Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2182 | 13 Oct 2024
Klinis : membuat intervensi dan TUJUAN DAN KRITERIA HASIL dari diagnosa Gangguan Integritas Kulit/Jaringan b.d Infeksi Mycobacterium leprae d.d Klien mengatakan bahwa ia mulai merasakan bercak-bercak putih pada kulitnya sekitar tiga bulan yang lalu, bercak tersebut semakin meluas, kering dan mulai muncul di bagian tangan, kaki dan punggung. Kulit klien tampak terdapat bercak-bercak putih yang lebih terang dibandingkan dengan warna kulit normal dan kondisi kulit yang kering dan iritasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit/Jaringan b.d Infeksi Mycobacterium leprae
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Integritas Kulit/Jaringan didefinisikan sebagai kerusakan pada epidermis, dermis, atau jaringan di bawahnya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Integritas Kulit/Jaringan adalah kondisi di mana kulit dan jaringan dalam keadaan utuh.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Perawatan Luka merupakan intervensi keperawatan yang bertujuan untuk memelihara dan memperbaiki integritas kulit/jaringan.
Intervensi Keperawatan:
1. Perawatan Luka
- Observasi dan catat karakteristik lesi (ukuran, warna, jumlah, dan sebagainya)
- Lakukan perawatan luka sesuai dengan kondisi klien (bersihkan, aplikasikan salep, balut)
- Edukasi klien tentang perawatan luka yang benar
2. Manajemen Infeksi
- Monitor tanda-tanda infeksi (peningkatan suhu, nyeri, kemerahan, bengkak)
- Berikan antibiotik sesuai indikasi
- Edukasi klien tentang cara mencegah infeksi
3. Edukasi Penyakit
- Jelaskan penyebab, tanda, dan gejala penyakit kusta (lepra)
- Informasikan tentang pengobatan dan prognosis penyakit
- Beri dukungan psikologis untuk mengurangi stigma terhadap penyakit
Tujuan dan Kriteria Hasil:
1. Tujuan:
- Integritas kulit/jaringan klien akan membaik dalam waktu 2 minggu
- Tidak terjadi infeksi pada lesi kulit klien
- Klien memahami dan dapat melakukan perawatan luka yang benar
2. Kriteria Hasil:
- Lesi kulit klien membaik (ukuran, warna, iritasi menurun)
- Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi (peningkatan suhu, nyeri, kemerahan, bengkak)
- Klien dapat menjelaskan kembali cara perawatan luka yang benar
- Klien menunjukkan perilaku positif dalam merawat luka -
Article No. 2183 | 13 Oct 2024
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu. Karakteristik mayor meliputi laporan pasien tentang nyeri, ekspresi wajah kesakitan, dan perubahan tanda-tanda vital.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri akut adalah pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol, mendemonstrasikan strategi penanganan nyeri yang efektif, dan menunjukkan perilaku yang mengarah pada penurunan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk menangani nyeri akut meliputi pemberian analgetik, terapi non-farmakologis (misalnya terapi panas-dingin, relaksasi, distraksi), monitoring tanda-tanda vital, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengevaluasi dan mengelola sumber nyeri. -
Article No. 2184 | 13 Oct 2024
Klinis : Tn. K, 50 tahun, seorang pekerja petani karet datang dengan keluhan batuk tidak berdahak. Pasien mengatakan batuk dirasakan lebih sering pada malam hari dibandingkan pagi atau siang hari. Keluhan tersebut telah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya pasien mengatakan batuk timbul pada saat menyangkul dan bertambah berat pada saat menyemprot pestisida pada kebunnya. Pasien juga mengatakan adanya demam, keringat malam, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan yang awalnya 50 kg menjadi 47 kg dalam satu bulan. Pasien mempunyai kebiasaan yang tidak baik seperti membuang dahak sembarangan, tidak memakai masker pada saat batuk, kurangnya pengetahuan penyakit yang diderita oleh pasien, dukungan keluarga yang kurang terhadap pasien, dan keadaan rumah pasien yang lembab. Pasien juga mempunyai riwayat kontak dengan penderita TB yaitu istrinya yang sudah meninggal dunia. Pada saat keluhan muncul pasien dibawa oleh keluarganya ke RS kemudian dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan. Pemeriksaan fisik yang telah dilakukan kepada pasien didapatkan hasil berat badan pasien 47 kg, tinggi badan 163 cm, IMT 18,0 (underweight), terlihat sakit ringan. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, frekuensi napas 17 x/menit, suhu tubuh 37,0 o C. Konjungtiva mata anemis, sklera anikterik. Telinga dan hidung dalam batas normal. Pada mulut tampak gigi dan oral hygiene cukup. Tenggorokan, jantung, dan abdomen dalam batas normal. Pada pemeriksaan paru, inspeksi dalam batas normal, palpasi dalam batas normal, perkusi dalam batas normal, auskultasi adanya suara ronkhi pada pulmo dekstra dan sinistra. Ekstremitas superior dan inferior dalam batas normal, tidak sianosis, tidak ada oedem, dan akral hangat. Hasil pemeriksaan foto rontgen anterior posterior (AP) dan didapatkan adanya kavitas pada pulmo dekstra dan sinistra. Setelah dilakukan foto rontgen, pasien datang ke Puskesmas untuk pemeriksaan BTA. Pengambilan dahak dilakukan sebanyak dua kali dengan hasil BTA +2. Pasien diberikan obat paket berupa Rifampicin 150 mg, Isoniazid 75 mg, Pirazinamid 400 Modul Pembelajaran Kep. Dewasa I 12 13 mg, Etambutol 275 mg. Pasien sudah mendapatkan pengobatan selama 1 bulan dan pada saat BAK berwarna merah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus Tn. K, 50 tahun, dengan keluhan batuk tanpa dahak, gejala-gejala seperti demam, keringat malam, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, serta hasil pemeriksaan foto rontgen dan pemeriksaan BTA yang menunjukkan adanya kavitas di paru dan hasil BTA positif, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret dan batuk tidak berdahak.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang efektif.
- Faktor yang berhubungan: Peningkatan produksi sekret, batuk tidak efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Jalan napas menjadi efektif, frekuensi napas membaik, tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen jalan napas, terapi oksigen, terapi posisi, manajemen batuk.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan energi dan kelemahan.
SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- Faktor yang berhubungan: Penurunan energi, kelemahan.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Toleransi aktivitas meningkat, tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas.
SIKI:
- Intervensi keperawatan: Manajemen aktivitas, terapi energi, manajemen nutrisi.
Secara singkat, diagnosa keperawatan utama adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas dan Intoleransi Aktivitas. Intervensi keperawatan diarahkan untuk mengatasi permasalahan jalan napas dan meningkatkan toleransi aktivitas pasien. -
Article No. 2185 | 13 Oct 2024
Klinis : pasien hamil dengan riwayat CHF. nafas sesek, kaki bengkak, suara jantung mur mur, lelah, distensi vena jugularis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Curah Jantung
Penjelasan:
Penurunan Curah Jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Hal ini disebabkan oleh adanya riwayat gagal jantung kongestif (CHF) pada pasien. Gejala yang muncul adalah sesak napas, edema pada ekstremitas bawah, suara jantung tidak normal, dan kelelahan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak ada tanda-tanda gagal jantung
- Tidak ada keluhan sesak napas
- Tidak ada edema ekstremitas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Manajemen cairan
- Peningkatan aktivitas
- Edukasi tentang manajemen gagal jantung
Persona: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah penurunan curah jantung pada pasien. Saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang optimal dan dapat kembali ke kondisi yang stabil. -
Article No. 2186 | 13 Oct 2024
Klinis : pasien hamil dengan riwayat CHF. nafas sesek, kaki bengkak, suara jantung mur mur, lelah, distensi vena jugularis. Hb 7.0
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
- Intoleransi Aktivitas
- Kelebihan Volume Cairan
- Penurunan Curah Jantung
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan
- SLKI: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk memfasilitasi toleransi aktivitas pasien
- SIKI: Tindakan perawat untuk memfasilitasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan aktivitas yang diinginkan atau diperlukan
b. Kelebihan Volume Cairan
- SDKI: Keadaan di mana seseorang mengalami akumulasi cairan di dalam tubuh atau ruang interstisial
- SLKI: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh
- SIKI: Tindakan perawat untuk memantau dan mengatur keseimbangan cairan tubuh pasien
c. Penurunan Curah Jantung
- SDKI: Keadaan di mana volume darah yang dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh berkurang
- SLKI: Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan curah jantung
- SIKI: Tindakan perawat untuk memantau dan meningkatkan curah jantung pasien
Dalam konteks kondisi pasien hamil dengan riwayat CHF, diagnosa keperawatan yang muncul dapat meliputi intoleransi aktivitas, kelebihan volume cairan, dan penurunan curah jantung. Perawat perlu memberikan intervensi yang sesuai untuk mengatasi permasalahan tersebut, sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 2187 | 13 Oct 2024
Klinis : pasien hamil dengan riwayat CHF. nafas sesek, kaki bengkak, suara jantung mur mur, lelah, distensi vena jugularis. Hb 7.0
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- Penjelasan: Kondisi ini dapat terjadi karena adanya anemia (Hb 7.0) pada pasien, yang dapat menyebabkan kurangnya nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
2. Intoleransi Aktivitas
- Penjelasan: Pasien mengalami gejala-gejala seperti sesak nafas, kelelahan, dan distensi vena jugularis, yang menunjukkan adanya intoleransi terhadap aktivitas.
