Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1768 | 10 Oct 2024
Klinis : Gangguan perfusi perifer tdk efektif tanda mayor minor
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan perfusi perifer tidak efektif
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan perfusi perifer tidak efektif adalah ketidakcukupan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer sebagai akibat dari gangguan pada sistem vaskuler.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi jaringan perifer membaik
2. Integritas kulit terjaga
3. Tidak terjadi kerusakan jaringan
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Asesmen: Mengkaji status perfusi perifer, tanda-tanda vital, dan faktor risiko.
2. Intervensi: Mempertahankan posisi ekstremitas yang terpengaruh, memberikan hangat lokal, dan melakukan stimulasi sirkulasi.
3. Edukasi: Mengajarkan pasien/keluarga mengenai gejala gangguan perfusi perifer dan langkah-langkah untuk mengatasi kondisi tersebut.
Sebagai seorang pakar perawat, saya akan melakukan pendekatan yang komprehensif untuk mengevaluasi kondisi pasien secara menyeluruh dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai untuk memulihkan perfusi perifer yang tidak efektif. -
Article No. 1769 | 10 Oct 2024
Klinis : Gangguan perfusi perifer tdk efektif....tanda mayor minornya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Perfusi Perifer Tidak Efektif
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan perfusi perifer tidak efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan sirkulasi darah ke bagian tubuh yang menyebabkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan. Tanda mayor dapat berupa: kulit pucat, dingin, atau sianosis, edema, pulsasi lemah, dan perubahan warna kulit. Tanda minor dapat meliputi: rasa kesemutan, kram, dan rasa tidak nyaman.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk gangguan perfusi perifer tidak efektif adalah: pasien menunjukkan peningkatan perfusi perifer, pasien menunjukkan peningkatan suhu dan warna kulit, pasien melaporkan penurunan gejala, dan pasien menunjukkan peningkatan mobilitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan perfusi perifer tidak efektif meliputi: monitor tanda-tanda vital, elevasi ekstremitas, massase ekstremitas, aplikasi kompres hangat, kolaborasi pemberian obat vasodilator, dan edukasi pasien tentang perawatan kaki dan pentingnya aktivitas fisik.
Persona: Sebagai seorang pakar keperawatan, saya menyampaikan bahwa diagnosis keperawatan "Gangguan Perfusi Perifer Tidak Efektif" merupakan kondisi yang memerlukan intervensi keperawatan yang komprehensif berdasarkan standar PPNI. Tanda mayor dan minor yang muncul harus diidentifikasi dengan cermat, dan luaran yang diharapkan serta intervensi yang dapat dilakukan harus diterapkan secara tepat untuk memulihkan perfusi perifer pasien. -
Article No. 1770 | 10 Oct 2024
Klinis : Gangguan perfusi perifer tdk efektif....tanda mayor minornya sertakan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Perfusi Perifer Tidak Efektif
Penjelasan:
Gangguan perfusi perifer tidak efektif merupakan kondisi klinis di mana terdapat penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer akibat adanya gangguan pada sirkulasi darah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit pembuluh darah, trauma, atau kondisi medis lainnya.
Tanda-tanda mayor:
1. Penurunan suhu ekstremitas
2. Perubahan warna kulit (pucat, sianosis, kemerahan)
3. Edema
4. Nyeri atau rasa tidak nyaman pada ekstremitas
Tanda-tanda minor:
1. Pulsasi arteri yang lemah atau tidak teraba
2. Pengisian kapiler yang lambat
3. Kram otot
4. Perubahan sensasi pada ekstremitas
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Gangguan perfusi perifer tidak efektif didefinisikan sebagai "Penurunan sirkulasi darah ke bagian perifer tubuh yang berakibat pada tidak efektifnya suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan".
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari penanganan gangguan perfusi perifer tidak efektif meliputi peningkatan perfusi perifer, penurunan risiko komplikasi, dan peningkatan kenyamanan pasien.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan perfusi perifer tidak efektif antara lain pemantauan tanda-tanda vital, manajemen nyeri, terapi posisional, peningkatan mobilitas, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengobatan yang sesuai. -
Article No. 1771 | 10 Oct 2024
Klinis : Gangguan integritas kulit dan jaringan tamda mayor dan minor
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Penjelasan:
- Kondisi ini menggambarkan adanya risiko terjadinya kerusakan pada integritas atau keutuhan lapisan kulit dan jaringan di bawahnya, baik yang bersifat mayor (luas dan/atau dalam) maupun yang minor (terbatas).
