Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1589 | 09 Oct 2024
Klinis : atu minggu yang lalu pasien ada berobat degan dukun di kampung dengan keluhan yang sama,demam dan nyeri perut kuadran kanan atas namun masih bisa menahan,pada tanggal 09-03-2022 , pukul 16.35 wib, tidak bisa menahan lagi dan masuk IGD dengan keluhan demam menggigil dan nyeri di dapatkan kualitas nyeri seperti di tusuk –tusuk,region terletak di perut kuadran kanan atas, skala nyeri 6 (0-10), tampak meringis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, Penjelasan Singkat, dan Standar SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami nyeri akut pada perut kuadran kanan atas, dengan karakteristik nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 6 (0-10), dan tampak meringis. Pasien sebelumnya telah berobat ke dukun di kampung dengan keluhan yang sama, namun satu minggu kemudian nyeri tidak dapat ditahan lagi dan pasien masuk ke IGD.
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Kenyamanan
- Kelas: Nyeri
- Diagnosa: Nyeri akut
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Kontrol Nyeri
- Kriteria Hasil: Tingkat nyeri menurun, Distres nyeri menurun, Kemampuan mengatasi nyeri meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi:
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Analgesik
3. Pengaturan Posisi -
Article No. 1590 | 09 Oct 2024
Klinis : Laki-laki usia 45 tahun, mengeluh muntah dan diare, badan panas, rasa haus, selaput lendir kering, turgor kulit jelek, badan rasa lemas. Suhu 38 C, tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 104 kali/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan melalui saluran pencernaan, ditandai dengan muntah, diare, rasa haus, selaput lendir kering, turgor kulit jelek, dan badan rasa lemas.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit adalah kondisi di mana volume dan/atau komposisi cairan dan elektrolit tubuh tidak seimbang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah klien dapat menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal, turgor kulit baik, membran mukosa lembab, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Memantau tanda-tanda vital
- Memantau asupan dan pengeluaran cairan
- Memberikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
- Mengatasi penyebab kehilangan cairan (misalnya, muntah, diare)
- Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan klien
Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, klien membutuhkan penanganan segera untuk mencegah dehidrasi yang lebih parah. Perawat harus bekerja sama dengan dokter untuk menentukan tatalaksana yang tepat. -
Article No. 1591 | 09 Oct 2024
Klinis : Pasien meningitis mengeluh sakit kepala parah dan kaku kuduk. Apa intervensi keperawatan utama yang harus dilakukan perawat untuk menangani gejala ini? Question 71 Answer a. Mengajarkan pasien teknik relaksasi b. Memberikan obat antinyeri sesuai anjuran c. Memberikan kompres hangat pada leher d. Mengatur posisi pasien untuk kenyamanan e. Meningkatkan hidrasi pasien dengan cairan infus
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: G00.9
- Deskripsi: Meningitis, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 03.31
- Deskripsi: Lumbal pungsi
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu sakit kepala parah dan kaku kuduk, intervensi keperawatan utama yang harus dilakukan perawat untuk menangani gejala ini adalah:
a. Mengatur posisi pasien untuk kenyamanan
- Memposisikan pasien dalam posisi semi-Fowler atau Fowler untuk mengurangi tekanan intrakranial.
- Menjaga kepala dan leher agar tetap lurus untuk mengurangi rasa kaku kuduk.
b. Meningkatkan hidrasi pasien dengan cairan infus
- Memberikan cairan infus yang cukup untuk mempertahankan status hidrasi yang adekuat.
- Cairan infus dapat membantu menurunkan tekanan intrakranial dan mempercepat pemulihan.
c. Memberikan obat antinyeri sesuai anjuran
- Memberikan obat antinyeri (analgesik) seperti paracetamol atau ibuprofen sesuai dengan resep dokter.
- Obat antinyeri dapat membantu mengurangi rasa sakit kepala yang dialami pasien.
Dengan melakukan intervensi-intervensi tersebut, perawat dapat membantu menangani gejala sakit kepala parah dan kaku kuduk yang dialami oleh pasien dengan meningitis. -
Article No. 1593 | 09 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 72 tahun, datang dengan penurunan kesadaran, sesak napas. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas ronchi, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah oedem pulmo, pneumonia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang disampaikan, diagnosis awal pasien adalah oedem pulmo dan pneumonia. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J81
- Deskripsi: Edema pulmoner
- Kode: J15
- Deskripsi: Pneumonia bakteri, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemantauan pernapasan, tidak diklasifikasikan di tempat lain
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Oksigenasi, tidak diklasifikasikan di tempat lain
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Pemberian obat bronkodilator
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J81 (Edema pulmoner) digunakan untuk mendiagnosis kondisi edema paru yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gagal jantung kiri atau pneumonia. Kode ICD-10 J15 (Pneumonia bakteri, tidak diklasifikasikan di tempat lain) digunakan untuk mendiagnosis pneumonia sebagai penyebab utama sesak napas pada pasien.
