Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2294 | 14 Oct 2024
Klinis : tidak menjalani pengobatan TBC secara teratur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Ketidakpatuhan Pengobatan
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakpatuhan Pengobatan didefinisikan sebagai perilaku individu yang tidak sesuai dengan rekomendasi profesional kesehatan terkait pengobatan yang disepakati. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman, persepsi negatif, atau ketidakmampuan individu dalam menjalankan pengobatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Ketidakpatuhan Pengobatan adalah:
1. Kepatuhan Pengobatan Meningkat
2. Pengetahuan tentang Pengobatan Meningkat
3. Motivasi untuk Menjalani Pengobatan Meningkat
4. Dukungan Keluarga dalam Pengobatan Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Ketidakpatuhan Pengobatan antara lain:
1. Manajemen Regimen Terapeutik: Membantu klien dalam mematuhi regimen pengobatan yang disarankan.
2. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi terkait pentingnya patuh terhadap pengobatan.
3. Terapi Motivasional: Meningkatkan motivasi klien untuk menjalani pengobatan secara teratur.
4. Konseling: Membantu klien mengatasi hambatan dan tantangan dalam menjalankan pengobatan.
5. Kolaborasi Lintas Profesi: Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan perawatan yang komprehensif.
Dengan pendekatan yang holistik, kolaboratif, dan berpusat pada klien, diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan klien dalam menjalani pengobatan TBC secara teratur. -
Article No. 2295 | 14 Oct 2024
Klinis : pasien berusia 25 tahun mengalami batuk sesak dan berdarah selama 2 minggu, keluarga bersikap acuh terhadak kondisi pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi pasien yang berusia 25 tahun dan mengalami batuk sesak serta berdarah selama 2 minggu, serta keluarga yang bersikap acuh, maka dapat ditegakkan Diagnosa Keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
a. Gangguan Pertukaran Gas
b. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
c. Koping Keluarga Tidak Efektif
2. Penjelasan Singkat:
a. Gangguan Pertukaran Gas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida pada tingkat normal.
- Karakteristik: Adanya batuk sesak dan berdarah, serta perubahan dalam kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah.
b. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Karakteristik: Adanya batuk produktif dengan produksi sekret yang berlebihan.
c. Koping Keluarga Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan keluarga untuk melakukan tindakan yang memadai untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
- Karakteristik: Keluarga bersikap acuh terhadap kondisi pasien.
3. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan standar yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memberikan panduan bagi perawat dalam proses keperawatan.
- SDKI berisi definisi dan karakteristik dari diagnosa keperawatan.
- SLKI berisi luaran atau hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan.
- SIKI berisi intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam mengelola kasus ini, perawat harus berpedoman pada SDKI, SLKI, dan SIKI yang berlaku di Indonesia untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai standar profesi. -
Article No. 2296 | 14 Oct 2024
Klinis : pasien berusia 25 tahun mengalami batuk sesak dan berdarah selama 2 minggu, keluarga bersikap acuh terhadak kondisi pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Berhubungan dengan Infeksi Saluran Pernapasan Atas
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, pasien berusia 25 tahun mengalami batuk sesak dan berdarah selama 2 minggu. Gejala-gejala ini dapat mengarah pada adanya gangguan pola napas yang berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan atas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
- Karakteristik mayor: Adanya batuk, sesak napas, dan perdarahan.
- Faktor yang berhubungan: Infeksi saluran pernapasan atas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat bernapas dengan mudah dan lancar.
- Kriteria hasil: Frekuensi napas dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda distres pernapasan, dan tidak ada keluhan sesak napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan: Memantau tanda-tanda vital, mengajarkan teknik relaksasi dan penggunaan alat bantu pernapasan, memberikan oksigen jika diperlukan, dan melakukan pengobatan sesuai dengan kondisi pasien.
Selanjutnya, terkait dengan kondisi keluarga yang bersikap acuh terhadap kondisi pasien, perawat dapat melakukan intervensi tambahan seperti memberikan edukasi dan konseling kepada keluarga mengenai pentingnya dukungan keluarga dalam proses penyembuhan pasien. -
Article No. 2297 | 14 Oct 2024
Klinis : pasien berusia 25 tahun mengalami batuk sesak dan berdarah selama 2 minggu, keluarga bersikap acuh terhadak kondisi pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pembersihan sekresi saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan kebersihan jalan napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi jalan napas dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Risiko Perdarahan
- SDKI: Peningkatan kerentanan terhadap kehilangan darah yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Menurunkan risiko perdarahan.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan.
