Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1810 | 10 Oct 2024
Klinis : bayi baru lahir sesak, retraksi dada, apgar 1, 6
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis dalam format yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: P22.0
- Deskripsi: Sindrom gawat nafas pada bayi baru lahir
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Ventilasi mekanis tidak spesifik, tidak lain
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang Anda berikan, yaitu bayi baru lahir dengan sesak napas, retraksi dada, dan skor Apgar rendah (1 pada menit 1, 6 pada menit 5), diagnosis yang sesuai adalah Sindrom Gawat Nafas pada Bayi Baru Lahir, yang dikodekan dengan P22.0 dalam ICD-10.
Sindrom gawat napas pada bayi baru lahir merupakan kondisi yang ditandai dengan kesulitan bernapas segera setelah lahir, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti imaturitas paru, aspirasi mekonium, pneumonia, atau kelainan kongenital. Bayi dengan kondisi ini membutuhkan dukungan pernapasan yang mungkin berupa ventilasi mekanis, yang dikodekan dengan 93.90 dalam ICD-9-CM.
Kode prosedur ICD-9-CM 93.90 mencakup ventilasi mekanis yang tidak dispesifikan lebih lanjut, karena informasi yang tersedia tidak cukup untuk mengidentifikasi jenis ventilasi yang diberikan, seperti ventilasi mekanis kontinu, ventilasi mekanis intermiten, atau jenis ventilasi lainnya. -
Article No. 1811 | 10 Oct 2024
Klinis : bayi baru lahir sesak, retraksi dada, apgar 1, 6
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
- Bayi baru lahir mengalami sesak napas dan retraksi dada, yang menunjukkan pola napas tidak efektif.
- Indikator SDKI: Frekuensi napas, irama napas, kedalaman napas.
- Intervensi SLKI: Manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, pemantauan pernapasan.
- Intervensi SIKI: Manajemen gangguan jalan napas, pemberian oksigen, pemantauan status pernapasan.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
Penjelasan:
- Bayi baru lahir dengan skor Apgar 1, 6 menunjukkan adanya gangguan perfusi jaringan.
- Indikator SDKI: Warna kulit, suhu kulit, pengisian kapiler.
- Intervensi SLKI: Manajemen sirkulasi, manajemen oksigenasi, pemantauan tanda-tanda vital.
- Intervensi SIKI: Manajemen gangguan sirkulasi, pemberian oksigen, pemantauan tanda-tanda vital.
3. Risiko Ketidakseimbangan Suhu Tubuh
Penjelasan:
- Bayi baru lahir dengan kondisi sesak napas dan perfusi jaringan tidak efektif berisiko mengalami ketidakseimbangan suhu tubuh.
- Indikator SDKI: Suhu tubuh, kemampuan mengatur suhu tubuh.
- Intervensi SLKI: Manajemen termoregulasi, manajemen lingkungan, pemantauan suhu tubuh.
- Intervensi SIKI: Manajemen hipotermi/hipertermi, pengaturan suhu lingkungan, pemantauan suhu tubuh.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Sistem standardisasi diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Sistem standardisasi luaran atau hasil keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Sistem standardisasi intervensi atau tindakan keperawatan yang digunakan di Indonesia. -
Article No. 1812 | 10 Oct 2024
Klinis : ps sempat terjatuh dari motor tampak ada memar pada bagian kaki, dan terbentur saat berdiri dari tempat tidur terdapat memar bagian tangan kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya Perawat Senior dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Fisik Berhubungan dengan Jatuh
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Risiko Cedera Fisik adalah kondisi rentan mengalami kerusakan struktur dan/atau fungsi tubuh.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Klien bebas dari cedera fisik, yaitu tidak ada kerusakan struktur dan fungsi tubuh.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Risiko Jatuh, Pencegahan Cedera, dan Pemantauan Tanda Vital.
Penjelasan Singkat:
Pasien sempat terjatuh dari motor dan terbentur saat berdiri dari tempat tidur, sehingga berisiko mengalami cedera fisik, seperti memar pada kaki dan tangan kanan. Perawat perlu melakukan intervensi untuk mencegah terjadinya cedera lebih lanjut, seperti memantau tanda-tanda vital, memberikan perawatan luka, dan mengidentifikasi faktor-faktor risiko jatuh yang mungkin terjadi.
Semoga penjelasan ini membantu. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih.
