Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3964 | 29 Oct 2024
Klinis : hipokalemi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari Standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi hipokalemia, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar keperawatan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Elektrolit: Hipokalemia
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), hipokalemia didefinisikan sebagai kondisi penurunan kadar kalium dalam darah di bawah nilai normal. Hipokalemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti asupan kalium yang tidak adekuat, diare, muntah, atau kehilangan kalium melalui urin.
Menurut Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), pasien dengan hipokalemia dapat mengalami beberapa luaran keperawatan, seperti:
1. Keseimbangan Elektrolit: Kalium dalam batas normal
2. Gejala Fisik: Tidak ada tanda-tanda hipokalemia
3. Pengetahuan: Pasien memahami pentingnya menjaga asupan kalium
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyarankan beberapa intervensi keperawatan untuk mengatasi hipokalemia, antara lain:
1. Pemantauan kadar kalium secara berkala
2. Pemberian suplemen kalium sesuai indikasi
3. Edukasi pasien tentang pentingnya asupan kalium yang adekuat
4. Pemantauan tanda-tanda hipokalemia, seperti kelelahan, kelemahan, dan depresi.
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi masalah hipokalemia pada pasien. -
Article No. 3965 | 29 Oct 2024
Klinis : pasien datang ingin mengganti perban post operasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang datang ingin mengganti perban post operasi.
Diagnosa Keperawatan:
Kemampuan Perawatan Diri Terganggu
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Kemampuan Perawatan Diri Terganggu" sesuai dengan kondisi pasien yang datang ingin mengganti perban post operasi. Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan perawatan diri, khususnya terkait dengan perubahan atau luka operasi yang membutuhkan penggantian perban.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Dalam SDKI, diagnosa "Kemampuan Perawatan Diri Terganggu" didefinisikan sebagai keterbatasan individu dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang rutin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Untuk diagnosa "Kemampuan Perawatan Diri Terganggu", beberapa luaran keperawatan yang dapat diharapkan adalah peningkatan kemampuan perawatan diri, peningkatan kemandirian, dan penurunan risiko komplikasi akibat keterbatasan perawatan diri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa "Kemampuan Perawatan Diri Terganggu" meliputi bantuan dalam perawatan diri, pelatihan keterampilan perawatan diri, dan edukasi terkait perawatan luka post operasi.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpedoman pada standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk membantu pasien mencapai kemandirian dalam perawatan diri, khususnya terkait penggantian perban post operasi. -
Article No. 3966 | 29 Oct 2024
Klinis : Pada bulan Maret tahun 2022, Tn. S melakukan operasi remove implant tulang belakang yang dipasang pada tahun 2017 di RSD dr. Soebandi Jember. Operasi remove implant yang dilakukan sudah direncanakan yaitu H + 5 tahun setelah pemasangan. Tn. S juga mengatakan bahwa sekitar 20 hari sebelum diremove, implant sudah menonjol dan keluar pada bagian pundak sebelah kiri. Tn. S mampu beraktifitas kembali pada 2 bulan pasca operasi remove implant. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, ± 3 bulan setelahnya Tn. S mengalami lemas pada kedua kakinya hingga akhirnya mengalami kelemahan otot selama 2 bulan dan bedrest. Tn. S juga mengatakan bahwa selama itu pula ia tidak 22 dapat melakukan BAK dan BAB secara spontan. Tn. S mengaku sebelum mengalami kelemahan otot, pinggangnya sudah mulai terasa nyeri, sekarang nyerinya akan bertambah apabila ia berusaha menggerakkan kakinya. Kemudian Tn. S melakukan rawat jalan di RSD dr. Soebandi, setelah beberapa kali konsultasi, Tn.S dijadwalkan operasi pada hari Selasa tanggal 18 Oktober 2022. Klien datang ke RSD dr. Soebandi pada tanggal 16 Oktober 2022 dan ditempatkan di Ruang Seruni untuk persiapan operasi. . Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2022, didapatkan hasil TD : 130/90 mmHg, N : 74 x/ menit, S : 36,50 C, SpO2 : 96% dan RR : 20x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan pemasangan kembali implant tulang belakang
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi berhubungan dengan kelemahan otot
Penjelasan singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan pemasangan kembali implant tulang belakang
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Nyeri Terkontrol
- SIKI: Manajemen Nyeri
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot
- SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik
- SLKI: Mobilitas Fisik Membaik
- SIKI: Peningkatan Mobilitas
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi berhubungan dengan kelemahan otot
- SDKI: Gangguan Eliminasi Urine
- SLKI: Eliminasi Urine Membaik
- SIKI: Peningkatan Fungsi Eliminasi Urine
Penjelasan singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan pemasangan kembali implant tulang belakang:
- Pasien mengalami nyeri pada bagian punggung dan pinggang setelah operasi remove implant tulang belakang.
