Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1830 | 10 Oct 2024
Klinis : Ny. Jubaeda berusia 73 tahun sedang menjalani rehabilitasi di RSUI karena post operasi fraktur pada panggul sebelah kiri. Kejadian jatuh 2 minggu yang lalu dan menjalani perawatan selama 10 hari. Pasien belum dapat mobilisasi mandiri berpindah dari tempat tidur sehingga masih dibantu oleh keluarga atau perawat. Pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus dan teratur menjalani pengobatan. Pasien mengeluh sesekali nyeri dengan skala 1-3 dan memburuk saat mobilisasi. Insisi dalam kondisi intact, bersih, dan kering. Pasien mengatakan bosan dan ingin pulang, saat ini keluarga mengeluh pasien tidak mau makan dan harus dibujuk dengan makanan favoritnya yaitu bubur sumsum. Keluarga mengatakan tidak siap jika saat ini harus menjalani perawatan rehabilitasi dengan metode rawat jalan. Alasannya karena khawatir memperburuk panggul yang patah dan kesulitan saat melakukan latihan gerak pada pasien. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 146/89 mmHg; frekuensi nadi: 72x/menit teratur; 80x/menit teratur, frekuensi napas 18 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ny. Jubaeda yang telah dijabarkan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan, beserta penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Jatuh
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Jatuh adalah kerentanan untuk jatuh yang dapat menyebabkan cidera fisik.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Menunjukkan perilaku untuk mencegah jatuh.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Risiko Jatuh, Terapi Aktivitas, Mobilisasi.
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Bebas dari nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri, Terapi Aktivitas.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
- SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dan terarah.
- SLKI: Mobilitas fisik meningkat.
- SIKI: Terapi Aktivitas, Peningkatan Mobilitas, Perawatan Luka.
4. Diagnosa Keperawatan: Defisit Nutrisi
- SDKI: Defisit Nutrisi adalah asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Keseimbangan nutrisi terpenuhi.
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Dukungan Nutrisi.
Penjelasan singkat terkait masing-masing diagnosa keperawatan:
1. Risiko Jatuh: Ny. Jubaeda memiliki risiko jatuh yang tinggi karena keterbatasan mobilisasi serta riwayat penyakit Diabetes Mellitus. Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen risiko jatuh, terapi aktivitas, dan mobilisasi.
2. Nyeri Akut: Ny. Jubaeda mengalami nyeri akut pada panggul sebelah kiri akibat fraktur, dengan skala 1-3 yang memburuk saat mobilisasi. Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri dan terapi aktivitas.
3. Gangguan Mobilitas Fisik: Ny. Jubaeda mengalami keterbatasan dalam melakukan mobilisasi mandiri berpindah dari tempat tidur, sehingga masih memerlukan bantuan keluarga atau perawat. Intervensi yang dapat dilakukan adalah terapi aktivitas, peningkatan mobilitas, dan perawatan luka.
4. Defisit Nutrisi: Ny. Jubaeda mengalami penurunan nafsu makan sehingga harus dibujuk dengan makanan favoritnya. Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nutrisi dan dukungan nutrisi.
Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 146/89 mmHg, nadi 72x/menit teratur, frekuensi napas 18x/menit, dan kondisi insisi yang intact, bersih, dan kering. Hal ini menunjukkan kondisi umum Ny. Jubaeda yang relatif stabil. -
Article No. 1831 | 10 Oct 2024
Klinis : Ny. Jubaeda berusia 73 tahun sedang menjalani rehabilitasi di RSUI karena post operasi fraktur pada panggul sebelah kiri. Kejadian jatuh 2 minggu yang lalu dan menjalani perawatan selama 10 hari. Pasien belum dapat mobilisasi mandiri berpindah dari tempat tidur sehingga masih dibantu oleh keluarga atau perawat. Pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus dan teratur menjalani pengobatan. Pasien mengeluh sesekali nyeri dengan skala 1-3 dan memburuk saat mobilisasi. Insisi dalam kondisi intact, bersih, dan kering. Pasien mengatakan bosan dan ingin pulang, saat ini keluarga mengeluh pasien tidak mau makan dan harus dibujuk dengan makanan favoritnya yaitu bubur sumsum. Keluarga mengatakan tidak siap jika saat ini harus menjalani perawatan rehabilitasi dengan metode rawat jalan. Alasannya karena khawatir memperburuk panggul yang patah dan kesulitan saat melakukan latihan gerak pada pasien. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 146/89 mmHg; frekuensi nadi: 72x/menit teratur; 80x/menit teratur, frekuensi napas 18 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ny. Jubaeda, dapat ditentukan beberapa diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Mobilitas Fisik Terganggu
b. Nyeri Akut
c. Risiko Jatuh
d. Ketidakefektifan Pola Makan
2. Penjelasan Singkat:
a. Mobilitas Fisik Terganggu
- SDKI: Kemampuan terbatas untuk melakukan gerakan fisik yang terkoordinasi dan terkontrol.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pergerakan dan koordinasi fisik pasien.
