Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2034 | 12 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan umur 35 tahun dirawat di RS dengan keluhan sesak nafas kepala pusing dan terasa berputar dan tidak nyaman saat bernafas sambil berbaring hasil pemeriksaan klien tampak menggunakan otot bantu pernapasan fase ekspirasi memanjang nampak seperti dari segala-segel Saat bernapas pemeriksaan TD 145/95 mmhg Nad 100 kali per menit RR 34 kali per menit suhu tubuh 37 derajat celcius klien mengatakan keluhan ini dirasakan sejak jatuh dari motor dan kepala membentur aspal keluarga mengatakan klien ada riwayat kejang sebelum masuk RS etiologi pola napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Penyebab: Gangguan neuromuskular, gangguan mekanis dinding dada, dan gangguan pernapasan.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas
- Indikator: Frekuensi napas, Irama napas, Kedalaman napas.
- Target: Pola napas kembali dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan fungsi jalan napas.
- Aktivitas: Mengkaji status pernapasan, memantau tanda-tanda vital, mengajarkan teknik pernapasan, dan memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
2. Manajemen Nyeri
- Tujuan: Mengurangi nyeri.
- Aktivitas: Mengkaji nyeri, memberikan analgesik sesuai indikasi, dan mengajarkan teknik manajemen nyeri.
3. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Tujuan: Mendeteksi perubahan status kesehatan.
- Aktivitas: Mengukur tanda-tanda vital secara teratur dan mencatat hasil pemantauan.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien perempuan berusia 35 tahun mengalami sesak napas, pusing, dan rasa tidak nyaman saat bernafas sambil berbaring. Pemeriksaan menunjukkan penggunaan otot bantu pernapasan, fase ekspirasi yang memanjang, serta tanda-tanda vital yang tidak stabil (TD 145/95 mmHg, HR 100 kpm, RR 34 kpm, suhu 37°C). Pasien juga memiliki riwayat jatuh dari motor dan kejang sebelum masuk rumah sakit. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pola Napas Tidak Efektif, yang disebabkan oleh gangguan neuromuskular atau mekanis dinding dada.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, manajemen nyeri, dan pemantauan tanda-tanda vital untuk mempertahankan fungsi pernapasan, mengurangi nyeri, dan mendeteksi perubahan status kesehatan pasien. -
Article No. 2035 | 12 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan umur 35 tahun dirawat di RS dengan keluhan sesak nafas kepala pusing dan terasa berputar dan tidak nyaman saat bernafas sambil berbaring hasil pemeriksaan klien tampak menggunakan otot bantu pernapasan fase ekspirasi memanjang nampak seperti dari segala-segel Saat bernapas pemeriksaan TD 145/95 mmhg Nad 100 kali per menit RR 34 kali per menit suhu tubuh 37 derajat celcius klien mengatakan keluhan ini dirasakan sejak jatuh dari motor dan kepala membentur aspal keluarga mengatakan klien ada riwayat kejang sebelum masuk RS tentukan etiologi pola napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan informasi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat. Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, pasien mengalami sesak napas, menggunakan otot bantu pernapasan, dan memiliki pernapasan yang memanjang pada fase ekspirasi. Selain itu, pasien juga mengalami gejala pusing dan tidak nyaman saat berbaring, serta riwayat jatuh dari motor yang menyebabkan trauma kepala.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi, penurunan kekuatan dan daya tahan otot pernapasan, serta cedera neurologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah intervensi keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan:
1. Pola napas normal
2. Tidak menggunakan otot bantu pernapasan
3. Tidak ada tanda-tanda distress pernapasan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Monitor status pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama)
2. Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
4. Ajarkan teknik pernapasan dalam dan batuk efektif
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab pola napas tidak efektif
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pola Napas Tidak Efektif, dengan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai acuan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 2036 | 12 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan umur 35 tahun dirawat di RS dengan keluhan sesak nafas kepala pusing dan terasa berputar dan tidak nyaman saat bernafas sambil berbaring hasil pemeriksaan klien tampak menggunakan otot bantu pernapasan fase ekspirasi memanjang nampak seperti dari segala-segel Saat bernapas pemeriksaan TD 145/95 mmhg Nad 100 kali per menit RR 34 kali per menit suhu tubuh 37 derajat celcius klien mengatakan keluhan ini dirasakan sejak jatuh dari motor dan kepala membentur aspal keluarga mengatakan klien ada riwayat kejang sebelum masuk RS tolong buatkan etiologi pola napas tidak efektif berdasarkan kasus diatas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Definisi (SDKI):
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Karakteristik (SDKI):
1. Penggunaan otot bantu pernapasan
2. Irama napas tidak teratur
3. Perubahan frekuensi napas
4. Perubahan kedalaman napas
5. Sesak napas
Etiologi (SDKI):
1. Gangguan mekanis jalan napas
2. Gangguan kekuatan otot pernapasan
3. Kecemasan
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diberikan, klien mengalami sesak napas, penggunaan otot bantu pernapasan, dan fase ekspirasi yang memanjang. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada pola napas klien, yang diindikasikan oleh karakteristik pola napas tidak efektif sesuai standar SDKI. Etiologi yang mungkin adalah gangguan mekanis jalan napas akibat cedera kepala saat terjatuh dari motor, serta kemungkinan kecemasan terkait dengan kejadian tersebut.
Luaran yang diharapkan (SLKI):
1. Pola napas membaik
2. Penggunaan otot bantu pernapasan menurun
3. Frekuensi napas dalam batas normal
4. Klien dapat bernapas dengan nyaman
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Observasi pola napas
3. Atur posisi semi fowler
4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
5. Latihan napas dalam dan batuk efektif
6. Berikan edukasi terkait pola napas tidak efektif
Diharapkan dengan intervensi keperawatan yang tepat, klien dapat menunjukkan perbaikan pola napas, pengurangan penggunaan otot bantu pernapasan, dan dapat bernapas dengan nyaman. -
Article No. 2037 | 12 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan umur 35 tahun dirawat di RS dengan keluhan sesak nafas kepala pusing dan terasa berputar dan tidak nyaman saat bernafas sambil berbaring hasil pemeriksaan klien tampak menggunakan otot bantu pernapasan fase ekspirasi memanjang nampak seperti dari segala-segel Saat bernapas pemeriksaan TD 145/95 mmhg Nad 100 kali per menit RR 34 kali per menit suhu tubuh 37 derajat celcius klien mengatakan keluhan ini dirasakan sejak jatuh dari motor dan kepala membentur aspal keluarga mengatakan klien ada riwayat kejang sebelum masuk RS diagnosa risiko cedera
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan gangguan pertukaran gas akibat cedera kepala.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau status pernapasan, mengatur posisi tubuh pasien, memberikan oksigen, dan melakukan tindakan lain untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
2. Risiko Cedera berhubungan dengan riwayat jatuh dari motor dan benturan kepala.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Risiko Cedera didefinisikan sebagai kerentanan terhadap cidera fisik yang dapat mengakibatkan kerusakan tubuh.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mencegah terjadinya cedera.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, mempertahankan lingkungan yang aman, dan mengajarkan pasien serta keluarga tentang manajemen risiko cedera.
Dengan memahami diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 2038 | 12 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan umur 35 tahun dirawat di RS dengan keluhan sesak nafas kepala pusing dan terasa berputar dan tidak nyaman saat bernafas sambil berbaring hasil pemeriksaan klien tampak menggunakan otot bantu pernapasan fase ekspirasi memanjang nampak seperti dari segala-segel Saat bernapas pemeriksaan TD 145/95 mmhg Nad 100 kali per menit RR 34 kali per menit suhu tubuh 37 derajat celcius klien mengatakan keluhan ini dirasakan sejak jatuh dari motor dan kepala membentur aspal keluarga mengatakan klien ada riwayat kejang sebelum masuk RS analisis data risiko cedera berdasarkan kasus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan penurunan fungsi paru-paru sekunder akibat trauma kepala.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pola Napas Tidak Efektif: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Faktor Terkait: Penurunan fungsi paru-paru, cedera pada sistem saraf, trauma.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hasil yang diharapkan: Pasien menunjukkan pola napas efektif, menggunakan otot pernapasan secara optimal, dan mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan respirasi, manajemen jalan napas, terapi oksigen, posisioning, dan rehabilitasi fisik.
Berdasarkan kasus yang diberikan, pasien mengalami sesak napas, penggunaan otot bantu pernapasan, dan riwayat trauma kepala. Hal ini menunjukkan adanya penurunan fungsi paru-paru yang menyebabkan pola napas tidak efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan respirasi, manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan rehabilitasi fisik untuk membantu pasien mempertahankan pola napas yang efektif. -
Article No. 2039 | 12 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan umur 35 tahun dirawat di RS dengan keluhan sesak nafas kepala pusing dan terasa berputar dan tidak nyaman saat bernafas sambil berbaring hasil pemeriksaan klien tampak menggunakan otot bantu pernapasan fase ekspirasi memanjang nampak seperti dari segala-segel Saat bernapas pemeriksaan TD 145/95 mmhg Nad 100 kali per menit RR 34 kali per menit suhu tubuh 37 derajat celcius klien mengatakan keluhan ini dirasakan sejak jatuh dari motor dan kepala membentur aspal keluarga mengatakan klien ada riwayat kejang sebelum masuk RS risiko cedera berdasarkan kasus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
2. Risiko Cedera Kepala
Penjelasan:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang adekuat untuk mendukung kebutuhan oksigenasi.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pola napas yang efektif, Pertukaran gas yang adekuat, Pengendalian pernapasan yang baik.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Jalan Napas, Manajemen Pernapasan, Manajemen Oksigenasi.
Penjelasan: Pasien mengalami sesak napas, penggunaan otot bantu pernapasan, dan fase ekspirasi yang memanjang, menunjukkan adanya gangguan pola napas tidak efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mempertahankan jalan napas yang efektif, manajemen pernapasan, dan manajemen oksigenasi.
2. Risiko Cedera Kepala
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kerentanan terhadap cedera fisik pada kepala, yang dapat mengganggu integritas struktur atau fungsi otak.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Integritas struktur dan fungsi otak yang terjaga, Respons neurologis yang adekuat, Pemulihan cedera kepala yang optimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Cedera Kepala, Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial, Manajemen Peningkatan Perfusi Serebral.
Penjelasan: Pasien memiliki riwayat jatuh dari motor dan membentur kepala di aspal, serta adanya riwayat kejang sebelum masuk rumah sakit, sehingga terdapat risiko cedera kepala. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen cedera kepala, manajemen peningkatan tekanan intrakranial, dan manajemen peningkatan perfusi serebral.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan untuk mengidentifikasi masalah, menetapkan luaran yang diharapkan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 2040 | 12 Oct 2024
Klinis : Seorang lansia berusia 70 tahun mengeluh kakinya terasa sakit setiap dipakai berjalan. Memiliki riwayat jatuh 7 tahun yang lalu. Hasil pengkajian awal didapatkan data bahwa postur tubuh pendek, kifosis,cara berjalan berpegangan pada benda sekitarnya. Apakah masalah keperawatan yang dapat ditegakkan pada kasus tersebut. a. Nyeri akut b. Risiko cedera c. Cemas d. Gangguan mobilitas fisik e. Risiko jatuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Saya sebagai perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan:
Diagnosa Keperawatan:
d. Gangguan mobilitas fisik
Penjelasan:
Berdasarkan data yang Anda berikan, pasien lansia usia 70 tahun mengalami keluhan nyeri pada kaki setiap kali berjalan, postur tubuh pendek, kifosis, dan berjalan dengan berpegangan pada benda sekitar. Hal ini menunjukkan adanya gangguan mobilitas fisik pada pasien.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan mobilitas fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat melakukan pergerakan fisik secara mandiri, tidak tergantung pada bantuan orang lain, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan meliputi:
1. Manajemen nyeri
2. Latihan mobilitas fisik
3. Edukasi terkait alat bantu gerak (walker, tongkat)
4. Modifikasi lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh
Sehingga, berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Gangguan mobilitas fisik, dengan penjelasan dan rencana tindakan keperawatan sesuai standar SDKI - SLKI - SIKI. -
Article No. 2041 | 12 Oct 2024
Klinis : Seorang lansia laki-laki berusia 76 tahun mengeluh nyeri pada lutut kanan dengan skala nyeri 6 terutama saat digerakkan. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan lutut kanan bengkak, merah, hangat dan sulit digerakkan. Berat badan klien 90 Kg dengan tinggi badan 150 cm. Apakah diagnosa keperawatan prioritas pada kasus tersebut. a. Nyeri b. Obesitas c. Hambatan mobilitas fisik d. Intoleransi aktivitas e. Keterbatasan aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, diagnosa keperawatan prioritas yang dapat ditegakkan adalah:
a. Nyeri
Definisi SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Penjelasan:
Pasien mengeluhkan nyeri pada lutut kanan dengan skala nyeri 6, terutama saat digerakkan. Hasil pemeriksaan fisik juga menunjukkan tanda-tanda peradangan seperti bengkak, kemerahan, dan panas. Hal ini menunjukkan adanya nyeri akibat kerusakan jaringan.
Rencana Asuhan Keperawatan berdasarkan SLKI dan SIKI:
- Mengkaji nyeri secara komprehensif (SIKI)
- Melakukan manajemen nyeri non-farmakologis (SIKI)
- Memantau respon terhadap terapi nyeri (SLKI)
- Memberikan edukasi terkait manajemen nyeri (SIKI)
b. Keterbatasan Aktivitas
Definisi SDKI: Keterbatasan dalam melakukan kegiatan sehari-hari yang diinginkan atau dibutuhkan.
