Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1800 | 10 Oct 2024
Klinis : bayi usia 14 hari datang dengan badan kuning,sklera ikterik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Hyperbilirubinemia Neonatal
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hyperbilirubinemia Neonatal didefinisikan sebagai peningkatan kadar bilirubin dalam darah bayi yang dapat menyebabkan kulit dan sklera tampak kuning (ikterik).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kadar bilirubin dalam batas normal
2. Tidak terjadi komplikasi akibat hiperbilirubinemia
3. Orangtua/keluarga mampu merawat bayi dengan hiperbilirubinemia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan kadar bilirubin
2. Pemberian terapi fototerapi atau transfusi tukar bila indikasi
3. Peningkatan intake cairan dan nutrisi
4. Edukasi kepada orangtua/keluarga tentang perawatan bayi dengan hiperbilirubinemia
Sebagai perawat, kita perlu melakukan penilaian komprehensif, memberikan intervensi yang tepat, serta melibatkan keluarga dalam perawatan bayi dengan hiperbilirubinemia untuk mencapai luaran yang optimal. -
Article No. 1801 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri pinggang sampai ke betis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kronik Terkait Masalah Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Penyakit Musculoskeletal
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kronik Terkait Masalah Mobilitas Fisik adalah kondisi individu yang mengalami nyeri terus-menerus atau berulang yang terkait dengan masalah pada mobilitas fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri kronik terkait masalah mobilitas fisik adalah pasien dapat menunjukkan penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan beraktivitas, dan peningkatan kualitas hidup.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Nyeri: Identifikasi karakteristik nyeri, ajarkan teknik manajemen nyeri, berikan analgesik sesuai indikasi.
2. Peningkatan Mobilitas Fisik: Ajarkan latihan fisik, bantu pasien dalam beraktivitas, berikan alat bantu mobilisasi jika diperlukan.
3. Edukasi Kesehatan: Edukasi tentang penyebab nyeri, pengelolaan nyeri, dan pentingnya mobilisasi.
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif untuk menangani masalah nyeri kronik terkait masalah mobilitas fisik yang dialami oleh pasien. -
Article No. 1802 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan jari kiri tidak bisa digerakkan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, keterbatasan lingkup gerak sendi, atau disfungsi neuromuskular.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari Gangguan Mobilitas Fisik adalah pasien dapat mendemonstrasikan pergerakan sendi yang optimal, mempertahankan kekuatan otot, dan melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Manajemen Aktivitas: Mengatur dan memfasilitasi aktivitas pasien sesuai dengan kemampuannya.
2. Terapi Latihan: Melakukan latihan untuk meningkatkan kekuatan, koordinasi, dan rentang gerak sendi.
3. Perawatan Anggota Gerak: Memfasilitasi pergerakan anggota gerak pasien dengan tepat.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi terkait gangguan mobilitas fisik dan tindakan yang dapat dilakukan.
Harapan dari penerapan SDKI - SLKI - SIKI adalah pasien dapat meningkatkan mobilitas fisiknya, sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara optimal dan mandiri. -
Article No. 1803 | 10 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 30 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan buang air besar (BAB) cair lebih dari 5 kali sehari sejak dua hari yang lalu. Pasien merasa lemas, pusing, serta mengeluhkan perut yang mulas dan nyeri. Ia juga mengalami mual, meskipun tidak muntah, dan mencurigai makanan yang dikonsumsinya dua hari lalu dari luar mungkin kurang bersih. Hasil pengkajian menunjukkan tekanan darah 100/70 mmHg, denyut nadi 95 kali/menit, frekuensi napas 20 kali/menit, suhu tubuh 37,5°C, dengan turgor kulit kurang elastis. Pasien melaporkan skala nyeri 3/10 (terasa kram pada perut), BAB 6 kali sehari dengan konsistensi cair dan sedikit lendir, nafsu makan menurun, dan merasa lemas saat berdiri lama. Pasien tampak cemas karena kondisinya tidak membaik dan sudah dua hari absen bekerja sebagai karyawan pabrik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut
- SDKI: Diare akut
- SLKI: Pemulihan kondisi kesehatan
- SIKI: Manajemen diare akut
Penjelasan singkat:
- Diare akut adalah kondisi buang air besar (BAB) dengan konsistensi cair atau encer lebih dari 3 kali per hari.
- Penyebab utama diare akut pada pasien ini diduga terkait dengan makanan yang dikonsumsi dari luar yang kurang bersih.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: memantau tanda-tanda vital, mengevaluasi keseimbangan cairan dan elektrolit, memberikan terapi oral rehidrasi, mengatur diet dan nutrisi, serta memberikan edukasi kepada pasien mengenai diare akut.
