Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18352 | 07 Jun 2025
Klinis : pasien mengeluh mual ketika makan, muntah -
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu pasien mengeluh mual ketika makan dan muntah, maka berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Mual (Nausea)
Kode SDKI: 10.02.02
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang memaksa ingin muntah.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 10.02.02
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang memaksa ingin muntah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10.02.02.01
Definisi: Pasien menunjukkan perasaan tidak nyaman yang memaksa ingin muntah berkurang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10.02.02.01
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan perawat untuk mengatasi perasaan tidak nyaman yang memaksa ingin muntah pada pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan tujuan, merencanakan dan melaksanakan intervensi, serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 18354 | 07 Jun 2025
Klinis : DO: Tn. P terdiagnosis asma Ny. TR terdiagnosis diabetes mellitus DS: Tn. P mengatakan bahwa dirinya ingin sesekali ketika pergi keluar rumah, anggota keluarga dapat hadir secara lengkap Tn. P mengatakan bahwa cucunya senang mengantar beliau dan Ny. TR berobat, periksa kesehatan secara rutin, hingga menunggu Tn. P opname di rumah sakit beberapa waktu yang lalu Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan selalu diambil melalui diskusi bersama Tn. P mengatakan setiap terjadi perbedaan pendapat, mereka selalu berusaha mencari jalan tengah yang diterima kedua pihak, fokus mengontrol emosi negatif yang muncul dari masalah, dan mencari petunjuk dengan beribadah. diagnosa keluarga
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Untuk Tn. P dengan asma:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
b. Intoleransi Aktivitas
c. Manajemen Kesehatan Keluarga
2. Untuk Ny. TR dengan diabetes mellitus:
a. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
b. Risiko Gula Darah Tidak Stabil
c. Ketidakpatuhan Regimen Terapeutik
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Untuk Tn. P dengan asma:
a. Bersihan Jalan Napas Efektif
b. Toleransi Aktivitas Meningkat
c. Manajemen Kesehatan Keluarga Memadai
2. Untuk Ny. TR dengan diabetes mellitus:
a. Manajemen Kesehatan Efektif
b. Gula Darah Terkendali
c. Kepatuhan Regimen Terapeutik
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Tn. P dengan asma:
a. Pantau fungsi pernafasan
b. Berikan edukasi tentang manajemen asma
c. Fasilitasi keikutsertaan keluarga dalam perawatan
2. Untuk Ny. TR dengan diabetes mellitus:
a. Ajarkan manajemen diri dalam perawatan diabetes
b. Pantau dan beri intervensi untuk menjaga gula darah
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk terapi yang tepat
d. Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk Tn. P dengan asma adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Intoleransi Aktivitas, dan Manajemen Kesehatan Keluarga. Sedangkan untuk Ny. TR dengan diabetes mellitus adalah Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan, Risiko Gula Darah Tidak Stabil, dan Ketidakpatuhan Regimen Terapeutik.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI) adalah tercapainya kondisi yang optimal bagi kedua pasien. Untuk Tn. P, diharapkan bersihan jalan napas menjadi efektif, toleransi aktivitas meningkat, dan manajemen kesehatan keluarga menjadi memadai. Untuk Ny. TR, diharapkan manajemen kesehatan menjadi efektif, gula darah terkendali, dan kepatuhan regimen terapeutik.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) meliputi pemantauan, edukasi, fasilitasi keikutsertaan keluarga, pelatihan manajemen diri, kolaborasi dengan tim kesehatan, dan pemberian dukungan emosional. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga dalam mengelola kondisi kesehatan masing-masing.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, pendekatan yang berfokus pada keluarga dan peningkatan kemandirian pasien menjadi penting untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 18355 | 07 Jun 2025
Klinis : pijat laktasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Pola Menyusui (00104)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau memfasilitasi pola menyusui yang efektif.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00104
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau memfasilitasi pola menyusui yang efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1808
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan atau memfasilitasi pola menyusui yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 5606
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk membantu ibu menyusui dalam mempertahankan atau memfasilitasi pola menyusui yang efektif.
Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai diagnosa keperawatan ini. Pijat laktasi merupakan salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk membantu ibu menyusui dalam mempertahankan atau memfasilitasi pola menyusui yang efektif. Pijat laktasi dapat membantu meningkatkan produksi ASI, melancarkan aliran ASI, dan mengurangi nyeri pada payudara. -
Article No. 18356 | 07 Jun 2025
Klinis : sakit tulang sudah 2 tahun, kadang kaki terasa dingin dan kepala sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu sakit tulang sudah 2 tahun, kadang kaki terasa dingin, dan kepala sakit, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronis (00133)
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (nyeri).
- SLKI: Manajemen Nyeri (10030)
- SIKI: Manajemen Nyeri (10030.0)
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan dalam lingkungan yang normal.
- SLKI: Manajemen Aktivitas (10002)
- SIKI: Manajemen Aktivitas (10002.0)
3. Gangguan Perfusi Perifer (00204)
- SDKI: Penurunan sirkulasi darah ke ekstremitas.
- SLKI: Manajemen Perfusi Jaringan (10028)
- SIKI: Manajemen Perfusi Jaringan (10028.0)
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Kronis (00133):
- Klien mengalami pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang sudah berlangsung selama 2 tahun.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nyeri, seperti pemberian analgesik, terapi relaksasi, dan manajemen lingkungan.
2. Intoleransi Aktivitas (00092):
- Klien mengalami ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan dalam lingkungan yang normal, seperti aktivitas sehari-hari.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Aktivitas, seperti perencanaan dan pengaturan aktivitas, serta pemberian bantuan yang sesuai.
3. Gangguan Perfusi Perifer (00204):
- Klien mengalami penurunan sirkulasi darah ke ekstremitas, yang ditandai dengan kaki terasa dingin.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Perfusi Jaringan, seperti pemantauan tanda-tanda vital, peningkatan sirkulasi, dan penanganan faktor penyebab.
Kode dan definisi masing-masing intervensi keperawatan sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 18357 | 07 Jun 2025
Klinis : Sesekali asam lambung naik, nyeri ulu hati, terasa panas sampai tenggorokan dan rasa asam, skala 6-7,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Peristaltik (00197)
Definisi: Penurunan kemampuan usus untuk memindahkan isi usus secara teratur.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00197
Definisi: Penurunan kemampuan usus untuk memindahkan isi usus secara teratur.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS-0198
Definisi: Pemulihan fungsi peristaltik usus yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP-0216
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk memulihkan fungsi peristaltik usus yang efektif.
Penjelasan singkat:
Kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu sesekali asam lambung naik, nyeri ulu hati, terasa panas sampai tenggorokan dan rasa asam, dengan skala 6-7, mengarah pada diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Peristaltik. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketidakseimbangan asam lambung, stres, atau makanan yang tidak sesuai. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memperbaiki pola makan, mengelola stres, dan memonitor gejala-gejala yang muncul. -
Article No. 18358 | 07 Jun 2025
Klinis : Sesekali asam lambung naik, nyeri ulu hati, terasa panas sampai tenggorokan dan rasa asam, skala 6-7,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Kondisi Klien:**
Sesekali asam lambung naik, nyeri ulu hati (skala nyeri 6-7), sensasi panas hingga tenggorokan, dan rasa asam.
### **Diagnosa Keperawatan (SDKI):**
**Kode: 00046 – Nyeri Akut** *(berhubungan dengan refluks asam lambung yang menyebabkan iritasi esofagus dan ulu hati)*
**Penjelasan SDKI:**
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat, intensitas ringan hingga berat (skala 0–10), dan durasi kurang dari 3 bulan. Pada kasus ini, nyeri ulu hati (skala 6-7) dan sensasi panas akibat refluks asam memenuhi kriteria diagnosa ini.
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Kode: 1403 – Tingkat Nyeri**
**Indikator:**
- **140301** – Skala nyeri menurun (target: ?3 dalam 24–48 jam).
- **140302** – Ekspresi wajah rileks (tidak meringis/mengernyit).
