Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2647 | 17 Oct 2024
Klinis : pasien ibu hamil umur 25 tahun dengan data mual muntah pada pagi hari berat badan menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien ibu hamil umur 25 tahun dengan keluhan mual muntah pada pagi hari dan penurunan berat badan, dapat diberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
Mual (00134)
Definisi: Pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
SDKI:
- Penyebab: Perubahan hormonal selama kehamilan, riwayat mual muntah pada kehamilan sebelumnya, kelelahan, stres, pengawasan diet yang ketat.
- Gejala dan Tanda: Perasaan tidak nyaman di perut, peningkatan produksi saliva, mual, muntah, penurunan nafsu makan.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Ibu hamil mencapai kontrol mual muntah, mempertahankan status gizi, dan mencapai kepuasan terhadap perawatan.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen mual muntah selama kehamilan, pemberian antiemetik, konseling nutrisi, edukasi manajemen stres, dan pemantauan status gizi.
Sebagai perawat, saya akan membantu pasien ibu hamil ini dengan memberikan perawatan komprehensif berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. Tujuannya adalah untuk mengatasi mual muntah, mempertahankan status gizi, dan memastikan ibu hamil merasa puas dengan perawatan yang diberikan. -
Article No. 2648 | 17 Oct 2024
Klinis : pasien ibu hamil umur 25 tahun trimester ke 3 ada udema anasarka
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
Penjelasan:
Pasien mengalami edema anasarka, yang merupakan tanda adanya gangguan perfusi jaringan perifer. Edema anasarka adalah akumulasi cairan yang berlebihan di bawah kulit dan jaringan lainnya, yang dapat disebabkan oleh kondisi seperti preeklampsia, gagal jantung, atau kondisi lainnya.
2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan
Penjelasan:
Pasien ibu hamil trimester 3 dengan edema anasarka berisiko mengalami ketidakseimbangan cairan, baik kelebihan maupun kekurangan cairan, yang dapat berdampak pada kondisi ibu dan janin.
3. Risiko Ketidaknyamanan
Penjelasan:
Edema anasarka dapat menyebabkan rasa tidak nyaman bagi pasien, seperti rasa berat di anggota tubuh, kesulitan bergerak, dan risiko luka tekanan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai. SDKI terdiri dari definisi, batasan karakteristik, faktor yang berhubungan, dan faktor risiko dari setiap diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan. SLKI mencakup definisi, kriteria hasil, dan indikator hasil untuk setiap luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. SIKI mencakup definisi, aktivitas, dan kriteria intervensi untuk setiap intervensi keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI oleh perawat di Indonesia bertujuan untuk menjamin kualitas dan keseragaman asuhan keperawatan yang diberikan, serta meningkatkan komunikasi dan dokumentasi yang efektif dalam praktik keperawatan. -
Article No. 2649 | 17 Oct 2024
Klinis : pasien ibu hamil udema ektremitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Edema Ekstremitas Berhubungan dengan Peningkatan Retensi Cairan dan Perubahan Sirkulasi pada Ibu Hamil
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Edema ekstremitas adalah akumulasi cairan di jaringan subkutan yang menyebabkan pembengkakan pada ekstremitas. Kondisi ini sering terjadi pada ibu hamil akibat perubahan fisiologis kehamilan, seperti peningkatan retensi cairan dan perubahan sirkulasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien ibu hamil dengan edema ekstremitas adalah:
1. Cairan tubuh terkendali
2. Sirkulasi darah adekuat
3. Integritas kulit terjaga
4. Mobilitas sendi dan aktivitas fisik terpelihara
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Manajemen cairan
2. Peningkatan sirkulasi
3. Perawatan kulit
4. Manajemen mobilitas
Tujuan intervensi ini adalah untuk mengurangi edema, mempertahankan fungsi ekstremitas, dan mencegah komplikasi lebih lanjut pada ibu hamil. -
Article No. 2650 | 17 Oct 2024
Klinis : Mual muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan: Mual dan Muntah
Penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Mual dan muntah adalah diagnosis keperawatan yang ditandai dengan gejala mual, muntah, dan rasa tidak nyaman pada perut. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efek samping obat, infeksi, atau masalah gastrointestinal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk mual dan muntah adalah pasien dapat mengendalikan mual dan muntah, tidak terjadi dehidrasi atau komplikasi lainnya, dan pasien merasa lebih nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual dan muntah antara lain:
1. Manajemen mual dan muntah: Melakukan pengkajian, pemantauan tanda-tanda vital, dan pemberian antiemetik sesuai indikasi.
2. Manajemen nutrisi dan cairan: Mengatur pola makan, memberikan makanan dan cairan yang dapat ditoleransi pasien, dan mencegah dehidrasi.
