Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2050 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia (60 tahun) datang ke RS dengan keluhan nyeri di ulu hati. Hasil pengkajian menunjukkan klien memiliki riwayat gastritis sejak 3 tahun lalu dan sering kambuh. Klien biasa mengkonsumsi kopi di pagi hari. Klien dapat makan dan minum, walaupun sedikit. Apa prioritas masalah yang terjadi pada klien?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan analisis terkait kondisi lansia (60 tahun) yang datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri di ulu hati, berdasarkan standar diagnosa keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Prioritas masalah yang terjadi pada klien adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain)
Penjelasan: Berdasarkan keluhan klien yaitu nyeri di ulu hati, serta riwayat gastritis yang sering kambuh, maka klien mengalami nyeri akut. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual.
Intervensi Keperawatan SLKI:
1. Manajemen Nyeri
2. Edukasi Kesehatan
3. Peningkatan Kenyamanan
Implementasi Keperawatan SIKI:
1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
2. Memberikan analgesik sesuai dengan indikasi
3. Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri
4. Menyediakan lingkungan yang tenang dan nyaman
5. Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga mengenai manajemen nyeri, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nyeri
Kesimpulannya, prioritas masalah yang terjadi pada klien adalah nyeri akut yang disebabkan oleh gastritis. Perawat harus segera melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah nyeri yang dialami oleh klien. -
Article No. 2051 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia Ibu S (65 tahun) sejak 1 tahun ini, sering mengeluh sakit kepala. Suaminya (Bapak D) mengeluh terus tentang sakit dengkulnya. Respon Bapak D terhadap sakitnya terkadang mengakibatkan respon psikologis yang ditampilkan dengan ucapan “kalau saya meninggal, saya tidak akan merasa sakit lagi”, sehingga membuat ibu S semakin tidak nyaman.Kemungkinan masalah kesehatan utama sesuai keluhan bapak D adalah : a. Keterbatasan mobilisasi b. Kelemahan otot c. Keterbatasan pergerakan d. Ketidakberdayaan e. Gangguan dalam pemenuhan ADL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Keterbatasan Pergerakan pada Bapak D.
2. Respon Psikologis Tidak Efektif pada Ibu S berhubungan dengan Pernyataan Bapak D tentang Kematian.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Mobilitas Fisik: Keterbatasan kemampuan untuk bergerak secara mandiri dan terkoordinasi di lingkungan.
2. Respon Psikologis Tidak Efektif: Pola pikir, perasaan, dan perilaku yang tidak sesuai dengan situasi atau yang mengganggu fungsi sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas Fisik Membaik: Kemampuan bergerak secara mandiri dan terkoordinasi di lingkungan meningkat.
2. Respon Psikologis Efektif: Pola pikir, perasaan, dan perilaku yang sesuai dengan situasi dan tidak mengganggu fungsi sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Mobilitas: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan pasien dalam bergerak secara mandiri dan terkoordinasi.
2. Terapi Spiritual-Emosional: Intervensi untuk memfasilitasi ekspresi emosi dan keyakinan spiritual pasien guna membantu mengatasi masalah psikologis.
Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, kemungkinan masalah kesehatan utama sesuai keluhan Bapak D adalah Keterbatasan Pergerakan (option c). -
Article No. 2052 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia laki-laki, 60 tahun, dirawat di RS mengeluh lemas, mual, dan tidak mau makan sekarang kalau pipis sedikit. Klien terlihat lemas, bengkak pada kedua kaki. BB saat ini : 64 kg, TB : 170 cm. Tanda-tanda vital : TD:160/100 mmHg, N: 84x/mnt, RR: 20x/mnt, S:36 ºC. Setelah diperiksa, hasil labolatorium menunjukkan Hb: 9,2 g/dL, Ht:26%, GDS : 143 mg/dL, ureum:226 mg/dL, kreatinin:21,40 mg/dL. WBS mendapat terapi CaCO3 3 x 1 mg, amlodipin 1x5 mg. Apakah tindakan utama yang harus dilakukan oleh perawat terkait kasus diatas? a. Berikan posisi nyaman b. Ukur intake output c. Ukur tanda vital d. Evaluasi keluhan wbs e. Batasi cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya sebagai perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kasus yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, dan penurunan berat badan.
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal ditandai dengan edema dan peningkatan ureum/kreatinin.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan anemia.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh: Penurunan asupan nutrisi yang mengakibatkan berat badan turun.
- Kelebihan volume cairan: Akumulasi cairan tubuh yang berlebih, ditandai dengan edema.
