prioritas utama berdasarkan keluhan utama dan data pengkajian yang signifikan. Klien melaporkan nyeri hebat dengan skala 8 dari 10 di area perut kuadran kanan atas yang menjalar ke belakang tengah. Karakteristik nyeri yang digambarkan sebagai "panas" dan timbul mendadak dengan durasi sekitar 30 menit, sangat relevan dengan patofisiologi penyakit yang mendasarinya, yaitu sirosis hepatis dengan hepatomegali dan asites.
Secara patofisiologis, nyeri pada kuadran kanan atas pada pasien sirosis hepatis dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme. Pertama, pembesaran hepar (hepatomegali), yang terkonfirmasi melalui palpasi dan USG, menyebabkan peregangan pada kapsula Glisson, yaitu selubung fibrosa yang melapisi hati. Kapsula ini kaya akan serabut saraf nosiseptif (nyeri), sehingga peregangan akibat pembesaran organ akan menimbulkan nyeri viseral yang tumpul, pegal, atau pada kasus berat bisa terasa tajam dan panas seperti yang dikeluhkan klien. Kedua, adanya asites (penumpukan cairan di rongga peritoneum) meningkatkan tekanan intra-abdomen. Peningkatan tekanan ini dapat menekan organ-organ di sekitarnya dan meregangkan peritoneum, yang juga dapat memicu sensasi nyeri dan rasa begah yang berat. Faktor pencetus yang dilaporkan klien, yaitu perubahan posisi dan aktivitas sedang seperti berjalan, memperkuat dugaan ini. Gerakan tubuh akan meningkatkan tekanan intra-abdomen dan menyebabkan pergeseran organ hati yang membesar, sehingga memperberat peregangan kapsula dan menimbulkan nyeri.Article No. 21932 | 05 Oct 2025
Klinis : Klien bernama Tn. M, umur 32 tahun, dengan nomor rekam medik 0140568, jenis kelamin laki-laki, beragama islam, belum menikah, pekerjaan pegawai swasta, pendidikan terakhir SMA dan bertempat tinggal di Jl. Karamat No. 20 RT 02/04 Kec. Gunung Puyuh Kota Sukabumi, sumber informasi dari klien, keluarga dan status rekam medik. Klien masuk RS pada tanggal 08 September 2024. Keluhan utama klien saat dilakukan pengkajian tanggal 09 September 2024, nyeri di daerah perut kuadran kanan atas dan dibelakang tengah, faktor pencetur berubah posisi dan melakukan aktivitas sedang seperti berjalan, karakterristik nyeri panas dengan skala nyeri 8, intensitas 30 menit, timbul keluhan mendadak. Nyeri semakin berat bila klien beraktivitas sedang seperti berjalan dan berkurang saat klien tiduran dengan posisi semi fowler dan setelah diberikan obat Parasetamol 2 x 500 mg via oral. Klien mual, tidak selera makan, merasa ingin muntah, perut terasa begah, berat badan turun 2 kg, makanan habis ½ porsi. Klien mengatakan minum dalam sehari kurang lebih 1½ liter. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data: keadaan umum: sedang, kesadaran composmentis, GCS: 15 (E: 4, M: 6, V: 5), klien meringis sambil memegang bagian yang nyeri perut kanan atas. Tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 128 x/menit teraba lemah, pernapasan 22 x/menit, suhu 36,3oC. BB saat ini 57 kg, BB sebelum sakit 59 kg, TB 164 cm, Berat Badan Ideal 57,6-70,4 kg. Makanan yang di sajikan habis ½ porsi, konjungtiva anemis, warna kulit pucat, mukosa kering, akral dingin, turgor kulit >2 detik, sklera ikterik, CRT 4 detik. Pemeriksaan inspeksi permukaan abdomen asites, auskultasi: bising usus 8 x/menit, palpasi: perut distensi, nyeri tekan di rasakan pada kuadran kanan atas, terdapat pembesaran hepar/hepar teraba, perkusi: dullness pada daerah kanan atas, timpani pada kuadran yang lain. Pemeriksaan penunjang tanggal 08 September 2024 : Hematologi 7,8 g/dl (13,2 – 17,3 g/dl), Hematokrit 35% (33 – 45%), Leukosit 2,7 ribu/uL (5,0 – 10.,0 ribu/uL), Trombosit 150 ribu/uL (150 – 440 ribu/uL), Eritrosit ,40 juta/uL (4,40 – 5,90 juta/uL), VER 80,5 fl (80,0 – 100,0 fL), HER 23,1 pg (26,0 – 34,0 pg), KHER 28,7 g/dL (32,0 – 36,0 g/dL), RDW 17,8% (11,5 – 14,5%). Pemeriksaan Rontgen thorax tanggal 08 September 2024 kesan: Cor dan pulmo dalam batas normal. Pemeriksaan ultrasonografi tanggal 30 September 2024 hasil: Sirosis hepatis, splenomegaly dan asites. Terapi obat tanggal 08 September 2024: Ciprofloxacin 2 x 400 mg (jam 06.00 dan jam 18.00) via drip, Cefotaxime 3 x 1 gr (jam 10.00, 18.00 dan 21.00) via IV, Omeprazole 2 x 40 mg (jam 10.00 dan 18.00) via oral, Laktulak 2 x 60 ml (jam 06.00 dan jam 18.00) via oral, Vit K 2 x 10 mg (jam 06.00 dan 18.00) via drip. Tanggal 09 September 2020: Furosemide 1 x 40 mg (jam 10.00) via oral, Spironolakton 1 x 100 mg (jam 10.00) via oral. Klien mendapat diet TKTP 2100 kkal.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Sirosis Hepatis dengan Asites dan Splenomegali
Kode ICD-10: K74.6
Deskripsi Singkat : Sirosis Hepatis adalah kondisi stadium akhir dari penyakit hati kronis yang ditandai dengan penggantian jaringan hati normal oleh jaringan parut (fibrosis) secara luas, yang menyebabkan gangguan berat pada fungsi hati dan perubahan struktur hati. Kode ICD-10 K74.6 digunakan untuk "Sirosis hati lainnya dan yang tidak spesifik", yang tepat untuk kasus ini karena etiologi atau penyebab pasti sirosis tidak disebutkan dalam deskripsi.
Berdasarkan data, diagnosis ini ditegakkan melalui hasil USG yang secara eksplisit menyebutkan sirosis hepatis, splenomegali (pembesaran limpa), dan asites (penumpukan cairan dalam rongga1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590 591 592 593 594 595 596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639 640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675 676 677 678 679 680 681 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691 692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711 712 713 714 715 716 717 718 719 720 721 722 723 724 725 726 727 728 729 730 731 732 733 734 735 736 737 738 739 740 741 742 743 744 745 746 747 748 749 750 751 752 753 754 755 756 757 758 759 760 761 762 763 764 765 766 767 768 769 770 771 772 773 774 775 776 777 778 779 780 781 782 783 784 785 786 787 788 789 790 791 792 793 794 795 796 797 798 799 800 801 802 803 804 805 806 807 808 809 810 811 812 813 814 815 816 817 818 819 820 821 822 823 824 825 826 827 828 829 830 