Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4314 | 02 Nov 2024
Klinis : Bayi A usia 1 hari tampak menangis, tidak nyaman, menggigil, tangan terasa dingin, suhu 36,5 derajat celcius, tampak baru selesai mandi dan ruangan terasa dingin
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan gejala-gejala yang disebutkan, diagnosis yang sesuai adalah hipotermia neonatal. Berikut adalah kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: P80.9
- Deskripsi: Hipotermia neonatal, tidak dispesifikasi
Hipotermia neonatal adalah kondisi di mana bayi mengalami penurunan suhu tubuh di bawah 36,5°C (97,7°F). Gejala yang disebutkan, seperti menangis, tidak nyaman, menggigil, dan tangan terasa dingin, sesuai dengan presentasi klinis hipotermia neonatal. Paparan dingin setelah mandi dan suhu ruangan yang rendah dapat menjadi faktor pencetus.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 97.0
- Deskripsi: Pemantauan dan pengukuran suhu tubuh
Dalam menangani kasus ini, pemantauan dan pengukuran suhu tubuh bayi secara berkala merupakan tindakan medis yang perlu dilakukan untuk mengevaluasi perkembangan kondisi. Tindakan lain yang mungkin diperlukan adalah pemanasan bayi dengan menggunakan inkubator atau selimut hangat untuk mengembalikan suhu tubuh ke kisaran normal. -
Article No. 4315 | 02 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Tanda dan Gejala: Batuk berdahak, sesak napas, suara napas bronkial di paru kanan atas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Tanda dan Gejala: Kehilangan nafsu makan.
3. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
Tanda dan Gejala: Demam.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Kode: 00031
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Faktor yang Berhubungan: Peningkatan produksi sekret, adanya obstruksi jalan napas.
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Kode: 00002
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang Berhubungan: Intake makanan tidak adekuat, penurunan nafsu makan.
Hipertermia
- Kode: 00007
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
- Faktor yang Berhubungan: Proses patologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
2. Keseimbangan Nutrisi
3. Suhu tubuh normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Nutrisi
3. Manajemen Demam
Dalam hal ini, perawat berperan penting dalam memantau kondisi pasien, memberikan perawatan yang tepat, dan melakukan edukasi kepada pasien serta keluarga untuk mendukung pemulihan pasien. -
Article No. 4316 | 02 Nov 2024
Klinis : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif up
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif".
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah keadaan di mana individu mengalami hambatan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), karakteristik definisi dari Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah:
1. Suara napas tidak normal (misalnya suara napas tambahan, napas cuping hidung)
2. Ketidakmampuan untuk batuk efektif
3. Sputum berlebihan
4. Perubahan frekuensi napas
5. Perubahan irama napas
6. Perubahan kedalaman napas
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) mengidentifikasi luaran yang diharapkan pada pasien dengan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, yaitu:
1. Jalan napas terbuka
2. Pola napas efektif
3. Bebas dari sputum
4. Bebas dari suara napas tambahan
Kemudian, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyarankan intervensi-intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti:
1. Manajemen jalan napas
2. Manajemen ventilasi
3. Manajemen oksigenasi
4. Manajemen batuk
5. Manajemen sputum
Dengan memahami diagnosa keperawatan, karakteristik definisi, luaran yang diharapkan, dan intervensi yang dapat dilakukan, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 4317 | 02 Nov 2024
Klinis : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif up
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama dari penanganan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi. Indikator yang digunakan antara lain frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada suara napas tambahan, dan pasien dapat batuk efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitor status pernafasan, lakukan suction jika perlu, berikan oksigen, ajarkan teknik batuk efektif, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut.
Sebagai seorang pakar perawat, saya menekankan pentingnya pemantauan yang ketat terhadap pasien dengan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, serta kolaborasi yang erat dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan penanganan yang komprehensif dan efektif. Penanganan yang tepat sangat penting untuk mempertahankan fungsi pernafasan pasien. -
Article No. 4318 | 02 Nov 2024
Klinis : Gagal nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gagal napas.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Napas Spontan
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan/atau mengeluarkan karbon dioksida.
- Karakteristik mayor: Pola napas tidak teratur, takipnea, dispnea, retraksi otot pernapasan, ortopnea, sianosis.
- Faktor yang berhubungan: Gangguan neuromuskular, gangguan mekanis pernapasan, gangguan pertukaran gas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan pola napas yang efektif, kemampuan ventilasi yang memadai, pertukaran gas yang adekuat.