- Intoleransi aktivitas: Keterbatasan dalam melakukan kegiatan sehari-hari akibat kelemahan fisik.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan nutrisi: Tercapainya status nutrisi yang optimal.
- Keseimbangan cairan: Tercapainya keseimbangan cairan tubuh.
- Toleransi aktivitas: Peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nutrisi: Intervensi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
- Manajemen cairan: Intervensi untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.
- Manajemen aktivitas: Intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas pasien.
Tindakan utama yang harus dilakukan oleh perawat terkait kasus di atas adalah:
e. Batasi cairan
Pasien mengalami kelebihan cairan, sehingga perlu dilakukan pembatasan cairan untuk mencegah edema lebih lanjut dan membantu menurunkan tekanan darah.
Selain itu, perawat juga perlu melakukan tindakan lain seperti:
a. Berikan posisi nyaman
Untuk membantu mengurangi edema pada kaki.
b. Ukur intake output
Untuk memantau keseimbangan cairan pasien.
c. Ukur tanda vital
Untuk memantau kondisi pasien secara berkala.
d. Evaluasi keluhan pasien
Untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien dan membantu perencanaan tindakan selanjutnya. -
Article No. 2053 | 12 Oct 2024
Klinis : seorang perempuan umur 35 tahun dirawat di RS dengan keluhan sesak nafas kepala pusing dan terasa berputar dan tidak nyaman Saat bernapas sambil berbaring hasil pemeriksaan ke lain tampak menggunakan otot bantu pernapasan fase respirasi memanjang nampak seperti tersegel-segel Saat bernapas pemeriksaan TD 145/95 mmhg nadi 100 kali per menit RR 34 kali per menit suhu tubuh 37 derajat Celcius ke lain mengatakan keluhan ini diratakan sejak jatuh dari motor dan kepala membentur aspal keluarga mengatakan selain ada riwayat kejang sebelum masuk RS diagnosa keperawatan berdasarkan kasus diatas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
Faktor yang Berhubungan: Adanya cedera kepala, riwayat kejang, dan penggunaan otot bantu pernapasan.
Gejala dan Tanda Mayor: Sesak napas, fase respirasi yang memanjang, penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak.
Faktor Risiko: Adanya cedera kepala dan riwayat kejang.
Tanda dan Gejala: Pusing, rasa berputar, dan tekanan darah tinggi.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat sebagai dasar untuk merumuskan tindakan keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan yang dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan masalah kesehatan yang diidentifikasi.
Penggunaan SDKI-SLKI-SIKI dalam praktik keperawatan membantu perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, komprehensif, dan berpusat pada pasien. -
Article No. 2054 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia Ibu S (65 tahun) sejak 1 tahun ini, sering mengeluh sakit kepala. Suaminya (Bapak D) mengeluh terus tentang sakit dengkulnya. Respon Bapak D terhadap sakitnya terkadang mengakibatkan respon psikologis yang ditampilkan dengan ucapan “kalau saya meninggal, saya tidak akan merasa sakit lagi”, sehingga membuat ibu S semakin tidak nyaman. Intervensi keperawatan pertama yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan sesuai keluhan utama pada bapak D adalah :
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat professional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan untuk Bapak D:
1. Nyeri Kronik berhubungan dengan osteoartritis lutut, ditandai dengan keluhan sakit pada lutut yang berlangsung lama.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri kronik didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan pengurangan nyeri, pasien dapat mendemonstrasikan strategi manajemen nyeri yang efektif, dan pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai toleransi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, terapi modalitas nyeri, edukasi manajemen nyeri, dan kolaborasi terapi farmakologi.
Intervensi Keperawatan Pertama untuk Bapak D:
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan, intervensi keperawatan pertama yang harus dilakukan adalah Manajemen Nyeri. Intervensi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri, serta membantu pasien mengatasi nyeri yang dirasakan.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam intervensi Manajemen Nyeri antara lain:
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri).
2. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk menentukan terapi farmakologis dan nonfarmakologis yang sesuai.
