Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4181 | 01 Nov 2024
Klinis : pasien bedah dari poli bedah datang dengan keluhan benjolan di punggung sejak 1 tahun lalu, awal mula kecil sekarang membesar, keluar darah dan nanah. k/u : cukup kesadaran : composmentis GCS : E4, V5, M6 TD : 128/89 S : 36,8 N : 81 RR : 20 SPO2 : 97 akan dilakukan pembedahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas informasi yang Anda berikan mengenai kondisi pasien. Berdasarkan data yang tersedia, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Luka Operasi
Penjelasan: Pasien memiliki benjolan di punggung yang semakin membesar dan mengeluarkan darah dan nanah, sehingga berisiko tinggi untuk mengalami infeksi luka setelah dilakukan pembedahan.
2. Perubahan Kenyamanan Fisik
Penjelasan: Benjolan di punggung yang semakin membesar dan mengeluarkan darah dan nanah dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik bagi pasien.
3. Risiko Perdarahan
Penjelasan: Adanya benjolan yang mengeluarkan darah meningkatkan risiko perdarahan selama atau setelah prosedur pembedahan.
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Infeksi Luka Operasi
- Perubahan Kenyamanan Fisik
- Risiko Perdarahan
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luka operasi bebas infeksi
- Kenyamanan fisik terpenuhi
- Perdarahan terkendali
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Perawatan luka operasi
- Manajemen nyeri
- Manajemen perdarahan
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim medis lainnya untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan yang optimal sebelum, selama, dan setelah prosedur pembedahan. Tujuan utama adalah mencegah komplikasi, memenuhi kebutuhan kenyamanan pasien, dan menjaga stabilitas kondisi umum pasien. -
Article No. 4182 | 01 Nov 2024
Klinis : pasien bedah dari poli bedah datang dengan keluhan benjolan di punggung sejak 1 tahun lalu, awal mula kecil sekarang membesar, keluar darah dan nanah. k/u : cukup kesadaran : composmentis GCS : E4, V5, M6 TD : 128/89 S : 36,8 N : 81 RR : 20 SPO2 : 97 akan dilakukan pembedahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
- SDKI: Kerentanan yang meningkat terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Tidak terjadi infeksi.
- SIKI: Manajemen Risiko Infeksi.
2. Gangguan Integritas Kulit
- SDKI: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- SLKI: Integritas kulit terpelihara.
- SIKI: Perawatan Luka.
3. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Bebas Nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri.
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Infeksi
- Pasien memiliki luka terbuka di punggung yang dapat menjadi tempat masuknya kuman dan menyebabkan infeksi.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen risiko infeksi, seperti menjaga kebersihan dan sterilitas luka, pemberian antibiotik, serta pemantauan tanda-tanda infeksi.
2. Gangguan Integritas Kulit
- Pasien memiliki luka terbuka di punggung yang dapat menyebabkan kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah perawatan luka, seperti pembersihan, debridemen, aplikasi balutan, dan perawatan lanjutan.
3. Nyeri Akut
- Pasien mengalami nyeri akibat luka terbuka di punggung, yang merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, seperti pemberian analgesik, teknik relaksasi, dan distraksi.
Tone: Akademis
Persona: Pakar Perawat
Harapan saya, penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien bedah yang Anda deskripsikan. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 4183 | 01 Nov 2024
Klinis : pasien bedah dari poli bedah datang dengan keluhan benjolan di punggung sejak 1 tahun lalu, awal mula kecil sekarang membesar, keluar darah dan nanah. k/u : cukup kesadaran : composmentis GCS : E4, V5, M6 TD : 128/89 S : 36,8 N : 81 RR : 20 SPO2 : 97 akan dilakukan pembedahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Luka Operasi (SDKI)
- Penjelasan: Pasien memiliki risiko tinggi mengalami infeksi pada luka operasi yang akan dilakukan akibat adanya benjolan di punggung yang mengeluarkan darah dan nanah.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemantauan Tanda Vital (SLKI)
- Penjelasan: Pemantauan tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, suhu, dan pernapasan) secara berkala untuk mendeteksi adanya tanda-tanda infeksi atau komplikasi lainnya.
2. Perawatan Luka Operasi (SLKI)
- Penjelasan: Perawatan luka operasi secara aseptik untuk mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat penyembuhan luka.