Wassalamualaikum. -
Article No. 1813 | 10 Oct 2024
Klinis : Ny. Jubaeda berusia 73 tahun sedang menjalani rehabilitasi di RSUI karena post operasi fraktur pada panggul sebelah kiri. Kejadian jatuh 2 minggu yang lalu dan menjalani perawatan selama 10 hari. Pasien belum dapat mobilisasi mandiri berpindah dari tempat tidur sehingga masih dibantu oleh keluarga atau perawat. Pasien memiliki riwayat Diebetes Mellitus dan teratur menjalani pengobatan. Pasien mengeluh sesekali nyeri dengan skala 1-3 dan memburuk saat mobilisasi. Insisi dalam kondisi intact, bersih, dan kering. Pasien mengatakan bosan dan ingin pulang, saat ini keluarga mengeluh pasien tidak mau makan dan harus dibujuk dengan makanan favoritnya yaitu bubur sumsum. Keluarga mengatakan tidak siap jika saat ini harus menjalani perawatan rehabilitasi dengan metode rawat jalan. Alasannya karena khawatir memperburuk panggul yang patah dan kesulitan saat melakukan latihan gerak pada pasien. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 146/89 mmHg; frekuensi nadi: 72x/menit teratur; 80x/menit teratur, frekuensi napas 18 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ny. Jubaeda yang sedang menjalani rehabilitasi pasca operasi fraktur panggul kiri, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Hambatan Mobilitas Fisik
- Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas muskuloskeletal.
- Faktor yang Berkontribusi: Pasca operasi fraktur panggul, nyeri saat mobilisasi, serta ketidaksiapan keluarga dalam melakukan rehabilitasi rawat jalan.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Malnutrisi
- Definisi: Keadaan dimana individu berisiko mengalami penurunan berat badan, kehilangan otot, dan defisiensi nutrisi yang disebabkan oleh penurunan asupan nutrisi.
- Faktor yang Berkontribusi: Pasien tidak mau makan kecuali dibujuk dengan makanan favoritnya, serta perasaan bosan dan ingin pulang yang dapat mempengaruhi nafsu makan.
3. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor yang Berkontribusi: Pasca operasi fraktur panggul, dengan skala nyeri 1-3 yang memburuk saat mobilisasi.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dapat diatasi melalui intervensi keperawatan.
- Membantu perawat dalam menentukan rencana asuhan keperawatan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Menggambarkan hasil yang ingin dicapai dari intervensi keperawatan.
- Membantu perawat dalam mengevaluasi keefektifan asuhan keperawatan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Menjelaskan tindakan yang dilakukan perawat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI oleh perawat dapat memastikan pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif, terstruktur, dan berpusat pada pasien. -
Article No. 1814 | 10 Oct 2024
Klinis : Tn. Sahar berusia 45 tahun mengalami luka bakar 40% klasifikasi luka grade 3 karena terkena ledakan tabung gas. Lokasi luka bakar mengenai keseluruhan anterior thorax, lengan kiri, dan lengan kanan, bagian leher dan pipi kiri. Pasien mengatakan tidak bisa tidur karena nyeri hebat berskala 7. Keluarga mengatakan pasien tidak mau makan, dan sulit tidur. Luka dalam terapi perawatan luka dengan perawat khusus perawatan luka. Saat proses perawatan luka pasien mengerang kesakitan dan beberapa saat meminta dihentikan perawatannya. Pasien sering mengucapkan dzikir untuk mengurangi rasa nyeri. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 100/60 mmHg; frekuensi nadi: 70x/menit teratur; 80x/menit teratur, frekuensi napas 18 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Tn. Sahar yang mengalami luka bakar 40% klasifikasi grade 3 dengan lokasi luka pada anterior thorax, lengan kiri, lengan kanan, leher, dan pipi kiri, serta keluhan nyeri hebat, sulit tidur, dan tidak mau makan, dapat diidentifikasi diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri akut berhubungan dengan luka bakar
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri hebat
c. Risiko infeksi berhubungan dengan luka bakar
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah tersebut.
- Gangguan pola tidur: Terganggunya kualitas dan/atau kuantitas tidur yang mempengaruhi fungsi harian.
- Risiko infeksi: Rentan terhadap invasi dan perkembangan organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Nyeri terkontrol: Pasien melaporkan nyeri terkontrol atau berkurang.
- Pola tidur membaik: Pasien melaporkan peningkatan dalam kualitas dan kuantitas tidur.
- Tidak ada tanda infeksi: Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka bakar.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Intervensi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan penyebab, serta meningkatkan toleransi pasien terhadap nyeri.
- Manajemen pola tidur: Intervensi untuk memfasilitasi kualitas dan kuantitas tidur yang memadai.
- Perawatan luka: Intervensi untuk membersihkan, menutup, dan melindungi luka bakar.
