Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4386 | 03 Nov 2024
Klinis : 5 KASUS CA PARU Seorang laki-laki In H umur 60 tahun, petani, masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas yang semakin memberat selama 6 bulan, batuk kronis disertai dahak bercampur darah (hemoptisis), dan penurunan berat badan sebesar 10 kg dalam 4 bulan terakhir karena tidak nafsu makan. Memiliki Riwayat merokok 25 batang/hari selama 35 tahun dan Riwayat penyakit Bronkitis kronis. Pasien mengetahui bahwa merokok merupakan penyebab penyakitnya, tetapi merasa tidak siap dengan diagnosis kanker paru dan prognosisnya. Pasien merasa sesak saat melakukan aktivitas ringan seperti berjalan, cepat merasa lelah, dan tidak dapat melakukan pekerjaan sehari-hari. Sulit tidur karena batuk yang sering dan sesak napas pada malam hari. Tidur kurang dari 5 jam per malam. Tidak ada gangguan dalam proses berpikir, namun pasien merasa bingung dan takut mengenai penyakit dan pengobatannya Pasien merasa rendah diri dan cemas karena kondisi fisiknya yang semakin melemah dan tidak mampu bekerja lagi untuk menghidupi keluarganya. Pasien mulai merenung tentang arti hidup dan merasa bersalah karena tidak berhenti merokok lebih awal. Pasien merasa sangat stres dan cemas dengan diagnosis kanker paru dan takut terhadap kemungkinan prognosis yang buruk. Pasien menyatakan tidak tertarik untuk melakukan hubungan seksual karena merasa lemah dan sesak napas. Pasien adalah kepala keluarga dan tulang punggung keluarga, namun saat ini tidak dapat bekerja karena kondisi fisiknya. Pasien merasa tidak berguna bagi keluarga. Pemeriksaan Fisik Kesadaran Compos mentis Frekuensi napas: 30 kali/menit Frekuensi jantung: 105 kali/menit Saturasi oksigen: 85% (tanpa oksigen) Tekanan darah:130/80 mmHg Suara napas: Ronki Ditemukan pada lobus atas paru kanan, Suara napas melemah di bagian atas paru kanan Jantung: Bunyi jantung normal, tanpa murmur Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium Darah Hemoglobin (Hb): 11,2 g/dl. Leukosit: 14,500/mm² Trombosit: 300.000/mm² SGOT: 38 IU/L SGPT: 32 IU/L Albumin: 3,0 g/dL CEA (Carcinoembryonic Antigen): 55 ng/ml. 2. Rontgen Dada Massa di lobus atas paru kanan dengan diameter 6 cm, ada infiltrasi ke jaringan sekitarnya. 3. CT-Scan Thoraks Mengonfirmasi massa di lobus atas kanan sebesar 6,5 cm dengan perluasan ke mediastinum. Ada pembesaran kelenjar getah bening mediastinum. Biopsi Massa (Histopatologi) Hasil: Adenokarsinoma Paru (kanker paru tipe non-sel kecil) pada lobus atas kanan. 5. Pemeriksaan Fungsi Paru FEV1/FVC:60% Kapasitas vital paru: 65% dari prediksi Pengobatan dan Ohat yang Diberikan: 1. Kemoterapi Gsplatin 75 mg/m² IV setiap 21 hari. Diberikan selama 6 sildus. Dosis pasien: 120 mg IV. Pemetrexed 500 mg/m² IV setiap 21 hari. Diberikan selama 6 siklus Dosis pasien: 820 mg IV 2. Terapi Oksigen Oksigen nasal kanul 3-4 L/menit untuk menjaga saturasi oksigen di atas 90%. 3. Obat-obatan yang Diberikan Salbutamol Inhalasi (Ventolin) 2,5 mg nebulisasi setiap 6-8 jam: Dexamethasone 5 mg IV setiap 12 jam: Ondansetron 8 mg IV sebelum kemoterapi: Morphine Sulfate 5 mg IV setiap 4 jam jika diperlukan Paracetamol 500 mg PO setiap 6-8 jam jika diperlukan: Lansoprazole 30 mg PO sekali sehari: Filgrastim (G-CSF) 300 mcg SC hari ke-2 hingga ke-5 setelah kemoterapi: 4. Radioterapi Setelah kemoterapi, pasien direncanakan menjalani radioterapi dengan dosis total 60 Gray (Gy) yang diberikan dalam 30 sesi (2 Gy per sesi). 5. Nutrisi Pemberian diet tinggi kalori dan protein untuk meningkatkan status gizi pasien yang mengalami penurunan berat badan drastis. 6. Rehabilitasi Paru Latihan pernapasan untuk meningkatkan kapasitas paru dan mengurangi sesak napas.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: C34.1