2. Kode ICD-9-CM 93.90 (Pemantauan pernapasan, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dan 93.94 (Oksigenasi, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dapat digunakan untuk prosedur pemantauan pernapasan dan pemberian oksigen, yang sering dilakukan pada pasien dengan edema pulmoner dan pneumonia untuk mempertahankan oksigenasi.
Kode ICD-9-CM 99.15 (Pemberian obat bronkodilator) dapat digunakan untuk prosedur pemberian obat bronkodilator, yang membantu melebarkan saluran napas dan meningkatkan aliran udara pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti edema pulmoner dan pneumonia. -
Article No. 1594 | 09 Oct 2024
Klinis : Klien mengatakan “Ulun muntah dan baherakan sejak subuh tadi, badan terasa lemas banar dan parut terasa sakit melilit”. Istri pasien mengatakan “Suami saya ini muntah 4 kali dan mencret 7 kali”.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut berhubungan dengan infeksi saluran pencernaan, ditandai dengan klien mengatakan muntah dan mencret sejak subuh tadi.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pembuangan feses yang tidak terkendali, dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari, dengan konsistensi cair.
- Faktor yang berhubungan: Infeksi saluran pencernaan, seperti gastroenteritis.
- Karakteristik: Klien mengeluh sering buang air besar dengan konsistensi cair, ada rasa tidak nyaman atau nyeri perut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat mengendalikan frekuensi dan konsistensi feses, tidak terjadi dehidrasi, serta tidak terjadi komplikasi lainnya.
- Intervensi Keperawatan: Monitor intake dan output cairan, berikan cairan intravena jika perlu, berikan diet BRAT (Bananas, Rice, Applesauce, Toast), serta pantau tanda-tanda vital.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Utama: Manajemen diare akut, yang meliputi pengkajian, pemantauan, pemberian cairan dan elektrolit, pemberian diet yang sesuai, serta edukasi pencegahan komplikasi.
- Intervensi Pendukung: Manajemen rasa tidak nyaman, manajemen nyeri, serta dukungan psikologis.
Diharapkan informasi ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi klien dan penatalaksanaan keperawatannya berdasarkan standar PPNI. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika masih ada yang ingin Anda tanyakan. -
Article No. 1595 | 09 Oct 2024
Klinis : SLKI pada diagnosa gangguan tumbuh kembang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan tumbuh kembang, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Tumbuh Kembang
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Tumbuh Kembang merupakan kondisi dimana terjadi penyimpangan atau hambatan pada proses tumbuh kembang individu, baik secara fisik, mental, sosial, maupun emosional. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor intrinsik (seperti genetik, kondisi medis) atau faktor ekstrinsik (seperti lingkungan, nutrisi, stimulasi).
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Dalam konteks SLKI, luaran yang diharapkan pada kondisi gangguan tumbuh kembang adalah:
1. Pertumbuhan fisik: Tercapainya pertumbuhan fisik sesuai usia dan tahapan perkembangan.
2. Perkembangan psikososial: Tercapainya perkembangan psikososial sesuai usia dan tahapan perkembangan.
3. Kemampuan adaptasi: Kemampuan individu untuk beradaptasi dengan perubahan dan tuntutan perkembangan.
4. Kemandirian: Tercapainya kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai usia dan tahapan perkembangan.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan tumbuh kembang meliputi:
1. Pengkajian komprehensif tumbuh kembang
2. Stimulasi tumbuh kembang sesuai usia dan tahapan
3. Edukasi dan konseling bagi individu/keluarga
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya ahli gizi, psikolog, terapis)
5. Pemantauan dan evaluasi perkembangan secara berkala
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI yang terintegrasi, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi gangguan tumbuh kembang pada individu. -
Article No. 1596 | 09 Oct 2024
Klinis : Seorang wanita 30 tahun, masuk rumah sakit pukul 10.00 dengan keluhan utama mencret dan muntah. Klien mengatakan "Ulun muntah dan baherakan sejak subuh tadi, badan terasa lemas banar dan parut terasa sakit melilit". Istri pasien mengatakan "Suami saya ini muntah 4 kali dan mencret 7 kali" Ners mengkaji; pasien tampak lemah dan kesakitan sambil memegang perutnya, extremitas teraba dingin, turgor kulit jelek, kelompak mata tampak cekung, mukosa bibir kering, badan teraba panas. TTV: Tekanan Darah. 100/70 mmHg. Frekuensi Nadi. 110 x/menit, teratur, teraba lemah pada nadi radialis, Suhu 38°C, Frekuensi pernapasan 22 x/menit, regular. Istri klien mengatakan "terakhir kencing jam 7 pagi tadi, sampai sekarang belum ada kencing"
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan akibat muntah dan diare.