- Faktor-faktor yang dapat menyebabkan risiko ini antara lain perubahan sensasi, keterbatasan mobilitas, nutrisi yang tidak adekuat, serta faktor-faktor lain yang dapat memicu terjadinya luka.
2. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan individu dengan risiko terjadinya kerusakan pada integritas kulit dan jaringan.
- Karakteristik Mayor: Perubahan sensasi, keterbatasan mobilitas, nutrisi tidak adekuat.
- Faktor Risiko: Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya luka pada kulit dan jaringan.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Integritas kulit dan jaringan terjaga.
- Kriteria Hasil: Kulit dan jaringan tidak rusak, tidak ada tanda infeksi, tidak ada perubahan warna, suhu, dan sensasi.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Perawatan luka, manajemen nutrisi, peningkatan mobilitas, pencegahan infeksi.
- Tindakan Keperawatan: Membersihkan luka, menerapkan balutan luka, mengatur pola makan, memfasilitasi pergerakan, memantau tanda-tanda infeksi.
Catatan:
Tone "akademis" dan persona "pakar, nurse" menunjukkan bahwa penjelasan ini disampaikan dengan gaya bahasa yang ilmiah dan formal, serta dari sudut pandang seorang ahli atau profesional di bidang keperawatan. -
Article No. 1772 | 10 Oct 2024
Klinis : Tanda mayor dan minor pada gangguan integritas kuliat dan jaringan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit dan Jaringan
Definisi:
Gangguan integritas kulit dan jaringan adalah kerusakan atau perubahan pada struktur dan fungsi kulit dan jaringan pendukungnya.
Tanda dan Gejala Mayor:
1. Perubahan warna kulit (eritema, edema, nekrosis)
2. Luka terbuka (luka bakar, luka korosi, luka lecet)
3. Perubahan tekstur kulit (kering, kasar, lembab)
4. Penurunan sensasi (nyeri, rasa terbakar, gatal)
Tanda dan Gejala Minor:
1. Perubahan suhu kulit (hipertermia, hipotermia)
2. Perubahan kelembaban kulit (hiperhidrosis, hipohidrosis)
3. Perubahan turgor kulit
4. Perubahan mobilitas sendi
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Label Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), penanganan keperawatan untuk gangguan integritas kulit dan jaringan dapat meliputi:
1. Pengkajian komprehensif terhadap kondisi kulit dan jaringan.
2. Intervensi keperawatan untuk menjaga dan mempertahankan integritas kulit, seperti perawatan luka, penggunaan topikal, dan perubahan posisi.
3. Edukasi dan konseling kepada pasien dan keluarga terkait perawatan kulit dan pencegahan komplikasi.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi, untuk mencapai hasil yang optimal.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang komprehensif dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien dalam mengatasi gangguan integritas kulit dan jaringan. -
Article No. 1773 | 10 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 38 tahun dirawat di ruang penyakit dalam karena PPOK. Hasil pengkajian pasien tampak sesak, TD 110/70 mmHg, frekuensi napas 28x/ menit, frekuensi nadi 100x/menit, tampak retraksi dada, dan tampak penggunaan otot- otot pernapasan. Hasil pemeriksaan AGD didapatkan nilai pH 7,30, PaCO2 49 mmHg, PaO2 85 mmHg, HCO, 22 mEq/L, saturasi oksigen 97%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan obstruksi saluran napas akibat PPOK.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Pola Napas: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan irama normal yang berakibat pada ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Efektif: Kemampuan untuk bernapas dengan irama normal yang memenuhi kebutuhan oksigen.
2. Pertukaran Gas Adekuat: Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan membuang karbon dioksida.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk mempertahankan dan memfasilitasi saluran napas yang paten.
2. Manajemen Ventilasi: Tindakan untuk memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat.
3. Terapi Oksigen: Pemberian oksigen untuk meningkatkan suplai oksigen.
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, pasien mengalami Ketidakefektifan Pola Napas yang ditandai dengan sesak napas, retraksi dinding dada, dan penggunaan otot-otot bantu pernapasan. Hasil pemeriksaan AGD juga menunjukkan adanya gangguan pertukaran gas (pH rendah, PaCO2 tinggi, PaO2 rendah). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, dan pemberian terapi oksigen untuk memfasilitasi pertukaran gas dan memenuhi kebutuhan oksigen pasien. -
Article No. 1774 | 10 Oct 2024
Klinis : perdarahan aktif 300 ml, pasca persalinan, persalinan plasenta, plasenta lahir tidak lengkap
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Perdarahan Aktif
Definisi SDKI:
Perdarahan aktif adalah keluarnya darah dalam jumlah yang berlebihan dari saluran genital.
