Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2341 | 15 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan benjolan pada kelomata mata kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Kulit Perifer
- Definisi: Gangguan pada struktur atau fungsi kulit di area sekitar bola mata akibat adanya benjolan.
- Faktor Terkait: Perubahan struktur anatomis.
- Gejala dan Tanda: Adanya benjolan pada kelopak mata kanan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan respons pasien terhadap masalah kesehatan.
- Dalam kasus ini, "Gangguan Integritas Kulit Perifer" merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Untuk kasus ini, beberapa luaran yang dapat ditetapkan adalah perbaikan integritas kulit pada kelopak mata, pengurangan ukuran benjolan, dan tidak ada komplikasi lanjutan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain perawatan luka, pengompres dingin, pemberian obat-obatan topical, dan edukasi pasien mengenai perawatan mandiri.
Harapannya, dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar dalam menangani kasus gangguan integritas kulit perifer pada pasien. -
Article No. 2342 | 15 Oct 2024
Klinis : Batuk pilek demam 3 hari
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J06.9
- Deskripsi: Infeksi saluran napas atas, tidak spesifik
Penjelasan:
Kondisi "batuk, pilek, demam 3 hari" dapat diklasifikasikan sebagai infeksi saluran napas atas yang tidak spesifik (J06.9). Ini adalah kode yang mencakup gejala-gejala umum dari infeksi saluran napas atas, seperti batuk, rhinorrhea (pilek), dan demam.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode spesifik
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis yang dilaporkan
Penjelasan:
Dalam kasus ini, tidak ada tindakan medis yang dilaporkan. Pasien hanya mengalami gejala-gejala infeksi saluran napas atas, dan biasanya penanganan akan berupa terapi simptomatik, seperti istirahat, minum air hangat, dan penggunaan obat-obatan non-resep untuk mengurangi gejala. -
Article No. 2343 | 15 Oct 2024
Klinis : Batuk pilek demam 3 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu Batuk, Pilek, dan Demam selama 3 hari, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan: Kondisi di mana individu tidak dapat membersihkan sekret/jalan napas secara efektif, yang ditandai dengan batuk dan pilek.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
Penjelasan: Kemampuan individu untuk membersihkan jalan napas dari sekret dengan efektif.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
Penjelasan: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mempertahankan dan memfasilitasi ventilasi dan oksigenasi yang efektif.
2. Manajemen Demam
Penjelasan: Serangkaian tindakan keperawatan untuk menurunkan dan mengendalikan peningkatan suhu tubuh.
Dalam konteks akademis dan sebagai pakar di bidang keperawatan, penjelasan di atas memberikan gambaran umum tentang diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami batuk, pilek, dan demam selama 3 hari. Tujuannya adalah untuk membantu Anda memahami pendekatan keperawatan standar dalam menangani kondisi tersebut. -
Article No. 2344 | 15 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang relevan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru, dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Biopsi perkutan paru, menggunakan jarum biopsi.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk menggambarkan kasus tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Dalam kasus ini, pasien menunjukkan gejala-gejala khas tuberkulosis paru, seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan, serta ditemukan adanya lesi di paru pada hasil pemeriksaan rontgen.
2. Jika diperlukan, kode ICD-9-CM 87.44 dapat digunakan untuk prosedur biopsi perkutan paru menggunakan jarum biopsi. Tindakan ini mungkin dilakukan untuk memperoleh sampel jaringan atau cairan dari lesi di paru untuk analisis bakteriologis dan histologis, guna menegakkan diagnosis tuberkulosis paru.
Penegakan diagnosis tuberkulosis paru memerlukan kombinasi gejala klinis, pemeriksaan radiologis, dan konfirmasi laboratorium. Kode ICD-10 A15.0 mencakup kasus tuberkulosis paru dengan pembuktian bakteriologis atau histologis, sesuai dengan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang pada pasien ini. -
Article No. 2345 | 15 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.0
- Deskripsi: Infark miokard akut transmural dinding anterior
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 92.27
- Deskripsi: Pemantauan elektrokardiografi, permanen
Penjelasan:
Pasien wanita usia 60 tahun ini mengalami gejala yang khas untuk serangan jantung atau infark miokard akut, dengan adanya nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin. Hasil EKG menunjukkan adanya infark miokard akut. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2, yang merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner.
Kode ICD-10 I21.0 menggambarkan infark miokard akut transmural di dinding anterior, yang sesuai dengan presentasi klinis pasien. Tindakan pemantauan elektrokardiografi secara permanen (kode ICD-9-CM 92.27) juga akan dilakukan untuk memantau kondisi pasien secara berkelanjutan.
Dengan demikian, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai untuk kondisi pasien ini dapat diidentifikasi menggunakan kode-kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang tepat. -
Article No. 2346 | 15 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan nyeri dada hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin.
2. Gangguan perfusi jaringan kardiak berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan EKG menunjukkan infark miokard akut.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung, ditandai dengan sesak napas, kelelahan, dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
4. Risiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan penyakit penyerta (hipertensi dan diabetes melitus tipe 2).