Penjelasan:
Hipovolemia adalah kondisi penurunan volume cairan dalam tubuh. Dalam kasus ini, pasien mengalami kehilangan cairan yang berlebih akibat muntah dan diare, sehingga mengakibatkan penurunan volume cairan dalam tubuh.
2. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan nyeri abdomen.
Penjelasan:
Pasien mengeluhkan rasa nyeri dan mulas di perut, yang merupakan indikasi adanya gangguan rasa nyaman: nyeri. Nyeri abdomen ini dapat disebabkan oleh proses inflamasi atau iritasi pada saluran pencernaan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Penjelasan:
Pasien tampak lemah dan kesakitan, serta ekstremitas teraba dingin, yang menunjukkan adanya penurunan toleransi aktivitas akibat kelemahan fisik yang disebabkan oleh kehilangan cairan dan elektrolit.
4. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui saluran cerna.
Penjelasan:
Pasien mengalami kehilangan cairan yang berlebih melalui saluran cerna (muntah dan diare), sehingga terjadi defisit volume cairan dalam tubuh.
5. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan status cairan dan elektrolit.
Penjelasan:
Perubahan status cairan dan elektrolit akibat muntah dan diare dapat meningkatkan risiko cedera, seperti pusing, kehilangan kesadaran, atau komplikasi lainnya.
Penerapan standar SDKI - SLKI - SIKI:
Diagnosa keperawatan di atas disusun berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh PPNI sebagai acuan baku dalam praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 1597 | 09 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan demam.
Diagnosis Keperawatan:
1. Hipertermia
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Kenyamanan terjaga
3. Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Identifikasi penyebab hipertermia
2. Lakukan manajemen suhu tubuh (misalnya kompres hangat/dingin, obat antipiretik)
3. Monitor tanda-tanda vital secara rutin
4. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pengelolaan demam
Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosis keperawatan dan standar dokumentasi keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 1598 | 09 Oct 2024
Klinis : Klien mengatakan “Ulun muntah dan baherakan sejak subuh tadi, badan terasa lemas banar dan parut terasa sakit melilit”. Istri pasien mengatakan “Suami saya ini muntah 4 kali dan mencret 7 kali”.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang disampaikan oleh klien dan istrinya, ditemukan diagnosis dan tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K52.9
- Deskripsi: Gastroenteritis dan kolitis noninfektif, tidak spesifik. Diagnosis ini sesuai dengan keluhan utama klien berupa muntah dan diare.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.23
- Deskripsi: Endoskopi lambung, termasuk intubasi duodenum. Prosedur ini dapat dilakukan untuk mengevaluasi kondisi saluran cerna klien dan mencari penyebab gejala yang dialami.
Penjelasan:
Kode ICD-10 K52.9 (Gastroenteritis dan kolitis noninfektif, tidak spesifik) sesuai dengan gejala yang dialami klien, yaitu muntah dan diare. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, alergi, atau iritasi pada saluran cerna.
Dalam kasus ini, karena klien mengeluhkan rasa sakit yang melilit pada perut, pemeriksaan endoskopi lambung (kode ICD-9-CM 45.23) dapat dilakukan untuk mengevaluasi kondisi lambung dan saluran cerna klien secara lebih rinci. Prosedur ini dapat membantu mengidentifikasi penyebab gejala yang dialami, sehingga penanganan yang tepat dapat diberikan. -
Article No. 1599 | 09 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal-gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal.
Diagnosa Keperawatan:
Pruritus (Gatal-gatal)
Definisi:
Pruritus merupakan pengalaman sensorik yang tidak menyenangkan yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk, menggosok, atau menggosok kulit dengan tujuan mengurangi rasa gatal.
Penyebab:
- Alergi (seperti dermatitis atopik)
- Infeksi kulit (seperti dermatitis seboroik)
- Penyakit sistemik (seperti gagal ginjal kronis, kolestasis hati)
- Faktor psikologis (seperti stres, kecemasan)
Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi penyebab gatal-gatal
2. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi yang sesuai (misalnya antihistamin, kortikosteroid topikal)
3. Anjurkan pasien untuk menghindari iritasi kulit
4. Ajarkan teknik manajemen gatal-gatal (misalnya kompres dingin, penggunaan pelembab)
5. Berikan edukasi kepada pasien mengenai penyebab dan perawatan gatal-gatal
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan diagnosis keperawatan berdasarkan respons pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan. Dalam kasus pruritus, SDKI dapat menggunakan domain Rasa Tidak Nyaman dengan kode diagnosis D.0088 Pruritus.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus pruritus, SLKI dapat menggunakan luaran seperti Kontrol Gejala (kode L.12) dan Kenyamanan (kode L.13).
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dalam kasus pruritus, SIKI dapat menggunakan intervensi seperti Manajemen Gejala (kode I.11), Manajemen Nyeri (kode I.12), dan Edukasi Kesehatan (kode I.05).
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang sistematis, terstruktur, dan sesuai dengan praktik keperawatan berbasis bukti.