Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2095 | 12 Oct 2024
Klinis : penderita tof
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi penderita tof (Tetralogi Fallot).
1. Kode ICD-10:
- Kode: Q21.3
- Deskripsi: Tetralogi Fallot
Tetralogi Fallot (TOF) adalah kelainan jantung kongenital yang ditandai dengan empat komponen utama:
1. Defek septum ventrikel (lubang di sekat antara kedua ruang jantung bawah)
2. Stenosis pulmonal (penyempitan katup paru-paru)
3. Hipertrofi ventrikel kanan (pembesaran ruang jantung kanan)
4. Posisi aorta yang berada di atas lubang septum ventrikel (aorta "overriding")
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 35.81
- Deskripsi: Pembedahan reparatif jantung, operasi Blalock-Taussig (shunt antara arteri subklavia dan arteri pulmonal)
Pada kasus Tetralogi Fallot, tindakan pembedahan sering diperlukan untuk memperbaiki struktur jantung dan meningkatkan aliran darah ke paru-paru. Salah satu prosedur yang dapat dilakukan adalah operasi Blalock-Taussig, yang melibatkan pembuatan shunt (sambungan) antara arteri subklavia dan arteri pulmonal untuk meningkatkan aliran darah ke paru-paru. -
Article No. 2096 | 12 Oct 2024
Klinis : penderita tof
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien dengan diagnosa Tof (Tetralogy of Fallot), berikut saya sampaikan Diagnosa Keperawatan, serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan gangguan sistem kardiovaskular yang ditandai dengan cepat lelah, sesak napas, dan palpitasi.
Penjelasan singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik dan energi.
- Faktor yang berhubungan: Gangguan sistem kardiovaskular, anemia, malnutrisi, dan keletihan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Toleransi Aktivitas Meningkat: Kemampuan melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan berlebih.
- Indikator: Klien dapat melakukan aktivitas tanpa sesak napas, palpitasi, atau kelelahan yang berlebihan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Aktivitas: Intervensi untuk membantu klien mengatur dan melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya.
- Intervensi: Identifikasi aktivitas yang dapat dilakukan, sesuaikan aktivitas dengan toleransi klien, dan berikan edukasi terkait manajemen energi.
Sebagai perawat, saya akan membantu pasien dengan Tof dalam meningkatkan toleransi aktivitas melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, serta bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan terbaik bagi pasien. -
Article No. 2097 | 12 Oct 2024
Klinis : penderita tof
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi penderita TOF (Tetralogi of Fallot).
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Curah Jantung
2. Intoleransi Aktivitas
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan Singkat:
1. Penurunan Curah Jantung
- Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara efektif untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- Penyebab: Adanya kelainan jantung bawaan pada TOF yang menyebabkan aliran darah dari ventrikel kanan ke paru-paru terganggu.
- Tanda dan Gejala: Dispnea, kelelahan, palpitasi, sianosis, dan penurunan aktivitas.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan akibat keterbatasan fisik.
- Penyebab: Penurunan curah jantung yang menyebabkan keterbatasan suplai oksigen ke seluruh tubuh.
- Tanda dan Gejala: Kelelahan, sesak napas, dan palpitasi saat melakukan aktivitas.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- Penyebab: Adanya kelainan jantung bawaan pada TOF yang dapat mengganggu kemampuan makan dan penyerapan nutrisi.
- Tanda dan Gejala: Berat badan yang tidak sesuai dengan usia, kehilangan nafsu makan, dan malnutrisi.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim medis lainnya untuk mengelola kondisi penderita TOF ini secara komprehensif, memantau tanda-tanda vital, memberikan intervensi keperawatan yang tepat, dan mendukung proses pemulihan pasien. -
Article No. 2098 | 12 Oct 2024
Klinis : NAFAS CEPAT CAPILARY REFIL BERKURANG SESAK
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi yang adekuat.
- Karakteristik: Napas cepat, sesak, dan capillary refill yang berkurang.
- Faktor yang Berhubungan: Gangguan mekanis pada sistem pernapasan, seperti obstruksi jalan napas.
2. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
- Karakteristik: Capillary refill yang berkurang, ekstremitas dingin, dan perubahan warna kulit.
- Faktor yang Berhubungan: Gangguan kardiovaskular, seperti hipovolemia.
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Karakteristik: Napas cepat, sesak, dan terdapat suara napas tambahan.