3. Kelebihan Volume Cairan
- Penjelasan: Gejala bengkak pada kaki dan suara jantung 'mur-mur' menunjukkan adanya kelebihan volume cairan pada pasien.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- SDKI adalah panduan standar untuk diagnosis keperawatan yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- Standar ini memberikan definisi, karakteristik, penyebab, dan faktor yang berhubungan dengan setiap diagnosis keperawatan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- SLKI adalah panduan standar untuk hasil atau luaran keperawatan yang disusun oleh PPNI.
- Standar ini mencakup kriteria hasil yang dapat diukur untuk setiap diagnosis keperawatan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- SIKI adalah panduan standar untuk intervensi keperawatan yang disusun oleh PPNI.
- Standar ini mencakup deskripsi, aktivitas, dan rasional untuk setiap intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Dalam konteks akademis, persona pakar, dan sebagai perawat, penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu memberikan dasar yang kuat untuk pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan kondisi yang serupa. -
Article No. 2188 | 13 Oct 2024
Klinis : pasien hamil dengan riwayat CHF, pasien edema di kaki, nafas berat, lemes, kelelahan, pucat, nyeri dada kadang kadang, Hb : 7,0. tekanan darah 135/85, nadi 88x/menit, suhu 36,8
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah beberapa Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Ketidakmampuan mengonsumsi makanan atau cairan yang dibutuhkan untuk mempertahankan kesehatan.
- SLKI: Meningkatkan asupan nutrisi sesuai kebutuhan.
- SIKI: Asesmen nutrisi, Pemberian nutrisi enteral/parenteral, Edukasi nutrisi.
2. Diagnosa Keperawatan: Kelelahan
- SDKI: Perasaan letih yang melumpuhkan dan berkepanjangan yang membatasi aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Meningkatkan energi dan menurunkan kelelahan.
- SIKI: Asesmen kelelahan, Manajemen energi, Edukasi manajemen kelelahan.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan perfusi jaringan perifer
- SDKI: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
- SLKI: Meningkatkan perfusi perifer.
- SIKI: Asesmen perfusi perifer, Terapi posisi, Manajemen edema.
4. Diagnosa Keperawatan: Nyeri akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SLKI: Menurunkan nyeri.
- SIKI: Asesmen nyeri, Manajemen nyeri farmakologis dan non-farmakologis, Edukasi pengelolaan nyeri.
5. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Meningkatkan toleransi aktivitas.
- SIKI: Asesmen toleransi aktivitas, Manajemen aktivitas, Edukasi manajemen aktivitas.
Penjelasan singkat:
- Pasien hamil dengan riwayat CHF membutuhkan pengelolaan nutrisi, penanganan kelelahan, perfusi perifer, dan manajemen nyeri.
- Edema di kaki, nafas berat, dan pucat menunjukkan gangguan perfusi perifer yang perlu ditangani.
- Nyeri dada kadang-kadang perlu dievaluasi dan dikelola.
- Anemia (Hb 7,0) membutuhkan penanganan nutrisi.
- Tanda-tanda vital menunjukkan kondisi yang relatif stabil, tetapi tetap perlu pemantauan. -
Article No. 2189 | 13 Oct 2024
Klinis : Diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi diare.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare
Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
2. Risiko Dehidrasi
Definisi: Keadaan kekurangan cairan dan elektrolit yang melebihi kemampuan tubuh untuk mengatasinya.
Penjelasan Singkat:
1. Diare
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: infeksi, malabsorpsi, obat-obatan, stres, makanan/minuman yang tidak higienis.
- Gejala: nyeri abdomen, peningkatan frekuensi buang air besar, konsistensi feses cair atau lembek.
