Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2331 | 15 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki (25 tahun) masuk RSJ sejak 1 hari yang lalu. Keluarga mengatakan bahwa klien hanya mengurung diri di kamar sejak 3 bulan yang lalu.Sebelum dibawa ke RSJ, klien hampir terjun dari kamarnya yang berada dilantai 2.Setelah kejadian itu klien selalu mengatakan ingin mengakhiri hidupnya. Berdasarkan kasus diatas, apakah diagnosis keperawatan yang tepat ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi klien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Bunuh Diri
Penjelasan:
Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosis keperawatan yang tepat adalah Risiko Bunuh Diri. Klien menunjukkan tanda-tanda adanya niat untuk mengakhiri hidupnya, seperti hampir terjun dari kamar di lantai 2 dan selalu mengatakan ingin mengakhiri hidupnya.
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Risiko Bunuh Diri didefinisikan sebagai "Rentan terhadap tindakan yang dapat menyebabkan kematian, yang dilakukan dengan sengaja." Tanda dan gejala yang muncul pada klien, seperti mengurung diri di kamar, hampir terjun dari kamar, dan mengatakan ingin mengakhiri hidup, menunjukkan adanya risiko bunuh diri yang perlu segera ditangani.
Selanjutnya, Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan beberapa luaran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan intervensi keperawatan, di antaranya adalah Kontrol Perilaku Bunuh Diri, Stabilitas Emosi, dan Kesejahteraan Psikologis. Perawat harus fokus pada upaya meminimalkan risiko bunuh diri, meningkatkan kontrol perilaku, dan memulihkan kesejahteraan psikologis klien.
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi ini antara lain Manajemen Risiko Bunuh Diri, Terapi Perilaku, dan Terapi Suportif. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk membantu klien mengatasi pikiran dan perilaku berisiko, serta meningkatkan dukungan dan coping yang positif.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan komprehensif dan terpadu, serta melibatkan keluarga dalam proses pemulihan klien. Tujuan utamanya adalah mencegah terjadinya bunuh diri dan memulihkan kesehatan mental klien. -
Article No. 2332 | 15 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki (30 tahun) dibawa oleh keluarga ke RSJ karena merusak alat-alat rumah tangga, suka marah-marah dengan alasan yang tidak jelas, tatapan mata tajam, dan suara keras. Akan tetapi, klien masih dapat mengontrol marahnya di beberapa situasi tertentu. Berdasarkan kasus diatas, apakah diagnosis keperawatan yang tepat ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang tepat untuk kasus ini adalah:
Diagnosis Keperawatan:
Risiko Perilaku Kekerasan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Perilaku Kekerasan didefinisikan sebagai rentan menggunakan kekuatan fisik terhadap orang lain, benda, atau diri sendiri dengan tidak tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan, menunjukkan perilaku asertif, dan tidak melukai diri sendiri atau orang lain.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen marah, terapi kognitif, terapi reminisens, dan pengawasan yang ketat untuk mencegah terjadinya perilaku kekerasan.
Dalam kasus ini, pasien menunjukkan gejala-gejala seperti merusak barang, marah-marah tanpa alasan yang jelas, dan suara keras, yang mengarah pada risiko perilaku kekerasan. Meskipun pasien dapat mengontrol marahnya di beberapa situasi, intervensi keperawatan diperlukan untuk mencegah terjadinya perilaku kekerasan yang lebih berbahaya. -
Article No. 2333 | 15 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan (32 tahun) dibawa ke RSJ oleh suaminya karena mengurung diri di kamar sejak 1 bulan yang lalu dan klien tidak mau berinteraksi dengan siapapun. Berdasarkan pengkajian : klien terlihat sangat sedih, afek datar, dan menolak ketika diajak beraktivitas oleh perawat. Berdasarkan kasus diatas, apakah masalah keperawatan yang tepat ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan yang tepat untuk kondisi pasien tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
Penjelasan:
- Isolasi Sosial adalah kondisi di mana individu mengalami keinginan atau kemampuan yang terbatas untuk membentuk dan mempertahankan hubungan interpersonal yang memuaskan.