831 832 833 834 835 836 837 838 839 840 841 842 843 844 845 846 847 848 849 850 851 852 853 854 855 856 857 858 859 860 861 862 863 864 865 866 867 868 869 870 871 872 873 874 875 876 877 878 879 880 881 882 883 884 885 886 887 888 889 890 891 892 893 894 895 896 897 898 899 900 901 902 903 904 905 906 907 908 909 910 911 912 913 914 915 916 917 918 919 920 921 922 923 924 925 926 927 928 929 930 931 932 933 934 935 936 937 938 939 940 941 942 943 944 945 946 947 948 949 950 951 952 953 954 955 956 957 958 959 960 961 962 963 964 965 966 967 968 969 970 971 972 973 974 975 976 977 978 979 980 981 982 983 984 985 986 987 988 989 990 991 992 993 994 995 996 997 998 999 1000 1001 1002 1003 1004 1005 1006 1007 1008 1009 1010 1011 1012 1013 1014 1015 1016 1017 1018 1019 1020 1021 1022 1023 1024 1025 1026 1027 1028 1029 1030 1031 1032 1033 1034 1035 1036 1037 1038 1039 1040 1041 1042 1043 1044 1045 1046 1047 1048 1049 1050 1051 1052 1053 1054 1055 1056 1057 1058 1059 1060 1061 1062 1063 1064 1065 1066 1067 1068 1069 1070 1071 1072 1073 1074 1075 1076 1077 1078 1079 1080 1081 1082 1083 1084 1085 1086 1087 1088 1089 1090 1091 1092 1093 1094 1095 1096 1097 1098 1099 1100 1101 1102 1103 1104 1105 1106 1107 1108 1109 1110 1111 1112 1113 1114 1115 1116 1117 1118 1119 1120 1121 1122 1123 1124 1125 1126 1127 1128 1129 1130 1131 1132 1133 1134 1135 1136 1137 1138 1139 1140 1141 1142 1143 1144 1145 1146 1147 1148 1149 1150 1151 1152 1153 1154 1155 1156 1157 1158 1159 1160 1161 1162 1163 1164 1165 1166 1167 1168 1169 1170 1171 1172 1173 1174 1175 1176 1177 1178 1179 1180 1181 1182 1183 1184 1185 1186 1187 1188 1189 1190 1191 1192 1193 1194 1195 1196 1197 1198 1199 1200 1201 1202 1203 1204 1205 1206 1207 1208 1209 1210 1211 1212 1213 1214 1215 1216 1217 1218 1219 1220 1221 1222 1223 1224 1225 1226 1227 1228 1229 1230 1231 1232 1233 1234 1235 1236 1237 1238 1239 1240 1241 1242 1243 1244 1245 1246 1247 1248 1249 1250 1251 1252 1253 1254 1255 1256 1257 1258 1259 1260 1261 1262 1263 1264 1265 1266 1267 1268 1269 1270 1271 1272 1273 1274 1275 1276 1277 1278 1279 1280 1281 1282 1283 1284 1285 1286 1287 1288 1289 1290 1291 1292 1293 1294 1295 1296 1297 1298 1299 1300 1301 1302 1303 1304 1305 1306 1307 1308 1309 1310 1311 1312 1313 1314 1315 1316 1317 1318 1319 1320 1321 1322 1323 1324 1325 1326 1327 1328 1329 1330 1331 1332 1333 1334 1335 1336 1337 1338 1339 1340 1341 1342 1343 1344 1345 1346 1347 1348 1349 1350 1351 1352 1353 1354 1355 1356 1357 1358 1359 1360 1361 1362 1363 1364 1365 1366 1367 1368 1369 1370 1371 1372 1373 1374 1375 1376 1377 1378 1379 1380 1381 1382 1383 1384 1385 1386 1387 1388 1389 1390 1391 1392 1393 1394 1395 1396 1397 1398 1399 1400 1401 1402 1403 1404 1405 1406 1407 1408 1409 1410 1411 1412 1413 1414 1415 1416 1417 1418 1419 1420 1421 1422 1423 1424 1425 1426 1427 1428 1429 1430 1431 1432 1433 1434 1435 1436 1437 1438 1439 1440 1441 1442 1443 1444 1445 1446 1447 1448 1449 1450 1451 1452 1453 1454 1455 1456 1457 1458 1459 1460 1461 1462 1463 1464 1465 1466 1467 1468 