Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1665 | 09 Oct 2024
Klinis : 2.Istri pasien mengatakan “Suami saya ini muntah 4 kali dan mencret 7 kali”
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan. Sebagai seorang perawat profesional, saya akan menjawab dengan nada akademis dan peran sebagai pakar.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare (Diarrhea)
Definisi: Buang air besar dengan frekuensi yang lebih sering dari normal, dengan konsistensi yang lebih encer dari biasanya.
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik Utama: Frekuensi buang air besar > 3 kali per hari dengan konsistensi cair.
- Faktor Berhubungan: Infeksi saluran cerna, intoleransi makanan, kecemasan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Frekuensi buang air besar kembali normal, konsistensi feses kembali normal, tidak terjadi dehidrasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Monitor tanda-tanda vital, pantau intake dan output cairan, berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan, ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen diare.
2. Mual dan Muntah (Nausea and Vomiting)
Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang diikuti dengan dorongan untuk muntah, serta pengeluaran isi perut melalui mulut.
SDKI:
- Karakteristik Utama: Pasien mengeluhkan rasa mual dan muntah.
- Faktor Berhubungan: Infeksi saluran cerna, obat-obatan, stres emosional.
SLKI:
- Luaran yang Diharapkan: Frekuensi mual dan muntah menurun, tidak terjadi dehidrasi, tidak terjadi komplikasi.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Monitor tanda-tanda vital, berikan antiemetik sesuai instruksi dokter, atur posisi pasien, berikan diet yang mudah dicerna, berikan dukungan emosional.
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh istri pasien, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Diare dan Mual-Muntah. Perawatan yang diberikan akan berfokus pada manajemen gejala, pencegahan komplikasi, dan edukasi kepada pasien serta keluarga. -
Article No. 1666 | 09 Oct 2024
Klinis : KASUS Seorang wanita 30 tahun, masuk rumah sakit pukul 10.00 dengan keluhan utama mencret dan muntah. Klien mengatakan “Ulun muntah dan baherakan sejak subuh tadi, badan terasa lemas banar dan parut terasa sakit melilit”. Istri pasien mengatakan “Suami saya ini muntah 4 kali dan mencret 7 kali”. Ners mengkaji; pasien tampak lemah dan kesakitan sambil memegang perutnya, extremitas teraba dingin, turgor kulit jelek, kelompak mata tampak cekung, mukosa bibir kering, badan teraba panas. TTV : Tekanan Darah.100/70 mmHg, Frekuensi Nadi. 110 x/menit, teratur, teraba lemah pada nadi radialis, Suhu 385C, Frekuensi pernapasan 22 x/menit, regular. Istri klien mengatakan “terakhir kencing jam 7 pagi tadi, sampai sekarang belum ada kencing”
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kasus yang diberikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Dehidrasi Berhubungan dengan Diare dan Muntah
2. Nyeri Akut Berhubungan dengan Gastroenteritis
3. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kelemahan Fisik
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Dehidrasi Berhubungan dengan Diare dan Muntah
- SDKI: Risiko Dehidrasi
- SLKI: Hidrasi Adekuat
- SIKI: Manajemen Cairan
Pasien mengalami diare dan muntah yang dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara signifikan. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi, yang dapat ditandai dengan tanda-tanda seperti turgor kulit jelek, mukosa kering, dan ekstremitas dingin.
2. Nyeri Akut Berhubungan dengan Gastroenteritis
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Kontrol Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Pasien mengalami keluhan nyeri pada perut yang diakibatkan oleh gastroenteritis. Nyeri yang dirasakan dapat menjadi pengalaman subjektif yang mengganggu aktivitas dan kenyamanan pasien.
3. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kelemahan Fisik
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Toleransi Aktivitas
- SIKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
Pasien mengalami kelemahan fisik yang ditandai dengan tampak lemah dan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini dapat menyebabkan intoleransi aktivitas, sehingga membutuhkan intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) merupakan acuan bagi perawat dalam melakukan pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 1667 | 09 Oct 2024
Klinis : 2.Istri pasien mengatakan “Suami saya ini muntah 4 kali dan mencret 7 kali”
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Diare akut
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami gejala muntah sebanyak 4 kali dan mencret sebanyak 7 kali. Ini menunjukkan adanya gangguan pada sistem pencernaan, yang dapat diklasifikasikan sebagai diare akut.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Diare akut didefinisikan sebagai pembuangan feses cair atau lembek dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari, yang berlangsung kurang dari 14 hari.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari penanganan diare akut antara lain:
1. Stabilitas cairan dan elektrolit terpelihara
2. Peningkatan pengetahuan tentang diare
3. Pemulihan pola eliminasi usus
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani diare akut meliputi:
1. Manajemen diare
2. Edukasi tentang diare
3. Terapi cairan dan elektrolit
4. Pemantauan tanda vital dan intake-output
Sebagai perawat, saya akan segera melakukan pengkajian lebih lanjut, memberikan tindakan keperawatan yang sesuai, serta melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait penanggulangan diare akut. -
Article No. 1668 | 09 Oct 2024
Klinis : KASUS Seorang wanita 30 tahun, masuk rumah sakit pukul 10.00 dengan keluhan utama mencret dan muntah. Klien mengatakan “Ulun muntah dan baherakan sejak subuh tadi, badan terasa lemas banar dan parut terasa sakit melilit”. Istri pasien mengatakan “Suami saya ini muntah 4 kali dan mencret 7 kali”. Ners mengkaji; pasien tampak lemah dan kesakitan sambil memegang perutnya, extremitas teraba dingin, turgor kulit jelek, kelompak mata tampak cekung, mukosa bibir kering, badan teraba panas. TTV : Tekanan Darah.100/70 mmHg, Frekuensi Nadi. 110 x/menit, teratur, teraba lemah pada nadi radialis, Suhu 385C, Frekuensi pernapasan 22 x/menit, regular. Istri klien mengatakan “terakhir kencing jam 7 pagi tadi, sampai sekarang belum ada kencing”
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kasus yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A09
- Deskripsi: Diare dan gastroenteritis infeksi dugaan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.23
- Deskripsi: Kolonoskopi
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan utama pasien yang mengalami diare dan muntah sejak subuh, serta tanda-tanda klinik yang ditunjukkan, seperti tampak lemah, ekstremitas dingin, turgor kulit buruk, dan output urin yang tidak ada, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami diare infeksi (A09) yang menyebabkan dehidrasi.
Untuk konfirmasi diagnosis dan mengevaluasi kondisi gastrointestinal, prosedur kolonoskopi (45.23) dapat dilakukan sebagai tindakan diagnostik. Kolonoskopi dapat membantu mengidentifikasi penyebab diare, seperti infeksi atau penyakit inflamasi usus.
Penatalaksanaan lebih lanjut dapat meliputi pemberian cairan pengganti untuk rehidrasi, antiemetik untuk mengatasi muntah, dan antibiotik jika diperlukan sesuai dengan penyebab infeksi. Pemantauan keseimbangan cairan, elektrolit, dan status nutrisi juga perlu dilakukan. -
Article No. 1669 | 09 Oct 2024
Klinis : .Istri pasien mengatakan “Suami saya ini muntah 4 kali dan mencret 7 kali”
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Diare
Definisi: Pengeluaran tinja yang lembek atau cair dengan frekuensi lebih dari tiga kali dalam sehari.