3. Edukasi Perawatan Luka Operasi (SLKI)
- Penjelasan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai cara perawatan luka operasi yang benar, tanda-tanda infeksi, dan pentingnya mengikuti instruksi tenaga kesehatan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital (SIKI)
- Definisi: Mengumpulkan dan menginterpretasikan data mengenai tanda-tanda vital pasien secara berkala.
- Tujuan: Mendeteksi adanya perubahan kondisi pasien dan mengidentifikasi tanda-tanda komplikasi.
2. Perawatan Luka Operasi (SIKI)
- Definisi: Melakukan perawatan luka operasi secara aseptik untuk mencegah terjadinya infeksi.
- Tujuan: Mempercepat penyembuhan luka dan mencegah komplikasi.
3. Edukasi Perawatan Luka Operasi (SIKI)
- Definisi: Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai cara perawatan luka operasi yang benar.
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat luka operasi secara mandiri dan mencegah komplikasi.
Dengan diagnosa dan rencana asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu meminimalkan risiko infeksi luka operasi pada pasien bedah yang akan menjalani pembedahan. -
Article No. 4184 | 01 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan benjolan di punggung keluar darah dan nanah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi adalah keadaan di mana individu/kelompok berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan risiko infeksi adalah:
1. Tidak terjadi infeksi
2. Tanda-tanda infeksi terkendali
3. Dapat mengenali tanda-tanda infeksi
4. Pasien/keluarga dapat merawat luka dengan benar
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko infeksi antara lain:
1. Manajemen Luka
2. Perawatan Luka
3. Pencegahan Infeksi
4. Edukasi Perawatan Luka
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan keluhan pasien yang datang dengan benjolan di punggung yang mengeluarkan darah dan nanah, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi. Hal ini dikarenakan adanya luka terbuka yang berpotensi mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen, sehingga dapat menimbulkan komplikasi infeksi.
Tujuan keperawatan yang ingin dicapai adalah pasien tidak mengalami infeksi, tanda-tanda infeksi dapat terkendali, pasien dapat mengenali tanda-tanda infeksi, serta pasien dan keluarga dapat merawat luka dengan benar. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi manajemen luka, perawatan luka, pencegahan infeksi, dan edukasi perawatan luka. -
Article No. 4185 | 01 Nov 2024
Klinis : Gangguan citra tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi gangguan citra tubuh berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Citra Tubuh
Definisi:
Gangguan Citra Tubuh adalah persepsi negatif terhadap penampilan fisik yang mengganggu fungsi sosial, psikologis, dan/atau spiritual.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Karakteristik Utama:
1. Ekspresi ketidakpuasan terhadap penampilan fisik
2. Gangguan perilaku yang disebabkan oleh persepsi negatif terhadap penampilan fisik
3. Perubahan perilaku yang disebabkan oleh persepsi negatif terhadap penampilan fisik
Faktor yang Berhubungan:
1. Penyakit kronis atau cedera
2. Perubahan fisik yang signifikan
3. Pengalaman masa lalu yang negatif
4. Tekanan sosial
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang Diharapkan:
1. Klien dapat mengidentifikasi persepsi terhadap penampilan fisik
2. Klien dapat menunjukkan perilaku yang positif terhadap penampilan fisik
3. Klien dapat meningkatkan kepuasan terhadap penampilan fisik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi persepsi klien terhadap penampilan fisik
2. Diskusikan dengan klien tentang persepsi terhadap penampilan fisik
3. Berikan dukungan dan motivasi untuk menerima penampilan fisik
4. Ajarkan teknik untuk meningkatkan citra tubuh yang positif
5. Libatkan keluarga dan lingkungan dalam proses penerimaan citra tubuh
Penerapan intervensi keperawatan tersebut diharapkan dapat membantu klien untuk mengatasi gangguan citra tubuhnya dan meningkatkan kepuasan terhadap penampilan fisiknya. -
Article No. 4186 | 01 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal-gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal.