- SIKI: Membantu pasien dalam latihan fisik sesuai toleransi.
b. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi nyeri akut yang dialami pasien.
- SIKI: Mengkaji nyeri pasien dan memberikan terapi farmakologi dan non-farmakologi untuk mengurangi nyeri.
c. Risiko Jatuh
- SDKI: Rentan terhadap jatuh yang dapat menyebabkan cidera, yang disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
- SLKI: Intervensi untuk mencegah dan mengurangi risiko jatuh pada pasien.
- SIKI: Melakukan skrining risiko jatuh dan mengambil tindakan pencegahan.
d. Ketidakefektifan Pola Makan
- SDKI: Pola makan yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi dan mempertahankan pola makan yang efektif.
- SIKI: Mengkaji asupan makan pasien, memberikan edukasi dan memotivasi pasien untuk meningkatkan asupan makan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat dapat menggunakan intervensi-intervensi yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar PPNI. -
Article No. 1832 | 10 Oct 2024
Klinis : Ny. Jubaeda berusia 73 tahun sedang menjalani rehabilitasi di RSUI karena post operasi fraktur pada panggul sebelah kiri. Kejadian jatuh 2 minggu yang lalu dan menjalani perawatan selama 10 hari. Pasien belum dapat mobilisasi mandiri berpindah dari tempat tidur sehingga masih dibantu oleh keluarga atau perawat. Pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus dan teratur menjalani pengobatan. Pasien mengeluh sesekali nyeri dengan skala 1-3 dan memburuk saat mobilisasi. Insisi dalam kondisi intact, bersih, dan kering. Pasien mengatakan bosan dan ingin pulang, saat ini keluarga mengeluh pasien tidak mau makan dan harus dibujuk dengan makanan favoritnya yaitu bubur sumsum. Keluarga mengatakan tidak siap jika saat ini harus menjalani perawatan rehabilitasi dengan metode rawat jalan. Alasannya karena khawatir memperburuk panggul yang patah dan kesulitan saat melakukan latihan gerak pada pasien. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 146/89 mmHg; frekuensi nadi: 72x/menit teratur; 80x/menit teratur, frekuensi napas 18 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Mobilitas Fisik Terganggu
2. Nyeri Akut
3. Risiko Jatuh
4. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan Singkat:
1. Mobilitas Fisik Terganggu
- SDKI: Keterbatasan dalam pergerakan yang disengaja dan terkontrol dari tubuh atau bagian tubuh.
- SLKI: Mencapai dan mempertahankan derajat mobilitas yang diinginkan.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi pergerakan dan mempertahankan fungsi fisik optimal.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SLKI: Mencapai dan mempertahankan kenyamanan dengan pengurangan atau eliminasi nyeri.
- SIKI: Intervensi untuk mengidentifikasi dan mengelola penyebab nyeri serta meningkatkan kenyamanan pasien.
3. Risiko Jatuh
- SDKI: Kerentanan terhadap terjatuh, yang dapat menyebabkan cidera fisik.
- SLKI: Mencapai dan mempertahankan tingkat keamanan yang optimal.
- SIKI: Intervensi untuk menurunkan risiko cedera akibat jatuh.
4. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Mencapai dan mempertahankan status nutrisi yang optimal.
- SIKI: Intervensi untuk memantau dan meningkatkan asupan nutrisi.
Diagnosa dan penjelasan ini berdasarkan pada kondisi Ny. Jubaeda yang mengalami keterbatasan mobilisasi, nyeri akut, risiko jatuh, dan penurunan asupan nutrisi. Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 1833 | 10 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien datang ke Rumah Sakit dan dari hasil pemeriksaan fisik diketahui pada bagian iga bawah terdapat lengkung dan pada persambungan iga dengan tulang terdapat benjolan. Hal ini dikenal dengan? a. Funnel chest b. Barrel chest c. Rachitis chest d. Pigeon chest e. Flat chest
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Pernapasan berhubungan dengan Perubahan Struktur Dinding Dada
Penjelasan:
Kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu adanya lengkung di bagian iga bawah dan benjolan pada persambungan iga dengan tulang, dikenal sebagai Pigeon Chest atau Dada Burung Merpati.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Pernapasan - Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan ritme, kedalaman, atau frekuensi yang normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pola Pernapasan Efektif - Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan pergerakan dada/abdomen yang simetris, frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, dan tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Jalan Napas - Definisi: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi pernapasan yang efektif.