3. Ajarkan pasien teknik-teknik manajemen nyeri, seperti relaksasi, distraksi, aplikasi panas/dingin.
4. Motivasi pasien untuk aktif berpartisipasi dalam manajemen nyerinya.
5. Evaluasi efektivitas intervensi yang diberikan dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat mengurangi keluhan nyeri yang dirasakan oleh Bapak D dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 2055 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia perempuan 60 tahun menderita kanker payudara dan sedang menjalani pengobatan kemoterapi, mengeluh lemas, mual, dan tidak mau makan. klien terlihat lemas, BB saat ini : 64 kg, TB : 170 cm. Tanda-tanda vital : TD:160/100 mmHg, N: 84x/mnt, RR: 20x/mnt, S:36 ºC. Setelah diperiksa Hasil labolatorium menunjukkan leukosit : 5,3 rb/uL, eritrosit: 2,7 jt/ul, Hb: 9,2 g/dL, Ht:26%, GDS : 143 mg/dL. Apakah diagnose keperawatan utama pada kasus diatas? a. Ketidakseimbangan nutrisi b. Resiko penyebaran infeksi c. Resiko infeksi d. Hambatan mobilitas fisik e. Gangguan eliminasi urin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan utama yang paling sesuai untuk kasus tersebut adalah:
a. Ketidakseimbangan nutrisi
Penjelasan:
- Klien mengeluh tidak mau makan yang mengindikasikan adanya masalah terkait intake nutrisi.
- Hasil pemeriksaan menunjukkan penurunan berat badan dan parameter laboratorium seperti leukosit, eritrosit, Hb dan Ht yang rendah, menandakan adanya ketidakseimbangan nutrisi.
- Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap ketidakseimbangan nutrisi pada kasus ini adalah efek samping kemoterapi (mual, lemas) serta menurunnya nafsu makan.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dapat diterapkan untuk kondisi ini adalah:
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi
- SLKI: Keseimbangan Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Manajemen Mual
Opsi lain yang kurang sesuai adalah:
b. Risiko penyebaran infeksi - tidak ada indikasi infeksi yang jelas
c. Risiko infeksi - tidak ada indikasi infeksi yang jelas
d. Hambatan mobilitas fisik - tidak ada informasi tentang hambatan mobilitas
e. Gangguan eliminasi urin - tidak ada indikasi masalah eliminasi urin -
Article No. 2056 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia perempuan, 74 tahun, saat ini tinggal di PSTW. Hasil observasi didapatkan data mengeluh nyeri pada kedua lutut, terkadang bengkak, aktifitas masih dapat dilakukan secara mandiri tanpa bantuan alat. Posisi tubuh sudah membungkuk. Saat berjalan ke kamar mandi hanya bisa merambat dan berpegangan ke setiap sisi dinding kamar. Apakah intervensi prioritas yang dapat dilakukan perawat terkait kondisi lansia tersebut? a. Berikan edukasi tentang cara berjalan yang baik dan benar b. Pastikan dan yakinkan lingkungan aman bebas injury c. Bekerja sama dengan pihak panti untuk membangun fasilitas d. Libatkan penjaga panti dalam membantu aktifitas lansia e. Berikan lingkungan yang nyaman
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari saya berikan analisis dari kasus tersebut berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri pada kedua lutut dan postur tubuh membungkuk.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Gangguan Mobilitas Fisik adalah kemampuan individu yang terbatas untuk bergerak secara mandiri di lingkungannya.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat meningkatkan kemampuan mobilisasi dan bebas dari cedera.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, peningkatan mobilitas, dan pencegahan cedera.
Intervensi Prioritas:
Berdasarkan kasus yang diberikan, intervensi prioritas yang dapat dilakukan perawat adalah:
b. Pastikan dan yakinkan lingkungan aman bebas injury
Perawat perlu memastikan lingkungan tempat tinggal lansia tersebut aman dan bebas dari potensi bahaya yang dapat menyebabkan cedera saat beraktivitas, seperti memeriksa lantai licin, penggunaan alat bantu yang sesuai, dan memastikan akses yang aman ke kamar mandi.
Selain itu, intervensi lain yang dapat dilakukan adalah:
a. Berikan edukasi tentang cara berjalan yang baik dan benar
Perawat dapat mengajarkan teknik berjalan yang baik dan benar untuk mengurangi beban sendi lutut, serta memperkenalkan alat bantu jalan jika diperlukan.
d. Libatkan penjaga panti dalam membantu aktifitas lansia
Perawat dapat bekerja sama dengan pihak panti untuk membantu dan mendampingi lansia dalam beraktivitas sehari-hari, terutama saat berjalan.
e. Berikan lingkungan yang nyaman
Perawat dapat memastikan lansia tersebut berada dalam lingkungan yang nyaman, seperti suhu ruangan yang sesuai, pencahayaan yang baik, dan mobilitas yang mudah.