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengelola kondisi Tn. Sahar, termasuk mengatasi nyeri, memfasilitasi pola tidur yang membaik, dan mencegah risiko infeksi pada luka bakarnya. -
Article No. 1815 | 10 Oct 2024
Klinis : Tn. Sahar berusia 45 tahun mengalami luka bakar 40% klasifikasi luka grade 3 karena terkena ledakan tabung gas. Lokasi luka bakar mengenai keseluruhan anterior thorax, lengan kiri, dan lengan kanan, bagian leher dan pipi kiri. Pasien mengatakan tidak bisa tidur karena nyeri hebat berskala 7. Keluarga mengatakan pasien tidak mau makan, dan sulit tidur. Luka dalam terapi perawatan luka dengan perawat khusus perawatan luka. Saat proses perawatan luka pasien mengerang kesakitan dan beberapa saat meminta dihentikan perawatannya. Pasien sering mengucapkan dzikir untuk mengurangi rasa nyeri. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 100/60 mmHg; frekuensi nadi: 70x/menit teratur; 80x/menit teratur, frekuensi napas 18 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi yang dialami oleh Tn. Sahar.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik (luka bakar)
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik (luka bakar)
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Pengendalian Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Pasien mengalami nyeri hebat berskala 7 akibat luka bakar yang dialaminya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menilai karakteristik nyeri, memberikan analgesik sesuai instruksi, mengajarkan teknik nonfarmakologis seperti relaksasi, distraksi, dan kompres dingin untuk mengurangi nyeri.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut
- SDKI: Gangguan Pola Tidur
- SLKI: Pemulihan Tidur
- SIKI: Manajemen Gangguan Tidur
Pasien mengeluhkan sulit tidur karena nyeri hebat yang dialami. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menilai pola tidur pasien, mengidentifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur, memberikan lingkungan yang nyaman untuk tidur, dan menerapkan teknik relaksasi.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar
- SDKI: Integritas Kulit Terganggu
- SLKI: Penyembuhan Luka
- SIKI: Perawatan Luka
Pasien mengalami luka bakar 40% klasifikasi grade 3 yang melibatkan beberapa area tubuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menilai karakteristik luka, melakukan perawatan luka sesuai prosedur, memantau tanda-tanda infeksi, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan luka di rumah.
Secara keseluruhan, pendekatan manajemen keperawatan yang holistik dan berpusat pada pasien sangat diperlukan untuk mengelola kondisi Tn. Sahar secara komprehensif. -
Article No. 1816 | 10 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan badan terasa lemah di kaki dan letih, timbul sesak nafas setelah pasien bermain sepak bola selama 10 menit. Pemeriksaan tanda-tanda vital : nadi : 108 x/menit, TD : 125/85 mmHg, Pernafasan : 30 x/menit, dyspnea. Ketika perawat memerintahkan digerakkan kaki,klien melakukan gerakan ekstensi Apakah istilah untuk hasil tekanan darah pada pasien di atas? a. Hipertermia b. Hipertensi c. Prehipertensi d. Hipotermia e. Hipotensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu badan terasa lemah di kaki, letih, timbul sesak napas setelah beraktivitas, serta pemeriksaan tanda-tanda vital yang menunjukkan nadi cepat, respirasi cepat, dan dyspnea, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan: Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan fisik dan energi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Aktivitas/Istirahat
- Kelas: Pergerakan
- Diagnosa: Intoleransi Aktivitas
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Toleransi Aktivitas
- Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sesuai kapasitasnya tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Aktivitas
- Definisi: Membantu klien untuk merencanakan, melakukan, dan mempertahankan aktivitas fisik yang optimal.
Terkait dengan tekanan darah pasien, hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 125/85 mmHg. Berdasarkan klasifikasi tekanan darah, hasil ini termasuk dalam kategori:
b. Hipertensi
Penjelasan: Tekanan darah 125/85 mmHg termasuk dalam kategori hipertensi, yaitu tekanan darah sistolik ≥ 120 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 80 mmHg. -
Article No. 1817 | 10 Oct 2024
Klinis : Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan" dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan adalah kemampuan seseorang untuk secara mandiri meningkatkan pengelolaan kesehatan diri sendiri yang dapat ditingkatkan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat secara mandiri mengelola kesehatannya dengan baik, seperti memahami penyakitnya, melakukan perawatan diri yang tepat, serta mampu mengambil keputusan yang sesuai untuk meningkatkan kesehatannya.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Edukasi kesehatan: memberikan informasi dan edukasi terkait penyakit, manajemen perawatan diri, dan cara-cara meningkatkan kesehatan.
b. Konseling: memberikan dukungan dan bimbingan untuk membantu pasien mengambil keputusan yang tepat dalam mengelola kesehatannya.
c. Fasilitasi: memfasilitasi pasien dalam menyusun rencana peningkatan manajemen kesehatan dan memantau perkembangannya.
d. Kolaborasi: bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang komprehensif dan terintegrasi.