- Kriteria hasil: Frekuensi napas dalam batas normal, kedalaman napas dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda distres pernapasan, saturasi oksigen dalam batas normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, manajemen oksigenasi, manajemen kelelahan.
- Tindakan keperawatan: Memastikan jalan napas bebas, memantau status pernapasan, memberikan oksigen sesuai kebutuhan, mengatur posisi untuk memudahkan pernapasan, melakukan latihan pernapasan.
Sebagai seorang pakar perawat, saya dapat membantu Anda dalam menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengelola kondisi gagal napas pasien secara komprehensif. Saya dapat memberikan saran dan panduan yang lebih rinci sesuai dengan kebutuhan klinis pasien. -
Article No. 4319 | 02 Nov 2024
Klinis : Gagal nafas ec Syok Sepsis Gagal nafas ec Bronkopneumoni
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk kondisi Gagal Nafas ec Syok Sepsis:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan: Pola napas tidak efektif terjadi akibat syok sepsis yang menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan. Pasien mengalami kesulitan bernapas, perubahan irama dan kedalaman pernapasan, serta penurunan oksigenasi.
2. Oksigenasi Tidak Efektif
Penjelasan: Oksigenasi tidak efektif terjadi karena syok sepsis yang mengganggu perfusi jaringan. Hal ini menyebabkan penurunan suplai oksigen ke seluruh tubuh dan berpotensi menyebabkan komplikasi.
3. Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif
Penjelasan: Pasien dengan syok sepsis memiliki risiko perfusi jaringan tidak efektif karena gangguan pada sirkulasi darah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan.
Diagnosa Keperawatan untuk kondisi Gagal Nafas ec Bronkopneumoni:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan: Pola napas tidak efektif terjadi akibat bronkopneumoni yang menyebabkan inflamasi dan obstruksi pada saluran pernapasan. Pasien mengalami kesulitan bernapas, perubahan irama dan kedalaman pernapasan, serta penurunan oksigenasi.
2. Oksigenasi Tidak Efektif
Penjelasan: Oksigenasi tidak efektif terjadi karena bronkopneumoni yang mengganggu pertukaran gas di paru-paru. Hal ini menyebabkan penurunan suplai oksigen ke seluruh tubuh dan berpotensi menyebabkan komplikasi.
3. Risiko Infeksi
Penjelasan: Pasien dengan bronkopneumoni memiliki risiko infeksi yang tinggi karena adanya inflamasi dan akumulasi sekresi di saluran pernapasan. Hal ini dapat menyebabkan penyebaran infeksi ke sistem lain.
Pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) digunakan untuk menentukan tujuan dan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa dan luaran yang telah ditetapkan. -
Article No. 4320 | 02 Nov 2024
Klinis : os berusia 49 tahun datang dengan keluhan pusing dan nyeri ulu hati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan penyakit gastrointestinal
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan sesuai dengan kerusakan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan utama adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang dan dapat beradaptasi terhadap nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, kolaborasi pemberian analgetik, dan edukasi terkait nyeri.
2. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan penyakit gastrointestinal
Penjelasan:
- SDKI: Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah adalah kerentanan individu terhadap variasi kadar glukosa darah yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Tujuan utama adalah pasien dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan kadar glukosa darah, manajemen diet, dan kolaborasi pemberian terapi farmakologis jika diperlukan.
Dalam kondisi ini, pasien berusia 49 tahun datang dengan keluhan pusing dan nyeri ulu hati, yang dapat mengarah pada masalah gastrointestinal. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah nyeri akut berhubungan dengan penyakit gastrointestinal dan risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan penyakit gastrointestinal. -
Article No. 4321 | 02 Nov 2024
Klinis : os berusia 56 tahun datang dgn keluhan gatal gatal diseluruh tubuh.os riw diabetes melitus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pruritus (Gatal-gatal)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Pruritus adalah sensasi tidak nyaman pada kulit yang memicu keinginan untuk menggaruk.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mengendalikan Pruritus
2. Mencegah Komplikasi Kulit
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Gatal
2. Perawatan Kulit
3. Edukasi Perawatan Kulit
Berdasarkan kasus yang Anda sampaikan, pasien OS berusia 56 tahun datang dengan keluhan gatal-gatal di seluruh tubuh serta riwayat diabetes melitus. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pruritus. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen gatal (mengendalikan gatal-gatal), perawatan kulit, serta edukasi perawatan kulit kepada pasien. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan gatal-gatal dan mencegah komplikasi kulit yang mungkin terjadi.