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut:
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Tujuan intervensi adalah mengurangi nyeri dan mempertahankan fungsi kardiovaskular yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, kolaborasi pemberian obat analgesik, dan edukasi pasien.
2. Gangguan perfusi jaringan kardiak berhubungan dengan infark miokard akut:
- SDKI: Gangguan perfusi jaringan kardiak adalah penurunan aliran darah ke jantung yang dapat mengancam kehidupan.
- SLKI: Tujuan intervensi adalah mempertahankan perfusi jaringan kardiak yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, kolaborasi pemberian terapi oksigen, dan tindakan resusitasi jantung paru, jika diperlukan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung:
- SDKI: Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Tujuan intervensi adalah mempertahankan toleransi aktivitas yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, edukasi pasien, dan pengaturan aktivitas sesuai dengan kondisi pasien.
4. Risiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan penyakit penyerta:
- SDKI: Risiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami ketidakseimbangan antara input dan output cairan dan elektrolit.
- SLKI: Tujuan intervensi adalah mencegah terjadinya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan intake dan output cairan, pemantauan kadar elektrolit, dan kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 2347 | 15 Oct 2024
Klinis : Pasien mengeluh sulit tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang mengeluh sulit tidur.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Pola Tidur didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk tidur atau mempertahankan tidur yang efektif dan berkelanjutan.
- Gejala yang mungkin muncul adalah sulit untuk memulai tidur, sering terbangun di malam hari, tidur yang tidak restoratif, dan ketidakpuasan dengan kualitas tidur.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Pola Tidur adalah pasien dapat mencapai pola tidur yang adekuat, tidur yang efektif dan teratur, serta perasaan terpuaskan dengan kualitas tidurnya.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Pola Tidur antara lain:
a. Manajemen Lingkungan Tidur: menciptakan lingkungan yang nyaman dan kondusif untuk tidur.
b. Terapi Relaksasi: teknik-teknik relaksasi untuk membantu pasien tertidur dan tidur lebih nyenyak.
c. Edukasi Tidur: memberikan edukasi tentang pola tidur yang sehat dan higienis tidur.
d. Manajemen Stres: membantu pasien mengelola stres yang dapat menghambat tidur.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat memperoleh perbaikan dalam pola tidurnya dan mencapai kualitas tidur yang lebih baik. -
Article No. 2348 | 15 Oct 2024
Klinis : Pasien mengeluh sulit menelan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Menelan (Dysphagia)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Menelan (Dysphagia) didefinisikan sebagai ketidakmampuan atau kesulitan dalam menelan makanan, cairan, atau obat-obatan, yang disebabkan oleh gangguan pada fase oral, faringeal, atau esofageal pada proses menelan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan menelan adalah pasien dapat menelan makanan, cairan, dan obat-obatan dengan aman dan efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Memantau proses menelan pasien
2. Mengatur posisi pasien saat makan/minum
3. Memberikan makanan/minuman sesuai dengan kemampuan menelan pasien
4. Melatih kemampuan menelan pasien
5. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai gangguan menelan
Dalam kondisi ini, pasien mengeluh sulit menelan, sehingga diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Menelan (Dysphagia). Perawat perlu melakukan penilaian komprehensif terhadap kemampuan menelan pasien, mengatur posisi saat makan/minum, memberikan makanan/minuman yang sesuai, melatih kemampuan menelan, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga. -
Article No. 2349 | 15 Oct 2024
Klinis : Pasien mengeluh nyeri luka operasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut. Nyeri akut umumnya memiliki onset yang tiba-tiba dan tidak berlangsung lama.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa Nyeri Akut adalah pasien akan melaporkan penurunan nyeri, mampu mengontrol nyeri, dan menunjukkan perilaku yang sesuai dengan pengurangan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengelola Nyeri Akut antara lain:
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Relaksasi
3. Terapi Distraksi
4. Terapi Komplementer
5. Pemberian Analgesik
Dalam konteks pasien yang mengeluh nyeri luka operasi, perawat dapat melakukan intervensi seperti:
- Mengevaluasi intensitas dan karakteristik nyeri
- Memberikan analgesik sesuai dengan regimen pengobatan
- Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri
- Memantau efektivitas intervensi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan
- Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan manajemen nyeri
Tujuannya adalah untuk membantu pasien mencapai pengurangan nyeri, peningkatan kemampuan mengelola nyeri, dan pemulihan yang optimal. -
Article No. 2350 | 15 Oct 2024
Klinis : Pasien mengeluh batuk berdahak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih, ditandai dengan pasien tidak lagi mengeluhkan batuk berdahak, tidak ada bunyi napas tambahan, dan oksigenasi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Mengatur posisi pasien untuk memfasilitasi drainase sekret
2. Memberikan hidrasi yang adekuat untuk membantu pengeluaran sekret
3. Mengajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam
4. Melakukan suction jika diperlukan untuk membantu pengeluaran sekret
5. Memantau tanda-tanda vital dan status oksigenasi pasien
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih, sehingga dapat mengatasi keluhan batuk berdahak yang dialami.