Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2605 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki 56 tahun IGD dengan keluhan nyeri dada tembus punggung sejak 1 jam yang lalu. Klien memegangi dadanya, ekspresi wajah kesakitan, keluar keringat dingin, gelisah. Hasil pemeriksaan ST elevasi, RR 26x/mnt, TD 100/70 mmHg, N 88x/mnt, akral dingin. Apa masalah keperawatan utama yang terjadi pada klien? a. Gangguan pertukaran gas b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) c. Penurunan curah jantung d. Kecemasan e. Gangguan perfusi jaringan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala dan tanda klinis yang disebutkan, masalah keperawatan utama yang terjadi pada klien adalah:
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri)
Penjelasan:
Pasien mengalami nyeri dada yang tembus ke punggung, ekspresi wajah kesakitan, serta gelisah. Gejala-gejala ini menunjukkan adanya gangguan rasa nyaman berupa nyeri pada pasien.
Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Ekspresi verbal nyeri menurun
2. Perilaku nyeri menurun
3. Toleransi aktivitas meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri
2. Peningkatan kenyamanan
3. Terapi relaksasi
Jadi, masalah keperawatan utama yang terjadi pada klien adalah gangguan rasa nyaman (nyeri), dengan penatalaksanaan keperawatan yang sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 2606 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 29 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil pengkajian: didapatkan data-data dari tingkat kesadaran pasien AVPU, ukuran pupil, bentuk, kesamaan & reaksi terhadap cahaya. Data pengkajian tersebut menggambarkan tentang pengkajian dari aspek? a. Breathing b. Circulation c. Disability d. Eksposure/Environmental e. Airway
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan fungsi otak (Impaired Brain Function)
Penjelasan singkat:
Berdasarkan data pengkajian yang Anda berikan, kondisi pasien laki-laki usia 29 tahun yang mengalami kecelakaan menggambarkan adanya gangguan fungsi otak (Impaired Brain Function).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan fungsi otak adalah keadaan di mana individu mengalami penurunan atau perubahan dalam fungsi neurologis, yang ditandai dengan penurunan tingkat kesadaran, perubahan ukuran pupil, bentuk, kesamaan, dan reaksi terhadap cahaya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada kondisi ini adalah pasien dapat mempertahankan fungsi otak yang optimal, mencegah komplikasi, dan mencapai tingkat kesadaran yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pengkajian neurologis, manajemen jalan napas, pemberian oksigen, dan intervensi lain yang sesuai dengan kondisi pasien.
Jadi, berdasarkan data pengkajian yang Anda berikan, kondisi pasien tersebut menggambarkan adanya gangguan fungsi otak (Impaired Brain Function) yang perlu ditangani dengan intervensi keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 2607 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien berusia 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan mual muntah. Gula darah 350 mg/dl. Pasien mempunyai riwayat DM sejak 1 tahun lalu. TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi napas 22x/menit, nafas berbau keton. Apakah tindakan perawat utama di IGD? a. Mempercepat lipolisis b. Mempercepat glikoneogenesis c. Memberikan cairan parenteral d. Menghindari stress e. Mempercepat glikolisis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Diabetes Melitus (DM) yang tidak terkontrol.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh adalah kondisi di mana asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan perawatan yang ingin dicapai adalah pasien dapat mempertahankan berat badan dalam rentang normal, pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi utama yang perlu dilakukan adalah memberikan cairan parenteral (intravena) untuk mengatasi dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit akibat DM yang tidak terkontrol.
Jadi, tindakan keperawatan utama di IGD adalah memberikan cairan parenteral (C) untuk mengatasi dehidrasi dan mengembalikan keseimbangan elektrolit pada pasien. -
Article No. 2608 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien dirawat dengan DM, masuk RS dengan keluhan luka yang tidak sembuh-sembuh. Didapatkan data TD 120/70 mmHg, suhu 39°C, frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi napas 24/menit. Nilai laboratorium apakah yang harus dikaji perawat supaya tidak terjadi shock septik? a. Entrosit b. SGOT c. Trombosit d. Lekosit e. Hb
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI, SLKI, SIKI berdasarkan kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Akut
- Definisi: Keadaan rentan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Risiko: Luka yang tidak sembuh-sembuh, riwayat diabetes melitus.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Keterbatasan dalam toleransi melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan.
- Faktor Terkait: Peningkatan suhu tubuh, peningkatan frekuensi nadi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi Akut
- Definisi: Keadaan rentan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Risiko: Diabetes Melitus, Luka Kronis.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Keterbatasan dalam toleransi melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan.
- Faktor Terkait: Peningkatan Suhu Tubuh, Peningkatan Frekuensi Nadi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi Akut
- Luaran: Tingkat Infeksi, Kontrol Infeksi.
2. Intoleransi Aktivitas
- Luaran: Toleransi Aktivitas, Kelelahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi Akut
- Intervensi: Manajemen Infeksi, Perawatan Luka.
2. Intoleransi Aktivitas
- Intervensi: Manajemen Aktivitas, Manajemen Kelelahan.
Nilai laboratorium yang perlu dikaji untuk menghindari sepsis/shock septik adalah Leukosit (lekosit). Peningkatan jumlah leukosit dapat menjadi tanda awal infeksi yang dapat berkembang menjadi sepsis. Selain itu, pemeriksaan lain yang perlu dilakukan adalah kultur darah untuk mendeteksi organisme penyebab infeksi. -
Article No. 2609 | 17 Oct 2024
Klinis : eorang pasien dibawa ke IGD akibat abortus. Pasien melakukan tindakan menggugurkan kandungannya dengan minum obat-obatan yang merangsang kontraksi uterus. Kondisi pasien: lemah, TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 110 x/menit, suhu 36,8°C. Seluruh pakaian bawah pasien terkena darah. Hal apakah yang akan menyebabkan pasien mengalami syock: a. Volume darah tidak adekuat b. Sirkulasi tidak efektif c. Vaskularisasi dan sirkulasi tidak efektif d. Pompa jantung tidak adekuat e. Vaskularisasi tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang mengalami abortus dan ditangani di IGD.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan volume cairan tubuh berhubungan dengan perdarahan akibat abortus.
2. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan volume cairan dan sirkulasi darah.
3. Risiko syok berhubungan dengan perdarahan akibat abortus.
Penjelasan Singkat:
1. Penurunan volume cairan tubuh berhubungan dengan perdarahan akibat abortus:
- SDKI: Penurunan Volume Cairan Tubuh
- SLKI: Cairan Volume
- SIKI: Manajemen Cairan, Transfusi Darah
2. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan volume cairan dan sirkulasi darah:
- SDKI: Perfusi Jaringan Tidak Efektif
- SLKI: Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Perdarahan, Manajemen Syok
3. Risiko syok berhubungan dengan perdarahan akibat abortus:
- SDKI: Risiko Syok
- SLKI: Hemodinamik
- SIKI: Manajemen Syok, Manajemen Perdarahan
Jawaban yang tepat adalah opsi c. Vaskularisasi dan sirkulasi tidak efektif. Hal ini dikarenakan penurunan volume darah yang mengakibatkan tidak efektifnya sirkulasi dan vaskularisasi sehingga menyebabkan syok pada pasien.
Semoga penjelasan ini dapat membantu. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan.
Wassalamualaikum. -
Article No. 2610 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki umur 38 tahun masuk UGD diantar oleh petugas kepolisian, hasil pemeriksaan, pasien tidak sadar, terdapat luka robek di kepala bagian frontal sinistra, luka lecet di siku kanan, hasil pengukuran tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nafas 41 x/menit dan terdengar suara tambahan snoring. Apakah data yang perlu diperiksa pada kasus tersebut? a. Jumlah Perdarahan b. Frekuensi nadi c. Sumbatan jalan nafas d. Penyebab kejadian e. Nilai GCS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kasus tersebut memerlukan pemeriksaan dan penilaian terhadap beberapa data yang penting untuk menegakkan diagnosis keperawatan yang sesuai. Berikut adalah data yang perlu diperiksa:
1. Sumbatan jalan nafas (c)
Pemeriksaan jalan nafas sangat penting untuk mendeteksi adanya sumbatan yang dapat mengancam ventilasi pasien. Suara snoring yang terdengar mengindikasikan adanya obstruksi pada jalan nafas.
2. Nilai GCS (e)
Penilaian Glasgow Coma Scale (GCS) diperlukan untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien. Hal ini penting untuk menentukan tingkat keparahan cedera dan intervensi yang tepat.
3. Jumlah perdarahan (a)
Pemeriksaan jumlah dan sumber perdarahan perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kehilangan darah yang terjadi dan menentukan tindakan penanganan yang diperlukan.
4. Frekuensi nadi (b)
Pemeriksaan frekuensi nadi dapat memberikan informasi tentang kondisi kardiovaskular pasien dan kemungkinan adanya syok.
5. Penyebab kejadian (d)
Mengetahui penyebab atau mekanisme cedera yang terjadi dapat membantu dalam menentukan diagnosa keperawatan yang tepat dan intervensi yang sesuai.
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut adalah beberapa kemungkinan diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan untuk kasus ini:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
2. Penurunan Kesadaran
3. Risiko Perdarahan
4. Risiko Syok
Diagnosis keperawatan ini memerlukan intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah yang terjadi dan mencapai luaran keperawatan yang diharapkan, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, stabilisasi hemodinamik, dan peningkatan status kesadaran. -
Article No. 2611 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki, umur 35 tahun datang ke IGD karena mengalami luka tusuk pada tangan. Pasien mengalami perdarahan. Perawat akan melakukan tindakan untuk menghentikan perdarahan pasien. Daerah sekitar luka sudah dibersihkan, apakah tindakan selanjutnya yang harus dilakukan perawat? a. Tekan luka sampai perdarahan berhenti b. Berikan ATS c. Tutup luka dengan kassa steril d. Berikan obat untuk menghentikan perdarahan e. Tinggikan daerah luka
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, tindakan selanjutnya yang harus dilakukan oleh perawat adalah:
a. Tekan luka sampai perdarahan berhenti
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan Aktual
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko perdarahan aktual adalah keadaan dimana seseorang mengalami kehilangan cairan darah dari sistem vaskuler yang melebihi kemampuan tubuh untuk menggantinya.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Setelah tindakan keperawatan, pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada perdarahan aktif, dan tidak ada komplikasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang tepat adalah melakukan kompresi langsung pada area luka untuk menghentikan perdarahan aktif.
Jadi, tindakan selanjutnya yang harus dilakukan perawat adalah menekan luka sampai perdarahan berhenti. Hal ini sesuai dengan langkah penatalaksanaan luka tusuk untuk menghentikan perdarahan aktif. -
Article No. 2612 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke UGD diantar oleh istrinya dalam keadaan tidak sadar. Istri pasien mengatakan 30 menit yang lalu pasien mengeluhkan nyeri dada kiri yang hebat dan tembus hingga ke punggung. Pasien memiliki riwayat kolesterol tinggi. Dari pemeriksaan fisik ditemukan pasien mengalami henti nafas dan henti jantung. Tidak ditemukan cyanosis sircum oral dan akral masih teraba hangat. Pasien tidak merespon hanya dengan suara. Apakah yang anda lakukan sebagai seorang perawat? a. Cek pulsasi nadi karotis b. Panggil nama pasien c. Cek pulsasi nadi radialis d. Memposisikan pasien dengan posisi trendelenberg e. Memindahkan pasien di tempat yang datar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, dalam kondisi seorang laki-laki usia 56 tahun yang datang ke UGD dalam keadaan tidak sadar dengan keluhan nyeri dada kiri yang hebat dan tembus ke punggung, serta diketahui memiliki riwayat kolesterol tinggi dan mengalami henti nafas serta henti jantung, maka tindakan yang perlu dilakukan adalah:
1. Diagnosa Keperawatan:
- Penurunan Curah Jantung (NANDA-I)
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Penurunan Curah Jantung adalah kondisi di mana jantung tidak mampu memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Setelah dilakukan intervensi keperawatan, pasien diharapkan dapat mempertahankan curah jantung yang adekuat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital, Manajemen Jantung, Manajemen Perfusi Jaringan, dan Resusitasi Jantung Paru.
3. Tindakan Keperawatan:
a. Cek pulsasi nadi karotis (a) - untuk menilai apakah jantung masih berfungsi.
b. Tidak perlu memanggil nama pasien (b) karena pasien dalam kondisi tidak sadar.
c. Tidak perlu cek pulsasi nadi radialis (c) karena saat ini fokus utama adalah menilai fungsi jantung.
d. Memposisikan pasien dengan posisi trendelenberg (d) - untuk memfasilitasi aliran balik vena ke jantung.
e. Memindahkan pasien di tempat yang datar (e) - untuk memudahkan tindakan resusitasi.
Selanjutnya, tindakan keperawatan yang perlu dilakukan adalah segera memulai resusitasi jantung paru (RJP) sesuai dengan SIKI, untuk mengembalikan fungsi jantung dan pernapasan pasien. -
Article No. 2613 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien datang ke IGD karena mual dan muntah. abdomen acites. Pasien mengatakan kadang mengalami muntah darah dan BAB juga berdarah, akral dingin TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 120 x/mnt, frekuensi napas 24/mnt, suhu 36,8°C. Masalah keperawatan utama pada pasien tersebut ialah : a. Perubahan perfusi jaringan b. Gangguan mobilitas fisik c. Deficit volume cairan d. Penurunan cardiac output e. Intoleransi aktifitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, masalah keperawatan utama pada pasien tersebut adalah:
a. Perubahan perfusi jaringan
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Perubahan perfusi jaringan adalah status sirkulasi darah ke suatu bagian tubuh yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik jaringan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien akan menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat, ditandai dengan tekanan darah dalam rentang normal, akral hangat, dan kapiler refill kurang dari 3 detik.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, memantau perfusi perifer, mempertahankan posisi yang meningkatkan aliran balik vena, dan memberikan cairan intravena sesuai indikasi.
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami mual, muntah, akral dingin, dan tekanan darah rendah, maka perubahan perfusi jaringan merupakan masalah keperawatan utama yang harus segera ditangani. -
Article No. 2614 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 65 tahun dirawat dengan ketoasidosis diabetikum. Pasien mempunyai riwayat DM sejak usia 12 tahun dan 1 minggu yang lalu pengobatan insulin dihentikan. Hasil pengkajian TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 88 x/menit, Suhu 36,8°C. Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 4 tahun yang lalu dan sudah komplikasi gagal ginjal sejak 1 tahun yang lalu. Faktor pencetus pasien ketoasidosis ialah : a. Riwayat gagal ginjal b. Riwayat hipertensi c. Riwayat DM d. Infeksi saluran kemih e. Pengobatan insulin dihentikan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan dan cairan akibat ketoasidosis diabetikum.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Keadaan dimana seseorang mengalami asupan nutrisi dan cairan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien mencapai keseimbangan nutrisi dan cairan yang adekuat.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan asupan dan output, pemberian nutrisi parenteral, manajemen hiperglisemia, dan edukasi terkait diet.
Faktor pencetus ketoasidosis diabetikum pada kasus ini adalah:
e. Pengobatan insulin dihentikan
Riwayat gagal ginjal, hipertensi, dan DM yang dialami pasien merupakan kondisi yang mempredisposisi terjadinya ketoasidosis, namun bukan merupakan faktor pencetus langsung. Sedangkan infeksi saluran kemih tidak disebutkan dalam kasus ini.