1469 1470 1471 1472 1473 1474 1475 1476 1477 1478 1479 1480 1481 1482 1483 1484 1485 1486 1487 1488 1489 1490 1491 1492 1493 1494 1495 1496 1497 1498 1499 1500 1501 1502 1503 1504 1505 1506 1507 1508 1509 1510 1511 1512 1513 1514 1515 1516 1517 1518 1519 1520 1521 1522 1523 1524 1525 1526 1527 1528 1529 1530 1531 1532 1533 1534 1535 1536 1537 1538 1539 1540 1541 1542 1543 1544 1545 1546 1547 1548 1549 1550 1551 1552 1553 1554 1555 1556 1557 1558 1559 1560 1561 1562 1563 1564 1565 1566 1567 1568 1569 1570 1571 1572 1573 1574 1575 1576 1577 1578 1579 1580 1581 1582 1583 1584 1585 1586 1587 1588 1589 1590 1591 1592 1593 1594 1595 1596 1597 1598 1599 1600 1601 1602 1603 1604 1605 1606 1607 1608 1609 1610 1611 1612 1613 1614 1615 1616 1617 1618 1619 1620 1621 1622 1623 1624 1625 1626 1627 1628 1629 1630 1631 1632 1633 1634 1635 1636 1637 1638 1639 1640 1641 1642 1643 1644 1645 1646 1647 1648 1649 1650 1651 1652 1653 1654 1655 1656 1657 1658 1659 1660 1661 1662 1663 1664 1665 1666 1667 1668 1669 1670 1671 1672 1673 1674 1675 1676 1677 1678 1679 1680 1681 1682 1683 1684 1685 1686 1687 1688 1689 1690 1691 1692 1693 1694 1695 1696 1697 1698 1699 1700 1701 1702 1703 1704 1705 1706 1707 1708 1709 1710 1711 1712 1713 1714 1715 1716 1717 1718 1719 1720 1721 1722 1723 1724 1725 1726 1727 1728 1729 1730 1731 1732 1733 1734 1735 1736 1737 1738 1739 1740 1741 1742 1743 1744 1745 1746 1747 1748 1749 1750 1751 1752 1753 1754 1755 1756 1757 1758 1759 1760 1761 1762 1763 1764 1765 1766 1767 1768 1769 1770 1771 1772 1773 1774 1775 1776 1777 1778 1779 1780 1781 1782 1783 1784 1785 1786 1787 1788 1789 1790 1791 1792 1793 1794 1795 1796 1797 1798 1799 1800 1801 1802 1803 1804 1805 1806 1807 1808 1809 1810 1811 1812 1813 1814 1815 1816 1817 1818 1819 1820 1821 1822 1823 1824 1825 1826 1827 1828 1829 1830 1831 1832 1833 1834 1835 1836 1837 1838 1839 1840 1841 1842 1843 1844 1845 1846 1847 1848 1849 1850 1851 1852 1853 1854 1855 1856 1857 1858 1859 1860 1861 1862 1863 1864 1865 1866 1867 1868 1869 1870 1871 1872 1873 1874 1875 1876 1877 1878 1879 1880 1881 1882 1883 1884 1885 1886 1887 1888 1889 1890 1891 1892 1893 1894 1895 1896 1897 1898 1899 1900 1901 1902 1903 1904 1905 1906 1907 1908 1909 1910 1911 1912 1913 1914 1915 1916 1917 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926 1927 1928 1929 1930 1931 1932 1933 1934 1935 1936 1937 1938 1939 1940 1941 1942 1943 1944 1945 1946 1947 1948 1949 1950 1951 1952 1953 1954 1955 1956 1957 1958 1959 1960 1961 1962 1963 1964 1965 1966 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050 2051 2052 2053 2054 2055 2056 2057 2058 2059 2060 2061 2062 2063 2064 2065 2066 2067 2068 2069 2070 2071 2072 2073 2074 2075 2076 2077 2078 2079 2080 2081 2082 2083 2084 2085 2086 2087 2088 2089 2090 2091 2092 2093 2094 2095 2096 2097 2098 2099 2100 2101 2102 2103 2104 2105 2106 2107 2108 2109 2110 2111 2112 2113 2114 2115 2116 2117 2118 2119 2120 2121 2122 2123 2124 2125 2126 2127 2128 2129 2130 2131 2132 2133 2134 2135 2136 2137 2138 2139 2140 2141 2142 2143