3. Manajemen kenyamanan: Memberikan posisi yang nyaman, terapi relaksasi, dan distraksi.
4. Edukasi pasien dan keluarga: Memberikan informasi tentang penyebab, pencegahan, dan penanganan mual dan muntah.
Dengan pendekatan holistik berdasarkan standar PPNI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah mual dan muntah pada pasien. -
Article No. 2651 | 17 Oct 2024
Klinis : An AR berusia 2 tahun dibawa ke rumah sakit pada tanggal 21 Mei 2013 dengan keluhan bengkak pada wajah sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Awalnya anak mengalami bengkak pada wajah kemudian diikuti dengan pembengkakan pada kaki dan kemudian sedikit buncit pada perut. Jumlah urin berkurang dan berwarna lebih pekat. Sebelumnya anak tidak pernah menderita penyakit serius. Saat ini anak mengalami penurunan nafsu makan, tapi tidak ada mual dan muntah. Tanda-tanda vital anak tekanan darah 130/100 mmHg, nadi 88x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu 36,5 C. pemeriksaan laboratorium didapatkan proteinuria 3+, albumin menurun (2,10gr/dL). Berdasarkan kasus diatas intervensi keperawatan utma untuk anak tersebut yaitu kecuali... Select one: O a. Memantau derajat edema O b. Monitor berat badan harian O c. Memantau balance cairan (input dan output cairan) O d. Meningkatkan intake cairan O e. Membatasi pengunjung saat anak rawat inap
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus An AR yang berusia 2 tahun dengan keluhan bengkak pada wajah, kaki, dan perut serta penurunan nafsu makan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Edema berhubungan dengan retensi cairan/garam yang ditandai dengan adanya pembengkakan pada wajah, kaki, dan perut.
2. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan.
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Edema berhubungan dengan retensi cairan/garam:
- SDKI: Edema
- SLKI: Manajemen Cairan
- SIKI: Pemantauan Cairan, Manajemen Edema
2. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan:
- SDKI: Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Manajemen Nutrisi
- SIKI: Asuhan Gizi, Pemantauan Nutrisi
Intervensi keperawatan utama yang TIDAK perlu dilakukan adalah:
e. Membatasi pengunjung saat anak rawat inap
Alasannya, intervensi yang penting untuk dilakukan pada kasus ini adalah:
a. Memantau derajat edema
b. Monitor berat badan harian
c. Memantau balance cairan (input dan output cairan)
d. Meningkatkan intake cairan
Membatasi pengunjung bukan merupakan intervensi utama yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah yang dialami oleh An AR. -
Article No. 2652 | 17 Oct 2024
Klinis : Kasus B :Seorang laki-laki berusia 46 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosis peritonitis dan mengeluh nyeri peut skala 6.Hasil pengkajian, tampak wajah menyeringai, TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, suhu 38C.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut terkait proses penyakit (peritonitis)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien dengan nyeri akut akan menunjukkan penurunan nyeri, kemampuan mengontrol nyeri, dan kemampuan beradaptasi dengan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: manajemen nyeri, terapi relaksasi, pemberian analgetik, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
Kondisi Pasien:
- Pasien laki-laki berusia 46 tahun dengan diagnosis peritonitis dan mengeluh nyeri perut skala 6.
- Hasil pengkajian: tampak wajah menyeringai, TD 140/90 mmHg, nadi 100x/menit, napas 24x/menit, suhu 38°C.
- Persona perawat: akademis dan pakar.
Berdasarkan kondisi pasien, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri akut terkait proses penyakit (peritonitis)". Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai SIKI adalah manajemen nyeri, terapi relaksasi, pemberian analgetik, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain. -
Article No. 2653 | 17 Oct 2024
Klinis : Kasus B :Seorang laki-laki berusia 46 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosis peritonitis dan mengeluh nyeri peut skala 6.Hasil pengkajian, tampak wajah menyeringai, TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, suhu 38C.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: K65.0
- Deskripsi: Peritonitis akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 54.0
- Deskripsi: Laparotomi
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien laki-laki berusia 46 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis peritonitis dan mengeluh nyeri perut skala 6. Hasil pengkajian menunjukkan tanda-tanda vital yang tidak normal, seperti tekanan darah 140/90 mmHg, frekuensi nadi 100 kali per menit, frekuensi napas 24 kali per menit, dan suhu 38°C.
Peritonitis adalah inflamasi pada membran peritoneum, yang merupakan lapisan yang melapisi rongga perut dan organ-organ di dalamnya. Kode ICD-10 yang sesuai untuk kondisi ini adalah K65.0, yang merupakan peritonitis akut. Gejala khas peritonitis akut termasuk nyeri perut yang hebat, kaku abdomen, dan tanda-tanda infeksi sistemik seperti demam dan takikardia.
Dalam penanganan kasus ini, mungkin diperlukan tindakan diagnostik atau terapeutik, seperti laparotomi. Kode ICD-9-CM untuk prosedur laparotomi adalah 54.0. Laparotomi adalah pembedahan untuk membuka rongga perut, yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis atau mengobati kondisi peritonitis.
