Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4533 | 04 Nov 2024
Klinis : Tn.X mengeluh lemas, tidak nafsu makan, mual dan sulit tidur. tingkat kesadaran pasien composmentis Tekanan darah; 90/70 mmHg Nadi; 106xmnt Pernafasan ; 17xmnt Suhu ; 36,6 C Bb; 65 kg Tb ; 168 cm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Tn.X dengan keluhan lemas, tidak nafsu makan, mual dan sulit tidur, dapat diberikan diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara asupan dan kehilangan cairan, ditandai dengan lemas, penurunan berat badan, dan tekanan darah rendah.
Penjelasan Singkat:
SDKI: Defisit Volume Cairan adalah kondisi dimana individu mengalami kekurangan cairan tubuh yang ditandai dengan penurunan volume cairan ekstra sel dan/atau intra sel.
SLKI: Keseimbangan Cairan Terpelihara, yaitu keadaan dimana terdapat keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan tubuh.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Cairan, yaitu tindakan untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh, termasuk pemberian cairan intravena, monitor intake dan output cairan, dan edukasi tentang asupan cairan yang adekuat.
2. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan kecemasan, mual, dan rasa tidak nyaman, ditandai dengan sulit memulai dan mempertahankan tidur.
Penjelasan Singkat:
SDKI: Gangguan Pola Tidur adalah ketidakcukupan kualitas atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
SLKI: Pola Tidur Membaik, yaitu kemampuan individu untuk mempertahankan pola tidur yang adekuat.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Tidur, yaitu tindakan untuk memfasilitasi tidur yang adekuat, termasuk pemberian terapi relaksasi, pengaturan lingkungan tidur, dan edukasi tentang higienis tidur.
Demikian diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk Tn.X dengan kondisi yang dipaparkan. Semoga informasi ini bermanfaat. -
Article No. 4534 | 04 Nov 2024
Klinis : Perawat Budi selesai melakukan pengkajian kepada pasien. Berdasarkan hasil pengkajian ditetapkan adanya masalah bersihan jalan nafas tidak efektif. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan perawat Budi adalah . . . * 4 poin Melakukan pengkajian ulang beberapa jam kemudian untuk mengevaluasi masalah Melakukan tindakan yang dapat membantu pasien mengurangi masalah yang dirasakan Menetapkan tujuan dan kriteria hasil serta merencanakan tindakan yang sesuai Mengumpulkan pihak keluarga untuk turut serta dalam merawat pasien
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien adalah masalah bersihan jalan nafas tidak efektif. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang dapat direkomendasikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J98.09
- Deskripsi: Gangguan saluran napas lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Suction of respiratory tract
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh perawat Budi adalah:
3. Menetapkan tujuan dan kriteria hasil serta merencanakan tindakan yang sesuai
- Perawat Budi harus menetapkan tujuan yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah bersihan jalan napas tidak efektif, misalnya meningkatkan bersihan jalan napas dan mencegah komplikasi.
- Selanjutnya, perawat Budi harus menyusun kriteria hasil yang dapat diukur untuk mengevaluasi keberhasilan tindakan, seperti frekuensi napas, bunyi napas, warna kulit, dan tingkat saturasi oksigen.
- Berdasarkan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan, perawat Budi harus merencanakan tindakan yang sesuai, seperti:
- Suction saluran napas
- Pemberian posisi yang tepat untuk memfasilitasi ekspektorasi
- Pemberian oksigen jika diperlukan
- Edukasi dan kolaborasi dengan pasien/keluarga mengenai tindakan yang dilakukan
Tindakan-tindakan tersebut bertujuan untuk membantu pasien mengurangi masalah bersihan jalan napas yang tidak efektif dan mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 4535 | 04 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita berusia 48 tahun mengalami masalah Hipertensi sejak 1 tahun yang lalu. Pasien mengeluhkan pusing jika tekanan darahnya di atas 160/95 mmHg. Keluhan yang dirasakan pasien terjadi akibat . . . * 4 poin Gangguan pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida Gangguan transportasi dan perfusi oksigen ke jaringan otak Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah Stress akibat masalah hipertensi yang sudah menahun
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini.
Penjelasan:
Keluhan pusing yang dialami pasien wanita berusia 48 tahun dengan hipertensi sejak 1 tahun yang lalu disebabkan oleh gangguan transportasi dan perfusi oksigen ke jaringan otak. Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah otak, sehingga aliran darah dan oksigen ke otak terganggu. Hal ini dapat menimbulkan gejala seperti pusing, sakit kepala, dan gangguan fungsi kognitif.
Tekanan darah yang tinggi (>160/95 mmHg) dapat menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah otak, yang selanjutnya menghambat aliran darah dan suplai oksigen ke jaringan otak. Kondisi ini dapat mengganggu fungsi normal otak dan menyebabkan gejala pusing yang dialami oleh pasien. Selain itu, stres akibat masalah hipertensi yang sudah menahun juga dapat berkontribusi terhadap munculnya gejala pusing pada pasien.
Penanganan yang tepat, seperti pengontrolan tekanan darah melalui penggunaan obat antihipertensi dan perubahan gaya hidup, dapat membantu mengurangi risiko komplikasi dan memperbaiki perfusi oksigen ke jaringan otak, sehingga mengurangi keluhan pusing yang dialami oleh pasien. -
Article No. 4536 | 04 Nov 2024
Klinis : Tn.X mengeluh lemas, tidak nafsu makan, mual dan sulit tidur. DO; tingkat kesadaran pasien composmentis Tekanan darah; 90/70 mmHg Nadi; 106xmnt Pernafasan ; 17xmnt Suhu ; 36,6 C Bb; 65 kg Tb ; 168 cm
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R53.81
- Deskripsi: Malaise and fatigue
Penjelasan:
Pasien Tn. X mengalami keluhan utama berupa lemas, tidak nafsu makan, mual, dan sulit tidur. Kondisi ini sesuai dengan kode ICD-10 R53.81 yang menggambarkan malaise (kelemahan umum) dan fatigue (kelelahan).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk tindakan medis pada kondisi ini. Penanganan yang mungkin dilakukan adalah:
- Pemeriksaan laboratorium (misalnya hemogram, elektrolit, fungsi hati, dan fungsi ginjal) untuk mengetahui penyebab gejala.
- Pemberian terapi simtomatik, seperti antiemetik untuk mual, vitamin, dan obat-obatan untuk mengatasi gangguan tidur.
- Evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penyebab mendasar, seperti infeksi, gangguan metabolik, atau kondisi psikiatri.
Dengan informasi yang terbatas, tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik yang dapat diberikan. Penanganan akan disesuaikan dengan hasil pemeriksaan penunjang dan temuan klinis yang lebih lengkap. -
Article No. 4537 | 04 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat dengan diagnosa efusi pleura pada paru sebelah kanan. Hasil pemeriksaan fisik yang mungkin ditemukan pada pasien tersebut adalah . . . * 4 poin Peningkatan ekspansi paru Taktil fremitus menurun Bradikardia Penurunan nafsu makan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J90
- Deskripsi: Efusi pleura, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Tidak terdapat kode ICD-9-CM prosedur atau tindakan medis yang spesifik, karena penanganan efusi pleura dapat bervariasi tergantung pada kondisi pasien dan kebutuhan terapeutik.
Hasil pemeriksaan fisik yang mungkin ditemukan pada pasien tersebut adalah:
1. Peningkatan ekspansi paru: Pada efusi pleura, volume cairan di rongga pleura dapat menyebabkan peningkatan ekspansi paru pada sisi yang terkena. Hal ini terjadi karena cairan di rongga pleura mendorong paru keluar, sehingga ekspansi paru menjadi lebih besar.
2. Taktil fremitus menurun: Taktil fremitus adalah getaran yang teraba pada dinding dada saat pasien berbicara. Pada efusi pleura, akumulasi cairan di rongga pleura akan meredam getaran tersebut, sehingga taktil fremitus akan teraba menurun pada sisi yang terkena.
3. Bradikardia: Efusi pleura yang signifikan dapat menekan jantung, menyebabkan penurunan curah jantung dan penekanan pada baroreseptor, yang pada akhirnya dapat memicu perlambatan denyut jantung (bradikardia).
4. Penurunan nafsu makan: Efusi pleura yang besar dapat menekan abdomen dan menyebabkan rasa penuh atau tidak nyaman, yang dapat memicu penurunan nafsu makan pada pasien.
Jadi, rangkuman kode diagnosis dan hasil pemeriksaan fisik yang mungkin ditemukan pada pasien ini adalah:
1. Kode ICD-10: J90 (Efusi pleura, tidak diklasifikasikan di tempat lain)
2. Hasil pemeriksaan fisik:
- Peningkatan ekspansi paru
- Taktil fremitus menurun
- Bradikardia
- Penurunan nafsu makan -
Article No. 4538 | 04 Nov 2024
Klinis : Tn.X mengeluh lemas, tidak nafsu makan, mual dan sulit tidur. DO; tingkat kesadaran pasien composmentis Tekanan darah; 90/70 mmHg Nadi; 106xmnt Pernafasan ; 17xmnt Suhu ; 36,6 C Bb; 65 kg Tb ; 168 cm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan dan kondisi yang Anda jelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan, yang disebabkan oleh perasaan kelelahan.
2. Gangguan Pola Tidur
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau mencapai pola tidur yang memuaskan.
3. Mual
Definisi: Perasaan tidak nyaman di perut yang mengarah pada dorongan untuk muntah.
Penjelasan Singkat:
1. Intoleransi Aktivitas
- Penyebab: Kelemahan umum, malnutrisi, dan perubahan status fisiologis.
- Faktor risiko: Kekurangan cairan, elektrolit, dan nutrisi.
- Gejala: Lemas, cepat lelah, dan penurunan aktivitas.
2. Gangguan Pola Tidur
- Penyebab: Faktor fisik, psikologis, dan lingkungan.
- Faktor risiko: Kecemasan, stres, dan perubahan lingkungan.
- Gejala: Sulit tidur, sering terbangun, dan tidak merasa segar setelah bangun.
3. Mual
- Penyebab: Faktor psikologis, fisiologis, dan farmakologis.
- Faktor risiko: Perubahan status fisiologis, obat-obatan, dan stres.
- Gejala: Rasa tidak nyaman di perut, ingin muntah, dan penurunan nafsu makan.
Dalam kasus Tn. X, diagnosa keperawatan yang muncul adalah Intoleransi Aktivitas, Gangguan Pola Tidur, dan Mual. Perawat dapat mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada intervensi untuk mengatasi keluhan pasien, seperti memantau tanda-tanda vital, memberikan edukasi tentang nutrisi yang baik, membantu pasien mencapai pola tidur yang adekuat, dan mengelola gejala mual. -
Article No. 4539 | 04 Nov 2024
Klinis : Perawat Budi akan melakukan tindakan suction pada pasien yang mengalami masalah bersihan jalan nafas tidak efektif. Pada saat akan memasukan selang suction ke dalam saluran nafas dan melakukan penghisapan sekret yang harus diperhatikan adalah . . . * 4 poin Selang tidak boleh melewati faring Penghisapan tidak boleh lebih dari 15 detik Tubing harus ditutup sejak selang dimasukan Tidak terburu-buru mengeluarkan selang jika sekret masih banyak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan, serta penjelasan detail untuk memperhatikan hal-hal yang penting saat melakukan tindakan suction.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J98.8
- Deskripsi: Kondisi lain yang berkaitan dengan sistem pernapasan, tidak diklasifikasikan di tempat lain (termasuk masalah bersihan jalan nafas tidak efektif)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.53
- Deskripsi: Suction trakeostomi atau bronkus, termasuk suction saluran napas tanpa alat bantu
Dalam melakukan tindakan suction pada pasien dengan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan:
1. Selang suction tidak boleh melewati faring: Posisi selang suction harus dijaga agar tidak masuk terlalu dalam ke dalam saluran napas, karena dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan atau komplikasi lainnya.
2. Penghisapan tidak boleh lebih dari 15 detik: Penghisapan yang terlalu lama dapat menyebabkan iritasi pada mukosa saluran napas dan hipotensi. Oleh karena itu, penghisapan harus dilakukan secara cepat dan efektif, tidak lebih dari 15 detik.
3. Tubing harus ditutup sejak selang dimasukkan: Sebelum mengeluarkan selang suction, tubing harus ditutup terlebih dahulu untuk mencegah tersedotnya udara yang dapat menyebabkan kolaps paru.
4. Tidak terburu-buru mengeluarkan selang jika sekret masih banyak: Selang suction harus dikeluarkan secara perlahan dan hati-hati, terutama jika masih terdapat banyak sekret yang harus dikeluarkan. Mengeluarkan selang terlalu cepat dapat menyebabkan iritasi atau trauma pada saluran napas.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, tindakan suction dapat dilakukan dengan aman dan efektif untuk membantu mengatasi masalah bersihan jalan nafas tidak efektif pada pasien. -
Article No. 4540 | 04 Nov 2024
Klinis : Perawat Budi telah selesai memasang seluruh elektroda EKG dan menyalakan mesin EKG. Tindakan selanjutnya yang harus dilakukan adalah . . . * 4 poin Mengatur voltase dan kecepatan mesin EKG (10mm/mV - 25 mm/detik) Meminta pasien membuka seluruh barang-barang yang berbahan logam Menekan tombol print untuk mencetak hasil perekaman Mengecek ulang seluruh elektroda yang terpasang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang diberikan, langkah yang harus dilakukan selanjutnya adalah mengatur voltase dan kecepatan mesin EKG.
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z01.810
- Deskripsi: Pemeriksaan elektrokardiogram [EKG] [ECG]
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.52
- Deskripsi: Perekaman elektrokardiogram [EKG], rutin
Penjelasan:
Setelah Perawat Budi memasang seluruh elektroda EKG dan menyalakan mesin EKG, langkah selanjutnya adalah mengatur voltase dan kecepatan mesin EKG. Pengaturan ini dilakukan untuk memastikan hasil rekaman EKG yang optimal, dengan voltase yang sesuai (10mm/mV) dan kecepatan yang tepat (25mm/detik). Langkah ini penting untuk mendapatkan interpretasi yang akurat dari hasil rekaman EKG.
Tindakan-tindakan lain seperti meminta pasien membuka barang-barang berbahan logam atau mencetak hasil perekaman dapat dilakukan setelah pengaturan voltase dan kecepatan mesin EKG selesai. Selain itu, Perawat Budi juga perlu mengecek ulang seluruh elektroda yang terpasang untuk memastikan konektivitas yang baik dan mencegah artefak pada hasil rekaman. -
Article No. 4541 | 04 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan pusing. Pada saat dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil pengukuran TD 160/95 mmHg, RR 24x/menit. Pasien mengatakan baru pertama kali melakukan pemeriksaan TD. Tindakan selanjutnya yang perlu dilakukan perawat untuk menegakkan diagnosa Hipertensi adalah . . . * 4 poin Menganjurkan pasien datang 1 hari kemudian untuk dilakukan pemeriksaan TD ulang Menganjurkan pasien datang 1 minggu kemudian untuk dilakukan pemeriksaan TD ulang Menganjurkan pasien datang 1 bulan kemudian untuk dilakukan pemeriksaan TD ulang Melakukan pengukuran ulang tekanan darah pada sisi lengan lainnya 1 jam kemudian
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi essensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kasus ini.
Untuk menegakkan diagnosa Hipertensi, tindakan yang perlu dilakukan perawat adalah:
Melakukan pengukuran ulang tekanan darah pada sisi lengan lainnya 1 jam kemudian. Hal ini ditujukan untuk memvalidasi hasil pengukuran awal dan memastikan bahwa hasil tersebut akurat. Pengukuran tekanan darah pada sisi lengan yang berbeda dapat membantu mendeteksi perbedaan yang mungkin terjadi akibat posisi tubuh, teknik pengukuran, atau faktor lainnya. Dengan melakukan pemeriksaan ulang, perawat dapat memperoleh data yang lebih reliable untuk menegakkan diagnosa Hipertensi.
Pengukuran ulang tekanan darah 1 jam kemudian merupakan langkah yang penting karena pasien baru pertama kali melakukan pemeriksaan tekanan darah. Hal ini memungkinkan perawat untuk memastikan bahwa hasil pengukuran awal benar-benar mencerminkan kondisi tekanan darah pasien, dan bukan hanya hasil sementara yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kecemasan, stres, atau aktivitas sebelumnya.
Selain itu, pengukuran ulang juga dapat membantu mendeteksi fluktuasi tekanan darah yang mungkin terjadi, sehingga perawat dapat memberikan penilaian yang lebih akurat dan menentukan tindak lanjut yang tepat untuk penatalaksanaan pasien. -
Article No. 4542 | 04 Nov 2024
Klinis : Perawat Andi melakukan pengaturan posisi high folwer pada pasien yang mengalami sesak karena efusi pleura. Tujuan dari tindakan yang dilakukan perawat Andi adalah . . . * 4 poin Memudahkan pemantauan frekuensi nafas Memungkinkan ekspansi dada dan ventilasi paru yang lebih besar Memudahkan dalam pemberian oksigen jika diperlukan Mencegah terjadinya aspirasi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: J90
- Deskripsi: Efusi pleura, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Pengaturan posisi tubuh untuk tujuan terapeutik
Penjelasan detail:
Perawat Andi melakukan pengaturan posisi high folwer pada pasien yang mengalami sesak karena efusi pleura. Tujuan dari tindakan yang dilakukan perawat Andi adalah:
1. Memudahkan pemantauan frekuensi nafas: Posisi high folwer (kepala dan badan bagian atas terangkat) memudahkan perawat untuk mengamati dan memantau frekuensi pernapasan pasien.
2. Memungkinkan ekspansi dada dan ventilasi paru yang lebih besar: Posisi ini membantu membuka jalan napas dan meningkatkan kapasitas paru-paru, sehingga memfasilitasi ekspansi dada dan ventilasi paru yang lebih efektif.
3. Memudahkan dalam pemberian oksigen jika diperlukan: Posisi high folwer memudahkan akses ke saluran pernapasan pasien, memungkinkan pemberian oksigen tambahan jika diperlukan.
4. Mencegah terjadinya aspirasi: Posisi high folwer membantu mencegah risiko aspirasi, di mana makanan atau cairan dapat masuk ke saluran pernapasan, yang dapat terjadi pada pasien dengan sesak napas akibat efusi pleura.
Tindakan pengaturan posisi high folwer yang dilakukan oleh perawat Andi bertujuan untuk memaksimalkan fungsi pernapasan pasien, meningkatkan efisiensi ventilasi, dan mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat efusi pleura.