- Dalam kasus ini, pasien perempuan (32 tahun) mengurung diri di kamar selama 1 bulan dan menolak berinteraksi dengan siapapun. Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam kemampuan pasien untuk membentuk dan mempertahankan hubungan interpersonal yang memuaskan.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Kondisi di mana individu mengalami keinginan atau kemampuan yang terbatas untuk membentuk dan mempertahankan hubungan interpersonal yang memuaskan.
- Karakteristik Definisi: Tidak adanya hubungan sosial, tidak ada kontak sosial, menarik diri dari interaksi sosial.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Individu dapat berpartisipasi dalam aktivitas sosial, individu dapat mengekspresikan kebutuhan sosial, individu dapat mempertahankan hubungan sosial.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi yang dapat dilakukan: Terapi aktivitas kelompok, dukungan emosional, terapi bermain, terapi sosialisasi.
Sebagai perawat, saya akan fokus pada intervensi yang dapat membantu pasien untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan mempertahankan hubungan interpersonal yang memuaskan. -
Article No. 2334 | 15 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki (25 tahun) dirawat di RSJ sejak 5 hari yang lalu. Berdasarkan pengkajian : klien sering tampak mondar-mandir di ruangan, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung, tangan sering mengepal, tatapan mata tajam dan tidak kooperatif saat berkomunikasi. Klien mengatakan ada suara hati yang menghina dan membuatnya marah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perilaku Kekerasan
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Perilaku yang dapat menyakiti diri sendiri, orang lain, atau lingkungan secara fisik, verbal, atau psikologis.
- Penyebab: Faktor psikologis seperti tekanan, kemarahan, agitasi, dan halusinasi.
- Gejala dan tanda: Tampak mondar-mandir, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung, tangan sering mengepal, tatapan mata tajam, dan tidak kooperatif saat berkomunikasi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan dan tidak melukai diri sendiri atau orang lain.
- Indikator: Klien dapat mengidentifikasi pemicu perilaku kekerasan, menggunakan strategi manajemen kemarahan, dan berpartisipasi dalam aktivitas yang sesuai.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen perilaku, terapi aktivitas kelompok, terapi realitas, dan edukasi kesehatan jiwa.
- Tujuan: Membantu klien mengelola perilaku kekerasan, meningkatkan kemampuan komunikasi, dan memperbaiki fungsi psikososial.
Kesimpulan:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Perilaku Kekerasan". Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen perilaku, terapi aktivitas kelompok, terapi realitas, dan edukasi kesehatan jiwa untuk membantu klien mengelola perilaku kekerasan dan memperbaiki fungsi psikososialnya. -
Article No. 2335 | 15 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien perempuan berusia 28 tahun dirawat di bangsal psikiatri setelah mengalami depresi berat selama beberapa bulan. Pasien sering mengungkapkan perasaan putus asa dan tidak memiliki harapan untuk masa depan. Pasien juga pernah mengutarakan bahwa hidupnya "tidak lagi berarti" dan mengaku berpikir untuk mengakhiri hidupnya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat tentang SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Bunuh Diri (SDKI)
Definisi: Kerentanan individu untuk terlibat dalam tindakan yang dapat menyebabkan kematian secara sengaja.