- **140303** – Klien melaporkan peningkatan kenyamanan.
**Penjelasan SLKI:**
Luaran ini mengukur efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan akibat refluks asam. Target utama adalah menurunkan skala nyeri melalui manajemen gejala dan modifikasi gaya hidup.
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**Kode: 2310 – Manajemen Nyeri**
**Aktivitas:**
- **231015** – Ajarkan teknik relaksasi napas dalam untuk mengurangi ketegangan.
- **231024** – Anjurkan posisi semi-Fowler setelah makan untuk mencegah refluks.
- **231032** – Pantau respons klien terhadap terapi farmakologi (antasida/PPI sesuai resep).
**Kode: 5618 – Edukasi Pasien**
**Aktivitas:**
- **561802** – Berikan informasi tentang pemicu refluks (makanan pedas, kopi, alkohol).
- **561815** – Anjurkan makan porsi kecil tapi sering untuk mengurangi tekanan lambung.
**Penjelasan SIKI:**
Intervensi difokuskan pada pengendalian nyeri melalui pendekatan farmakologis dan non-farmakologis, serta pencegahan kekambuhan melalui edukasi.
---
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 5, PPNI (2023).*
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 4, PPNI (2023).*
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 4, PPNI (2023).*
**Catatan Akademis:**
Diagnosa ini bersifat holistik, mempertimbangkan aspek biopsikososial klien. Evaluasi berkala diperlukan untuk memastikan efektivitas intervensi dan adaptasi rencana keperawatan. -
Article No. 18359 | 07 Jun 2025
Klinis : sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai kondisi sesak nafas berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Sesak Nafas:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi sesak nafas adalah "Pola Napas Tidak Efektif" (SDKI, 2017). Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat. Karakteristik definisi ini mencakup gejala-gejala sesak nafas, seperti napas dangkal, napas cepat, ortopnea, dan penggunaan otot bantu pernapasan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif: Keadaan di mana pasien dapat melakukan inspirasi dan ekspirasi yang memberikan ventilasi adekuat.
2. Bebas Distres Pernapasan: Keadaan di mana pasien bebas dari sensasi sulit bernapas atau kekurangan napas.
3. Fungsi Pernapasan Membaik: Keadaan di mana terjadi peningkatan kinerja sistem pernapasan dalam memenuhi kebutuhan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Lakukan pemantauan jalan napas
- Berikan oksigenasi, jika diperlukan
- Lakukan suction, jika diperlukan
- Kolaborasi pemberian bronkodilator dan mukolitik, jika diperlukan
2. Manajemen Ventilasi
- Lakukan pemantauan pola napas
- Ajarkan teknik napas dalam dan batuk efektif
- Berikan posisi semi-fowler atau fowler untuk memfasilitasi ekspansi dada
- Kolaborasi pemberian ventilasi mekanik, jika diperlukan
3. Manajemen Kenyamanan
- Berikan intervensi untuk mengurangi kecemasan dan distres pernapasan
- Kolaborasi pemberian analgesik, jika diperlukan
- Fasilitasi istirahat yang adekuat
4. Edukasi Kesehatan
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen sesak napas
- Ajarkan teknik relaksasi dan penggunaan alat bantu pernapasan, jika diperlukan
- Dorong kepatuhan terhadap regimen terapi
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Pola Napas Tidak Efektif merupakan diagnosis keperawatan yang sesuai karena mencakup gejala-gejala sesak napas, seperti napas dangkal, napas cepat, ortopnea, dan penggunaan otot bantu pernapasan. Diagnosis ini menggambarkan adanya ketidakefektifan dalam proses inspirasi dan/atau ekspirasi, sehingga ventilasi tidak adekuat.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif: Tujuan ini menggambarkan keberhasilan intervensi keperawatan dalam memulihkan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat bagi pasien.
2. Bebas Distres Pernapasan: Tujuan ini menggambarkan keberhasilan intervensi keperawatan dalam mengurangi sensasi sulit bernapas atau kekurangan napas yang dialami pasien.
3. Fungsi Pernapasan Membaik: Tujuan ini menggambarkan keberhasilan intervensi keperawatan dalam meningkatkan kinerja sistem pernapasan dalam memenuhi kebutuhan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas: Intervensi ini bertujuan untuk memastikan jalan napas pasien tetap terbuka dan bebas dari sumbatan, serta memberikan oksigenasi yang adekuat.
2. Manajemen Ventilasi: Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas ventilasi pasien, baik melalui tindakan mandiri maupun kolaborasi dengan pemberian terapi ventilasi mekanik.
3. Manajemen Kenyamanan: Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan distres pernapasan yang dialami pasien, serta memfasilitasi istirahat yang adekuat.
4. Edukasi Kesehatan: Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga mengenai manajemen sesak napas, serta mendorong kepatuhan terhadap regimen terapi.
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat membantu mencapai luaran/output yang diharapkan, sehingga dapat memperbaiki kondisi sesak napas yang dialami pasien. -
Article No. 18287 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien datang karena BAB hitam sejak 4 hari, BAB hitam 1 hari sekali, konsistensi lunak, lender -, darah segar -. Lemas , nyaeri perut ulu hati . pasien memiliki riw sering konsumsi jamu dan enervon C sejak 5 tahun yang lalu. Muntah -, mual . RPD: Riwayat HT (-), DM (-). Riwayat alergi obat: -
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal
Definisi: Situasi di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah dari saluran pencernaan.
Karakteristik Definisi: Adanya riwayat sering konsumsi jamu dan enervon C, BAB hitam, darah segar.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik Definisi: Nyeri perut ulu hati.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir aktivitas fisik.
Karakteristik Definisi: Lemas.
Luaran/Output SLKI:
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada perdarahan gastrointestinal baru
- Tidak ada penurunan kadar hemoglobin
2. Nyeri Akut
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat mengendalikan nyeri dengan bantuan
- Pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan nyeri
3. Intoleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Pasien memiliki energi yang cukup untuk berpartisipasi dalam perawatan kesehatan
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal
- Pantau tanda-tanda vital secara rutin
- Pantau perdarahan gastrointestinal (warna, jumlah, konsistensi feses)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan diagnostik dan pengobatan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang risiko perdarahan gastrointestinal dan tanda-tandanya
- Anjurkan pasien untuk menghentikan konsumsi jamu dan obat-obatan yang dapat menyebabkan perdarahan
2. Nyeri Akut
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, intensitas, frekuensi)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi)
- Monitor efektivitas intervensi nyeri
- Dorong pasien untuk melaporkan keluhan nyeri
3. Intoleransi Aktivitas
- Lakukan penilaian tingkat energi dan toleransi aktivitas pasien
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya
- Anjurkan istirahat yang cukup setelah aktivitas
- Berikan edukasi tentang manajemen energi dan penjadwalan aktivitas
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi penunjang (misalnya suplemen)
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI dirumuskan berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan. Risiko Perdarahan Gastrointestinal diidentifikasi karena adanya riwayat konsumsi jamu dan enervon C yang dapat meningkatkan risiko perdarahan, serta gejala BAB hitam yang mengindikasikan kemungkinan perdarahan saluran cerna. Nyeri Akut diidentifikasi karena adanya keluhan nyeri perut ulu hati. Intoleransi Aktivitas diidentifikasi karena adanya keluhan lemas yang menunjukkan ketidakmampuan pasien untuk mentolerir aktivitas fisik.
Luaran/output SLKI merupakan tujuan yang ingin dicapai setelah pemberian asuhan keperawatan. Untuk Risiko Perdarahan Gastrointestinal, tujuannya adalah menjaga tanda-tanda vital dalam batas normal, mencegah perdarahan gastrointestinal baru, dan mempertahankan kadar hemoglobin. Untuk Nyeri Akut, tujuannya adalah mengurangi nyeri, memungkinkan pasien mengendalikan nyeri, dan memfasilitasi aktivitas tanpa hambatan nyeri. Untuk Intoleransi Aktivitas, tujuannya adalah memungkinkan pasien melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih dan memiliki energi yang cukup untuk berpartisipasi dalam perawatan kesehatan.
Intervensi keperawatan SIKI merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mencapai luaran/output yang diharapkan. Untuk Risiko Perdarahan Gastrointestinal, intervensi fokus pada pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan perdarahan, kolaborasi dengan dokter, edukasi pasien, dan anjuran untuk menghentikan konsumsi jamu dan obat-obatan yang dapat menyebabkan perdarahan. Untuk Nyeri Akut, intervensi fokus pada identifikasi karakteristik nyeri, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik, pengajaran teknik manajemen nyeri non-farmakologis, pemantauan efektivitas intervensi, dan dorongan kepada pasien untuk melaporkan keluhan nyeri. Untuk Intoleransi Aktivitas, intervensi fokus pada penilaian tingkat energi dan toleransi aktivitas, bantuan dalam aktivitas sehari-hari, anjuran istirahat yang cukup, edukasi tentang manajemen energi dan penjadwalan aktivitas, serta kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi penunjang. -
Article No. 18288 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien datang karena BAB hitam sejak 4 hari, BAB hitam 1 hari sekali, konsistensi lunak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien dengan keluhan BAB hitam sejak 4 hari, BAB hitam 1 hari sekali, dan konsistensi lunak, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Resiko Perdarahan Gastrointestinal
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah dari saluran cerna.
Penyebab: Kondisi medis atau pengobatan yang dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal, seperti ulkus peptikum, infeksi, obat-obatan tertentu, dan lain-lain.
Tanda dan Gejala: BAB berwarna hitam, melena, rasa tidak nyaman atau nyeri perut, pusing, dan lemas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tidak terjadi perdarahan gastrointestinal
Kriteria hasil:
- Tidak ada darah segar atau darah hitam pada feses
- Tidak ada rasa tidak nyaman atau nyeri perut
- Tidak ada tanda-tanda perdarahan lain, seperti pusing dan lemas
2. Pasien dapat mengidentifikasi faktor risiko dan gejala perdarahan gastrointestinal
Kriteria hasil:
- Pasien dapat menyebutkan penyebab dan gejala perdarahan gastrointestinal
- Pasien dapat menjelaskan pentingnya segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala perdarahan gastrointestinal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Monitoring Tanda Vital
- Memantau tekanan darah, nadi, suhu, dan laju pernapasan secara teratur
- Mengidentifikasi tanda-tanda perdarahan, seperti pusing, lemas, atau takikardia
2. Pemantauan Perdarahan
- Mengkaji karakteristik BAB (warna, konsistensi, frekuensi)
- Memantau adanya darah segar atau darah hitam pada feses
- Mencatat jumlah dan karakteristik perdarahan
3. Manajemen Nyeri
- Memberikan analgesik atau obat-obatan sesuai resep dokter untuk mengurangi nyeri perut
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi dan distraksi
4. Edukasi Kesehatan
- Menjelaskan kepada pasien tentang penyebab, tanda-tanda, dan komplikasi perdarahan gastrointestinal
- Mengajarkan pasien untuk segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala perdarahan gastrointestinal
- Memberikan informasi tentang faktor risiko dan pencegahan perdarahan gastrointestinal
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan terhindar dari komplikasi perdarahan gastrointestinal. -
Article No. 18289 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien datang karena BAB hitam sejak 4 hari, BAB hitam 1 hari sekali, konsistensi lunak, lender -, darah segar -. Lemas , nyaeri perut ulu hati . pasien memiliki riw sering konsumsi jamu dan enervon C sejak 5 tahun yang lalu. Muntah -, mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Resiko Perdarahan" (00206). Pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kemungkinan adanya perdarahan gastrointestinal, seperti BAB hitam (melena), lemas, dan nyeri perut. Faktor risiko yang ada adalah konsumsi jamu dan enervon C dalam jangka waktu yang lama, yang dapat menyebabkan iritasi atau lesi pada saluran pencernaan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perdarahan (1910): Pasien dapat menunjukkan penurunan tanda-tanda perdarahan (BAB hitam, lemas, nyeri perut) dalam waktu yang ditentukan.
2. Pemulihan Jaringan Luka (1103): Pasien dapat menunjukkan perbaikan integritas jaringan pada saluran pencernaan dalam waktu yang ditentukan.
3. Stabilitas Hemodinamik (0802): Pasien dapat mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal dalam waktu yang ditentukan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Perdarahan (3590):
- Pantau tanda-tanda perdarahan (jumlah, warna, dan konsistensi feses)
- Pantau tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi)
- Pantau kadar hemoglobin dan hematokrit
2. Manajemen Obat (2380):
- Identifikasi obat-obatan yang mungkin menyebabkan perdarahan
- Kaji efek samping obat dan berikan edukasi kepada pasien
- Kolaborasi dengan dokter untuk menghentikan atau mengganti obat yang menyebabkan perdarahan
3. Manajemen Nutrisi (1100):
- Kaji status nutrisi dan kebutuhan kalori, protein, vitamin, dan mineral
- Berikan diet yang sesuai untuk mencegah iritasi dan mendukung penyembuhan
- Pantau asupan dan output cairan
4. Promosi Kesehatan (7400):
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan perdarahan gastrointestinal
- Dorong pasien untuk menghindari faktor-faktor yang dapat memicu perdarahan
- Motivasi pasien untuk melakukan perubahan gaya hidup yang sehat
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Resiko Perdarahan" (00206):
- Definisi: Risiko penurunan volume darah yang dapat membahayakan kesehatan.
- Karakteristik Definisi: Pasien mengalami BAB hitam (melena), lemas, dan nyeri perut, yang merupakan tanda-tanda perdarahan gastrointestinal.
- Faktor Risiko: Konsumsi jamu dan enervon C dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan iritasi atau lesi pada saluran pencernaan, meningkatkan risiko perdarahan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Kontrol Perdarahan (1910):
- Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan atau menghentikan perdarahan.
- Indikator: Pengurangan tanda-tanda perdarahan (BAB hitam, lemas, nyeri perut) dalam waktu yang ditentukan.
b. Pemulihan Jaringan Luka (1103):
- Definisi: Proses perbaikan integritas jaringan.
- Indikator: Perbaikan integritas jaringan pada saluran pencernaan dalam waktu yang ditentukan.
c. Stabilitas Hemodinamik (0802):
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan fungsi kardiovaskular dalam batas normal.
- Indikator: Pemeliharaan tanda-tanda vital dalam batas normal dalam waktu yang ditentukan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pemantauan Perdarahan (3590):
- Definisi: Pengumpulan dan analisis data terkait perdarahan untuk memantau perkembangan kondisi pasien.
- Aktivitas:
- Pantau tanda-tanda perdarahan (jumlah, warna, dan konsistensi feses)
- Pantau tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi)
- Pantau kadar hemoglobin dan hematokrit
b. Manajemen Obat (2380):
- Definisi: Pengaturan dan pengawasan penggunaan obat-obatan untuk memastikan efektivitas dan keamanan.
- Aktivitas:
- Identifikasi obat-obatan yang mungkin menyebabkan perdarahan
- Kaji efek samping obat dan berikan edukasi kepada pasien
- Kolaborasi dengan dokter untuk menghentikan atau mengganti obat yang menyebabkan perdarahan
c. Manajemen Nutrisi (1100):
- Definisi: Pengaturan dan pengawasan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
- Aktivitas:
- Kaji status nutrisi dan kebutuhan kalori, protein, vitamin, dan mineral
- Berikan diet yang sesuai untuk mencegah iritasi dan mendukung penyembuhan
- Pantau asupan dan output cairan
d. Promosi Kesehatan (7400):
- Definisi: Upaya untuk memfasilitasi perubahan perilaku yang meningkatkan kesehatan.
- Aktivitas:
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan perdarahan gastrointestinal
- Dorong pasien untuk menghindari faktor-faktor yang dapat memicu perdarahan
- Motivasi pasien untuk melakukan perubahan gaya hidup yang sehat
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk menanyakan jika Anda membutuhkan informasi tambahan.