- Deskripsi: Kanker paru, lobus atas
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 92.27
- Deskripsi: Terapi oksigen, menggunakan kanul nasal atau masker
- Kode: 99.25
- Deskripsi: Kemoterapi, pemberian Cisplatin dan Pemetrexed
- Kode: 92.21
- Deskripsi: Radioterapi, pemberian dosis total 60 Gray dalam 30 sesi
Dalam kasus ini, pasien didiagnosis dengan Adenokarsinoma Paru (Kanker Paru tipe non-sel kecil) pada lobus atas kanan, yang sesuai dengan kode ICD-10 C34.1. Pasien mendapatkan pengobatan berupa kemoterapi dengan kombinasi Cisplatin dan Pemetrexed, serta perencanaan radioterapi dengan dosis total 60 Gray dalam 30 sesi. Selain itu, pasien juga mendapatkan terapi oksigen, obat-obatan pendukung, serta rehabilitasi paru untuk mengatasi gejala dan komplikasi dari penyakitnya. -
Article No. 4387 | 03 Nov 2024
Klinis : psien anak dengan keluhan batuk pilek 3 hari, riwayat paru paru basah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien anak dengan keluhan batuk pilek 3 hari, riwayat paru-paru basah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Meningkat
2. Bebas dari Komplikasi Respirasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Terapi Oksigen
3. Manajemen Mukus
Tujuan dari diagnosa ini adalah untuk membantu pasien mempertahankan jalan napas yang terbuka, mencegah komplikasi respirasi, dan meningkatkan bersihan jalan napas.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat
Penjelasan: Saya telah memaparkan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien anak dengan keluhan batuk pilek 3 hari, riwayat paru-paru basah, beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang menjadi standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi pasien dan langkah-langkah keperawatan yang dapat dilakukan. -
Article No. 4388 | 03 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati, mual muntah rr : 26 spo2 : 99% n: 96 td : 110/70
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit gastrointestinal.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Gejala khas nyeri akut meliputi keluhan nyeri, ekspresi wajah menunjukkan kesakitan, dan perilaku menghindar.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan utama adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang atau hilang.
- Indikator yang dapat diukur antara lain intensitas nyeri, durasi nyeri, dan frekuensi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, pemberian analgesik, relaksasi, dan pengaturan posisi.
- Tujuannya adalah mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
2. Mual dan muntah berhubungan dengan proses penyakit gastrointestinal.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Mual dan muntah adalah sensasi tidak nyaman yang mengarah pada upaya untuk mengeluarkan isi lambung.
- Gejala khas meliputi perasaan ingin muntah, pengeluaran isi lambung, dan rasa tidak nyaman di perut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan utama adalah pasien dapat mengatasi mual dan muntah.
- Indikator yang dapat diukur antara lain frekuensi mual dan muntah, durasi mual dan muntah, dan tingkat kenyamanan pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen mual dan muntah, pemberian antiemetik, dan pengaturan diet.
- Tujuannya adalah mengurangi atau menghilangkan mual dan muntah yang dialami pasien. -
Article No. 4389 | 03 Nov 2024
Klinis : Diagnosa Keperawatan: 1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas - SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka. - SLKI: Mengoptimalkan bersihan jalan napas. - SIKI: Manajemen jalan napas. 2. Intoleransi aktivitas - SDKI: Keterbatasan fisik yang secara signifikan mengganggu kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin. - SLKI: Meningkatkan toleransi aktivitas. - SIKI: Manajemen energi. 3. Gangguan pola tidur - SDKI: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari. - SLKI: Memfasilitasi tidur yang adekuat. - SIKI: Manajemen insomnia. 4. Kecemasan - SDKI: Respon emosional dan fisiologis terhadap sumber ancaman yang tidak diketahui atau yang dirasakan. - SLKI: Menurunkan kecemasan. - SIKI: Manajemen kecemasan. 5. Gangguan citra tubuh - SDKI: Gangguan dalam persepsi atau gambaran mental tentang bentuk dan ukuran tubuh. - SLKI: Meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuh. - SIKI: Terapi citra tubuh. 6. Risiko malnutrisi - SDKI: Berisiko mengalami defisiensi nutrisi yang dapat mempengaruhi status kesehatan. - SLKI: Meningkatkan status nutrisi. - SIKI: Manajemen nutrisi. 7. Perubahan proses keluarga - SDKI: Perubahan dalam fungsi, struktur, peran, atau dinamika dalam unit keluarga. - SLKI: Meningkatkan fungsi keluarga. - SIKI: Dukungan keluarga.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas permintaan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi-kondisi yang Anda berikan. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan akademis dan pakar mengenai masing-masing diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan PPNI terkait:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Mengoptimalkan bersihan jalan napas.
- SIKI: Manajemen jalan napas.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan fisik yang secara signifikan mengganggu kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin.
- SLKI: Meningkatkan toleransi aktivitas.
- SIKI: Manajemen energi.
3. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Memfasilitasi tidur yang adekuat.
- SIKI: Manajemen insomnia.
4. Kecemasan
- SDKI: Respon emosional dan fisiologis terhadap sumber ancaman yang tidak diketahui atau yang dirasakan.
- SLKI: Menurunkan kecemasan.
- SIKI: Manajemen kecemasan.
5. Gangguan Citra Tubuh
- SDKI: Gangguan dalam persepsi atau gambaran mental tentang bentuk dan ukuran tubuh.
- SLKI: Meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuh.
- SIKI: Terapi citra tubuh.
6. Risiko Malnutrisi
- SDKI: Berisiko mengalami defisiensi nutrisi yang dapat mempengaruhi status kesehatan.
- SLKI: Meningkatkan status nutrisi.
- SIKI: Manajemen nutrisi.
7. Perubahan Proses Keluarga
- SDKI: Perubahan dalam fungsi, struktur, peran, atau dinamika dalam unit keluarga.
- SLKI: Meningkatkan fungsi keluarga.
- SIKI: Dukungan keluarga.
Sebagai perawat, saya berharap penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan PPNI yang terkait dengan kondisi-kondisi yang Anda sampaikan. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 4390 | 03 Nov 2024
Klinis : Demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi demam.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas oleh tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh normal
2. Kenyamanan terjaga
3. Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitor tanda-tanda vital secara berkala
2. Berikan kompres hangat/dingin sesuai indikasi
3. Atur lingkungan agar nyaman
4. Berikan obat penurun demam sesuai indikasi
5. Anjurkan asupan cairan yang cukup
6. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen hipertermia
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, dan memberikan intervensi yang sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia untuk mengatasi kondisi hipertermia yang dialami pasien. -
Article No. 4391 | 03 Nov 2024
Klinis : Demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sesuai dengan permintaan Anda, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Demam:
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (00007)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal, diakibatkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Kulit kering dan hangat
4. Tidak ada rasa tidak nyaman
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitoring suhu tubuh
2. Manajemen demam
3. Peningkatan kenyamanan
4. Edukasi tentang demam
Sebagai seorang perawat dengan latar belakang akademis dan berpengalaman, saya dapat menjelaskan bahwa diagnosa keperawatan Hipertermia (00007) merujuk pada kondisi peningkatan suhu tubuh di atas batas normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, dehidrasi, atau gangguan termoregulasi. Penatalaksanaannya meliputi pemantauan suhu tubuh, manajemen gejala demam, serta edukasi pasien dan keluarga. Tujuan utamanya adalah untuk mengembalikan suhu tubuh ke dalam rentang normal dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 4392 | 03 Nov 2024
Klinis : bayi 6 jam , berat badan 2600 gram , usia kehamilan 40 minggu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang anda berikan, yaitu bayi 6 jam dengan berat badan 2600 gram, usia kehamilan 40 minggu, dan tone = akademis, persona = pakar, nurse, maka dapat diberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Gangguan Perkembangan Bayi Baru Lahir
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Adanya kondisi yang dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan bayi baru lahir secara normal.
- Karakteristik Definitif: Berat badan lahir rendah, usia kehamilan kurang dari 37 minggu, riwayat komplikasi kehamilan, riwayat komplikasi persalinan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Bayi menunjukkan perkembangan yang sesuai dengan usia, Bayi menunjukkan pertumbuhan yang sesuai dengan usia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi
2. Edukasi Perawatan Bayi Baru Lahir
3. Fasilitasi Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi
Dengan kondisi bayi 6 jam, berat badan 2600 gram, usia kehamilan 40 minggu, maka perlu dilakukan pemantauan tumbuh kembang bayi secara berkala, memberikan edukasi kepada orang tua mengenai perawatan bayi baru lahir, serta memfasilitasi stimulasi tumbuh kembang bayi untuk mencegah terjadinya gangguan perkembangan. -
Article No. 4393 | 03 Nov 2024
Klinis : bayi 6 jam , berat badan 2600 gram , usia kehamilan 40 minggu
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi bayi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: P07.39
- Deskripsi: Bayi prematur lainnya, usia kehamilan 40 minggu.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.99
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis yang spesifik tercatat pada kondisi ini. Bayi 6 jam, berat badan 2600 gram, usia kehamilan 40 minggu, tidak memerlukan intervensi medis khusus selain observasi dan perawatan rutin bayi baru lahir.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 P07.39 digunakan untuk mengidentifikasi bayi prematur lainnya dengan usia kehamilan 40 minggu. Meskipun usia kehamilan tergolong aterm, berat badan 2600 gram masih dikategorikan sebagai bayi prematur.
- Tidak ada tindakan medis spesifik yang tercatat pada kondisi ini, karena bayi 6 jam, berat badan 2600 gram, usia kehamilan 40 minggu, tidak memerlukan intervensi medis khusus selain observasi dan perawatan rutin bayi baru lahir. -
Article No. 4394 | 03 Nov 2024
Klinis : Pasien datang ke igd dengan keluhan pusing berputar sejak sore ini, mual muntah +15x. Semalam muntah 4x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu pusing berputar, mual, dan muntah berulang, maka diagnosa keperawatan yang dapat diidentifikasi adalah:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Definisi: Keadaan di mana terjadi ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran cairan dan elektrolit tubuh.
SLKI (Luaran Keperawatan):
1. Keseimbangan Cairan
- Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan yang adekuat.
SIKI (Intervensi Keperawatan):
1. Terapi Cairan
- Tujuan: Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Aktivitas: Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan jenis dan jumlah cairan yang diberikan, monitor input dan output cairan, dan identifikasi tanda-tanda ketidakseimbangan cairan.
Penjelasan singkat:
Pasien yang datang dengan keluhan pusing berputar, mual, dan muntah berulang kemungkinan mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit akibat kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan melalui muntah. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan terapi cairan sesuai dengan kolaborasi dengan dokter untuk mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Diharapkan dengan intervensi yang tepat, pasien dapat menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan yang adekuat dan tidak mengalami komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 4395 | 03 Nov 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan pusing berputar memiliki riwayat vertigo dan hieprtensi, sore ini mual muntah sudah 15x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan Muntah
Penjelasan:
Pasien mengalami mual dan muntah berulang sebanyak 15 kali, hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh pasien. Pasien juga memiliki riwayat vertigo dan hipertensi, yang dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakseimbangan antara jumlah cairan dan atau elektrolit yang masuk dan jumlah yang keluar dari tubuh.
- Faktor yang Berhubungan: Kehilangan cairan yang berlebihan (muntah, diare), Gangguan fungsi organ (ginjal, hati), Pengaruh obat-obatan.
- Karakteristik: Perubahan volume cairan, Perubahan konsentrasi elektrolit, Perubahan turgor kulit, Perubahan berat badan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Relevan: Keseimbangan Cairan, Keseimbangan Elektrolit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang Relevan: Pemantauan Intake dan Output Cairan, Pemberian Cairan Intravena, Pemberian Terapi Penggantian Elektrolit.