Saya sampaikan diagnosa dan penjelasan singkat ini dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat sesuai dengan permintaan Anda. -
Article No. 4323 | 02 Nov 2024
Klinis : Diagnosa yang paling mungkin 1. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan b.d vesikel yang mudah pecah [SDKI D.0129] 2. Gangguan Citra Tubuh b.d [SDKI D.0083] 3. Nyeri akut b/d inflamasi jaringan d/d adanya vesikel berkelompok dengan yang basis eritema di wajah khususnya daerah dekat bibir, klien terlihat meringis menahan nyeri,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan:
1. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan b.d vesikel yang mudah pecah [SDKI D.0129]
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan pada struktur dan fungsi kulit dan jaringan yang mengakibatkan perubahan batas normal.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Integritas Jaringan: Pemulihan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Perawatan Luka, Manajemen Kulit.
2. Gangguan Citra Tubuh b.d [SDKI D.0083]
- SDKI: Persepsi negatif terhadap penampilan fisik seseorang.
- SLKI: Citra Tubuh: Positif.
- SIKI: Terapi Perilaku, Bimbingan Citra Tubuh.
3. Nyeri akut b/d inflamasi jaringan d/d adanya vesikel berkelompok dengan yang basis eritema di wajah khususnya daerah dekat bibir, klien terlihat meringis menahan nyeri
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Tingkat Nyeri: Terkontrol.
- SIKI: Manajemen Nyeri, Pengurangan Nyeri.
Penjelasan singkat:
1. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan: Adanya vesikel yang mudah pecah menunjukkan gangguan pada struktur dan fungsi kulit, membutuhkan perawatan luka dan manajemen kulit yang tepat.
2. Gangguan Citra Tubuh: Perubahan pada penampilan fisik akibat kondisi kulit dapat memengaruhi persepsi klien terhadap dirinya, sehingga diperlukan terapi perilaku dan bimbingan citra tubuh.
3. Nyeri Akut: Inflamasi jaringan akibat vesikel berkelompok dengan basis eritema di wajah, khususnya dekat bibir, menyebabkan nyeri yang perlu ditangani dengan manajemen nyeri dan pengurangan nyeri. -
Article No. 4324 | 02 Nov 2024
Klinis : Diagnosa yang paling mungkin 1. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan b.d vesikel yang mudah pecah [SDKI D.0129] 2. Gangguan Citra Tubuh b.d [SDKI D.0083] 3. Nyeri akut b/d inflamasi jaringan d/d adanya vesikel berkelompok dengan yang basis eritema di wajah khususnya daerah dekat bibir, klien terlihat meringis menahan nyeri,
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan:
1. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan b.d vesikel yang mudah pecah [SDKI D.0129]:
- Kode ICD-10: L30.9 - Dermatitis, tidak spesifik
- Deskripsi: Diagnosa ini menggambarkan adanya gangguan pada integritas kulit/jaringan yang ditandai dengan pembentukan vesikel yang mudah pecah. Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang secara spesifik terkait dengan kondisi ini.
2. Gangguan Citra Tubuh b.d [SDKI D.0083]:
- Kode ICD-10: F45.8 - Gangguan somatoform lainnya
- Deskripsi: Diagnosa ini menggambarkan adanya gangguan pada persepsi dan sikap individu terhadap citra tubuhnya. Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang secara spesifik terkait dengan kondisi ini.
3. Nyeri akut b/d inflamasi jaringan d/d adanya vesikel berkelompok dengan yang basis eritema di wajah khususnya daerah dekat bibir, klien terlihat meringis menahan nyeri:
- Kode ICD-10: B00.1 - Herpes simplex genital dan oral
- Deskripsi: Diagnosa ini menggambarkan adanya infeksi virus herpes simplex yang menyebabkan timbulnya vesikel berkelompok dengan eritema di wajah, khususnya daerah dekat bibir, serta menimbulkan rasa nyeri yang akut.
- Kode ICD-9-CM Procedure: 99.59 - Aplikasi atau pemberian obat lainnya, tidak diklasifikasi di tempat lain
- Deskripsi: Prosedur ini meliputi aplikasi atau pemberian obat topikal atau sistemik untuk mengatasi infeksi herpes simplex dan mengurangi rasa nyeri akut.