Penyebab:
- Infeksi bakteri, virus, atau parasit
- Intoleransi terhadap makanan
- Efek samping obat-obatan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pemulihan pola defekasi
- Keseimbangan cairan dan elektrolit
- Pencegahan komplikasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemberian cairan dan elektrolit
- Manajemen diare
- Edukasi tentang diare dan pengelolaannya
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan informasi yang diberikan, suami pasien mengalami muntah dan diare yang cukup sering, yang dapat menandakan adanya gangguan pada sistem pencernaan. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah diare. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan dan elektrolit untuk mengatasi kehilangan cairan, manajemen diare, serta edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pengelolaan diare. Tujuan luaran yang diharapkan adalah pemulihan pola defekasi, keseimbangan cairan dan elektrolit, serta pencegahan komplikasi. -
Article No. 1670 | 09 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien yang datang dengan keluhan demam:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh di atas 38°C.
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal, biasanya di atas 38°C. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti proses infeksi, peradangan, atau reaksi imunologi. Tanda dan gejala yang muncul dapat berupa demam, menggigil, dan peningkatan laju pernapasan.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama penanganan hipertermia adalah menurunkan suhu tubuh pasien ke dalam rentang normal. Luaran yang diharapkan mencakup stabilnya tanda-tanda vital, tidak ada komplikasi, serta peningkatan kenyamanan dan kesejahteraan pasien.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertermia meliputi:
a. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
b. Pemberian kompres hangat atau dingin untuk menurunkan suhu tubuh.
c. Pemberian obat penurun demam sesuai dengan resep dokter.
d. Manajemen cairan dan elektrolit untuk mencegah dehidrasi.
e. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen hipertermia.
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk menangani pasien dengan keluhan demam. -
Article No. 1671 | 09 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien laki-laki 60 tahun dibawa ke poli bedah. pasen adalah penderita fraktur kruris yang telah dipasang gips dan yang saat ini kontrol. Pasien dapat berjalan dengan dipapah oleh keluarga. Bila akan bangun dari duduk pasien dibantu oleh keluargnya atau berpegangan pada benda benda disekitarnya, pasien menggunakan kursi roda dan kruk dalam mobilisasi. Pasien sering lupa bila dari duudk/tiduran langsung berdiri, lupa dengan keterbatasannya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Mobilitas Fisik Terganggu
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami cedera akibat keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Keterbatasan fisik, gangguan muskuloskeletal, gangguan sensorik, dan kurang pengetahuan tentang keamanan.
- Gejala dan Tanda: Keterbatasan dalam rentang gerak, kelemahan otot, dan kesulitan dalam berpindah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat melakukan mobilisasi secara mandiri, tidak mengalami cedera, dan memahami pentingnya keamanan saat mobilisasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen mobilitas, peningkatan pengetahuan tentang keamanan mobilisasi, dan konseling tentang risiko cedera.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan fraktur kruris yang telah dipasang gips saat ini memiliki risiko cedera karena keterbatasan dalam melakukan mobilisasi. Pasien masih membutuhkan bantuan keluarga atau alat bantu seperti kursi roda dan kruk saat berpindah. Selain itu, pasien sering lupa akan keterbatasannya dan langsung berdiri dari duduk/tidur, meningkatkan risiko jatuh dan cedera. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen mobilitas, peningkatan pengetahuan pasien tentang keamanan mobilisasi, dan konseling terkait risiko cedera yang dapat terjadi. -
Article No. 1672 | 09 Oct 2024
Klinis : muntah dan mencret
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Diare dan Muntah
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diare dan muntah dapat diklasifikasikan sebagai "Diare" dan "Mual/Muntah." Berikut penjelasan singkatnya:
1. Diare
Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal, baik dalam frekuensi, konsistensi, maupun volume, yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien.
Penyebab: Infeksi, malabsorpsi, iritasi usus, obat-obatan, stres, dll.
Tanda dan Gejala: Frekuensi defekasi meningkat, konsistensi feses cair, volume feses meningkat, dapat disertai nyeri perut, mual, dan dehidrasi.
2. Mual/Muntah
Definisi: Sensasi tidak nyaman di epigastrium yang mungkin diikuti oleh upaya untuk mengeluarkan isi lambung melalui mulut.
Penyebab: Infeksi, obat-obatan, iritasi lambung, gangguan vestibular, dll.
