Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20312 | 31 Jul 2025
Klinis : Pasien pusing berputar disertai rasa mual dan muntah sejak 1 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien yang mengalami pusing berputar disertai rasa mual dan muntah sejak 1 hari.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Ketidakseimbangan Elektrolit" (SDKI, 2017). Kondisi pusing berputar, mual, dan muntah dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan elektrolit seperti dehidrasi atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Pasien mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem kardiovaskular, saraf, dan muskuloskeletal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan status cairan yang adekuat, ditandai dengan:
a. Tekanan darah sistolik 100-140 mmHg dan tekanan darah diastolik 60-90 mmHg.
b. Frekuensi nadi 60-100 kali/menit.
c. Turgor kulit baik.
d. Produksi urin 1000-2000 ml/hari.
2. Keseimbangan Elektrolit: Pasien menunjukkan kadar elektrolit dalam batas normal, ditandai dengan:
a. Natrium serum 135-145 mEq/L.
b. Kalium serum 3,5-5,0 mEq/L.
c. Klorida serum 98-106 mEq/L.
3. Kontrol Mual dan Muntah: Pasien melaporkan tidak ada lagi keluhan mual dan muntah.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan:
a. Kaji status cairan pasien, termasuk intake, output, tanda-tanda dehidrasi.
b. Monitor tanda-tanda vital, turgor kulit, dan produksi urin.
c. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mengatasi dehidrasi.
d. Berikan diet tinggi cairan dan elektrolit.
2. Manajemen Elektrolit:
a. Kaji kadar elektrolit pasien melalui pemeriksaan laboratorium.
b. Berikan suplemen elektrolit sesuai kebutuhan pasien.
c. Monitor kadar elektrolit secara berkala.
3. Manajemen Mual dan Muntah:
a. Kaji tanda dan gejala mual dan muntah.
b. Berikan antiemetik sesuai instruksi dokter.
c. Ajurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang mudah dicerna.
d. Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi mual.
Penerapan intervensi keperawatan yang tepat dan pemantauan keadaan pasien secara komprehensif diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diharapkan, yaitu keseimbangan cairan dan elektrolit serta kontrol terhadap mual dan muntah. -
Article No. 20313 | 31 Jul 2025
Klinis : pola napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pola napas tidak efektif, sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pola napas tidak efektif adalah "Pola Napas Tidak Efektif" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat untuk mendukung kebutuhan metabolisme. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan mekanis, neurologis, atau muskuloskeletal yang menghambat kemampuan individu untuk bernafas secara efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Pola Napas Efektif: Kemampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat untuk mendukung kebutuhan metabolisme.
2. Tingkat Kenyamanan Pernafasan Membaik: Kemampuan individu untuk merasakan kenyamanan saat bernafas.
3. Tanda-Tanda Vital Stabil: Stabilitas dalam parameter tanda-tanda vital, seperti frekuensi napas, saturasi oksigen, dan lain-lain.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan Pola Napas: Mengamati dan mencatat pola napas pasien, termasuk frekuensi, kedalaman, dan irama.
2. Manajemen Jalan Napas: Mempertahankan dan menjaga jalan napas pasien tetap terbuka, dapat dilakukan dengan memberikan posisi yang tepat, aspirasi sekret, atau pemberian oksigen.
3. Manajemen Ventilasi: Memfasilitasi ventilasi yang adekuat, seperti melakukan latihan pernapasan, penggunaan alat bantu pernapasan, atau pemberian obat-obatan yang dapat membantu meningkatkan ventilasi.
4. Manajemen Kenyamanan: Mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan pernapasan pasien, seperti nyeri, kecemasan, atau ketidaknyamanan lainnya.
5. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait pentingnya mempertahankan pola napas yang efektif, serta tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan ventilasi.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diinginkan, yaitu pola napas yang efektif, tingkat kenyamanan pernapasan yang membaik, dan stabilitas tanda-tanda vital. Perawat berperan penting dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan, dan melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi kondisi pola napas tidak efektif pada pasien. -
Article No. 20314 | 31 Jul 2025
Klinis : risiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi risiko infeksi.
Diagnosa Keperawatan SDKI: Risiko Infeksi
Risiko infeksi adalah diagnosa keperawatan yang mengidentifikasi kemungkinan terjadinya infeksi pada individu. Diagnosa ini didasarkan pada faktor risiko yang dapat meningkatkan kerentanan individu terhadap infeksi, seperti prosedur invasif, penurunan fungsi sistem imun, malnutrisi, dan lain-lain.
Luaran/Output SLKI yang Diharapkan:
1. Kontrol Infeksi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi penyebaran infeksi pada individu. Luaran yang diharapkan meliputi:
a. Pasien menunjukkan tidak adanya tanda-tanda infeksi.
b. Pasien mendemonstrasikan perilaku pencegahan infeksi yang efektif.
c. Lingkungan pasien bebas dari organisme patogen.
2. Integritas Kulit: Kondisi kulit yang sehat, utuh, dan berfungsi secara optimal. Luaran yang diharapkan meliputi:
a. Tidak ada kerusakan pada integritas kulit.
b. Pasien menunjukkan penyembuhan luka yang optimal.
c. Pasien mampu merawat kulit dengan baik.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Infeksi
a. Identifikasi faktor risiko infeksi pada pasien.
b. Lakukan tindakan pencegahan infeksi sesuai prosedur, seperti cuci tangan, penggunaan alat pelindung diri, desinfeksi lingkungan, dan lain-lain.
c. Monitor tanda dan gejala infeksi secara berkala.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan infeksi yang mungkin terjadi.
2. Perawatan Luka
a. Bersihkan luka secara rutin sesuai prinsip aseptik.
b. Aplikasikan balutan yang sesuai untuk menjaga kelembaban luka dan mencegah infeksi.
c. Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan luka yang benar.
d. Monitor perkembangan penyembuhan luka secara berkala.
3. Edukasi Kesehatan
a. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi, seperti cuci tangan, higiene, dan perilaku hidup bersih.
b. Jelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah infeksi.
c. Dorong partisipasi aktif pasien dan keluarga dalam upaya pencegahan infeksi.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan integritas kulit, dan meningkatkan perilaku pencegahan infeksi pada pasien. -
Article No. 20315 | 31 Jul 2025
Klinis : Pasien penyakit alzheimer. Sulit bicara
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk pasien dengan kondisi penyakit Alzheimer yang sulit berbicara.
Diagnosa Keperawatan:
1. Komunikasi Verbal Terganggu (10001)
Definisi: Ketidakmampuan untuk menyampaikan pesan verbal secara efektif.
2. Memori Terganggu (10018)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengingat atau mengenali informasi atau pengalaman masa lalu.
3. Bingung Kronis (10005)
Definisi: Gangguan persepsi yang terjadi secara terus-menerus terhadap waktu, tempat, orang, atau situasi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10001, Komunikasi Verbal Terganggu
Definisi: Ketidakmampuan untuk menyampaikan pesan verbal secara efektif.
2. Kode: 10018, Memori Terganggu
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengingat atau mengenali informasi atau pengalaman masa lalu.
3. Kode: 10005, Bingung Kronis
Definisi: Gangguan persepsi yang terjadi secara terus-menerus terhadap waktu, tempat, orang, atau situasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 20001, Komunikasi Efektif
Definisi: Kemampuan untuk menyampaikan dan menerima pesan verbal secara jelas dan tepat.
2. Kode: 20018, Memori Terpelihara
Definisi: Kemampuan untuk mengingat dan mengenali informasi atau pengalaman masa lalu.
3. Kode: 20005, Orientasi Terpelihara
Definisi: Kemampuan untuk mengetahui waktu, tempat, orang, dan situasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 30001, Manajemen Komunikasi
Definisi: Upaya untuk memfasilitasi pertukaran informasi verbal dan non-verbal.
2. Kode: 30018, Stimulasi Memori
Definisi: Upaya untuk meningkatkan kemampuan mengingat dan mengenali informasi atau pengalaman masa lalu.
3. Kode: 30005, Orientasi Realitas
Definisi: Upaya untuk membantu pasien mengenali waktu, tempat, orang, dan situasi.
Dengan kode dan definisi yang telah saya berikan, diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk pasien dengan penyakit Alzheimer yang sulit berbicara. -
Article No. 20316 | 31 Jul 2025
Klinis : Pasien penyakit alzheimer. Sulit bicara
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis, dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis jika ada, untuk kondisi pasien penyakit Alzheimer dengan kesulitan berbicara.
1. Kode ICD-10:
- Kode: G30.9
- Deskripsi: Penyakit Alzheimer, tidak dinyatakan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Terapi wicara
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 G30.9 (Penyakit Alzheimer, tidak dinyatakan) digunakan untuk mendiagnosis penyakit Alzheimer yang tidak diklasifikasikan secara spesifik. Penyakit Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia, yang ditandai dengan penurunan fungsi kognitif dan perubahan perilaku.
2. Kode ICD-9-CM 93.08 (Terapi wicara) mencakup intervensi terapeutik untuk membantu pasien dengan kesulitan berbicara atau komunikasi, yang sering terjadi pada pasien dengan penyakit Alzheimer. Terapi wicara dapat membantu meningkatkan kemampuan berbicara, memahami bahasa, dan komunikasi secara keseluruhan.
Secara keseluruhan, kode-kode ini memberikan informasi yang terstruktur dan komprehensif mengenai diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kondisi pasien dengan penyakit Alzheimer yang disertai kesulitan berbicara. -
Article No. 20317 | 31 Jul 2025
Klinis : Perdarahan di kateter urine. Hb 4. Trombosit 5000. lemes . mual muntah.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
Perdarahan di kateter urine, Hb 4, Trombosit 5000, lemes, mual muntah.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Risiko Perdarahan Aktual
Definisi: Rentan mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor Terkait: Penurunan jumlah trombosit, anemia (Hb 4).
b. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
Faktor Terkait: Kelelahan (lemes), Mual Muntah.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
a. Untuk Risiko Perdarahan Aktual:
- Klien tidak mengalami perdarahan yang signifikan.
- Tanda-tanda vital stabil.
- Tidak ada tanda-tanda perdarahan aktif.
- Nilai laboratorium menunjukkan peningkatan (Hb, Trombosit).
b. Untuk Intoleransi Aktivitas:
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Klien tidak mengalami mual dan muntah.
- Klien memiliki energi yang cukup untuk melakukan aktivitas.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
a. Untuk Risiko Perdarahan Aktual:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
- Pemantauan perdarahan dan tanda-tanda perdarahan aktif.
- Pemberian terapi transfusi darah atau komponen darah sesuai indikasi.
- Pemberian obat-obatan untuk meningkatkan produksi trombosit.
- Edukasi kepada klien dan keluarga tentang pencegahan perdarahan.
b. Untuk Intoleransi Aktivitas:
- Pengkajian tingkat energi dan kemampuan fisik klien.
- Perencanaan aktivitas yang sesuai dengan toleransi klien.
- Pemberian terapi antiemetik untuk mengatasi mual dan muntah.
- Edukasi kepada klien dan keluarga tentang manajemen kelelahan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk mendukung pemulihan.
Penjelasan yang rinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memahami pendekatan keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi klien dengan perdarahan, anemia, trombositopenia, kelelahan, dan mual muntah. Sebagai seorang perawat, saya akan terus memantau perkembangan klien dan melakukan tindakan keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 20318 | 31 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan telinga terasa sumbat di bagian kanan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menjelaskan secara rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan telinga terasa sumbat di bagian kanan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Gangguan Pendengaran" (SDKI, 2016). Gangguan Pendengaran didefinisikan sebagai pengalaman individu terhadap penurunan atau ketidakmampuan untuk mendengar secara normal. Tanda dan gejala yang muncul pada kondisi ini antara lain telinga terasa sumbat, kesulitan mendengar, dan telinga berdengung.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Pendengaran: Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan fungsi pendengaran sesuai dengan kemampuan normal.
2. Manajemen Gejala: Pasien dapat mengelola gejala yang menyertai gangguan pendengaran, seperti telinga terasa sumbat, telinga berdengung, dan kesulitan mendengar.
3. Pengetahuan tentang Gangguan Pendengaran: Pasien memahami penyebab, gejala, dan penatalaksanaan gangguan pendengaran yang dialami.
4. Kepatuhan terhadap Pengobatan: Pasien patuh dalam mengikuti regimen pengobatan yang diberikan untuk mengatasi gangguan pendengaran.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemulihan Pendengaran:
a. Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan telinga, diagnosis, dan penatalaksanaan yang sesuai.
b. Memfasilitasi pembersihan telinga secara aman, jika diperlukan.
c. Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi telinga yang berdengung.
d. Memberikan edukasi tentang perawatan telinga yang tepat.
2. Manajemen Gejala:
a. Memantau tanda dan gejala gangguan pendengaran, seperti telinga terasa sumbat dan kesulitan mendengar.
b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memperburuk gejala dan mengambil tindakan pencegahan.
c. Mengajarkan teknik manajemen gejala, seperti penggunaan alat bantu dengar dan pengaturan lingkungan.
3. Peningkatan Pengetahuan tentang Gangguan Pendengaran:
a. Memberikan edukasi tentang penyebab, gejala, dan penatalaksanaan gangguan pendengaran.
b. Memfasilitasi diskusi dan memberikan kesempatan bagi pasien untuk mengajukan pertanyaan.
c. Menggunakan media edukasi yang sesuai, seperti leaflet atau video, untuk meningkatkan pemahaman pasien.
4. Peningkatan Kepatuhan terhadap Pengobatan:
a. Mengevaluasi pemahaman pasien terhadap regimen pengobatan yang diberikan.
b. Memberikan motivasi dan dukungan untuk meningkatkan kepatuhan pasien.
c. Memantau efektivitas pengobatan dan melakukan kolaborasi dengan dokter jika diperlukan penyesuaian.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu pemulihan pendengaran, manajemen gejala, peningkatan pengetahuan, dan kepatuhan terhadap pengobatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan pasien. -
Article No. 20319 | 31 Jul 2025
Klinis : Nevus pigmentosus
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi Nevus pigmentosus.
1. Kode ICD-10:
- Kode: L81.0
- Deskripsi: Nevus pigmentosus
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.23
- Deskripsi: Eksisi atau destruksi lesi atau jaringan kulit, kecuali luka bakar.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 L81.0 (Nevus pigmentosus) digunakan untuk mengkodekan kondisi medis berupa lesi kulit yang disebabkan oleh proliferasi melanosit dan produksi pigmen melanin yang berlebihan. Nevus pigmentosus, atau lebih dikenal sebagai tahi lalat, adalah salah satu jenis lesi kulit yang umum ditemukan.
2. Dalam kasus Nevus pigmentosus, prosedur medis yang mungkin dilakukan adalah eksisi atau destruksi lesi atau jaringan kulit, yang dikodekan dengan kode ICD-9-CM 86.23. Prosedur ini dapat dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi ukuran nevus pigmentosus yang mengganggu secara estetika atau memiliki potensi untuk berubah menjadi lesi yang lebih berbahaya.
Kode-kode ini digunakan oleh tenaga medis, seperti dokter dan perekam medis, untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kondisi medis serta tindakan yang dilakukan dalam catatan kesehatan pasien. -
Article No. 20320 | 31 Jul 2025
Klinis : batuk pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi batuk pilek.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI Kode: 00030
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa ini dipilih karena kondisi batuk pilek dapat menyebabkan penyumbatan pada jalan napas sehingga terjadi ketidakefektifan dalam membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas
- SLKI Kode: 0303
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas terbuka dan bebas dari obstruksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
- SIKI Kode: 03001
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki ventilasi paru yang adekuat.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Nurse
Dalam konteks akademis, saya telah memberikan diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang relevan dengan kondisi batuk pilek. Sebagai pakar keperawatan, saya telah menyajikan informasi yang komprehensif dan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 20321 | 31 Jul 2025
Klinis : batuk pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan untuk Kondisi Batuk Pilek**
*(Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia [SDKI], Standar Luaran Keperawatan Indonesia [SLKI], dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia [SIKI] – PPNI)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode:** D.0016
**Judul:** **Gangguan Pertukaran Gas**
**Definisi:** Kondisi ketidakefektifan pertukaran oksigen dan karbon dioksida akibat obstruksi jalan napas sekunder akibat inflamasi mukosa saluran pernapasan (rinosinusitis/faringitis).
**Penjelasan:**
Batuk pilek (common cold) sering melibatkan inflamasi saluran napas atas, edema mukosa, dan peningkatan sekret, yang dapat mengganggu pertukaran gas. Diagnosa ini relevan jika pasien menunjukkan gejala seperti sesak napas, saturasi O? menurun (<95%), atau napas cuping hidung.
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode:** L.14001
**Judul:** **Fungsi Pernapasan**
**Indikator:**
- Frekuensi napas dalam rentang normal (12–20x/menit dewasa).
- Saturasi O? ?95%.
- Suara napas bersih (tidak ada wheezing/ronkhi).
- Sekret hidung berkurang.
**Penjelasan:**
Luaran ini mengukur perbaikan fungsi pernapasan setelah intervensi keperawatan, seperti pembersihan jalan napas dan pemenuhan oksigenasi adekuat.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode:** I.09004
**Judul:** **Manajemen Jalan Napas**
**Tindakan:**
- **Posisikan semi-Fowler** untuk optimalkan ventilasi.
- **Lakukan penghisapan lendir** jika diperlukan.
- **Anjurkan hidrasi adekuat** (2–3 L/hari) untuk mengencerkan sekret.
- **Ajarkan teknik batuk efektif**.
- **Monitor tanda vital** (frekuensi napas, saturasi O?).
**Kode:** I.13002
**Judul:** **Edukasi Kesehatan**
**Tindakan:**
- Jelaskan etiologi batuk pilek (virus, self-limiting).
- Tekankan pentingnya istirahat dan higiene tangan.
- Rekomendasikan terapi simtomatik (antipiretik/analgesik jika demam).
---
### **Rasionalisasi Pemilihan Diagnosa**
Batuk pilek umumnya bersifat self-limiting, tetapi pada pasien dengan risiko (misalnya: anak, lansia, atau komorbid), gangguan pertukaran gas dapat terjadi akibat obstruksi sekret. Intervensi difokuskan pada manajemen gejala dan pencegahan komplikasi (e.g., pneumonia sekunder).
---
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 6*.
- PPNI. (2019). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 5*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 5*.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis/resep keperawatan.)*