- Komplikasi: dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, malnutrisi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan pola eliminasi yang normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen diare, Pemantauan cairan dan elektrolit, Edukasi tentang diare.
2. Risiko Dehidrasi
SDKI:
- Faktor risiko: diare, muntah, demam, penurunan asupan cairan.
- Gejala: membran mukosa kering, turgor kulit menurun, takikardi, hipotensi.
- Komplikasi: gangguan organ vital, syok hipovolemik.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
SIKI:
- Intervensi keperawatan: Manajemen cairan dan elektrolit, Pemantauan tanda-tanda vital, Edukasi tentang pencegahan dehidrasi.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 2048 | 12 Oct 2024
Klinis : Seorang lansia berusia 70 tahun mengeluh kakinya terasa sakit setiap dipakai berjalan. Memiliki riwayat jatuh 7 tahun yang lalu. Hasil pengkajian awal didapatkan data bahwa postur tubuh pendek, kifosis,cara berjalan berpegangan pada benda sekitarnya. Apakah masalah keperawatan yang dapat ditegakkan pada kasus tersebut.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan sebagai pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus seorang lansia berusia 70 tahun dengan keluhan rasa sakit pada kaki saat berjalan, riwayat jatuh 7 tahun lalu, dan postur tubuh pendek dengan kifosis serta cara berjalan berpegangan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Penurunan Kekuatan dan Keterbatasan Sendi.
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diperoleh, pasien mengeluhkan rasa sakit pada kaki saat berjalan, memiliki postur tubuh pendek dengan kifosis, dan cara berjalan dengan berpegangan pada benda sekitar. Hal ini menunjukkan adanya gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dan keterbatasan sendi pada ekstremitas bawah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode Diagnosis: 00085
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik yang independen dan terarah menuju suatu tujuan, dengan segi ruang lingkup, kecepatan dan koordinasi yang dianggap normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode Luaran: 00088 Mobilitas Fisik
Definisi: Kemampuan untuk melakukan pergerakan tubuh secara bebas dan terkoordinasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode Intervensi: 03221 Peningkatan Mobilitas
Definisi: Memfasilitasi pergerakan tubuh yang efektif untuk mencapai tingkat mobilitas yang optimal.
Tindakan Keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Mengevaluasi kemampuan mobilitas fisik pasien.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas fisik.
3. Melatih kekuatan otot dan fleksibilitas sendi melalui latihan fisik yang sesuai.
4. Memberikan alat bantu mobilisasi yang tepat.
5. Melakukan edukasi dan konseling terkait upaya peningkatan mobilitas fisik. -
Article No. 2049 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia Ibu S (94 tahun) saat terlihat selalu di kamar dan tidak melakukan interaksi dengan temanya yang lain di panti. Ibu S mengatakan lebih senang sendiri dan tidak suka berteman, saat sendiri Ibu S juga terlihat berdiam dan melamun. Apakah masalah keperawatan yang dialami Ibu S? a. Risiko perilaku kekerasan b. Defisit perawatan diri c. Harga diri rendah d. Isolasi sosial e. Keterbatasan aktivitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dijelaskan mengenai Ibu S, lansia berusia 94 tahun yang lebih sering menyendiri di kamar dan tidak berinteraksi dengan teman-teman di panti, serta mengatakan lebih senang sendiri dan tidak suka berteman serta terlihat berdiam diri dan melamun, maka diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah:
d. Isolasi Sosial
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Isolasi Sosial" merupakan kondisi di mana individu mengalami keinginan atau kemampuan yang terbatas untuk berinteraksi dengan orang lain di lingkungan sekitar secara sukarela.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Isolasi Sosial didefinisikan sebagai "Pengalaman subyektif dan obyektif akan dipisahkan atau terpisah dari orang lain, situasi atau lingkungan".
Tanda dan gejala yang muncul pada Ibu S, seperti:
- Selalu di kamar dan tidak melakukan interaksi dengan teman-teman di panti
- Mengatakan lebih senang sendiri dan tidak suka berteman
- Terlihat berdiam diri dan melamun
Hal ini menunjukkan bahwa Ibu S mengalami isolasi sosial, di mana ia memiliki keinginan yang terbatas untuk berinteraksi dengan orang lain di lingkungan sekitarnya.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang mengatur diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang mengatur luaran/hasil asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang mengatur intervensi/tindakan keperawatan.
Standar-standar ini diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.