Tanda dan Gejala: Rasa mual, keinginan untuk muntah, dan muntah aktual.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan panduan komprehensif untuk perawatan pasien dengan diare dan muntah, meliputi:
- Manajemen cairan dan elektrolit
- Kontrol gejala (nyeri, mual, dan muntah)
- Edukasi terkait diet dan perawatan diri
- Pencegahan komplikasi (dehidrasi, malnutrisi)
- Monitoring dan evaluasi status kesehatan pasien
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai, dan menyusun rencana perawatan yang terpadu berdasarkan standar praktik keperawatan yang berlaku di Indonesia. -
Article No. 1673 | 09 Oct 2024
Klinis : Seorang wanita 30 tahun, masuk rumah sakit pukul 10.00 dengan keluhan utama mencret dan muntah. Klien mengatakan “Ulun muntah dan baherakan sejak subuh tadi, badan terasa lemas banar dan parut terasa sakit melilit”. Istri pasien mengatakan “Suami saya ini muntah 4 kali dan mencret 7 kali”. Ners mengkaji; pasien tampak lemah dan kesakitan sambil memegang perutnya, extremitas teraba dingin, turgor kulit jelek, kelompak mata tampak cekung, mukosa bibir kering, badan teraba panas. TTV : Tekanan Darah.100/70 mmHg, Frekuensi Nadi. 110 x/menit, teratur, teraba lemah pada nadi radialis, Suhu 385C, Frekuensi pernapasan 22 x/menit, regular. Istri klien mengatakan “terakhir kencing jam 7 pagi tadi, sampai sekarang belum ada kencing”
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui muntah dan diare, dibuktikan dengan ekstremitas dingin, turgor kulit jelek, mata cekung, mukosa kering, dan belum ada produksi urin sejak pagi.
2. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada gastrointestinal, dibuktikan dengan pasien memegang perut dan mengeluh sakit pada perut.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, dibuktikan dengan pasien tampak lemah dan kesulitan melakukan aktivitas.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kekurangan volume cairan: Penurunan jumlah cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
2. Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
3. Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kekurangan volume cairan: Tercapainya keseimbangan cairan yang adekuat.
2. Nyeri akut: Pengurangan rasa nyeri.
3. Intoleransi aktivitas: Peningkatan toleransi aktivitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kekurangan volume cairan: Pemberian cairan secara parenteral, pemantauan intake dan output cairan, serta edukasi terkait kebutuhan cairan.
2. Nyeri akut: Pemberian analgesik, terapi relaksasi, dan manajemen nyeri.
3. Intoleransi aktivitas: Peningkatan aktivitas secara bertahap, manajemen energi, dan edukasi terkait aktivitas.
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat membantu dalam mengatasi masalah keperawatan yang dialami oleh pasien. -
Article No. 1674 | 09 Oct 2024
Klinis : 3.Istri klien mengatakan “terakhir kencing jam 7 pagi tadi, sampai sekarang belum ada kencing”
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Retensi Urin
Penjelasan:
Retensi urin adalah kondisi di mana klien tidak dapat mengosongkan kandung kemih secara normal. Gejala yang dialami oleh klien dalam kasus ini adalah tidak dapat berkemih selama beberapa jam.
SDKI:
Retensi Urin didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
SLKI:
Luaran yang diharapkan dari penanganan retensi urin adalah klien dapat berkemih secara normal dan tidak ada tanda-tanda retensi urin.
SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi retensi urin meliputi:
1. Pantau tanda-tanda vital, volume, dan karakteristik urin
2. Berikan kenyamanan dan lingkungan yang kondusif untuk berkemih
3. Berikan edukasi tentang pentingnya berkemih secara teratur
4. Lakukan tindakan kateterisasi jika perlu, dengan memperhatikan prinsip aseptik
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut jika diperlukan.
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk mengatasi masalah retensi urin yang dialami oleh klien.