3. Ketidakefektifan Koping Keluarga
- SDKI: Ketidakmampuan anggota keluarga untuk melakukan tindakan yang efektif untuk mengatasi stressor.
- SLKI: Meningkatkan kemampuan keluarga untuk mengatasi stressor.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu keluarga mengidentifikasi dan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mengatasi stressor.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
Pasien mengalami batuk sesak dan berdarah, menunjukkan adanya masalah dalam mempertahankan kebersihan saluran pernapasan. Intervensi keperawatan dapat mencakup pengisapan lendir, penggunaan alat bantu pernapasan, dan edukasi pasien tentang teknik batuk efektif.
2. Risiko Perdarahan:
Gejala batuk berdarah yang dialami pasien menunjukkan adanya risiko perdarahan. Intervensi keperawatan dapat mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pengendalian perdarahan, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan medis yang tepat.
3. Ketidakefektifan Koping Keluarga:
Keluarga bersikap acuh terhadap kondisi pasien, menunjukkan adanya masalah dalam kemampuan keluarga untuk mengatasi stressor yang dihadapi. Intervensi keperawatan dapat mencakup edukasi tentang kondisi pasien, fasilitasi komunikasi antara pasien dan keluarga, serta saran untuk melibatkan keluarga dalam perawatan.
Diharapkan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat di atas dapat memberikan gambaran mengenai kondisi pasien dan pendekatan keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 2298 | 14 Oct 2024
Klinis : pasien berusia 25 tahun mengalami batuk sesak dan berdarah selama 2 minggu, keluarga bersikap acuh terhadak kondisi pasien diagnosa keperawatan keluarga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Batuk tidak efektif, adanya sekret berlebih, dan penyakit saluran pernapasan.
2. Kecemasan Keluarga
- Definisi: Respon maladaptif individu atau keluarga terhadap krisis atau perubahan yang dirasakan.
- Penyebab: Perubahan status kesehatan anggota keluarga, ketidakmampuan menghadapi situasi, dan kurangnya dukungan.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
- Penyebab: Adanya luka atau perdarahan pada saluran pernapasan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menetapkan diagnosis keperawatan. Diagnosa keperawatan tersebut mencakup definisi, penyebab, gejala/tanda, dan karakteristik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan. Luaran keperawatan terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan skala pengukuran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. Intervensi keperawatan terdiri dari definisi, aktivitas, dan kriteria hasil.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terarah, dan sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 2299 | 14 Oct 2024
Klinis : keluarga tidak mengetahui penyakit yang diderita pasien keluarga tidak mengetahui penyakit yang diderita pasien keluarga tidak mengetahui penyakit yang diderita pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi dimana keluarga tidak mengetahui penyakit yang diderita pasien, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Pengetahuan (Keluarga) terkait Penyakit Pasien
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Pengetahuan (Keluarga) terkait Penyakit Pasien adalah ketidakcukupan atau kurangnya informasi/pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga mengenai penyakit yang diderita oleh pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah keluarga dapat menunjukkan pemahaman yang memadai tentang penyakit pasien, termasuk tanda dan gejala, penyebab, dan tatalaksana/penanganannya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Pemberian Pendidikan Kesehatan kepada keluarga, Identifikasi Tingkat Pengetahuan Keluarga, Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan lain untuk Edukasi Keluarga, dan Evaluasi Pemahaman Keluarga terkait Penyakit Pasien.
Tujuan utama intervensi ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keluarga terhadap penyakit yang diderita pasien, sehingga keluarga dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan dan proses pemulihan pasien. -
Article No. 2300 | 14 Oct 2024
Klinis : keluarga tidak mau mengurus keluarga tidak mau mengurus keluarga tidak mau mengurus keluarga tidak mau mengurus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "keluarga tidak mau mengurus keluarga".
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan peran keluarga
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini menggambarkan situasi di mana keluarga tidak dapat atau tidak mau melaksanakan peran dan tanggung jawabnya dalam merawat anggota keluarga yang membutuhkan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya pengetahuan, keterampilan, atau motivasi dalam memberikan perawatan yang dibutuhkan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Etiologi: Kurangnya dukungan keluarga, kurangnya pengetahuan tentang peran, dan ketidakmampuan mengatur jadwal perawatan.