Dengan demikian, dari kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Gangguan Pola Pernapasan berhubungan dengan Perubahan Struktur Dinding Dada, dengan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi pernapasan yang efektif. -
Article No. 1834 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien merasa mual, pusing, lemas tidak mampu melakukan aktifitas, pucat dan tekanan darah 102/73 mmHg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Intolerasi Aktivitas
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami mual, pusing, lemas, tidak mampu melakukan aktivitas, dan pucat dengan tekanan darah 102/73 mmHg, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan Intolerasi Aktivitas.
Intolerasi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut penjelasan singkatnya:
SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Faktor Risiko: Penyakit kardiovaskular, anemia, disfungsi neuromuskular, gangguan pernapasan, keletihan.
SLKI:
- Luaran: Toleransi Aktivitas, Kemampuan Melakukan Aktivitas, Kenyamanan.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi, Manajemen Pernapasan.
Dengan pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensif berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat membantu pasien untuk meningkatkan toleransi aktivitas, kemampuan melakukan aktivitas, dan kenyamanan, sehingga dapat memulihkan kondisi pasien secara optimal. -
Article No. 1835 | 10 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 23 tahun dirawat hari kedua di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat nyakit asma hasil pengkajian didapatkan data tekanan darah 120 / 80 mmHg nadi 92 kali per menit suhu 37,3°C pernafasan 30 kali per menit tanpa pernapasan Chuping hidung retraksi dinding dada Weezing pasien lebih nyaman dengan posisi duduk dengan memeluk bantal dan mengatakan sesak semakin bertambah bila pada posisi tidur dengan ransi kedua lapangan paru suara nafas versi cooler nafas cepat dan dangkal pasien mengeluh sakit kepala dan mengatakan sudah dua hari tidak bisa tidur akibat sesak nya pasien sultan tidur nyenyak akibat perubahan lingkungan dan tidak terbiasa tidur bila lampu kamar masih hidup
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah yang mengakibatkan ketidakadekuatan dalam ventilasi dan/atau pertukaran gas.
Penjelasan:
- Pasien mengeluhkan sesak napas, terutama saat berbaring.
- Hasil pemeriksaan menunjukkan frekuensi napas yang meningkat (30 kali/menit).
- Terlihat adanya retraksi dinding dada dan suara napas wheezing, menandakan adanya hambatan dalam aliran udara.
- Pasien lebih nyaman dalam posisi duduk, menandakan adanya upaya untuk memudahkan pernapasan.
2. Gangguan Pola Tidur
Definisi: Gangguan kuantitas dan/atau kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
Penjelasan:
- Pasien mengeluhkan sulit tidur selama dua hari terakhir akibat sesak napas yang dirasakan.
- Pasien juga merasa tidak nyaman dengan perubahan lingkungan tidur di rumah sakit dan terbiasa tidur dengan lampu kamar menyala.
3. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penjelasan:
- Pasien mengeluhkan sakit kepala yang dirasakan akibat sesak napas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Pola Napas
- Gangguan Pola Tidur
- Nyeri Akut
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Perbaikan Pola Napas
- Pemulihan Pola Tidur
- Penurunan Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Tidur
- Manajemen Nyeri
Pendekatan keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh pasien, termasuk managemen jalan napas, pengaturan pola tidur, dan penatalaksanaan nyeri. -
Article No. 1836 | 10 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan, usia 27 tahun, G1P0A0H0, hamil 8 minggu datang ke klinik dengan kondisi umum lemah, merasakan nyeri hebat dan nyaris pingsan. Hasil pengkajian TD 140 per 90 mmHg, Napas 30 kali per mnt dan perut teraba seperti perut papan. Berdasarkan data data diatas makan kemungkinan pasien mengalami? a. Abortus inkomplit b. Abortus Insipiens c. Abortus imminens d. KET
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, kemungkinan besar pasien mengalami Abortus Imminens (c).
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Abortus Imminens
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Abortus Imminens: Kondisi risiko terjadinya penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, dengan tanda-tanda pendarahan pervaginam dan nyeri perut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari Abortus Imminens adalah mencegah terjadinya abortus, mempertahankan kehamilandan mencegah komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: memantau tanda-tanda vital, memantau perdarahan, memberikan edukasi terkait istirahat, nutrisi, dan aktivitas, serta merujuk ke tenaga kesehatan lain jika perlu.
Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada Abortus Imminens, yaitu nyeri hebat, perdarahan, dan tanda-tanda vital yang tidak stabil. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Abortus Imminens. -
Article No. 1837 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien sesak nafas, glukosa darah di atas 300, terjadi peningkatan ketonuria
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Peningkatan berat badan, penurunan berat badan, perubahan kadar glukosa darah, peningkatan kadar keton.