Faktor Risiko: Depresi, putus asa, tidak memiliki harapan untuk masa depan, berpikir untuk mengakhiri hidup.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Tujuan: Pasien dapat mengenali dan mengungkapkan perasaannya, serta menunjukkan strategi koping yang efektif untuk mengatasi risiko bunuh diri.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Menjalin hubungan saling percaya dengan pasien
- Mengkaji faktor risiko bunuh diri secara komprehensif
- Mendukung pasien dalam mengungkapkan perasaan
- Mengajarkan teknik relaksasi dan koping yang efektif
- Melibatkan keluarga dalam proses perawatan
- Memantau tanda-tanda peningkatan risiko bunuh diri
Dalam konteks SDKI-SLKI-SIKI, standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia menyediakan kerangka kerja yang komprehensif untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan mengelola masalah kesehatan pasien secara sistematis. Diagnosa keperawatan "Risiko Bunuh Diri" menggambarkan kondisi pasien yang rentan terhadap tindakan yang dapat menyebabkan kematian. Rencana keperawatan berfokus pada tujuan untuk membantu pasien mengenali dan mengungkapkan perasaannya, serta mengembangkan strategi koping yang efektif. Intervensi keperawatan mencakup berbagai pendekatan, seperti membangun hubungan saling percaya, mengkaji faktor risiko, mendukung pengungkapan perasaan, mengajarkan teknik relaksasi, melibatkan keluarga, dan memantau tanda-tanda peningkatan risiko bunuh diri. -
Article No. 2336 | 15 Oct 2024
Klinis : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplaidan kebutuhan oksigen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Faktor Risiko:
- Penyakit kardiovaskular
- Penyakit paru-paru
- Anemia
- Malnutrisi
- Kecemasan
- Depresi
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah diagnosa keperawatan yang terdaftar dalam SDKI. SDKI menyediakan definisi, faktor terkait, karakteristik definisi, dan intervensi keperawatan yang dapat digunakan untuk mengelola kondisi ini.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI menyediakan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan, seperti peningkatan toleransi aktivitas, peningkatan status fungsional, dan penurunan kelelahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI menyediakan intervensi-intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi intoleransi aktivitas, seperti manajemen aktivitas, manajemen kelelahan, dan peningkatan perfusi jaringan.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandarisasi untuk mengelola kondisi intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. -
Article No. 2337 | 15 Oct 2024
Klinis : Perempuan, 32 tahun, dirawat di RSJ karena marah-marah, menyendiri, tidak mau mandi dan kadang bicara sendiri. Hasil pengkajian, pasien mengatakan “tolong sampaikan pada keluarga saya untuk menjaga anak-anak saya, mungkin saya tak akan merawat mereka lagi!”, merasa sendiri, mempunyai 4 anak, riwayat cerai satu bulan lalu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI - SLKI - SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Proses Pikir Berhubungan Dengan Perubahan Fungsi Kognitif
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan proses pikir adalah ketidakmampuan individu untuk berpikir secara logis, koheren, dan berorientasi pada realitas.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Proses pikir yang efektif, kemampuan untuk berpikir secara logis, koheren, dan berorientasi pada realitas.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan proses pikir antara lain terapi realitas, terapi kognitif, dan manajemen lingkungan.
2. Kecemasan Berhubungan Dengan Perubahan Situasi Hidup
Penjelasan:
- SDKI: Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya atau masalah di masa depan.
- SLKI: Tingkat kecemasan yang terkendali, kemampuan untuk mengatasi kecemasan secara efektif.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan antara lain terapi relaksasi, terapi kognitif, dan dukungan emosional.
3. Isolasi Sosial Berhubungan Dengan Perubahan Fungsi Sosial
Penjelasan:
- SDKI: Isolasi sosial adalah keadaan di mana individu mengalami keterbatasan dalam berinteraksi dengan orang lain.
- SLKI: Kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain, keterlibatan dalam aktivitas sosial.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi isolasi sosial antara lain terapi kelompok, aktivitas sosial, dan dukungan keluarga.
Dalam penanganan kasus ini, peran perawat sangat penting untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terpadu, melibatkan keluarga, serta melakukan kolaborasi dengan tenaga profesional lainnya seperti psikolog atau psikiater. Tujuannya adalah untuk membantu pasien dalam mengatasi gangguan proses pikir, kecemasan, dan isolasi sosial yang dialaminya. -
Article No. 2338 | 15 Oct 2024
Klinis : Laki – laki , 51 tahun, dirawat Rumah Sakit Jiwa karena dirumah mengamuk dan berteriak-teriak, pasien menyatakan dia ingin membunuh anggota keluarganya karena pasien merasa dirinya adalah dewa. Hasil pengkajian: pasien tampak tegang, gelisah, jika diajak berbicara pasien bersuara keras dan mengungkapkan kesal dengan keluarga karena dibawa ke rumah sakit. Apa masalah keperawatan utama pada kasus tersebut ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Risiko Perilaku Kekerasan berhubungan dengan perasaan persepsi tidak adekuat.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, pasien laki-laki berusia 51 tahun yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa karena mengamuk dan berteriak-teriak di rumah, menyatakan ingin membunuh anggota keluarganya karena merasa dirinya adalah dewa. Pasien tampak tegang, gelisah, dan bersuara keras serta mengungkapkan kesal dengan keluarganya karena dibawa ke rumah sakit.