Dengan intervensi yang tepat, diharapkan kondisi lansia tersebut dapat meningkat dan bebas dari cedera. -
Article No. 2057 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia Ibu S (65 tahun) sejak 1 tahun ini, sering mengeluh sakit kepala. Suaminya (Bapak D) mengeluh terus tentang sakit dengkulnya. Respon Bapak D terhadap sakitnya terkadang mengakibatkan respon psikologis yang ditampilkan dengan ucapan “kalau saya meninggal, saya tidak akan merasa sakit lagi”, sehingga membuat ibu S semakin tidak nyaman. Intervensi keperawatan pertama yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan sesuai keluhan utama pada bapak D adalah : a. Mengatasi rasa sakit b. Melatih kekuatan otot c. Membantu kebutuhan ADL d. Melatih rentang gerak sendi e. Memberikan support
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan untuk Bapak D:
1. Nyeri Kronik Terkait Kondisi Muskuloskeletal (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang potensial atau aktual, dan berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Penyebab: Kondisi muskuloskeletal seperti osteoarthritis, rheumatoid arthritis, atau penyakit sendi lainnya.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
a. Manajemen Nyeri
b. Terapi Modalitas Nyeri
c. Edukasi Kesehatan
Rencana Tindakan (SIKI):
a. Mengatasi Rasa Sakit
- Identifikasi karakteristik nyeri
- Berikan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Evaluasi efektivitas intervensi
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, intervensi keperawatan pertama yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan sesuai keluhan utama Bapak D adalah Mengatasi Rasa Sakit. Hal ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan Bapak D.
Saya harap penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan Bapak D. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 2058 | 12 Oct 2024
Klinis : Seorang lansia berusia 70 tahun mengeluh kakinya terasa sakit setiap dipakai berjalan. Memiliki riwayat jatuh 7 tahun yang lalu. Hasil pengkajian awal didapatkan data bahwa postur tubuh pendek, kifosis,cara berjalan berpegangan pada benda sekitarnya. Apakah masalah keperawatan yang dapat ditegakkan pada kasus tersebut. a. Risiko cedera b. Nyeri akut c. Risiko jatuh d. Cemas e. Gangguan mobilitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan yang dapat ditegakkan pada kasus tersebut adalah:
a. Risiko Cedera
Diagnosa Keperawatan: Risiko Cedera
Penjelasan Singkat:
Pasien berusia 70 tahun memiliki riwayat jatuh 7 tahun yang lalu. Dengan postur tubuh pendek, kifosis, dan cara berjalan berpegangan pada benda sekitarnya, pasien memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami cedera, seperti fraktur, memar, atau luka.
b. Nyeri Akut
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
Pasien mengeluhkan kakinya terasa sakit setiap dipakai berjalan, yang merupakan indikasi adanya nyeri akut. Nyeri dapat disebabkan oleh kondisi muskuloskeletal, seperti osteoartritis atau kelemahan otot.
c. Risiko Jatuh
Diagnosa Keperawatan: Risiko Jatuh
Penjelasan Singkat:
Pasien berusia 70 tahun dengan postur tubuh pendek, kifosis, dan cara berjalan berpegangan pada benda sekitarnya memiliki risiko yang tinggi untuk jatuh. Riwayat jatuh 7 tahun yang lalu juga meningkatkan risiko terjadinya jatuh lagi.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan pedoman yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mendukung praktik keperawatan yang berkualitas. -
Article No. 2059 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia laki-laki 78 tahun. Hasil observasi didapatkan data kondisi tubuh lemah, bau badan, kulit kusam, rambut kotor, bau mulut, kuku panjang, pakaian tidak rapi, dan tidak ganti selama 2 hari, untuk BAB dan BAK dilakukan ditempat tidur. Hasil indeks Katz skornya 3 ketergantungan Total, MMSE 20: kerusakan mental berat. Apakah diagnosa keperawatan yang muncul dari kasus diatas? a. Gangguan citra tubuh b. Defisit perawatan diri mandi c. Intoleransi aktifitas d. Resiko infeksi e. Hambatan mobilitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data kasus yang diberikan, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah:
d. Resiko infeksi
Penjelasan:
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Resiko Infeksi didefinisikan sebagai "Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan." Kondisi lansia laki-laki 78 tahun dengan hasil observasi yang menunjukkan adanya kondisi tubuh lemah, bau badan, kulit kusam, rambut kotor, bau mulut, kuku panjang, pakaian tidak rapi dan tidak ganti selama 2 hari, serta BAB/BAK dilakukan di tempat tidur, dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Selain itu, adanya kerusakan mental berat (MMSE 20) dan ketergantungan total (Indeks Katz 3) juga menjadi faktor risiko terjadinya infeksi pada pasien.
Diagnosa keperawatan lain yang juga mungkin muncul adalah:
b. Defisit perawatan diri mandi
c. Intoleransi aktivitas
Namun, berdasarkan data yang diberikan, Resiko Infeksi merupakan diagnosa yang paling sesuai dan menjadi fokus utama dalam rencana asuhan keperawatan.