Diagnosa Keperawatan:
Pruritus (Gatal-Gatal)
Definisi:
Pruritus merupakan sensasi tidak nyaman pada kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Karakteristik Utama:
- Keluhan rasa gatal pada kulit
- Perilaku menggaruk
- Kemerahan pada kulit
- Lesi kulit
Faktor Berhubungan:
- Infeksi
- Iritasi kulit
- Reaksi alergi
- Penyakit sistemik
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Integritas Kulit Membaik
- Manajemen Gejala Membaik
- Rasa Nyaman Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Pruritus
- Terapi Topikal
- Edukasi Manajemen Pruritus
Penjelasan Singkat:
Pruritus atau gatal-gatal merupakan kondisi yang ditandai dengan sensasi tidak nyaman pada kulit yang menyebabkan dorongan untuk menggaruk. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, iritasi kulit, reaksi alergi, atau penyakit sistemik. Tujuan penanganan keperawatan adalah untuk memperbaiki integritas kulit, mengelola gejala, dan meningkatkan rasa nyaman pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen pruritus, terapi topikal, dan edukasi manajemen pruritus. -
Article No. 4187 | 01 Nov 2024
Klinis : Perut kembung, batik sedikit, hipertimpani, tidak ada bising usus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Konstipasi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Konstipasi adalah kondisi di mana individu mengalami penurunan frekuensi, kesulitan, atau rasa tidak nyaman dalam defekasi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Eliminasi Usus Teratur
b. Kenyamanan Gastrointestinal
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Konstipasi
b. Terapi Nutrisi
c. Manajemen Cairan
Kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu perut kembung, bising usus yang sedikit, dan hipertimpani (peningkatan nada abdomen saat diperkusi), menunjukkan adanya konstipasi. Konstipasi dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan gangguan pada sistem gastrointestinal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen konstipasi (misalnya pemberian laksatif, nutrisi yang sesuai, dan peningkatan asupan cairan), terapi nutrisi, serta manajemen cairan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk melakukan assessment yang lebih komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, dan merencanakan intervensi yang sesuai untuk membantu pasien mengatasi kondisi konstipasi ini. -
Article No. 4188 | 01 Nov 2024
Klinis : Perut kembung, batuk sedikit, hipertimpani, tidak ada bising usus, luka post operasi laparotomy
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Eliminasi Gastrointestinal berhubungan dengan proses pembedahan laparotomi, ditandai dengan perut kembung, tidak ada bising usus, dan hipertimpani.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Eliminasi Gastrointestinal adalah keadaan di mana seseorang mengalami perubahan dalam frekuensi, konsistensi, atau pengeluaran feses dan/atau gas yang tidak normal.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Setelah intervensi keperawatan, pasien dapat mendemonstrasikan pola eliminasi gastrointestinal yang normal, tidak ada perut kembung, dan terdapat bising usus.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat-obatan sesuai indikasi, diet yang sesuai, dan stimulasi pola defekasi.
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan proses pembedahan laparotomi, ditandai dengan adanya luka post operasi.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Setelah intervensi keperawatan, pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka, dan tidak ada komplikasi lain yang timbul.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain perawatan luka, pemberian antibiotik sesuai indikasi, edukasi terkait pencegahan infeksi, dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 4191 | 01 Nov 2024
Klinis : Pasien anak laki-laki, usia 3 tahun, berat badan 12 kg, dibawa orang tuanya ke RS dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari yang lalu. Keluhan anak saat dilakukan pengkajian adalah sesak disertai batuk dan muntah 5 kali berupa makanan yang dimakan sebanyak ¼ gelas belimbing dan ibu mengatakan anak hanya mau makan sedikit (makanan dari RS hanya dimakan ¼ porsi). Batuk tidak disertai dahak, darah. Sesak nafas terjadi sampai bibir berwarna kebiruan, disertai suara mengi, dan tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi. Batuk dan sesak dirasakan terutama bila udara dingin atau bila pasien kelelahan karena terlalu aktif atau banyak beraktivitas. Sesak dan batuk dirasakan semakin memberat pada malam hari terutama saat udara dingin, serta berkurang setelah diberikan obat sirup batuk pilek. Sebelumnya pasien juga sering mengalami sesak nafas terutama pada malam hari pada usia 1 tahun. Pasien sempat dirawat di rumah sakit, dikatakan menderita radang paru, kemudian sembuh. Sekitar 3 bulan setelah keluar dari rumah sakit, keluhan batuk dan sesak kembali timbul, namun pasien hanya dibawa berobat kebidan dan mendapat obat sirup batuk pilek, kemudian pasien Kembali sembuh. Pada 