- Faktor yang Berhubungan: Obstruksi mekanis pada jalan napas.
Penanganan keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan diagnosa tersebut mencakup:
- Memantau tanda-tanda vital secara berkala.
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Meningkatkan kemampuan batuk dan melatih teknik pernapasan.
- Mempertahankan posisi yang memudahkan pernapasan.
- Memberikan terapi nebulizer atau suction jika diperlukan.
- Mengevaluasi efektivitas penanganan yang diberikan.
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 2099 | 12 Oct 2024
Klinis : diagnosa pada pasien kad
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien kardiovaskular.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Hemodinamik
- Definisi: Perubahan pada salah satu atau lebih parameter hemodinamik seperti tekanan darah, curah jantung, atau frekuensi nadi.
- Penyebab: Penyakit kardiovaskular, cedera, atau kondisi yang memengaruhi fungsi kardiovaskular.
- Gejala: Perubahan pada tekanan darah, nadi, sensasi dada, napas, dan kesadaran.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Penurunan kapasitas fungsional jantung, perubahan perfusi jaringan, dan kelelahan.
- Gejala: Kelelahan, napas pendek, palpitasi, dan nyeri dada.
3. Gangguan Perfusi Jaringan
- Definisi: Penurunan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan.
- Penyebab: Penyakit kardiovaskular, penurunan curah jantung, atau gangguan vaskuler.
- Gejala: Perubahan warna kulit, suhu, dan sensasi di ekstremitas.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Memuat definisi, penyebab, gejala, dan karakteristik diagnostik dari diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Memuat hasil atau outcome yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Memuat tindakan atau intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, memfasilitasi dokumentasi yang sistematis, dan mendukung praktik keperawatan berbasis bukti. -
Article No. 2100 | 12 Oct 2024
Klinis : An A umur 2 tahun diagnosa medis febris+ispa riwayat penyakit demam,batuk,pilek BB 10.25 BB 82 t 38.5 derajat celsius nadi 130x/menit pernafasan 28x/menit leukosit 11.37 ribu/uL monosit 13.1% eosinofil 1.7% eritrosit 4.79juta/uL hematokrit 41.4% Terapi ceftriaxone 1x1g Paracetamol 110mg iv Puyer batuk 3x1 Inf D51/2NS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien An A yang berusia 2 tahun dengan diagnosa medis febris+ispa.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (SDKI)
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- Faktor Berhubungan: Proses infeksi (ISPA).
- Gejala dan Tanda: Suhu tubuh meningkat (38,5°C), nadi cepat (130x/menit).
2. Pola Napas Tidak Efektif (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- Faktor Berhubungan: Proses infeksi (ISPA).
- Gejala dan Tanda: Pernapasan cepat (28x/menit).
3. Risiko Infeksi (SDKI)
- Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Berhubungan: Proses infeksi (ISPA), riwayat penyakit (demam, batuk, pilek).
- Gejala dan Tanda: Leukositosis (11.37 ribu/uL), monosit meningkat (13,1%), eosinofil menurun (1,7%), eritrosit menurun (4,79 juta/uL), hematokrit menurun (41,4%).
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Hipertermia
- Tujuan: Suhu tubuh dalam batas normal.
- Intervensi: Observasi tanda-tanda vital, pemberian antipiretik (paracetamol 110mg IV), kompres hangat.
2. Manajemen Pola Napas Tidak Efektif
- Tujuan: Pola napas efektif.
- Intervensi: Observasi tanda-tanda vital, pemberian oksigen, sputum management (puyer batuk 3x1).
3. Pencegahan Infeksi
- Tujuan: Tidak terjadi infeksi.
- Intervensi: Observasi tanda-tanda infeksi, pemberian antibiotik (ceftriaxone 1x1g), menjaga kebersihan lingkungan.
Rencana Evaluasi (SIKI):
1. Suhu tubuh dalam batas normal (36,5-37,5°C).
2. Pola napas efektif dengan frekuensi 20-30x/menit.
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 2101 | 12 Oct 2024
Klinis : pasien laki-laki usia 67 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas didapatkan rr 48 kali menit,nafas dangkal, terdapat tarikan dinding dada,terdengar suara wheezing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Faktor yang Berhubungan: Hipersekresi sekret, peningkatan produksi sekret, obstruksi jalan napas.
2. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Faktor yang Berhubungan: Kelelahan otot pernapasan, penyakit neuromuskular, penyakit paru-paru.
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Paru
- Definisi: Kekurangan oksigen, nutrisi, dan/atau pengeluaran produk sisa pada tingkat kapiler paru.
- Faktor yang Berhubungan: Peningkatan tekanan jalan napas, obstruksi jalan napas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Mendefinisikan diagnosa keperawatan secara spesifik dan terstandar.
- Memuat definisi, faktor yang berhubungan, dan karakteristik mayor/minor.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Menetapkan luaran keperawatan yang diharapkan.
- Memuat definisi, kriteria hasil, dan skala pengukuran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Menetapkan intervensi keperawatan yang dibutuhkan.
- Memuat definisi, aktivitas, dan kriteria hasil.
Dalam konteks ini, perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan untuk melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa, menetapkan tujuan, dan merencanakan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 2102 | 12 Oct 2024
Klinis : Gangguan citra tubuh
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi terkait kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM prosedur/tindakan medis untuk kondisi gangguan citra tubuh.
1. Kode ICD-10:
- Kode: F45.2
- Deskripsi: Gangguan citra tubuh
Gangguan citra tubuh, yang juga dikenal sebagai dismorfobia, adalah kondisi di mana seseorang memiliki persepsi yang terdistorsi atau negatif terhadap penampilan fisik mereka, meskipun tidak ada atau sedikit kelainan yang dapat diamati secara objektif. Pasien sering merasa sangat terganggu dan tidak puas dengan bagian tubuh tertentu yang dianggap cacat atau tidak menarik, meskipun orang lain tidak melihat adanya masalah.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.84
- Deskripsi: Terapi perilaku kognitif, tidak spesifik
Dalam kasus gangguan citra tubuh, terapi perilaku kognitif (CBT) sering direkomendasikan sebagai intervensi utama. CBT membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan keyakinan negatif tentang penampilan mereka, serta mengembangkan strategi untuk mengatasi rasa tidak aman dan kecemasan terkait citra tubuh.
Selain itu, pendekatan lain yang dapat dipertimbangkan adalah konseling, dukungan psikologis, dan, jika diperlukan, pengobatan farmakologis (misalnya antidepresan) untuk mengatasi gejala komorbid seperti depresi atau kecemasan. -
Article No. 2103 | 12 Oct 2024
Klinis : Gangguan citra tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan citra tubuh.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Citra Tubuh
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Citra Tubuh didefinisikan sebagai persepsi negatif terhadap penampilan fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan mempengaruhi fungsi sosial, psikologis, dan/atau spiritual.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Citra Tubuh meliputi:
a. Pasien menunjukkan peningkatan penerimaan terhadap penampilan fisik.
b. Pasien menunjukkan peningkatan fungsi sosial, psikologis, dan/atau spiritual.
c. Pasien menunjukkan peningkatan kepercayaan diri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Gangguan Citra Tubuh antara lain:
a. Terapi Kognitif-Perilaku: Membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah persepsi negatif terhadap penampilan fisik.
b. Terapi Kelompok: Memberikan dukungan dan ruang bagi pasien untuk berbagi pengalaman dan strategi koping.
c. Terapi Seni: Mendorong pasien untuk mengekspresikan perasaan dan pengalaman melalui seni.
d. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi mengenai citra tubuh yang sehat dan cara meningkatkan penerimaan diri.
Sebagai perawat, saya akan membantu pasien mengatasi Gangguan Citra Tubuh dengan pendekatan holistik, melibatkan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Tujuan utamanya adalah membantu pasien meningkatkan penerimaan terhadap penampilan fisik dan fungsi diri secara optimal. -
Article No. 2104 | 12 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru, secara bakteriologis dan histologis dibuktikan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Rontgen toraks, satu atau lebih proyeksi
Penjelasan:
Pasien pria berusia 45 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, disertai demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Pemeriksaan fisik menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, dan hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan, diagnosis awal yang sesuai adalah tuberkulosis paru.
Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk menggambarkan tuberkulosis paru yang secara bakteriologis dan histologis telah dibuktikan. Kode ICD-9-CM 87.44 merujuk pada tindakan rontgen toraks, yang merupakan prosedur diagnostik yang dilakukan untuk mendukung diagnosis tuberkulosis paru pada pasien ini.