Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2530 | 16 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan menyesak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas adalah kondisi di mana individu mengalami penurunan dalam pembebasan sekresi atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
2. Tidak Terjadi Komplikasi Akibat Gangguan Bersihan Jalan Napas
3. Pasien Mampu Melakukan Teknik Batuk Efektif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan Jalan Napas
2. Manajemen Jalan Napas
3. Fisioterapi Dada
4. Edukasi Perawatan Jalan Napas
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan sesak napas, yang mengindikasikan adanya masalah pada jalan napas. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, di mana terdapat penurunan kemampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi jalan napas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan jalan napas, manajemen jalan napas, fisioterapi dada, dan edukasi perawatan jalan napas untuk membantu pasien mempertahankan permeabilitas jalan napas. -
Article No. 2531 | 16 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dan mempertahankan bersihan jalan napas.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dan mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan fisik dan/atau psikologis dalam melakukan aktivitas rutin.
- SLKI: Intervensi untuk meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
3. Risiko Infeksi
- SDKI: Rentan mengalami infeksi yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Intervensi untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
Pasien mengalami masalah dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga memerlukan intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dan mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Intoleransi Aktivitas:
Pasien mengalami keterbatasan fisik dan/atau psikologis dalam melakukan aktivitas rutin, sehingga memerlukan intervensi keperawatan untuk meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
3. Risiko Infeksi:
Pasien rentan mengalami infeksi yang dapat membahayakan kesehatan, sehingga memerlukan intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia memiliki standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang digunakan sebagai acuan dalam praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 2532 | 16 Oct 2024
Klinis : Pasien berusia 53 tahun mengeluh nyeri area kandung kemih, dan terasa nyeri saat BAK, skala nyeri 3. Dan mengeluh kan sulit tidur, dan sering terbangun karena adanya nyeri.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infeksi saluran kemih, ditandai dengan pasien mengeluh nyeri di area kandung kemih, nyeri saat BAK, dan skala nyeri 3.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut, ditandai dengan pasien mengeluh sulit tidur dan sering terbangun karena adanya nyeri.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Gangguan pola tidur: Gangguan jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pasien melaporkan nyeri terkontrol, pasien dapat mengenali dan melaporkan faktor pencetus nyeri, pasien menggunakan manajemen nyeri yang efektif.
- Gangguan pola tidur: Pasien melaporkan pola tidur yang memadai, pasien dapat mengenali dan mengatasi hambatan tidur.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Mengidentifikasi dan mengurangi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap nyeri, memfasilitasi strategi non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, dan memberikan obat-obatan untuk mengurangi nyeri.
- Manajemen pola tidur: Mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan tidur, mengajarkan teknik relaksasi, dan memfasilitasi lingkungan yang mendukung tidur yang nyaman.
Dalam menangani kondisi pasien ini, perawat dapat menggunakan pendekatan yang komprehensif sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memastikan perawatan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 2533 | 16 Oct 2024
Klinis : Hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipertermia, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Definisi:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 38,3°C (101°F) yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengendalikan suhu tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kemampuan tubuh untuk mengendalikan suhu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh normal
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Kenyamanan pasien
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan suhu tubuh
2. Manajemen suhu tubuh
3. Manajemen demam
4. Manajemen infeksi
Penjelasan Singkat:
Hipertermia merupakan kondisi yang perlu mendapat perhatian dan penanganan keperawatan yang tepat. Diagnosis keperawatan ini mengacu pada peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, gangguan thermoregulasi, atau reaksi terhadap obat-obatan. Perawat berperan penting dalam memantau suhu tubuh pasien, mengelola suhu tubuh, serta mengelola demam dan infeksi yang mungkin menjadi penyebab. Intervensi keperawatan yang tepat dapat membantu menurunkan suhu tubuh, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kenyamanan pasien. -
Article No. 2534 | 16 Oct 2024
Klinis : Manajemen cairan pada pasien gagal jantung terkait dengan terapi furosemid dan pembatasan cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Cairan (00026)
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami peningkatan atau penurunan cairan intravaskular, intraseluler, dan/atau ekstraseluler.
Definisi SDKI:
Ketidakseimbangan cairan adalah kondisi di mana individu mengalami kelebihan atau kekurangan cairan di dalam tubuh yang dapat menimbulkan komplikasi kesehatan.
Definisi SLKI:
Pemulihan keseimbangan cairan adalah kemampuan individu untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Definisi SIKI:
Manajemen Cairan adalah tindakan keperawatan untuk mengontrol dan mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh pasien.
Penjelasan Singkat:
Pasien gagal jantung sering mengalami ketidakseimbangan cairan akibat terapi diuretik (furosemid) dan pembatasan asupan cairan. Perawat berperan dalam memantau input-output cairan, tanda-tanda klinis, dan menyesuaikan intervensi keperawatan sesuai respons pasien. Tujuannya adalah untuk mencapai keseimbangan cairan yang optimal dan mencegah komplikasi seperti dehydrasi atau overload cairan. -
Article No. 2535 | 16 Oct 2024
Klinis : Hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat dengan pengalaman dan pengetahuan yang luas, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertermia.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, biasanya disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas tubuh. Karakteristik utama dari hipertermia meliputi peningkatan suhu tubuh, kulit kemerahan, dan perilaku yang menunjukkan ketidaknyamanan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dalam penanganan hipertermia adalah pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal, pasien dapat mengenali tanda dan gejala hipertermia, serta pasien dapat melakukan tindakan untuk menurunkan suhu tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertermia meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat penurun demam, pemberian cairan intravena, kompres dingin, dan pengaturan lingkungan yang nyaman. Selain itu, edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penanganan hipertermia juga merupakan bagian penting dari intervensi keperawatan.
