Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1995 | 11 Oct 2024
Klinis : Perawat puskesmas sedang melakukan edukasi pada anak remaja yang mengalami kecanduan terhadap rokok, diruang edukasi puskesmas tersebut. Perawat melakukannya tidak didampingi oleh petugas kesehatan lain ataupun dari keluarga si remaja. Apakah teknik edukasi yang digunakan oleh perawat a. Simulasi b. Roleplay c. Pendidikan kesehatan langsung d. Focus Group Discussion e. Konseling
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan nada akademis dan persona sebagai pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Perilaku Merokok Tidak Sehat
Penjelasan:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), perilaku merokok tidak sehat didefinisikan sebagai "Pola penggunaan tembakau yang menyebabkan konsekuensi negatif bagi kesehatan fisik dan/atau psikologis individu."
Menurut SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), salah satu luaran yang diharapkan dari penanganan perilaku merokok tidak sehat adalah "Motivasi untuk Berhenti Merokok", di mana individu dapat menunjukkan keinginan dan upaya untuk mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok.
Dalam SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi yang sesuai untuk menangani perilaku merokok tidak sehat adalah "Edukasi Kesehatan", yang meliputi pemberian informasi, pengetahuan, dan keterampilan untuk mengubah perilaku merokok menjadi lebih sehat.
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, teknik edukasi yang digunakan oleh perawat adalah "Pendidikan Kesehatan Langsung". Dalam pendidikan kesehatan langsung, perawat melakukan interaksi tatap muka dengan individu atau kelompok untuk memberikan informasi, memotivasi, dan membantu mereka mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mengubah perilaku merokok menjadi lebih sehat.
Pada situasi ini, perawat melakukan edukasi pada anak remaja yang mengalami kecanduan rokok di ruang edukasi puskesmas, tanpa didampingi oleh petugas kesehatan lain atau keluarga si remaja. Pendekatan ini memungkinkan perawat untuk memberikan perhatian dan dukungan yang lebih personal, serta memfasilitasi dialog dan pertukaran informasi yang lebih efektif. -
Article No. 1996 | 11 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan pola napas yang efektif, seperti pergerakan dada dan perut yang simetris, frekuensi napas dalam batas normal, dan tidak ada suara napas tambahan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan pola napas, pengaturan posisi pasien, pemberian oksigen, dan latihan napas.
2. Risiko Infeksi
Penjelasan:
- SDKI: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi, seperti peningkatan suhu tubuh, peningkatan jumlah leukosit, dan perubahan warna, konsistensi, atau jumlah sekresi.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi perawatan luka, pemberian antibiotik, pencegahan infeksi silang, dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
3. Ansietas
Penjelasan:
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya yang belum jelas identifikasinya.
- SLKI: Pasien menunjukkan tingkat kecemasan yang rendah, dengan tanda-tanda vital dalam batas normal, serta mampu mengidentifikasi dan mengatasi sumber kecemasan.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi komunikasi terapeutik, relaksasi, terapi bermain, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien, kebutuhan, dan preferensinya. Diagnosa keperawatan dan rencana intervensi harus disesuaikan dengan keadaan pasien secara individual. -
Article No. 1997 | 11 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas batas normal, biasanya disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan mekanisme kehilangan panas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertermia adalah:
1. Suhu tubuh kembali normal
2. Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia
3. Pasien memahami penyebab dan penanganan hipertermia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk menangani hipertermia meliputi:
1. Monitor suhu tubuh pasien secara berkala
2. Berikan tindakan penurunan suhu, seperti kompres hangat, pemberian obat antipiretik, atau tindakan lain sesuai kondisi pasien
3. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, tanda-tanda, dan penanganan hipertermia
Dalam konteks akademis dan sebagai pakar, saya harap penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda berikan. Silakan tanyakan jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 1998 | 11 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan batuk pilek, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan nafas yang adekuat.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekresi, penumpukan sekresi, dan ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi secara efektif.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Nafas
- Tujuan: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan nafas yang adekuat.
- Intervensi:
- Auskultasi suara napas
- Lakukan fisioterapi dada
- Berikan oksigen, jika diperlukan
- Anjurkan teknik batuk efektif
- Berikan mukolitik atau bronkodilator, jika diindikasikan
Implementasi (SIKI):
1. Manajemen jalan napas
- Definisi: Tindakan memfasilitasi dan mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
- Tindakan:
- Lakukan suction, jika diperlukan
- Auskultasi suara napas
- Berikan posisi yang nyaman untuk mempertahankan jalan napas
- Anjurkan teknik batuk efektif
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, jika diperlukan
Evaluasi (SDKI):
1. Bersihan jalan nafas
- Kriteria hasil: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan nafas yang adekuat.
