Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2090 | 12 Oct 2024
Klinis : Kakek Rony (67 thn) dilaporkan sering berkeliaran di halaman panti pada malam hari, membuat cemas lansia lainnya. Kakek Rony mengatakan tidak bisa tidur, dia merindukan istrinya yang telah meninggal beberapa tahun silam. Kakek Rony juga takut memejamkan mata dan tidak bisa bangun lagi akibat kanker yang didiagnosa oleh dokter. Faktor apakah yang menyebabkan gangguan istirahat tidur Kakek Rony? a. Kematian pasangan b. Cemas c. Di diagnosa kanker d. Terlalu lama tinggal dipanti
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dialami oleh Kakek Rony, diagnosakeprawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Pola Tidur
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Tidur adalah ketidakmampuan mencapai, mempertahankan, atau memperoleh kualitas tidur yang diinginkan.
Penjelasan:
Kakek Rony sering berkeliaran di halaman panti pada malam hari, tidak bisa tidur, dan merasa takut memejamkan mata karena takut tidak bisa bangun lagi. Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam memperoleh kualitas tidur yang diinginkan.
Faktor penyebab:
a. Kematian pasangan (suami/istri)
c. Diagnosa kanker
Berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), luaran yang diharapkan antara lain:
- Tidur yang adekuat
- Kualitas tidur meningkat
- Pola tidur yang teratur
Sesuai SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi yang dapat diberikan antara lain:
- Manajemen Lingkungan: Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk tidur
- Terapi Musik: Berikan terapi musik untuk membantu pasien rileks dan tertidur
- Manajemen Ansietas: Bantu pasien mengatasi kecemasan yang mengganggu tidurnya
Dengan intervensi yang tepat, diharapkan Kakek Rony dapat memperoleh kualitas tidur yang baik dan mengurangi gejala gangguan tidur yang dialaminya. -
Article No. 2091 | 12 Oct 2024
Klinis : Seorang lansia berusia 70 tahun mengeluh bahwa sejak terpeleset dikamar mandi rumahnya dua bulan yang lalu, kakinya masih terasa sakit setiap dipakai berjalan. Hasil pengkajian awal didapatkan data bahwa postur tubuh pendek, kifosis, cara berjalan berpegangan pada benda disekitarnya. Apakah pengkajian khusus yang perlu dilakukan pada klien. a. Instrumental ADL b. Index kats c. Time Up and go test d. Modifikasi Barthel Index e. Morse Fall Scale
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko jatuh berhubungan dengan gangguan fungsi muskuloskeletal, penggunaan alat bantu, dan penurunan kemampuan fungsional.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Jatuh merupakan diagnosa yang menggambarkan peningkatan kemungkinan terjatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan yang ingin dicapai adalah klien dapat mengenali faktor risiko jatuh, menggunakan alat bantu secara tepat, dan tidak mengalami jatuh.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah pengkajian risiko jatuh, edukasi tentang pencegahan jatuh, penggunaan alat bantu secara tepat, dan modifikasi lingkungan.
Pengkajian khusus yang perlu dilakukan pada klien:
a. Instrumental ADL (IADL) untuk mengetahui kemampuan klien dalam melakukan aktivitas yang lebih kompleks seperti menggunakan telepon, berbelanja, dan menggunakan transportasi.
b. Index Katz untuk mengkaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari (ADL).
c. Time Up and Go Test untuk mengukur mobilitas dan risiko jatuh klien.
d. Modifikasi Barthel Index untuk mengkaji keterbatasan dalam melakukan ADL.
e. Morse Fall Scale untuk mengidentifikasi risiko jatuh klien.
Dengan mengetahui hasil pengkajian tersebut, perawat dapat merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat dan menyusun intervensi yang sesuai untuk mencegah risiko jatuh pada klien. -
Article No. 2092 | 12 Oct 2024
Klinis : pasien masuk ugd dengan keluhan nyeri ulu hati nyeri kepala disertai mual pada saat ct scan ditemukan adanya pembengkakkan dan hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisiologis (pembengkakan dan hipertensi) berdasarkan keluhan pasien.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Faktor yang berhubungan: cedera fisiologis (pembengkakan dan hipertensi).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien melaporkan nyeri terkendali.
- Pasien mendemonstrasikan strategi pengelolaan nyeri yang efektif.