Karakteristik: Anggota keluarga tidak mau terlibat dalam perawatan, anggota keluarga tidak memenuhi kebutuhan anggota keluarga lain, dan anggota keluarga tidak dapat menyelesaikan masalah yang timbul.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Keluarga mampu melaksanakan peran dan tanggung jawabnya dalam merawat anggota keluarga, keluarga dapat mengatasi masalah yang timbul, dan keluarga merasa puas dengan peran yang dilaksanakan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan: Memberikan pendidikan kesehatan tentang peran dan tanggung jawab keluarga, memfasilitasi diskusi dalam keluarga untuk mengidentifikasi masalah dan solusi, dan melibatkan keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan perawatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus bekerja sama dengan keluarga untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan motivasi dalam merawat anggota keluarga yang membutuhkan. Pendekatan yang holistik dan berpusat pada keluarga sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 2136 | 13 Oct 2024
Klinis : hasil ekg sinus bradikardi dengan nadi 54x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, yaitu hasil EKG menunjukkan sinus bradikardi dengan nadi 54 x/menit, dan kondisi umum pasien yaitu tone = akademis, persona = pakar, nurse, maka dapat diberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan curah jantung
Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu.
- Penyebab: Sinus bradikardi, penurunan kontraktilitas otot jantung, gangguan pengisian ventrikel.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Curah jantung dalam batas normal, tanda-tanda vital stabil, perfusi jaringan adekuat.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Monitor tanda-tanda vital, monitor EKG, atur posisi semi fowler, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi yang sesuai.
Penjelasan singkat:
Sinus bradikardi dengan nadi 54 x/menit merupakan indikasi penurunan curah jantung. Hal ini dapat menyebabkan penurunan perfusi jaringan. Perawatan yang diperlukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan EKG, pengaturan posisi semi fowler, dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi yang sesuai, seperti pemberian obat-obatan atau tindakan lainnya, guna memulihkan curah jantung ke batas normal sehingga perfusi jaringan adekuat. -
Article No. 2137 | 13 Oct 2024
Klinis : Seorang pria berusia 31 tahun dirujuk ke klinik otologi kami dengan keluhan tinitus di telinga kanan, rasa penuh di telinga kanan (aural fullness), dan vertigo berulang selama 2 bulan setelah kecelakaan mobil. Pasien tidak memiliki keluhan lain seperti otalgia (nyeri telinga) atau kelemahan wajah. Kedua membran timpani dalam keadaan normal. Pendengaran pasien normal pada hari pertama masuk, namun pada hari kedua setelah masuk, tes audiometri nada murni menunjukkan penurunan ambang 25 dB pada frekuensi rendah di sisi kanan. Pendengaran di sisi kanan pasien menunjukkan pola yang berfluktuasi dan pasien melaporkan vertigo berulang setelah memburuknya rasa penuh di telinga—gejala yang mengarah pada hidrops endolimfatik. CT scan resolusi tinggi tulang temporal dan MRI otak tidak menunjukkan adanya lesi atau kelainan spesifik. Hasil tes kalori, elektrokokleografi, dan tes potensi miogenik vestibular (vestibular evoked myogenic potential) normal, dan videonistagmografi menunjukkan nistagmus ke kiri pada semua posisi. Pasien didiagnosis dengan PTMD dan kami memulai pengobatan dengan diuretik, terapi steroid sistemik/intratimpani, dan penekan vestibular. Setelah 4 bulan pengobatan medis, pasien mengalami tinitus yang menetap, gangguan pendengaran sensorineural kanan yang berfluktuasi, serta vertigo berulang yang parah dengan nistagmus ke kiri.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pendengaran Akut (Acute Hearing Impairment)
2. Ketidakseimbangan (Imbalance)
3. Nyeri Kronis (Chronic Pain)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Pendengaran Akut: Penurunan tiba-tiba dalam kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kondisi patologis yang mempengaruhi fungsi pendengaran.
2. Ketidakseimbangan: Gangguan dalam mempertahankan posisi tubuh yang disebabkan oleh disfungsi sistem vestibular, sensorik, atau muskuloskeletal.
3. Nyeri Kronis: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Pendengaran Akut: Pasien dapat mendemonstrasikan peningkatan kemampuan mendengar dan berkomunikasi secara efektif.
2. Ketidakseimbangan: Pasien dapat mempertahankan posisi tubuh yang stabil dan menunjukkan peningkatan keseimbangan.
3. Nyeri Kronis: Pasien dapat melaporkan pengurangan intensitas nyeri dan peningkatan kemampuan dalam beraktivitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Pendengaran Akut: Terapi Pendengaran, Komunikasi Terapeutik, Manajemen Lingkungan.
2. Ketidakseimbangan: Terapi Latihan Keseimbangan, Pencegahan Jatuh, Pengaturan Lingkungan.
3. Nyeri Kronis: Manajemen Nyeri, Terapi Relaksasi, Terapi Modalitas.
Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Pendengaran Akut, Ketidakseimbangan, dan Nyeri Kronis. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain terapi pendengaran, terapi latihan keseimbangan, dan manajemen nyeri. -
Article No. 2138 | 13 Oct 2024
Klinis : Seorang pria berusia 31 tahun dirujuk ke klinik otologi kami dengan keluhan tinitus di telinga kanan, rasa penuh di telinga kanan (aural fullness), dan vertigo berulang selama 2 bulan setelah kecelakaan mobil. Pasien tidak memiliki keluhan lain seperti otalgia (nyeri telinga) atau kelemahan wajah. Kedua membran timpani dalam keadaan normal. Pendengaran pasien normal pada hari pertama masuk, namun pada hari kedua setelah masuk, tes audiometri nada murni menunjukkan penurunan ambang 25 dB pada frekuensi rendah di sisi kanan. Pendengaran di sisi kanan pasien menunjukkan pola yang berfluktuasi dan pasien melaporkan vertigo berulang setelah memburuknya rasa penuh di telinga—gejala yang mengarah pada hidrops endolimfatik. CT scan resolusi tinggi tulang temporal dan MRI otak tidak menunjukkan adanya lesi atau kelainan spesifik. Hasil tes kalori, elektrokokleografi, dan tes potensi miogenik vestibular (vestibular evoked myogenic potential) normal, dan videonistagmografi menunjukkan nistagmus ke kiri pada semua posisi. Pasien didiagnosis dengan PTMD dan kami memulai pengobatan dengan diuretik, terapi steroid sistemik/intratimpani, dan penekan vestibular. Setelah 4 bulan pengobatan medis, pasien mengalami tinitus yang menetap, gangguan pendengaran sensorineural kanan yang berfluktuasi, serta vertigo berulang yang parah dengan nistagmus ke kiri.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien ini mengalami kondisi yang berkaitan dengan gangguan telinga dalam (inner ear) yang disebut Penyakit Menière (Ménière's Disease/PTMD). Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan gangguan vertigo dan penurunan ambang pendengaran.
2. Gangguan Persepsi Sensori berhubungan dengan gejala tinitus dan aural fullness.
3. Risiko Cedera berhubungan dengan vertigo berulang.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Mobilitas Fisik: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau kontrol otot.
2. Gangguan Persepsi Sensori: Perubahan dalam kemampuan untuk menerima, mengatur, atau menginterpretasikan stimuli sensorik.
3. Risiko Cedera: Rentan terhadap cidera fisik akibat gangguan fisiologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas Fisik Meningkat: Kemampuan untuk melakukan pergerakan fisik secara mandiri.
2. Persepsi Sensori Terintegrasi: Kemampuan untuk menerima, mengatur, dan menginterpretasikan stimuli sensorik secara efektif.
3. Bebas Cedera: Tidak adanya cedera fisik yang disebabkan oleh kondisi kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Mobilitas: Intervensi untuk memfasilitasi dan mempertahankan kemampuan pasien dalam melakukan pergerakan fisik.
2. Stimulasi Sensorik: Intervensi untuk meningkatkan, mempertahankan, atau memperbaiki persepsi sensorik.
3. Pencegahan Risiko Jatuh: Intervensi untuk menurunkan risiko terjadinya cedera akibat jatuh.
Tujuan utama intervensi keperawatan adalah untuk membantu pasien mengelola gejala PTMD, meningkatkan mobilitas fisik, memperbaiki persepsi sensorik, dan mencegah risiko cedera akibat vertigo berulang.