- Indikator:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Tidak ada suara napas tambahan
- Tidak ada sianosis
- Pasien dapat batuk efektif
Dengan menggunakan kerangka SDKI - SLKI - SIKI, diagnosa keperawatan, rencana, implementasi, dan evaluasi dapat dilakukan secara terstruktur dan sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 1999 | 11 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam batuk pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat dari peningkatan produksi panas atau karena gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Gejala utama: Suhu tubuh meningkat di atas 37,5°C.
- Gejala pendukung: Kulit hangat, wajah kemerahan, nadi cepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Pasien menunjukkan suhu tubuh normal.
- Kriteria hasil: Pasien menunjukkan suhu tubuh 36-37,5°C.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen demam, manajemen cairan, dan pemantauan tanda-tanda vital.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
SDKI:
- Gejala utama: Batuk berdahak, napas cuping hidung.
- Gejala pendukung: Pernapasan dangkal, suara napas tambahan, sianosis.
SLKI:
- Tujuan: Pasien menunjukkan jalan napas yang efektif.
- Kriteria hasil: Pasien memiliki irama napas normal, suara napas bersih, dan oksigenasi adekuat.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen jalan napas, oksigenasi, dan fisioterapi dada.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan keluhan demam, batuk, dan pilek dapat didiagnosis dengan hipertermia dan bersihan jalan napas tidak efektif. Diagnosa ini didasarkan pada gejala utama dan pendukung yang muncul pada pasien. Tujuan keperawatan adalah mengembalikan suhu tubuh dan jalan napas pasien ke kondisi normal, yang dapat dicapai melalui intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 2000 | 11 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan demam.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (Peningkatan Suhu Tubuh)
Definisi: Keadaan dimana suhu tubuh meningkat di atas nilai normal.
SDKI:
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
- Penyebab: Infeksi, peradangan, dehidrasi, hipotalamus.
- Tanda dan Gejala: Peningkatan suhu tubuh, kulit kemerahan, berkeringat, menggigil.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Suhu tubuh kembali normal.
- Kriteria Hasil: Suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda infeksi.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen demam (kompres dingin, pemberian antipiretik), pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat, identifikasi sumber infeksi.
Dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan demam, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Hipertermia (Peningkatan Suhu Tubuh). Standar asuhan keperawatan yang dapat diberikan mencakup SDKI, SLKI, dan SIKI untuk menangani kondisi tersebut secara komprehensif. -
Article No. 2001 | 11 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan benjolan pada kelopak mata
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan benjolan pada kelopak mata.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan Berhubungan dengan Perubahan Struktur Anatomi Mata
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Penglihatan adalah ketidakmampuan untuk menerima dan menginterpretasikan stimulus visual dengan normal.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan fungsi penglihatan yang optimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan mata, pemberian kompres hangat/dingin, pemberian obat tetes mata, edukasi tentang perawatan mata, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Secara akademis, benjolan pada kelopak mata dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti:
- Hordeolum (bisul pada kelopak mata)
- Chalazion (benjolan berisi lemak pada kelopak mata)
- Tumor atau neoplasma pada kelopak mata
- Kelainan kongenital seperti coloboma (celah) pada kelopak mata
Perawat berperan penting dalam mengelola kondisi ini, mulai dari melakukan pengkajian yang komprehensif, menegakkan diagnosa keperawatan, menyusun rencana asuhan keperawatan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar praktik keperawatan. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter spesialis mata, juga diperlukan untuk penanganan yang optimal.
Saya sebagai perawat profesional berharap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami pendekatan keperawatan yang digunakan dalam menangani kondisi ini. Silakan tanyakan jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 2002 | 11 Oct 2024
Klinis : memiliki riwayat merokok selama 35 tahun. Datang ke UGD dengan gejala batuk terus menerus, sputum (+) warna kuning, sesak nafas sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengatakan sering terbangun pada malam hari, pasien mengatakan sesak berkurang jika tidur dengan 3 bantal sebagai sandaran, pagi ini pasien demam diukur oleh istrinya suhu 38,7°C. Istri pasien mengatakan BB turun 5kg sejak 2 bulan yang lalu, BB saat ini 55, TB 173 cm. Saat pemeriksaan fisik didapatkan data hasil pemeriksaan fisik: TD: 150/95 mmHg, S: 36,2°C, N: 95x/mnt, RR: 25x/mnt, Spo2: 93%, terpasang O2 4 lpm, auskultasi paru terdengar mengi, pada ro thorax didapatkan adanya hiperinflasi paru, GDS awal di IGD: 355 mg/dL. Terapi salbutamol 2x4mg (po), terapi inhalasi 3x/hari, dan Levofloxacin 1x500 mg (po).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, pasien memiliki riwayat merokok selama 35 tahun dan datang ke UGD dengan gejala batuk terus menerus, sputum berwarna kuning, sesak napas sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan sering terbangun pada malam hari, namun merasa sesak berkurang saat tidur dengan 3 bantal. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti demam, penurunan berat badan, tekanan darah tinggi, dan pemeriksaan penunjang menunjukkan hasil yang abnormal.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (SDKI: Bersihan Jalan Napas)
Penjelasan: Pasien mengalami batuk produktif dengan sputum berwarna kuning, sesak napas, dan adanya bunyi napas tambahan (mengi) yang menunjukkan adanya hambatan dalam membersihkan jalan napas secara efektif.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI: Intoleransi Aktivitas)
Penjelasan: Pasien mengalami sesak napas saat beraktivitas, penurunan berat badan, dan sering terbangun pada malam hari yang mengindikasikan adanya intoleransi terhadap aktivitas.
3. Hipertermia (SDKI: Hipertermia)
Penjelasan: Pasien mengalami demam dengan suhu 38,7°C yang menunjukkan adanya proses infeksi atau inflamasi.
4. Risiko Hiperglikemia (SDKI: Risiko Hiperglikemia)
Penjelasan: Pasien memiliki kadar gula darah sewaktu yang tinggi (355 mg/dL) yang berisiko menimbulkan komplikasi akut maupun kronis.
Rencana Asuhan Keperawatan berdasarkan SLKI dan SIKI:
1. Manajemen Jalan Napas (SIKI: Manajemen Jalan Napas)
Tujuan: Mempertahankan dan memfasilitasi bersihan jalan napas yang efektif.
Intervensi: Pemberian terapi inhalasi, suction, posisi semi-fowler, dan edukasi teknik batuk efektif.
2. Manajemen Aktivitas (SIKI: Manajemen Aktivitas)
Tujuan: Meningkatkan toleransi aktivitas pasien.
Intervensi: Pembatasan aktivitas, perencanaan aktivitas, dan latihan fisik bertahap.
3. Manajemen Demam (SIKI: Manajemen Demam)
Tujuan: Menurunkan suhu tubuh pasien.
Intervensi: Pemberian antipiretik, kompres dingin, dan pemantauan tanda-tanda vital.
4. Manajemen Hiperglikemia (SIKI: Manajemen Hiperglikemia)
Tujuan: Mempertahankan kadar gula darah dalam rentang normal.
Intervensi: Pemberian insulin, pemantauan kadar gula darah, dan edukasi diet sesuai diabetes.
Perawat harus melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan dan berpedoman pada standar praktik keperawatan nasional (SDKI, SLKI, SIKI). -
Article No. 2003 | 11 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis infark miokard akut.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien akan melaporkan penurunan nyeri, mampu mengontrol nyeri, dan mendemonstrasikan perilaku yang menunjukkan penurunan nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pemberian analgesik, relaksasi, dan terapi komplementer.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan proses patologis infark miokard akut.
Penjelasan:
- SDKI: Gangguan pertukaran gas adalah kekurangan oksigen dan/atau penumpukan karbon dioksida dalam darah arterial.
- SLKI: Pasien akan mencapai saturasi oksigen normal, frekuensi napas dalam rentang normal, dan tidak mengalami gejala sesak napas.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah pengaturan oksigen, pemantauan status pernapasan, dan perawatan jalan napas.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual.
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pasien akan mencapai berat badan ideal, mendemonstrasikan pola makan yang adekuat, dan tidak mengalami mual.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen mual, pemberian nutrisi parenteral/enteral, dan konseling gizi.
Demikian diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien wanita usia 60 tahun dengan infark miokard akut. Semoga informasi ini bermanfaat. -
Article No. 2004 | 11 Oct 2024
Klinis : Hipertermi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertermi.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Definisi:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal, yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur mekanisme termokontrol.
SDKI:
Hipertermia ditandai dengan gejala-gejala seperti peningkatan suhu tubuh, kulit kemerahan, wajah kemerahan, sakit kepala, serta dapat disertai dengan kelelahan, pusing, dan mual.
SLKI:
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertermia adalah:
1. Suhu tubuh kembali normal
2. Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia
3. Klien menunjukkan tanda-tanda perbaikan status termokontrol
SIKI:
Intervensi keperawatan untuk mengatasi hipertermia meliputi:
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
3. Lakukan tindakan penurunan suhu tubuh (misalnya kompres dingin, kipas angin)
4. Identifikasi dan atasi penyebab hipertermia
5. Edukasi klien dan keluarga terkait manajemen hipertermia
Dengan penerapan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat memberikan intervensi yang tepat dan komprehensif untuk mengatasi kondisi hipertermia pada klien.