Dalam praktik keperawatan, perawat harus menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi bagi pasien dengan kondisi hipertermia. -
Article No. 2536 | 16 Oct 2024
Klinis : Hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertermia.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Definisi:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal, yang disebabkan oleh terganggunya mekanisme pengaturan suhu tubuh.
SDKI:
Indikator diagnostik utama:
- Suhu tubuh meningkat di atas 38,3°C
Indikator diagnostik pendukung:
- Kulit terasa panas
- Nadi cepat
- Frekuensi napas meningkat
- Kesadaran menurun
SLKI:
Luaran yang diharapkan:
- Suhu tubuh kembali normal
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda komplikasi
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
1. Monitoring suhu tubuh secara berkala
2. Mengatur suhu lingkungan untuk menurunkan suhu tubuh
3. Memberikan kompres dingin atau ice pack pada area tubuh
4. Memfasilitasi istirahat yang cukup
5. Memantau tanda-tanda vital
6. Mempertahankan intake cairan yang adekuat
7. Mengevaluasi efektivitas intervensi dan melakukan tindak lanjut jika diperlukan
Peran Perawat:
Sebagai seorang perawat, saya berperan dalam melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa keperawatan, merencanakan dan melaksanakan intervensi yang tepat, serta mengevaluasi hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi kondisi hipertermia pada pasien. -
Article No. 2537 | 16 Oct 2024
Klinis : Hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi hipertermia.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Pemulihan suhu tubuh dalam batas normal
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi
c. Tidak ada komplikasi akibat hipertermia
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Monitor suhu tubuh secara berkala
b. Berikan cairan yang adekuat
c. Berikan obat penurun demam, jika diperlukan
d. Lakukan tindakan penurun panas, seperti kompres hangat, kipas angin, atau selimut dingin
e. Identifikasi dan tangani penyebab hipertermia
f. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen hipertermia
Sebagai perawat profesional, saya akan memantau dan mengelola kondisi hipertermia pada pasien secara komprehensif sesuai dengan standar praktik keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Tujuan utamanya adalah untuk memulihkan suhu tubuh pasien ke dalam batas normal dan mencegah terjadinya komplikasi. -
Article No. 2538 | 16 Oct 2024
Klinis : Cara mengevaluasi efektivitas terapi diuretik furosemid yang diberika kepada pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Volume Cairan
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Ketidakseimbangan Volume Cairan didefinisikan sebagai kondisi di mana terdapat kelebihan atau kekurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular. Kondisi ini dapat disebabkan oleh peningkatan asupan cairan, penurunan intake cairan, gangguan mekanisme pengaturan volume cairan, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Adapun luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk Ketidakseimbangan Volume Cairan adalah:
1. Keseimbangan Cairan Terpelihara
2. Oedema Berkurang
3. Tanda-Tanda Overload Cairan Berkurang
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Untuk mengevaluasi efektivitas terapi diuretik furosemid, perawat dapat melakukan intervensi keperawatan seperti:
1. Mengkaji intake dan output cairan pasien secara akurat
2. Memantau tanda-tanda vital dan tanda-tanda overload cairan (seperti: edema, ascites, dan lain-lain)
3. Mengkaji kadar elektrolit (sodium, kalium, klorida) dan fungsi ginjal
4. Memastikan pasien mengerti tujuan dan efek samping dari pemberian diuretik furosemid
5. Memantau respons pasien terhadap pemberian diuretik furosemid
Melalui intervensi-intervensi tersebut, perawat dapat mengevaluasi apakah terapi diuretik furosemid yang diberikan efektif dalam memulihkan keseimbangan cairan pasien. -
Article No. 2539 | 16 Oct 2024
Klinis : Ketidakstabilan Perfusi Jaringan Serebral
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Permisi, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi "Ketidakstabilan Perfusi Jaringan Serebral".
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Perfusi Jaringan Serebral
Definisi:
Ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan nutrisi dengan kebutuhan jaringan serebral, yang dapat mengancam fungsi otak.
SDKI:
- Faktor Berhubungan: Penyakit serebrovaskular, peningkatan tekanan intrakranial, trauma kepala, hipoksia, hipoperfusi, gangguan koagulasi, emboli.
- Karakteristik Definisi: Perubahan status mental, nyeri kepala, perubahan tanda-tanda vital, penurunan perfusi serebral, penurunan oksigenasi jaringan serebral.
SLKI:
- Luaran yang Diharapkan: Perfusi jaringan serebral yang stabil, stabilitas tanda-tanda vital, tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, tidak ada komplikasi.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen oksigenasi, manajemen cairan dan elektrolit, manajemen nyeri, pencegahan peningkatan tekanan intrakranial, edukasi pasien dan keluarga.
Secara akademis, diagnosa keperawatan ini menggambarkan kondisi klien yang berkaitan dengan ketidakstabilan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan serebral, yang dapat berdampak pada fungsi otak. Hal ini membutuhkan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu stabilitas perfusi serebral dan pencegahan komplikasi.