Diagnosa keperawatan utama yang sesuai adalah Risiko Perilaku Kekerasan berhubungan dengan perasaan persepsi tidak adekuat. Hal ini didasarkan pada gejala-gejala yang ditunjukkan pasien, seperti perilaku agresif, menyatakan ingin membunuh anggota keluarga, serta perasaan atau persepsi yang tidak sesuai dengan realita (merasa dirinya adalah dewa).
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan NANDA-I (North American Nursing Diagnosis Association International).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk merumuskan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk merumuskan tindakan atau intervensi keperawatan yang harus dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan utama "Risiko Perilaku Kekerasan berhubungan dengan perasaan persepsi tidak adekuat" mengacu pada SDKI, kemudian perlu dirumuskan luaran dan intervensi keperawatan yang sesuai dari SLKI dan SIKI untuk mengatasi masalah keperawatan tersebut. -
Article No. 2339 | 15 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan yaitu Ny.S berusia 28 tahun dirawat di RSJ Sukasenang. Berdasarkan informasi dari keluarga, Ny S dibawa ke RSJ karena Ny S bertengkar dan berkelahi dengan tetangga rumahnya. Saat dilakukan pengkajian di RSJ, muka pasien tampak merah dan tegang, wajah memerah dan tegang, berbicara kasar dan suara tinggi, serta pasien sering jalan mondar mandir. Apakah masalah psikososial pada kasus di atas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kasus yang Anda paparkan.
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien Ny. S, seorang perempuan berusia 28 tahun yang dirawat di RSJ Sukasenang. Pasien dibawa ke RSJ karena bertengkar dan berkelahi dengan tetangga rumahnya. Saat pengkajian, ditemukan tanda-tanda seperti muka pasien tampak merah dan tegang, berbicara kasar dan suara tinggi, serta sering mondar-mandir.
Dari kondisi tersebut, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Perilaku Kekerasan
Penjelasan:
SDKI: Risiko Perilaku Kekerasan didefinisikan sebagai kondisi di mana individu berisiko untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan kerusakan fisik pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
SLKI: Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mengendalikan perilaku agresif, menunjukkan perilaku asertif, dan mampu mengungkapkan perasaan marah secara tepat.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Identifikasi faktor pencetus perilaku kekerasan
2. Latihan relaksasi dan teknik manajemen amarah
3. Konseling individual untuk membantu pasien mengekspresikan perasaan secara tepat
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan mental lainnya untuk penanganan yang komprehensif.
Dengan penanganan yang tepat, diharapkan pasien dapat mengontrol perilaku agresifnya, menunjukkan perilaku yang lebih asertif, dan mampu mengungkapkan perasaan marah secara konstruktif, sehingga dapat terhindar dari tindakan kekerasan yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain. -
Article No. 2340 | 15 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan tidak haid
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan pasien yang tidak haid, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Menstruasi
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan pola menstruasi adalah perubahan frekuensi, durasi, atau jumlah darah haid yang dialami oleh wanita.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan pola menstruasi yang normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemberian edukasi tentang pola menstruasi normal, pemantauan tanda-tanda vital, serta kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.
Dalam pemberian asuhan keperawatan, perawat perlu:
- Mengkaji riwayat menstruasi pasien, seperti frekuensi, durasi, dan jumlah darah haid.
- Mengevaluasi faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi pola menstruasi, seperti stres, perubahan berat badan, riwayat penyakit, dan penggunaan obat-obatan.
- Memberikan edukasi kepada pasien tentang pola menstruasi normal dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya.
- Berkolaborasi dengan tenaga medis untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan memberikan pengobatan yang sesuai.
Peran perawat dalam kasus ini adalah sebagai edukator, kolaborator, dan fasilitator dalam membantu pasien mengatasi gangguan pola menstruasinya.