- Pasien melaporkan peningkatan kenyamanan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri
- Monitoring Tanda Vital
- Kolaborasi Pemberian Analgesik
Jadi, untuk pasien dengan keluhan nyeri ulu hati, nyeri kepala, dan mual yang disertai dengan pembengkakan dan hipertensi saat CT scan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisiologis. Rencana asuhan keperawatan yang dapat diberikan adalah manajemen nyeri, monitoring tanda vital, dan kolaborasi pemberian analgesik untuk mengelola keluhan pasien. -
Article No. 2093 | 12 Oct 2024
Klinis : pasien masuk ugd dengan keluhan nyeri ulu hati nyeri kepala disertai mual pada saat ct scan ditemukan adanya pembengkakkan otak dan hipertensi tekanan darah 140/80 mmhg suhu 36 derajat celcius
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengancam kelangsungan hidup.
- Faktor yang berhubungan: Peningkatan tekanan intrakranial, perubahan struktur serebral, perdarahan intrakranial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Perfusi jaringan serebral yang efektif.
- Kriteria hasil: Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, tidak ada tanda-tanda kerusakan jaringan serebral, nilai GCS dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pemantauan tekanan intrakranial, manajemen peningkatan tekanan intrakranial, manajemen nyeri, manajemen aktivitas, dan edukasi pasien/keluarga.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami kondisi yang mengindikasikan adanya peningkatan tekanan intrakranial, yaitu nyeri kepala, mual, dan pembengkakan otak yang ditemukan saat CT scan. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan perfusi jaringan serebral, sehingga dibutuhkan intervensi keperawatan yang tepat untuk mempertahankan perfusi jaringan serebral yang efektif dan mencegah kerusakan jaringan otak lebih lanjut.
Peran perawat dalam kondisi ini adalah melakukan pemantauan yang ketat terhadap tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, manajemen peningkatan tekanan intrakranial, manajemen nyeri dan mual, serta edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi dan penatalaksanaannya. -
Article No. 2094 | 12 Oct 2024
Klinis : penderita tof
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi penderita Tumor Otak Fungsional (TOF).
Diagnosa Keperawatan:
1. Keletihan (Fatigue)
- SDKI: Perasaan kelelahan dan/atau penurunan energi yang tidak sebanding dengan aktivitas yang dilakukan.
- SLKI: Peningkatan kemampuan pemulihan energi.
- SIKI: Manajemen energi, Terapi relaksasi, Terapi aktivitas.
2. Perubahan Persepsi Sensori: Penglihatan (Visual Disturbance)
- SDKI: Perubahan dalam kemampuan menerima, menginterpretasikan, dan berespon terhadap rangsangan visual.
- SLKI: Peningkatan kemampuan fungsi visual.
- SIKI: Manajemen perubahan persepsi sensori, Terapi aktivitas, Edukasi kesehatan.
3. Risiko Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Risiko mengalami ketidakmampuan mentoleransi aktivitas fisik.
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas.
- SIKI: Manajemen aktivitas, Manajemen energi, Edukasi kesehatan.
4. Nyeri Kronis
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Penurunan tingkat nyeri.
- SIKI: Manajemen nyeri, Terapi relaksasi, Edukasi kesehatan.
Sebagai perawat, saya akan fokus pada pengelolaan gejala dan peningkatan kualitas hidup pasien dengan TOF. Intervensi keperawatan akan melibatkan manajemen energi, terapi aktivitas, edukasi kesehatan, dan manajemen nyeri untuk membantu pasien beradaptasi dengan perubahan kondisi kesehatan. -
Article No. 2095 | 12 Oct 2024
Klinis : penderita tof
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi penderita tof (Tetralogi Fallot).
1. Kode ICD-10:
- Kode: Q21.3
- Deskripsi: Tetralogi Fallot
Tetralogi Fallot (TOF) adalah kelainan jantung kongenital yang ditandai dengan empat komponen utama:
1. Defek septum ventrikel (lubang di sekat antara kedua ruang jantung bawah)
2. Stenosis pulmonal (penyempitan katup paru-paru)
3. Hipertrofi ventrikel kanan (pembesaran ruang jantung kanan)
4. Posisi aorta yang berada di atas lubang septum ventrikel (aorta "overriding")
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 35.81
- Deskripsi: Pembedahan reparatif jantung, operasi Blalock-Taussig (shunt antara arteri subklavia dan arteri pulmonal)
Pada kasus Tetralogi Fallot, tindakan pembedahan sering diperlukan untuk memperbaiki struktur jantung dan meningkatkan aliran darah ke paru-paru. Salah satu prosedur yang dapat dilakukan adalah operasi Blalock-Taussig, yang melibatkan pembuatan shunt (sambungan) antara arteri subklavia dan arteri pulmonal untuk meningkatkan aliran darah ke paru-paru. -
Article No. 2096 | 12 Oct 2024
Klinis : penderita tof
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien dengan diagnosa Tof (Tetralogy of Fallot), berikut saya sampaikan Diagnosa Keperawatan, serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan gangguan sistem kardiovaskular yang ditandai dengan cepat lelah, sesak napas, dan palpitasi.
Penjelasan singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik dan energi.
- Faktor yang berhubungan: Gangguan sistem kardiovaskular, anemia, malnutrisi, dan keletihan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Toleransi Aktivitas Meningkat: Kemampuan melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan berlebih.
- Indikator: Klien dapat melakukan aktivitas tanpa sesak napas, palpitasi, atau kelelahan yang berlebihan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Aktivitas: Intervensi untuk membantu klien mengatur dan melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya.
- Intervensi: Identifikasi aktivitas yang dapat dilakukan, sesuaikan aktivitas dengan toleransi klien, dan berikan edukasi terkait manajemen energi.
Sebagai perawat, saya akan membantu pasien dengan Tof dalam meningkatkan toleransi aktivitas melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, serta bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan terbaik bagi pasien. -
Article No. 2097 | 12 Oct 2024
Klinis : penderita tof
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi penderita TOF (Tetralogi of Fallot).
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Curah Jantung
2. Intoleransi Aktivitas
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan Singkat:
1. Penurunan Curah Jantung
- Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara efektif untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- Penyebab: Adanya kelainan jantung bawaan pada TOF yang menyebabkan aliran darah dari ventrikel kanan ke paru-paru terganggu.
- Tanda dan Gejala: Dispnea, kelelahan, palpitasi, sianosis, dan penurunan aktivitas.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan akibat keterbatasan fisik.
- Penyebab: Penurunan curah jantung yang menyebabkan keterbatasan suplai oksigen ke seluruh tubuh.
- Tanda dan Gejala: Kelelahan, sesak napas, dan palpitasi saat melakukan aktivitas.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- Penyebab: Adanya kelainan jantung bawaan pada TOF yang dapat mengganggu kemampuan makan dan penyerapan nutrisi.
- Tanda dan Gejala: Berat badan yang tidak sesuai dengan usia, kehilangan nafsu makan, dan malnutrisi.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim medis lainnya untuk mengelola kondisi penderita TOF ini secara komprehensif, memantau tanda-tanda vital, memberikan intervensi keperawatan yang tepat, dan mendukung proses pemulihan pasien. -
Article No. 2098 | 12 Oct 2024
Klinis : NAFAS CEPAT CAPILARY REFIL BERKURANG SESAK
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi yang adekuat.
- Karakteristik: Napas cepat, sesak, dan capillary refill yang berkurang.
- Faktor yang Berhubungan: Gangguan mekanis pada sistem pernapasan, seperti obstruksi jalan napas.
2. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
- Karakteristik: Capillary refill yang berkurang, ekstremitas dingin, dan perubahan warna kulit.
- Faktor yang Berhubungan: Gangguan kardiovaskular, seperti hipovolemia.
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Karakteristik: Napas cepat, sesak, dan terdapat suara napas tambahan.
- Faktor yang Berhubungan: Obstruksi mekanis pada jalan napas.
Penanganan keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan diagnosa tersebut mencakup:
- Memantau tanda-tanda vital secara berkala.
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Meningkatkan kemampuan batuk dan melatih teknik pernapasan.
- Mempertahankan posisi yang memudahkan pernapasan.
- Memberikan terapi nebulizer atau suction jika diperlukan.
- Mengevaluasi efektivitas penanganan yang diberikan.
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 2099 | 12 Oct 2024
Klinis : diagnosa pada pasien kad
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien kardiovaskular.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Hemodinamik
- Definisi: Perubahan pada salah satu atau lebih parameter hemodinamik seperti tekanan darah, curah jantung, atau frekuensi nadi.
- Penyebab: Penyakit kardiovaskular, cedera, atau kondisi yang memengaruhi fungsi kardiovaskular.
- Gejala: Perubahan pada tekanan darah, nadi, sensasi dada, napas, dan kesadaran.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Penurunan kapasitas fungsional jantung, perubahan perfusi jaringan, dan kelelahan.
- Gejala: Kelelahan, napas pendek, palpitasi, dan nyeri dada.
3. Gangguan Perfusi Jaringan
- Definisi: Penurunan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan.
- Penyebab: Penyakit kardiovaskular, penurunan curah jantung, atau gangguan vaskuler.
- Gejala: Perubahan warna kulit, suhu, dan sensasi di ekstremitas.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Memuat definisi, penyebab, gejala, dan karakteristik diagnostik dari diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Memuat hasil atau outcome yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Memuat tindakan atau intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, memfasilitasi dokumentasi yang sistematis, dan mendukung praktik keperawatan berbasis bukti.