- Nyeri dapat disebabkan oleh proses pembedahan dan pemasangan kembali implant.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pemberian analgesik, terapi modalitas nyeri, dan edukasi tentang pengelolaan nyeri.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot:
- Pasien mengalami kelemahan otot pada kedua kaki, sehingga mengalami keterbatasan dalam beraktivitas.
- Kelemahan otot dapat disebabkan oleh efek samping dari operasi remove implant tulang belakang.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah latihan mobilitas, terapi fisik, dan edukasi tentang peningkatan aktivitas.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi berhubungan dengan kelemahan otot:
- Pasien mengalami kesulitan dalam melakukan BAK dan BAB secara spontan akibat kelemahan otot.
- Keterbatasan dalam mobilitas dapat memengaruhi kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan eliminasi.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah asuhan inkontinensia, edukasi tentang manajemen eliminasi, dan kolaborasi dengan tenaga medis lainnya. -
Article No. 3967 | 29 Oct 2024
Klinis : - Bu Sarjiyem - 74 tahun - Klaten - Takut tensi - 180/100 - Glukopak (punya penyakit gula) - Tidak ada sesak - Mata normal - 50kg (sudah mengurangi makan) - Makan (tidak ada jadwal teratur) Jam 10 pagi, sore makan - Masi minum teh pagi, banyak minum air putih. - Tidak ada riwayat penyakit dari keluarga. - Diperkirakan penyakit jantung. Periksa di rumah sakit Majapahit. - Sudah tidak kontrol. - Sering ditensi anaknya. - Anak 3. Yang pertama di Adikarya Cilacap. Kedua di PLN. Ketiga tinggal bareng. - Bapaknya meninggal - Ibunya dewekan, tapi depannya rumah anaknya punya istri dan 2 anak anak SMA. Pertama punya 3 anak. - Permah disteril setelah melahirkan. - Sekali dua kali BAB BAK. Normal kata ibuknya. - Isya di rumah. Asar subuh magrib di mushola. Kalo lega ke masjid. - Masi ikut pengajian rutin. - Jam 10 malem bangun tahajud. - Tidak ada alergi. - Telat makan tidak nyeri. - Gak ada nyeri dan pusing yang sering. - Tidak selesai pembicaraaanya! - Ibunya jualan. Masi haafal harga. Ibunya lupa udah cerita anak pertama tadi. - Tidak punya nomer telefon rumah. Subjektif nya masi inget. - Ibunya punya rumah lain, bilang e masi inget jalan. - Masi ada TV - Makan dimasakin dan tumbas. - Jualan ditumbasin anaknya. - Katanya inget masi - nanya hal berulang -> lupa - kejadian lama masih ingat - makan teratur (2 piring) ga langsung habis - makan beli - yang lupa jalan itu almarhum bapaknya - 3 tahun terakhir (sering lupa hal baru diucapkan) - bapaknya -> sakit jantung (meninggal covid) - ibu : riwayat jantung (skrg udah ga), gula - konsumsi obat : obat jantung, glukopak (buat gula) dah garutin, konkor (ga rutin), pometa - riwayat operasi : miom (2001/2002)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat dirumuskan beberapa diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Bu Sarjiyem sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan riwayat penyakit diabetes melitus.
- SDKI: Keseimbangan Glukosa Darah
- SLKI: Kontrol Glukosa Darah
- SIKI: Manajemen Diabetes Melitus
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko hipertensi berhubungan dengan usia lanjut.
- SDKI: Tekanan Darah
- SLKI: Kontrol Tekanan Darah
- SIKI: Manajemen Hipertensi
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko penurunan status kognitif berhubungan dengan usia lanjut.
- SDKI: Fungsi Kognitif
- SLKI: Pemulihan Fungsi Kognitif
- SIKI: Stimulasi Fungsi Kognitif
4. Diagnosa Keperawatan: Ketidakpatuhan berhubungan dengan kurangnya pemahaman tentang pentingnya pengobatan dan kontrol kesehatan.
- SDKI: Perilaku Kesehatan
- SLKI: Kepatuhan
- SIKI: Edukasi Kesehatan
Penjelasan singkat:
1. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan riwayat penyakit diabetes melitus:
- SDKI: Keseimbangan Glukosa Darah - Kemampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
- SLKI: Kontrol Glukosa Darah - Kemampuan untuk mengatur kadar glukosa darah dalam rentang normal.
- SIKI: Manajemen Diabetes Melitus - Upaya untuk mengontrol kadar glukosa darah pada pasien dengan diabetes melitus.
2. Risiko hipertensi berhubungan dengan usia lanjut:
- SDKI: Tekanan Darah - Kemampuan untuk mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal.
- SLKI: Kontrol Tekanan Darah - Kemampuan untuk mengatur tekanan darah dalam rentang normal.
- SIKI: Manajemen Hipertensi - Upaya untuk mengontrol tekanan darah pada pasien dengan hipertensi.
3. Risiko penurunan status kognitif berhubungan dengan usia lanjut:
- SDKI: Fungsi Kognitif - Kemampuan untuk melakukan proses berpikir, memori, dan kemampuan pemecahan masalah.
- SLKI: Pemulihan Fungsi Kognitif - Kemampuan untuk meningkatkan kembali fungsi kognitif yang terganggu.
- SIKI: Stimulasi Fungsi Kognitif - Upaya untuk merangsang dan mempertahankan fungsi kognitif yang optimal.
4. Ketidakpatuhan berhubungan dengan kurangnya pemahaman tentang pentingnya pengobatan dan kontrol kesehatan:
- SDKI: Perilaku Kesehatan - Kemampuan untuk melakukan tindakan yang mendukung kesehatan.
- SLKI: Kepatuhan - Kemampuan untuk mengikuti rekomendasi perawatan kesehatan.
- SIKI: Edukasi Kesehatan - Upaya untuk memberikan informasi dan mengajarkan keterampilan terkait kesehatan. -
Article No. 3968 | 29 Oct 2024
Klinis : pasien tiba-tiba pitam hingga pingsan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang tiba-tiba pitam hingga pingsan.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Perfusi Jaringan Serebral (SDKI)
Penjelasan:
Penurunan Perfusi Jaringan Serebral adalah kondisi di mana terjadi penurunan aliran darah ke otak, yang menyebabkan pasien mengalami penurunan kesadaran hingga pingsan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan kardiovaskular, dehidrasi, atau gangguan neurologis.
Indikator SDKI:
- Penurunan tingkat kesadaran
- Perubahan tekanan darah
- Perubahan frekuensi nadi
- Perubahan warna kulit dan membran mukosa
Luaran SLKI:
- Perfusi Jaringan Serebral Membaik
- Perfusi Jaringan Serebral Memadai
Intervensi SIKI:
- Monitor tanda-tanda vital
- Posisikan pasien dengan kepala lebih tinggi
- Berikan oksigen bila diperlukan
- Identifikasi dan atasi penyebab penurunan perfusi serebral
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian dan pemantauan yang cermat untuk mengidentifikasi penyebab penurunan perfusi serebral pada pasien, serta memberikan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengembalikan perfusi jaringan serebral secara optimal dan mempertahankan kesadaran pasien. -
Article No. 3969 | 29 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam, sakit kepala, batuk kering
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Penjelasan:
Hipertermia adalah suatu kondisi di mana suhu tubuh berada di atas normal, dalam kasus ini pasien datang dengan keluhan demam. Hipertermia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, peradangan, atau gangguan sistem regulasi suhu tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- Penyebab: Infeksi, peradangan, gangguan sistem regulasi suhu tubuh.
- Gejala: Demam, sakit kepala, batuk kering.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Suhu tubuh kembali normal, gejala infeksi/peradangan berkurang.
- Indikator hasil: Suhu tubuh dalam rentang normal, tanda-tanda infeksi/peradangan berkurang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian antipiretik, manajemen demam, dan terapi simptomatik lainnya.
- Tujuan: Menurunkan suhu tubuh, mengurangi gejala infeksi/peradangan, dan mencegah komplikasi.
Dalam kasus ini, perawat perlu melakukan pemantauan tanda-tanda vital, memberikan obat penurun demam, dan menerapkan intervensi lain yang sesuai untuk mengatasi hipertermia serta menyelidiki penyebabnya. -
Article No. 3970 | 29 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan MERIANG
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien dengan keluhan meriang.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh kembali normal
2. Tanda-tanda vital stabil
3. Nyaman
4. Tidak ada komplikasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitor suhu tubuh secara berkala
2. Berikan cairan yang cukup
3. Berikan kompres hangat/dingin sesuai kondisi
4. Atur lingkungan yang sejuk dan nyaman
5. Kolaborasi pemberian obat penurun demam jika perlu
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian menyeluruh terhadap pasien, memantau tanda-tanda vital, memberikan tindakan keperawatan sesuai dengan SIKI, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan penanganan yang tepat bagi pasien dengan keluhan meriang. -
Article No. 3971 | 29 Oct 2024
Klinis : Pada bulan Maret tahun 2022, Tn. S melakukan operasi remove implant tulang belakang yang dipasang pada tahun 2017 di RSD dr. Soebandi Jember. Operasi remove implant yang dilakukan sudah direncanakan yaitu H + 5 tahun setelah pemasangan. Tn. S juga mengatakan bahwa sekitar 20 hari sebelum diremove, implant sudah menonjol dan keluar pada bagian pundak sebelah kiri. Tn. S mampu beraktifitas kembali pada 2 bulan pasca operasi remove implant. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, ± 3 bulan setelahnya Tn. S mengalami lemas pada kedua kakinya hingga akhirnya mengalami kelemahan otot selama 2 bulan dan bedrest. Tn. S juga mengatakan bahwa selama itu pula ia tidak 22 dapat melakukan BAK dan BAB secara spontan. Tn. S mengaku sebelum mengalami kelemahan otot, pinggangnya sudah mulai terasa nyeri, sekarang nyerinya akan bertambah apabila ia berusaha menggerakkan kakinya. Kemudian Tn. S melakukan rawat jalan di RSD dr. Soebandi, setelah beberapa kali konsultasi, Tn.S dijadwalkan operasi pada hari Selasa tanggal 18 Oktober 2022. Klien datang ke RSD dr. Soebandi pada tanggal 16 Oktober 2022 dan ditempatkan di Ruang Seruni untuk persiapan operasi. . Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2022, didapatkan hasil TD : 130/90 mmHg, N : 74 x/ menit, S : 36,50 C, SpO2 : 96% dan RR : 20x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat diidentifikasi beberapa Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi Tn. S, serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Mobilitas Fisik Terganggu
2. Nyeri Kronis
3. Retensi Urin
4. Gangguan Pola Eliminasi Bowel
Penjelasan singkat:
1. Mobilitas Fisik Terganggu
- SDKI: Kemampuan individu untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah dalam batas normal.
- SLKI: Kemampuan individu untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah dalam batas normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi kemampuan individu dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah dalam batas normal.
2. Nyeri Kronis
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Kemampuan individu untuk mengatasi atau menyesuaikan diri dengan nyeri yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengurangi atau mengendalikan nyeri yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
3. Retensi Urin
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
- SLKI: Kemampuan individu untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pengosongan kandung kemih secara lengkap.
4. Gangguan Pola Eliminasi Bowel
- SDKI: Perubahan dalam frekuensi, konsistensi, atau pengeluaran feses yang tidak sesuai dengan pola normal individu.
- SLKI: Kemampuan individu untuk mempertahankan pola eliminasi bowel yang sesuai dengan normal individu.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi eliminasi bowel yang sesuai dengan pola normal individu.
Berdasarkan kondisi Tn. S, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Mobilitas Fisik Terganggu, Nyeri Kronis, Retensi Urin, dan Gangguan Pola Eliminasi Bowel. Masing-masing diagnosa tersebut memiliki definisi, kriteria hasil, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. -
Article No. 3972 | 29 Oct 2024
Klinis : Pasien terintubasi, pasien tidak sadar, kreatinin tinggi, terpasang ngt dan ett
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter/perekam medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R40.2
- Deskripsi: Koma, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 96.04
- Deskripsi: Intubasi endotrakeal
3. Kode ICD-10:
- Kode: N17.9
- Deskripsi: Gagal ginjal akut, tidak terspesifikasi
4. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 96.06
- Deskripsi: Pemasangan sonde nasogastrik
5. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 96.04
- Deskripsi: Pemasangan tabung endotrakeal
Penjelasan:
1. Kode R40.2 (Koma, tidak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan keadaan pasien yang tidak sadar.
2. Kode 96.04 (Intubasi endotrakeal) merujuk pada prosedur pemasangan tabung endotrakeal untuk membantu pernapasan pasien.
3. Kode N17.9 (Gagal ginjal akut, tidak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan kondisi kreatinin yang tinggi pada pasien.
4. Kode 96.06 (Pemasangan sonde nasogastrik) merujuk pada prosedur pemasangan tabung melalui hidung untuk memberikan nutrisi atau obat-obatan.
5. Kode 96.04 (Pemasangan tabung endotrakeal) juga digunakan untuk prosedur pemasangan tabung endotrakeal, sama dengan poin 2. -
Article No. 3973 | 29 Oct 2024
Klinis : Pasien terintubasi, pasien tidak sadar, kreatinin tinggi, terpasang ngt dan ett
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Pola Napas Berhubungan dengan Obstruksi Jalan Napas
- Penjelasan: Pasien yang terintubasi memiliki risiko mengalami gangguan pola napas karena adanya obstruksi pada jalan napas. Intubasi trakea dapat menyebabkan iritasi dan pembengkakan pada saluran pernapasan, sehingga dapat mengganggu efektivitas pola napas pasien.
2. Gangguan Perfusi Jaringan Ginjal Berhubungan dengan Peningkatan Kreatinin
- Penjelasan: Peningkatan kadar kreatinin dapat mengindikasikan adanya gangguan pada fungsi ginjal. Hal ini dapat menyebabkan penurunan perfusi jaringan ginjal, sehingga membutuhkan intervensi keperawatan yang tepat.
3. Risiko Kekurangan Volume Cairan Berhubungan dengan Terpasangnya NGT dan ETT
- Penjelasan: Pasien yang terpasang NGT dan ETT memiliki risiko mengalami kekurangan volume cairan. Hal ini disebabkan karena saluran pencernaan dan saluran pernapasan menjadi tidak utuh, sehingga dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mempertahankan volume cairan yang adekuat.
4. Penurunan Kesadaran Berhubungan dengan Kondisi Pasien yang Tidak Sadar
- Penjelasan: Pasien yang tidak sadar memiliki penurunan tingkat kesadaran yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera otak, gangguan metabolik, atau efek obat-obatan. Penurunan kesadaran ini membutuhkan intervensi keperawatan yang tepat untuk mempertahankan fungsi vital pasien.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menetapkan diagnosis keperawatan yang sesuai.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil atau luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI secara terintegrasi dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, efektif, dan berpusat pada pasien.