Penatalaksanaan peritonitis akut biasanya meliputi pemberian terapi antibiotik, pengendalian nyeri, dan manajemen cairan dan elektrolit. Jika diperlukan, tindakan operatif seperti laparotomi dapat dilakukan untuk mengevaluasi dan menangani penyebab peritonitis. -
Article No. 2654 | 17 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan hormat, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memantau, mengendalikan, dan mengurangi nyeri pasien.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan akibat keterbatasan fisik.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memantau, mengevaluasi, dan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
Diharapkan penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI dalam menangani kondisi pasien yang Anda sampaikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ditanyakan. -
Article No. 2655 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang anak laki-laki lahir berusia 10 tahun dirawat di ruang perawatan RS.B dengan keluhan saat ini sesak napas, jantung berdebar-debar, nyeri dada, mengeluh cepat lelah saat beraktivitas dan batuk tidak berdahak sejak seminggu sebelum masuk rumah sakit. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/60 mmHg, RR 43x/menit, nadi 143x/menit, SaO2 90%, terdapat pernapasan cuping hidung dan hasil pemeriksaan EKG didapatkan pemanjangan interval PR. Hasil pengkajian pada orang tua didapatkan anak beberapa kali mengalami demam disertai nyeri tenggorokan dan terakhir 2 minggu yang lalu. Selain itu pada kulit ditemukan benjolan dibawah kulit dan ruam kemerahan di batang tubuh dan ekstremitas 13, dapat ditegakkan diagnosis keperawatan intoleransi aktivitas. Intervensi utama pada diagnosis keperawatan tersebut yaitu... Select one: O a. Memulai activity daily living fisik (ADL) secara bertahap O b. Memberikan latihan fisik sedang O c. Menganjurkan anak untuk bed rest O d. Memberikan latihan fisik sederhana O e. Mengurangi aktivitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan adalah Intoleransi Aktivitas. Berikut penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan tersebut berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh perasaan tidak mampu, kelelahan, atau kelemahan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi aktivitas meningkat
2. Nyeri berkurang
3. Tingkat kelelahan menurun
4. Kemampuan fungsional meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi utama yang dapat diberikan adalah:
b. Memberikan latihan fisik sedang
Tujuannya adalah untuk meningkatkan toleransi aktivitas dengan memulai latihan fisik yang sesuai dengan kondisi anak. Latihan fisik sedang dapat berupa senam ringan, berjalan, atau aktivitas sederhana lainnya yang dapat membantu meningkatkan kapasitas fungsional anak. -
Article No. 2656 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang anak laki-laki lahir berusia 10 tahun dirawat di ruang perawatan RS.B dengan keluhan saat ini sesak napas, jantung berdebar-debar, nyeri dada, mengeluh cepat lelah saat beraktivitas dan batuk tidak berdahak sejak seminggu sebelum masuk rumah sakit. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/60 mmHg, RR 43x/menit, nadi 143x/menit, SaO2 90%, terdapat pernapasan cuping hidung dan hasil pemeriksaan EKG didapatkan pemanjangan interval PR. Hasil pengkajian pada orang tua didapatkan anak beberapa kali mengalami demam disertai nyeri tenggorokan dan terakhir 2 minggu yang lalu. Selain itu pada kulit ditemukan benjolan dibawah kulit dan ruam kemerahan di batang tubuh dan ekstremitas 13, dapat ditegakkan diagnosis keperawatan intoleransi aktivitas. Intervensi utama pada diagnosis keperawatan tersebut yaitu... Select one: O a. Memulai activity daily living fisik (ADL) secara bertahap O b. Memberikan latihan fisik sedang O c. Menganjurkan anak untuk bed rest O d. Memberikan latihan fisik sederhana O e. Mengurangi aktivitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan adalah Intoleransi Aktivitas. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai diagnosis keperawatan tersebut berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gejala: Sesak napas, jantung berdebar-debar, nyeri dada, cepat lelah saat beraktivitas, dan batuk tidak berdahak.
- Penyebab: Gangguan sistem kardiovaskuler (hasil pemeriksaan EKG: pemanjangan interval PR) dan kemungkinan infeksi (riwayat demam, nyeri tenggorokan).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Meningkatnya toleransi aktivitas
- Meningkatnya kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari
- Meningkatnya kemampuan beradaptasi dengan aktivitas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi utama yang dapat diberikan adalah:
O b. Memberikan latihan fisik sedang
Tujuannya adalah untuk membantu anak meningkatkan toleransi aktivitas secara bertahap. Intervensi ini meliputi pemberian latihan fisik yang disesuaikan dengan kondisi anak, seperti latihan pernapasan dan latihan untuk meningkatkan kekuatan otot.