2. Nyeri abdomen akut
- SDKI: Nyeri akut
- SLKI: Pemulihan kondisi kesehatan
- SIKI: Manajemen nyeri akut
Penjelasan singkat:
- Nyeri abdomen akut yang dialami pasien ditandai dengan adanya keluhan rasa mulas dan nyeri pada perut.
- Nyeri ini kemungkinan disebabkan oleh peradangan atau iritasi pada saluran pencernaan akibat diare.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: menilai karakteristik nyeri, memberikan terapi analgesik sesuai indikasi, mengajarkan teknik relaksasi, serta memantau respons pasien terhadap penanganan nyeri.
3. Risiko dehidrasi
- SDKI: Risiko dehidrasi
- SLKI: Pemulihan kondisi kesehatan
- SIKI: Manajemen risiko dehidrasi
Penjelasan singkat:
- Risiko dehidrasi pada pasien ini ditandai dengan adanya tanda-tanda seperti turgor kulit kurang elastis, denyut nadi cepat, dan suhu tubuh meningkat.
- Risiko dehidrasi dapat terjadi akibat adanya diare yang menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara signifikan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: memantau tanda-tanda vital, mengevaluasi asupan dan output cairan, memberikan terapi rehidrasi oral atau parenteral sesuai indikasi, serta memberikan edukasi kepada pasien mengenai pencegahan dehidrasi.
4. Kecemasan
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Pemulihan kondisi kesehatan
- SIKI: Manajemen kecemasan
Penjelasan singkat:
- Kecemasan yang dialami pasien ditandai dengan keluhan merasa cemas karena kondisinya yang tidak membaik dan harus absen dari pekerjaan.
- Kecemasan dapat terjadi akibat adanya kondisi kesehatan yang tidak stabil dan ketidakpastian mengenai perkembangan penyakit.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: menilai tingkat kecemasan, memberikan dukungan emosional, mengajarkan teknik relaksasi, serta melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan.
Secara umum, penanganan untuk kondisi pasien ini meliputi manajemen diare akut, pengelolaan nyeri abdomen, pencegahan dan penanganan risiko dehidrasi, serta manajemen kecemasan. Pendekatan holistik dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya sangat penting untuk memastikan pemulihan kondisi pasien secara optimal. -
Article No. 1804 | 10 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 30 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan buang air besar (BAB) cair lebih dari 5 kali sehari sejak dua hari yang lalu. Pasien merasa lemas, pusing, serta mengeluhkan perut yang mulas dan nyeri. Ia juga mengalami mual, meskipun tidak muntah, dan mencurigai makanan yang dikonsumsinya dua hari lalu dari luar mungkin kurang bersih. Hasil pengkajian menunjukkan tekanan darah 100/70 mmHg, denyut n
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare Akut
Definisi: Pengeluaran feses cair/setengah cair yang terjadi dalam waktu singkat (2-14 hari) dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pola Eliminasi Terganggu
- Cairan Tubuh Kurang
- Nyeri Akut
- Mual
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tercapai
- Pengendalian Nyeri Tercapai
- Mual Teratasi
- Eliminasi Usus Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Asupan dan Pengeluaran
- Manajemen Cairan
- Manajemen Nyeri
- Manajemen Mual dan Muntah
- Perawatan Diare
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami diare akut dengan gejala buang air besar (BAB) cair lebih dari 5 kali sehari sejak dua hari yang lalu. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, nyeri perut, mual, serta kelelahan. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah pemantauan asupan dan pengeluaran, manajemen cairan, manajemen nyeri, manajemen mual dan muntah, serta perawatan diare untuk mengatasi kondisi pasien. -
Article No. 1805 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan alergi sejak 3 bualn terakhir
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan/dibutuhkan.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan fungsi fisiologis, kekurangan energi, dan kurangnya motivasi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Indikator: Pasien menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas, pasien melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan, dan pasien menunjukkan peningkatan energi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi, dan Terapi Aktivitas.
- Tujuan Intervensi: Membantu pasien meningkatkan toleransi aktivitas, mengelola energi, dan melakukan aktivitas sesuai kemampuan.
Dalam kondisi pasien dengan keluhan alergi, intoleransi aktivitas dapat terjadi sebagai dampak dari gejala alergi yang dialami, seperti kelelahan, kelemahan, dan penurunan fungsi fisiologis. Perawat akan berperan dalam membantu pasien mengelola aktivitas sesuai dengan kemampuannya, serta mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang memengaruhi toleransi aktivitas. -
Article No. 1806 | 10 Oct 2024
Klinis : ps sempat terjatuh dari motor terlihat ada memar dibagian kaki bagian kanan dan tangan bagian kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan Integritas Kulit Berhubungan dengan Trauma Fisik
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kerusakan Integritas Kulit adalah kondisi di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi kulit yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem perlindungan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien menunjukkan perbaikan integritas kulit yang ditandai dengan pengurangan atau hilangnya memar, abrasif, atau luka pada kulit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain perawatan luka, aplikasi kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri, serta edukasi kepada pasien mengenai perawatan luka yang tepat.
Dengan kondisi pasien yang terjatuh dari motor dan terlihat adanya memar di bagian kaki dan tangan kanan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kerusakan Integritas Kulit Berhubungan dengan Trauma Fisik. Perawat perlu melakukan penilaian luka, memberikan perawatan yang tepat, serta memberikan edukasi kepada pasien mengenai perawatan luka dan pencegahan komplikasi. -
Article No. 1807 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mulut kering, mata kering, nyeri sendi. Gejala sjogren syndrome
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu mulut kering, mata kering, dan nyeri sendi, yang mengarah pada sindrom Sjögren, maka kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M35.0
- Deskripsi: Sindrom Sjögren
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.99
- Deskripsi: Prosedur diagnotik lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Sindrom Sjögren adalah suatu penyakit autoimun kronis yang mempengaruhi kelenjar eksokrin, terutama kelenjar air mata dan kelenjar ludah, sehingga menyebabkan mata kering (keratokonjungtivitis sicca) dan mulut kering (xerostomia). Selain itu, pasien juga sering mengalami keluhan nyeri atau kekakuan sendi.
Pada pasien dengan gejala-gejala ini, pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan antara lain:
- Tes Schirmer untuk menilai produksi air mata
- Skor Sjögren untuk mengevaluasi kekeringan mulut
- Biopsi kelenjar ludah minor untuk melihat perubahan histologis
- Pemeriksaan laboratorium, seperti tes antibodi anti-Ro (SSA) dan anti-La (SSB)
Manajemen sindrom Sjögren meliputi penanganan gejala kekeringan, pengobatan penyakit dasar dengan imunosupresan, serta penatalaksanaan komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 1808 | 10 Oct 2024
Klinis : ps mengeluh perutya nyeri dan kembung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang mengeluh perut nyeri dan kembung, dengan nada akademis dan persona sebagai tenaga profesional keperawatan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu nyeri perut dan rasa kembung, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan gastrointestinal, ditandai dengan pasien mengeluh nyeri perut.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa nyeri akut berhubungan dengan gangguan gastrointestinal adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat mengelola nyeri dengan cara yang efektif, dan pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: manajemen nyeri, manajemen gastrointestinal, edukasi terkait nyeri dan cara penanganannya, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan kondisi pasien.
Dengan menerapkan pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien dalam mengatasi nyeri perut dan rasa kembung yang dialami. -
Article No. 1809 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mulut kering, mata kering, nyeri sendi. Gejala sjogren syndrome
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi pasien dengan gejala Sindrom Sjogren.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kekeringan Selaput Mukosa (Xerostomia) berhubungan dengan disfungsi kelenjar ludah sekunder akibat Sindrom Sjogren.
2. Kekeringan Mata (Xeroftalmia) berhubungan dengan disfungsi kelenjar lakrimal sekunder akibat Sindrom Sjogren.
3. Nyeri Sendi berhubungan dengan peradangan sendi sekunder akibat Sindrom Sjogren.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Kekeringan Selaput Mukosa (Xerostomia): Kondisi dimana mukosa mulut, tenggorokan, dan saluran pernapasan atas menjadi kering akibat penurunan produksi saliva.
2. Kekeringan Mata (Xeroftalmia): Kondisi dimana mata menjadi kering akibat penurunan produksi air mata.
3. Nyeri Sendi: Kondisi dimana pasien mengalami rasa sakit atau tidak nyaman di area sendi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kekeringan Selaput Mukosa (Xerostomia): Pasien dapat mempertahankan hidrasi mulut yang adekuat.
2. Kekeringan Mata (Xeroftalmia): Pasien dapat mempertahankan fungsi penglihatan yang optimal.
3. Nyeri Sendi: Pasien dapat mengendalikan rasa nyeri di area sendi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kekeringan Selaput Mukosa (Xerostomia): Pemberian obat-obatan untuk merangsang produksi saliva, pengaturan diet, dan perawatan mulut.
2. Kekeringan Mata (Xeroftalmia): Pemberian tetes mata, penggunaan pelembab mata, dan perawatan mata.
3. Nyeri Sendi: Pemberian analgesik, terapi panas/dingin, dan latihan sendi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai acuan dalam menegakkan diagnosa, menetapkan luaran, dan melaksanakan intervensi yang tepat untuk pasien dengan gejala Sindrom Sjogren.