Penjelasan:
Dengan kondisi lutut yang bengkak, merah, hangat, dan sulit digerakkan, pasien kemungkinan akan mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik.
Rencana Asuhan Keperawatan berdasarkan SLKI dan SIKI:
- Mengkaji kemampuan fungsional pasien (SIKI)
- Memberikan latihan fisik yang sesuai (SIKI)
- Memfasilitasi aktivitas sehari-hari (SIKI)
- Memantau toleransi pasien terhadap aktivitas (SLKI)
Diagnosa keperawatan lainnya, seperti Obesitas dan Intoleransi Aktivitas, tidak menjadi prioritas utama dalam kasus ini. Hambatan Mobilitas Fisik dapat menjadi diagnosa sekunder yang terkait dengan Nyeri dan Keterbatasan Aktivitas. -
Article No. 2042 | 12 Oct 2024
Klinis : Ada benjolan di paha kiri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Perubahan Integritas Kulit
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Perubahan Integritas Kulit adalah diagnosa keperawatan dengan karakteristik utama adanya perubahan pada lapisan kulit, mukosa, kornea, atau integumen lainnya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan yang diharapkan adalah klien dapat mempertahankan integritas kulit yang optimal. Luaran yang dapat dicapai meliputi integritas kulit terpelihara, tidak terjadi perubahan lebih lanjut pada kulit, serta tidak ada tanda-tanda infeksi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Observasi: Identifikasi karakteristik benjolan, lokasi, ukuran, warna, serta tanda-tanda infeksi.
b. Tindakan: Perawatan luka, debridement jika perlu, aplikasi krim/salep, dan edukasi tentang perawatan luka.
c. Kolaborasi: Konsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan yang sesuai.
Persona: Sebagai perawat, saya akan memberikan penjelasan singkat terkait diagnosa keperawatan dan intervensi yang dapat dilakukan berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Saya akan memberikan rekomendasi perawatan yang sesuai dengan kondisi klien dan memastikan klien memahami langkah-langkah perawatannya. -
Article No. 2043 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia Ibu S (65 tahun) sejak 1 tahun ini, sering mengeluh sakit kepala. Suaminya (Bapak D) mengeluh terus tentang sakit dengkulnya. Respon Bapak D terhadap sakitnya terkadang mengakibatkan respon psikologis yang ditampilkan dengan ucapan “kalau saya meninggal, saya tidak akan merasa sakit lagi”, sehingga membuat ibu S semakin tidak nyaman
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ibu S (65 tahun) dan Bapak D yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Nyeri Kronis berhubungan dengan perubahan proses penuaan (kondisi Ibu S dengan keluhan sakit kepala)
- SDKI: Nyeri Kronis
- SLKI: Kontrol Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
2. Respon Psikologis Tidak Efektif berhubungan dengan kecemasan akibat kemungkinan kehilangan pasangan (kondisi Bapak D dengan ucapan "kalau saya meninggal, saya tidak akan merasa sakit lagi")
- SDKI: Respon Psikologis Tidak Efektif
- SLKI: Koping
- SIKI: Manajemen Kecemasan
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Nyeri Kronis berhubungan dengan perubahan proses penuaan (kondisi Ibu S dengan keluhan sakit kepala)
- SDKI: Nyeri Kronis adalah kondisi di mana individu mengalami nyeri persisten atau berulang yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Kontrol Nyeri adalah kemampuan individu untuk mengendalikan nyeri yang dirasakan.
- SIKI: Manajemen Nyeri adalah serangkaian intervensi yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan.
2. Respon Psikologis Tidak Efektif berhubungan dengan kecemasan akibat kemungkinan kehilangan pasangan (kondisi Bapak D dengan ucapan "kalau saya meninggal, saya tidak akan merasa sakit lagi")
- SDKI: Respon Psikologis Tidak Efektif adalah kondisi di mana individu mengalami perubahan psikologis yang tidak sesuai dengan harapan.
- SLKI: Koping adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dan mengatasi stresor.
- SIKI: Manajemen Kecemasan adalah serangkaian intervensi yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan kecemasan yang dirasakan.
Dalam konteks ini, pendekatan yang dapat dilakukan oleh perawat adalah memberikan dukungan emosional dan psikologis bagi kedua pasien, serta mengembangkan strategi manajemen nyeri dan kecemasan yang sesuai dengan kondisi masing-masing. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup lansia Ibu S dan Bapak D, serta membantu mereka beradaptasi dengan perubahan yang terjadi akibat proses penuaan.