Dengan penerapan standar-standar ini, diharapkan pasien dapat meningkatkan kemampuan dalam mengelola kesehatan dirinya secara mandiri dan mencapai outcome kesehatan yang optimal. -
Article No. 1818 | 10 Oct 2024
Klinis : Tn. Sahar berusia 45 tahun mengalami luka bakar 40% klasifikasi luka grade 3 karena terkena ledakan tabung gas. Lokasi luka bakar mengenai keseluruhan anterior thorax, lengan kiri, dan lengan kanan, bagian leher dan pipi kiri. Pasien mengatakan tidak bisa tidur karena nyeri hebat berskala 7. Keluarga mengatakan pasien tidak mau makan, dan sulit tidur. Luka dalam terapi perawatan luka dengan perawat khusus perawatan luka. Saat proses perawatan luka pasien mengerang kesakitan dan beberapa saat meminta dihentikan perawatannya. Pasien sering mengucapkan dzikir untuk mengurangi rasa nyeri. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 100/60 mmHg; frekuensi nadi: 70x/menit teratur; 80x/menit teratur, frekuensi napas 18 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan luka bakar
2. Gangguan tidur berhubungan dengan nyeri akut
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan luka bakar
4. Risiko infeksi berhubungan dengan luka bakar
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan luka bakar
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri Akut
Penjelasan:
Pasien mengalami nyeri akut dengan skala 7 karena luka bakar yang dialami. Nyeri ini mengganggu aktivitas dan istirahat pasien.
2. Gangguan tidur berhubungan dengan nyeri akut
- SDKI: Gangguan Tidur
- SLKI: Manajemen Tidur
- SIKI: Manajemen Gangguan Tidur
Penjelasan:
Pasien mengalami kesulitan tidur karena nyeri akut yang dirasakannya. Keluarga juga melaporkan bahwa pasien sulit tidur.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan luka bakar
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
Pasien mengalami luka bakar yang luas, sehingga terdapat keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan luka bakar
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pencegahan Infeksi
- SIKI: Manajemen Risiko Infeksi
Penjelasan:
Adanya luka bakar yang luas meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada pasien. Perawatan luka yang tepat diperlukan untuk mencegah infeksi.
Dalam proses perawatan luka, pasien mengalami rasa nyeri yang hebat dan beberapa kali meminta agar perawatan dihentikan. Hal ini perlu diatasi dengan manajemen nyeri yang efektif, seperti pemberian analgesik, relaksasi, dan distraksi. -
Article No. 1819 | 10 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 70 tahun, datang dengan keluhan diare sejak 6 bulan yang lalu. Hasil pengkajian didapatkan adanya nyeri di daerah atas umbilikus dan mual. Pasien direncanakan akan dilakukan pembedahan. Pasien dipasang kateter. Pasien mengatakan demam dan sangat kuatir dengan rencana pembedahan. TD: 130/90 mmHg, N: 90 x/mnt, RR: 24 x/mnt, S: 380C. Apakah penyebab infeksi nosokomial yang dialami oleh pasien? a. Penggunaan antibiotik 2 buah b. Pemakaian ventilator c. Infeksi saat operasi d. Infeksi kateter urin e. Penyakit imun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, penyebab infeksi nosokomial yang dialami oleh pasien adalah:
d. Infeksi kateter urin
Penjelasan:
Pasien dalam kondisi ini telah dipasang kateter urin, yang meningkatkan risiko infeksi saluran kemih nosokomial. Infeksi saluran kemih adalah salah satu jenis infeksi nosokomial yang sering terjadi akibat penggunaan kateter urin.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Saluran Kemih berhubungan dengan pemasangan kateter urin.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi Saluran Kemih adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi mikroorganisme pada saluran kemih yang dapat menyebabkan penyakit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi infeksi saluran kemih, ditandai dengan bebas dari gejala infeksi (demam, nyeri saat berkemih, dan lainnya).
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan area genital, mempertahankan sterilitas kateter, dan memantau tanda-tanda infeksi saluran kemih.
Penyebab infeksi nosokomial yang lain seperti penggunaan antibiotik 2 buah, pemakaian ventilator, dan infeksi saat operasi tidak sesuai dengan informasi yang diberikan.