Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2554 | 17 Oct 2024
Klinis : Diagnosa keperawatan emergensi yang menjadi prioritas muncul pada kasus ACS dengan NSTEME yaitu: a. Intoleransi Aktivitas c. Nyeri b. Risiko penurunan curah jantung d. Gangguan pertukaran gas e. Risiko kelebihan cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Acute Coronary Syndrome (ACS) dengan NSTEMI yang anda sebutkan.
1. Diagnosa Keperawatan Prioritas:
a. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik.
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Intoleransi Aktivitas
b. Risiko Penurunan Curah Jantung
- Definisi: Berisiko mengalami penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per unit waktu.
- SDKI: Risiko Penurunan Curah Jantung
- SLKI: Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Risiko Penurunan Curah Jantung
2. Diagnosa Keperawatan Sekunder:
a. Nyeri
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SDKI: Nyeri
- SLKI: Kontrol Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
b. Gangguan Pertukaran Gas
- Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dan/atau ventilasi yang adekuat.
- SDKI: Gangguan Pertukaran Gas
- SLKI: Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Pertukaran Gas
c. Risiko Kelebihan Cairan
- Definisi: Berisiko mengalami kelebihan cairan dalam satu atau lebih kompartemen tubuh.
- SDKI: Risiko Kelebihan Cairan
- SLKI: Keseimbangan Cairan
- SIKI: Manajemen Risiko Kelebihan Cairan
Dalam kondisi ACS dengan NSTEMI, diagnosa keperawatan prioritas yang muncul adalah Intoleransi Aktivitas dan Risiko Penurunan Curah Jantung. Sedangkan diagnosa keperawatan sekunder lainnya adalah Nyeri, Gangguan Pertukaran Gas, dan Risiko Kelebihan Cairan. Penanganan keperawatan yang tepat sangat diperlukan untuk memantau dan mengatasi kondisi pasien secara komprehensif. -
Article No. 2555 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 55 tahun dirawat di RS dengan keluhan ketoasidosis diabetikum. Har" pengkajian TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi napas 29 x/menit, suhu 37,5°C, mual muntah, turgor kulit tidak elastis. Intake 1500 cc, output 2000 cc, nafas cepat dan dalam, terdapat keton dalam urine, GDS 400 mg/dl. Masalah utama pasien tersebut ialah:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit akibat ketoasidosis diabetikum.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan volume cairan tubuh yang mengakibatkan ketidakseimbangan antara intake dan output cairan.
- Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
- Mengatasi gejala dehidrasi dan tidak adekuatnya perfusi jaringan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan tanda-tanda vital dan input-output.
- Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
- Edukasi tentang pentingnya keseimbangan cairan dan elektrolit.
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, masalah utama yang perlu ditangani adalah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit akibat ketoasidosis diabetikum. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, penggantian cairan dan elektrolit yang hilang, serta edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. -
Article No. 2556 | 17 Oct 2024
Klinis : Pasien datang dengan kontraksi teratur sejak 6 jam yang lalu disertai dengan nyeri kepala hebat dan pembengkakan pada kaki dan tangan. Pasien juga mengeluhkan penglihatan buram serta merasa lemas. Ny. D mulai merasakan kontraksi setiap 10 menit, yang menjadi semakin intens dalam 4 jam terakhir. Disertai dengan keluhan pusing, nyeri kepala, dan bengkak pada kaki dan tangan. Pasien menyatakan penglihatan buram dan terkadang melihat kilatan cahaya (scotoma). Pasien juga merasa mual dan sulit tidur akibat sakit kepala yang terus menerus. Tidak ada perdarahan pervaginam atau cairan ketuban yang pecah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Preeklampsia/Eklampsia berhubungan dengan perubahan fungsi fisiologis selama kehamilan.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Preeklampsia/Eklampsia: Kondisi di mana terjadi peningkatan tekanan darah, proteinuria, dan edema yang terjadi setelah 20 minggu kehamilan.
- Faktor yang berhubungan: Perubahan fungsi fisiologis selama kehamilan, seperti peningkatan volume darah, perubahan hormonal, dan perubahan pada plasenta.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Tekanan Darah
- Kontrol Edema
- Kontrol Nyeri
- Manajemen Mual dan Muntah
- Manajemen Tidur
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Manajemen Hipertensi
- Manajemen Edema
- Manajemen Nyeri
- Manajemen Mual dan Muntah
- Manajemen Masalah Tidur
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Preeklampsia/Eklampsia berhubungan dengan perubahan fungsi fisiologis selama kehamilan, dengan intervensi keperawatan yang berfokus pada pemantauan, manajemen, dan kontrol terhadap tanda-tanda vital, edema, nyeri, mual dan muntah, serta masalah tidur. -
Article No. 2557 | 17 Oct 2024
Klinis : DS :pasien mengatakan pusing, nyeri kepala, dan bengkak pada kaki dan tangan. Pasien menyatakan penglihatan buram dan terkadang melihat kilatan cahaya (scotoma). DO; Tekanan darah: 170/110 mmHg, Nadi: 92x/menit, Suhu: 36,8°C, RR: 24x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hipertensi Tidak Terkontrol
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Hipertensi Tidak Terkontrol
- Definisi: Tekanan darah sistolik dan/atau tekanan darah diastolik lebih tinggi dari nilai normal yang tidak dapat dikendalikan.