5 bulan lalu, keluhan batuk dan sesak nafas Kembali timbul, pasien hanya diberi obat sirup batuk pilek dan sembuh. Saat ini keluhan sesak nafas dan batuk kembali timbul, namun karena sesak nafas disertai bibir kebiruan, akhirnya pasien dibawa ke rumah sakit. Terdapat riwayat alergi dingin pada pasien. Riwayat asma, alergi debu dan dingin pada keluarga ada, yaitu pada ibu dan nenek pasien. Riwayat merokok pada keluarga tidak ada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sesak nafas, compos mentis, nadi 120x/menit, pernafasan42x/menit, suhu 36,5o C. Pemeriksaan fisik pada kepala didapatkan tampak kepala normochephal, konjungtiva ananemis, sklera anikterik, telinga dalam batas normal, hidung simetris, napas cuping hidung tidak ada, bibir sianosis. Pada leher tampak trakea ditengah dan simetris. Pada pemeriksaan thoraks terdapat retraksi subcostal, pergerakan dinding dada cepat, taktil fremitus simetris kanan dan kiri, perkusi hipersonor, dan auskultasi terdengar vesikuler menurun serta wheezing meningkat pada akhir ekspirasi pada kedua lapang paru. Pada cor dan abdomen dalam batas normal. Pada ekstremitas tidak terdapat edema dan tidak ada sianosis. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. Hasil perkembangan anak dengan KPSP diperoleh anak mampu melaksanakan 8 tugas perkembangan dari 10 tugas perkembangan. 2 tugas perkembangan yang belum bisa dilaksanakan adalah membuat kalimat yang minimal terdiri dari 2 kata dan mengikuti perintah seperti letakkan kertas ini di atas meja. Diagnosis medis pada pasien ini adalah asma bronkial derajat ringan episodic jarang, dengan penatalaksanaan secara non-medikamentosa dilakukan edukasi agar menghindari allergen berupa udara dingin dan membatasi aktivitas fisik berlebihan, dan secara medika mentosa yaitu dengan nebulisasi ventolin1,25 mg dengan NaCl 0.9%, ampicillin 400mg/8 jam, dan ranitidine 6,25mg/12 jam.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Faktor yang berhubungan: Sekresi yang berlebihan, edema mukosa, obstruksi jalan napas, kelelahan otot-otot pernapasan.
Gejala dan tanda mayor: Sesak napas, retraksi, wheezing, produksi sekret yang berlebihan.
2. Intoleransi aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan.
Faktor yang berhubungan: Gejala pernapasan yang membatasi aktivitas.
Gejala dan tanda mayor: Kelelahan, sesak napas saat aktivitas, takikardia, dan penurunan toleransi aktivitas.
3. Makan tidak adekuat
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang berhubungan: Anoreksia, mual, dan muntah.
Gejala dan tanda mayor: Berat badan yang tidak memadai, asupan makanan yang tidak adekuat, penurunan berat badan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Toleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan.
3. Status Nutrisi: Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Aktivitas
3. Manajemen Nutrisi
Jadi, dalam kondisi pasien anak laki-laki usia 3 tahun dengan keluhan sesak napas, batuk, dan mual, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah bersihan jalan napas tidak efektif, intoleransi aktivitas, dan makan tidak adekuat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen aktivitas, dan manajemen nutrisi, dengan tujuan agar pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka, melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan, dan memenuhi kebutuhan nutrisinya. -
Article No. 4193 | 01 Nov 2024
Klinis : Risiko aspirasi ketidakefektifan bersihan jala nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Risiko Aspirasi dan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Aspirasi
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami masuknya benda asing (termasuk cairan, makanan, secret) ke dalam saluran napas.
- Faktor risiko: Gangguan neurologis, gangguan menelan, gangguan reflek batuk, dan lain-lain.
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan secret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
- Penyebab: Produksi secret yang berlebih, ketidakmampuan batuk efektif, dan obstruksi jalan napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Risiko Aspirasi: Terjaganya jalan napas terbuka, tidak terjadi aspirasi, dan tidak terjadi komplikasi lain.
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Pasien dapat membersihkan jalan napas dengan efektif, tidak terjadi obstruksi jalan napas, dan tidak terjadi komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Risiko Aspirasi: Intervensi mencakup manajemen jalan napas, manajemen nutrisi, dan edukasi pasien/keluarga.
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Intervensi mencakup manajemen jalan napas, fisioterapi dada, dan pengisapan lendir.
Dengan tone akademis dan persona pakar perawat, penjelasan di atas memberikan gambaran komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, standar luaran, dan intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko aspirasi dan ketidakefektifan bersihan jalan napas berdasarkan panduan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.