Definisi SLKI:
Perdarahan aktif adalah keadaan dimana terjadi perdarahan yang tidak terkendali dari saluran genital.
Definisi SIKI:
Perdarahan aktif adalah kondisi dimana terjadi pengeluaran darah berlebihan dari saluran genital.
Penjelasan:
Diagnosa ini ditegakkan karena pasien mengalami perdarahan aktif sebanyak 300 ml pasca persalinan dan persalinan plasenta, dengan plasenta yang lahir tidak lengkap. Kondisi ini membutuhkan penatalaksanaan segera untuk mencegah komplikasi yang lebih berat, seperti syok hipovolemik. -
Article No. 1775 | 10 Oct 2024
Klinis : D.0020 Diare b.d Inflamasi gastrointestinal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi D.0020 Diare b.d Inflamasi gastrointestinal:
Diagnosa Keperawatan:
Diare b.d Inflamasi gastrointestinal
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal, yaitu frekuensi lebih dari 3 kali per hari dengan konsistensi yang encer, yang disebabkan oleh inflamasi gastrointestinal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemulihan status cairan dan elektrolit
2. Pemulihan status nutrisi
3. Pengendalian gejala diare
4. Pemulihan fungsi gastrointestinal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen diare
2. Manajemen nutrisi
3. Manajemen cairan
4. Manajemen nyeri
5. Edukasi terkait diare
Secara akademis, diagnosa keperawatan ini menunjukkan adanya gangguan pada sistem pencernaan berupa diare yang disebabkan oleh proses inflamasi pada saluran gastrointestinal. Perawatan yang diberikan berfokus pada pemulihan status cairan dan elektrolit, pemenuhan nutrisi, pengendalian gejala diare, serta pemulihan fungsi sistem gastrointestinal. Intervensi keperawatan yang dilakukan meliputi manajemen diare, nutrisi, cairan, nyeri, serta edukasi terkait kondisi pasien. -
Article No. 1776 | 10 Oct 2024
Klinis : D.0032 Risiko Defisit Nutrisi b.d Ketidakmampuan mencerna makanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Defisit Nutrisi
Definisi:
Risiko Defisit Nutrisi adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Kondisi ini dapat disebabkan oleh ketidakmampuan mencerna makanan yang dapat mengganggu penyerapan dan pemanfaatan nutrisi yang diperlukan tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: D.0032
Faktor Risiko: Ketidakmampuan mencerna makanan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Asupan Nutrisi Adekuat
- Status Nutrisi Optimal
- Pemulihan Kondisi Kesehatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nutrisi
- Manajemen Gastrointestinal
- Pemantauan Nutrisi
Penjelasan:
Risiko Defisit Nutrisi adalah diagnosis keperawatan yang mengindikasikan adanya kemungkinan individu mengalami kekurangan asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Faktor risiko utamanya adalah ketidakmampuan mencerna makanan, yang dapat menghambat proses penyerapan dan pemanfaatan nutrisi.
Dalam penanganannya, perawat akan berupaya memastikan asupan nutrisi pasien terpenuhi secara adekuat, status nutrisi optimal, dan proses pemulihan kondisi kesehatan pasien berjalan dengan baik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nutrisi, manajemen gastrointestinal, serta pemantauan nutrisi secara berkala. -
Article No. 1777 | 10 Oct 2024
Klinis : DS: pasien mengatakan khawatir dengan kondisinya saat ini dan sering menanyakan apakah penyakitnya bisa disembuhkan DO: saat dialkukan observasi, pasien tampak murung, konsentrasi/fokus menurun, terlihat saat diajak komunikasi pandangan kosong dan meminta pertanyaan diulang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif (DS) dan data objektif (DO) yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Kecemasan
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan dari penanganan kecemasan adalah pasien dapat mengelola kecemasan, mempertahankan stabilitas psikologis, dan menunjukkan perilaku tenang.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan untuk menangani kecemasan meliputi terapi relaksasi, manajemen stress, terapi kognitif, dan pemberian edukasi.
Dengan kondisi pasien yang merasa khawatir dengan kondisinya saat ini, sering menanyakan apakah penyakitnya dapat disembuhkan, tampak murung, konsentrasi/fokus menurun, dan pandangan kosong saat diajak komunikasi, diagnosa keperawatan yang tepat adalah kecemasan.