- Ciri-ciri: Pasien mengeluhkan pusing, nyeri kepala, dan edema pada ekstremitas. Tekanan darah tinggi (170/110 mmHg).
2. Gangguan Penglihatan
- SDKI: Gangguan Penglihatan
- Definisi: Persepsi visual yang terganggu atau berubah dari normal.
- Ciri-ciri: Pasien mengeluhkan penglihatan buram dan melihat kilatan cahaya (scotoma).
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI mencakup definisi, ciri-ciri, faktor yang berhubungan, dan faktor risiko dari suatu diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar outcome atau hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar tindakan keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI untuk mencapai luaran yang diharapkan berdasarkan diagnosis keperawatan.
Dengan tone akademis dan persona pakar perawat, saya telah memberikan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 2558 | 17 Oct 2024
Klinis : DS :pasien mengatakan pusing, nyeri kepala, dan bengkak pada kaki dan tangan. Pasien menyatakan penglihatan buram dan terkadang melihat kilatan cahaya (scotoma). DO; Tekanan darah: 170/110 mmHg, Nadi: 92x/menit, Suhu: 36,8°C, RR: 24x/menit.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
Penjelasan:
Pasien menunjukkan gejala-gejala yang khas dengan hipertensi esensial, yaitu pusing, nyeri kepala, bengkak pada kaki dan tangan, serta gangguan penglihatan (scotoma). Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah yang tinggi, yaitu 170/110 mmHg, yang memenuhi kriteria diagnosis hipertensi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.23
- Deskripsi: Pemantauan tekanan darah
Penjelasan:
Untuk menatalaksana pasien dengan hipertensi, diperlukan pemantauan tekanan darah secara berkala sebagai tindakan utama. Kode ICD-9-CM 99.23 mencakup pemantauan tekanan darah, yang sesuai dengan kondisi pasien ini.
Selain itu, tentu akan diperlukan tindakan-tindakan lain, seperti pemeriksaan penunjang (misalnya pemeriksaan laboratorium) dan pemberian terapi farmakologis untuk mengendalikan tekanan darah. Namun, informasi yang diberikan tidak cukup untuk menentukan kode ICD-9-CM untuk tindakan-tindakan tersebut. -
Article No. 2559 | 17 Oct 2024
Klinis : DS :pasien mengatakan pusing, nyeri kepala, dan bengkak pada kaki dan tangan. Pasien menyatakan penglihatan buram dan terkadang melihat kilatan cahaya (scotoma). DO; Tekanan darah: 170/110 mmHg, Nadi: 92x/menit, Suhu: 36,8°C, RR: 24x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosis Keperawatan:
1. Hipertensi Tidak Terkontrol
- SDKI: Hipertensi Tidak Terkontrol
- SLKI: Manajemen Hipertensi
- SIKI: Pemantauan Tekanan Darah
Penjelasan:
Pasien menunjukkan tanda-tanda hipertensi yang tidak terkontrol, dengan tekanan darah tinggi (170/110 mmHg) dan gejala-gejala yang menyertainya, seperti pusing, nyeri kepala, dan bengkak pada ekstremitas. Diagnosis keperawatan ini memerlukan intervensi untuk memantau dan mengelola hipertensi secara efektif.
2. Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan Terganggu
- SDKI: Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan Terganggu
- SLKI: Manajemen Gangguan Penglihatan
- SIKI: Pemantauan Fungsi Penglihatan
Penjelasan:
Pasien mengeluhkan penglihatan buram dan melihat kilatan cahaya (scotoma), yang menunjukkan adanya gangguan pada fungsi penglihatan. Diagnosis keperawatan ini memerlukan intervensi untuk memantau dan mengelola gangguan penglihatan yang dialami pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengacu pada standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Standar ini menjadi acuan bagi perawat dalam menentukan diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat untuk menangani kondisi pasien. -
Article No. 2446 | 16 Oct 2024
Klinis : pasien wanita 51 tahun, sesak napas, saturasi 90-95%, terpasang oksigen 3 liter, nyeri dada
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk menginspirasi dan/atau mengekspirasi udara secara adekuat yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Ventilasi Spontan: Kemampuan untuk bernapas secara spontan tanpa bantuan mekanik.