- SIKI: Intervensi keperawatan meliputi pemantauan kadar glukosa darah, pemberian insulin, pengaturan diet, dan edukasi tentang manajemen diabetes.
2. Gangguan Pertukaran Gas
- SDKI: Keadaan di mana terjadi perubahan dalam oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolar-kapiler.
- SLKI: Peningkatan frekuensi napas, peningkatan usaha napas, perubahan warna kulit, perubahan saturasi oksigen.
- SIKI: Intervensi keperawatan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, pengaturan posisi, dan edukasi tentang manajemen pernapasan.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami sesak napas, glukosa darah di atas 300, dan peningkatan ketonuria, dapat diidentifikasi dua diagnosa keperawatan utama, yaitu Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh dan Gangguan Pertukaran Gas.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh disebabkan oleh peningkatan kadar glukosa darah dan ketonuria, yang mengindikasikan adanya gangguan metabolisme karbohidrat. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan kadar glukosa darah, pemberian insulin, pengaturan diet, dan edukasi tentang manajemen diabetes.
Sementara itu, Gangguan Pertukaran Gas disebabkan oleh sesak napas yang dialami oleh pasien. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, pengaturan posisi, dan edukasi tentang manajemen pernapasan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan kualitas dan keamanan perawatan bagi pasien. -
Article No. 1838 | 10 Oct 2024
Klinis : bu A (20 tahun) menjalani operasi seksio a.i plasenta previa totalis 1 jam yang lalu. Saat ini klien masih berada di ruang pemulihan kamar operasi. Hasil pengkajian klien beresiko mengalami troboemboli. Berdasarkan kasus, intervensi keperawatan utama yang dapat dilakukan agar masalah tidak terjadi adalah? a. Menginstruksikan klien agar tetap ditempat tidur b. Membantu klien agar banyak minum air putih c. Menganjurkan klien miring kanan – miring kiri d. Menyarakan klien sering berjalan setelah keluat dari kamar operasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Risiko Tromboemboli berhubungan dengan pembedahan seksio caesarea.
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Tromboemboli adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami pembentukan bekuan darah atau penggumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah klien tidak mengalami komplikasi tromboemboli.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan utama yang dapat dilakukan adalah:
d. Menyarankan klien sering berjalan setelah keluar dari kamar operasi.
Penjelasan:
Setelah prosedur bedah seksio caesarea, klien berisiko mengalami tromboemboli. Oleh karena itu, intervensi utama yang perlu dilakukan adalah memfasilitasi mobilisasi dini klien dengan menyarankan agar sering berjalan setelah keluar dari kamar operasi. Mobilisasi dini dapat membantu mencegah komplikasi tromboemboli dengan meningkatkan sirkulasi darah dan mencegah penggumpalan darah.
Pilihan a, b, dan c bukan merupakan intervensi utama dalam pencegahan risiko tromboemboli. Meskipun penting, namun intervensi tersebut bukan yang utama dalam kasus ini. -
Article No. 1839 | 10 Oct 2024
Klinis : bu A (20 tahun) menjalani operasi seksio a.i plasenta previa totalis 1 jam yang lalu. Saat ini klien masih berada di ruang pemulihan kamar operasi. Hasil pengkajian klien beresiko mengalami troboemboli. Berdasarkan kasus, intervensi keperawatan utama yang dapat dilakukan agar masalah tidak terjadi adalah? a. Menginstruksikan klien agar tetap ditempat tidur b. Membantu klien agar banyak minum air putih c. Menganjurkan klien miring kanan – miring kiri d. Menyarakan klien sering berjalan setelah keluat dari kamar operasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Tromboemboli berhubungan dengan immobilisasi setelah operasi seksio cesarea.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Tromboemboli adalah keadaan berisiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah vena oleh bekuan darah.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Klien bebas dari komplikasi tromboemboli.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko tromboemboli meliputi pemantauan tanda-tanda vital, mobilisasi dini, pemberian antikoagulan, serta edukasi tentang risiko dan pencegahan tromboemboli.
Intervensi Keperawatan Utama:
d. Menyarankan klien sering berjalan setelah keluar dari kamar operasi.
Penjelasan:
Mobilisasi dini sangat penting untuk mencegah tromboemboli pada pasien pasca operasi seksio cesarea. Anjuran untuk sering berjalan setelah keluar dari kamar operasi dapat membantu melancarkan peredaran darah dan mencegah terjadinya tromboemboli. Intervensi ini sesuai dengan SIKI dan dapat membantu mencapai luaran keperawatan sesuai SLKI.