2. Perfusi Jaringan: Kemampuan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
3. Oksigenasi: Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen di seluruh tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk mempertahankan jalan napas yang efektif.
2. Terapi Oksigen: Pemberian oksigen untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
3. Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mengurangi atau mengontrol rasa nyeri.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan sesak napas, saturasi oksigen 90-95%, dan nyeri dada dapat didiagnosa dengan Pola Napas Tidak Efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan manajemen nyeri untuk membantu pasien mempertahankan ventilasi spontan, perfusi jaringan, dan oksigenasi yang adekuat. -
Article No. 2447 | 16 Oct 2024
Klinis : pasien wanita 51 tahun, sesak napas, saturasi 90-95%, terpasang oksigen 3 liter, nyeri dada, diagnosa medis UAD dd NSTEMI, tekanan darah 84/70
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Pola napas tidak efektif
- Penjelasan: Pasien mengalami sesak napas dengan saturasi oksigen 90-95% dan memerlukan terapi oksigen. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan dalam pola pernapasan.
2. Nyeri akut
- Penjelasan: Pasien mengeluhkan nyeri dada, yang dapat menjadi gejala dari penyakit jantung yang dialami (UAD dd NSTEMI).
3. Intoleransi aktivitas
- Penjelasan: Dengan tekanan darah rendah (84/70 mmHg), pasien mungkin mengalami intoleransi terhadap aktivitas fisik.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
1. Pola napas tidak efektif:
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak mencukupi kebutuhan ventilasi.
- Faktor yang berhubungan: Gangguan neuromuskular, nyeri, efek obat.
- Karakteristik mayor: Frekuensi napas meningkat atau menurun, kesulitan bernapas, irama napas tidak teratur.
2. Nyeri akut:
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Faktor yang berhubungan: Agen pencedera biologis, agen pencedera fisik.
- Karakteristik mayor: Ekspresi wajah menunjukkan nyeri, melaporkan nyeri.
3. Intoleransi aktivitas:
- Definisi: Tidak dapat melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- Faktor yang berhubungan: Perubahan fungsi kardiovaskular, perubahan fungsi respirasi.
- Karakteristik mayor: Kelelahan, dispnea saat beraktivitas.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Pola napas efektif
2. Kontrol nyeri
3. Toleransi aktivitas
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen ventilasi
2. Manajemen nyeri
3. Manajemen aktivitas
Dengan memperhatikan kondisi pasien, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami pasien, seperti memantau status pernapasan, mengelola nyeri, dan memfasilitasi aktivitas yang sesuai dengan toleransi pasien. -
Article No. 2448 | 16 Oct 2024
Klinis : Anak W, laki-laki, usia 12 tahun diantar oleh ibunya Ny. J ke poli Rumah Sakit Jiwa kota Padang datang untuk evaluasi psikiatri terkait keluhan kesulitan mengikuti pelajaran sekolah. Riwayat kesehatan sekarang, Ny. J mengatakan bahwa An. W mengalami keterlambatan perkembangan tidak sesuai usia pada anak normal, An W juga sulit berkonsentrasi, sering melamun, mudah bosan, mandi kurang bersih, belum bisa menjaga kebersihan diri sendiri serta belum bisa melakukan perawatan diri secara mandiri sesuai usianya. An jika di rumah sering bermain bersama adiknya . Namun ketika ada teman An w bermain keluar rumah. An. W terkadang berbicara tidak jelas dan tidak nyambung, sering senyum, afek datar, respon sosial agak lambat, tampak sering bingung. An.W memiliki IQ : 48. Riwayat kesehatan terdahulu, Ny. J melahirkan an.w dengan menggunakan alat bantu persalinan vakum di klinik bersalin. Ny. J mengatakan pada usia an.w 4 bulan baru pertama kali tersenyum dan mulai berguling pada usia 8 bulan, duduk pada usia 10 bulan, merangkak pada usia12 bulan, berdiri pada usia 20 bulan, berjalan pada usia 2 tahun, mulai berbicara pada usia 3 tahun, berpakaian tanpa bantuan pada usia 6 tahun. An w mengkosumsi asi sampai usia 2,5 tahin/ 30 bulan. Ny J baru menyadari An.w mengalami keterlambatan tumbuh kembang ketika An W sekolah di Taman kanak- kanak pada usia An. W 5 tahun. Ketika sudah mengetahui bahwa anaknya mengalami keterlambatan perkembangan Ny J mengkonsultasikan kepada kader dan tenaga kesehatan di puskesmas.An W pada usia 6 tahun menjalani terapi bicara di harapan Bunda selama 2 bulan. Setelah menjalani terapi An W sudah mulai bisa berbicara sedikit demi sedikit, namun karena kesulitan ekonomi An W tidak lagi menjalani terapi. Pada saat berumur 7 tahun an.w masuk sekolah dasar negeri. Setelah sekolah selama 6 bulan di sekolah dasar An. W mengalami pembullyan dari teman teman nya sehingga An. W berjalan agak pincang dan mengalami benturan kepala. An. W masuk SLB Kasih Ummi pada usia 9 tahun di tahun 2014. Ny J mengatakan mulai ada perubahan yang dialami oleh An W setelah 2 tahun sekolah di SLB kasih ummi. Lingkungan Rumah Ibu J tampak tidak rapi, tidak terdapat pagar rumah, alat alat rumah tangga tampak berserakan, interaksi dengan tetangga cukup baik, Siswa SLB Kasih Ummi Kota Padang tampak banyak berkuku panjang. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik Cara berjalan An. W tidak memiliki gangguan, rambut tampak kering dan tidak rapi, wajah An. W sering tampak kebingungan, Rongga mulut tidak bersih, Gigi jarang, Telinga kotor, Kuku jari tangan dan jari kaki terlihat kotor dan panjang. Kebiasaan Sehari- hari An. W dapat makan secara mandiri tetapi menyisakan rimah dan mulut yang agak berlepotan, belum bisa melakukan personal hygiene yang efektif secara mandiri, aktivitas bermain bersama saudara/teman didalam rumah dan kadang kadang diluar rumah. Status Sosial Ekonomi Keluarga Pendapatan keluarga bapak S dalam sebulan ±Rp.1.200.000.Penghasilan bapak S terkadang tidak tetap tiap bulannya, tergantung pekerjaannya dan upah yang didapat, penghasilan bapak S digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari- hari.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi anak W:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit perawatan diri (kebersihan diri) berhubungan dengan perkembangan terlambat dan keterbatasan kognitif
2. Gangguan proses pikir berhubungan dengan intelegensia rendah
3. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pribadi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan
Penjelasan Singkat:
1. Defisit Perawatan Diri (Kebersihan Diri)
- SDKI: Kemampuan individu yang terganggu untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri
- SLKI: Perilaku individu dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu individu dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri
Kondisi An. W yang kesulitan menjaga kebersihan diri seperti mandi, perawatan diri, dan kuku yang panjang serta kotor, menunjukkan adanya defisit perawatan diri yang berhubungan dengan perkembangan terlambat dan keterbatasan kognitif.
2. Gangguan Proses Pikir
- SDKI: Gangguan pada kemampuan individu dalam berpikir
- SLKI: Kemampuan individu dalam berpikir
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu individu dalam proses berpikir
Berdasarkan informasi, An. W mengalami kesulitan berkonsentrasi, sering melamun, berbicara tidak jelas, dan tampak bingung, yang menunjukkan adanya gangguan proses pikir yang berhubungan dengan intelegensia rendah.
3. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Pribadi
- SDKI: Ketidakmampuan individu dalam mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan diri
- SLKI: Perilaku individu dalam mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan diri
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu individu dalam mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan diri
Kondisi An. W yang kesulitan menjaga kebersihan diri, termasuk mandi, perawatan diri, dan kuku yang panjang serta kotor, serta riwayat keterlambatan perkembangan menunjukkan adanya ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pribadi yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan.
Secara umum, diagnosa keperawatan yang teridentifikasi pada kasus An. W terkait dengan defisit perawatan diri, gangguan proses pikir, dan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pribadi, yang berhubungan dengan perkembangan terlambat, intelegensia rendah, dan kurangnya pengetahuan serta keterampilan. -
Article No. 2449 | 16 Oct 2024
Klinis : gondongen
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda sajikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait dengan "gondongen":
1. Kode ICD-10:
- Kode: N61
- Deskripsi: Gondongen (Inflammation of the breast)
Gondongen adalah kondisi peradangan pada payudara yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau reaksi autoimun. Hal ini biasanya ditandai dengan pembengkakan, nyeri, dan kemerahan pada area payudara. Dalam klasifikasi ICD-10, kondisi ini dikategorikan sebagai "Gondongen (Inflammation of the breast)" dengan kode N61.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 85.20
- Deskripsi: Drainase payudara, tidak termasuk aspirasi atau pengeluaran isi, tanpa insisi
Jika diperlukan tindakan medis untuk mengatasi kondisi gondongen, salah satu prosedur yang mungkin dilakukan adalah drainase payudara. Dalam klasifikasi ICD-9-CM, tindakan ini memiliki kode 85.20, yaitu "Drainase payudara, tidak termasuk aspirasi atau pengeluaran isi, tanpa insisi". Prosedur ini dilakukan untuk mengeluarkan cairan atau nanah yang terkumpul di dalam payudara, sehingaa dapat membantu mengurangi peradangan dan gejala yang terkait.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosis dan tindakan medis dapat bervariasi berdasarkan kondisi spesifik pasien, riwayat medis, dan evaluasi klinis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten.